Reyhan mengacak rambutnya saat bicara dengan Carles. Mereka saat ini sedang duduk di ruang kerja Reyhan. Rasa kecewa dan stres terlihat jelas di wajah pria satu anak itu. Bagaimana ia tidak kecewa dan stres ? Perusahaan DUBER GRUP saat ini terancam bangkrut akibat Reyhan kalah tender.
"Apa yang harus aku lakukan ?" Ucap Reyhan sambil menggaruk kepalanya.
"Kamu harus minta bantu kepada perusahaan lain. Hanya itu jalan satu-satunya" sahut Carles. Ia hanya bisa memberikan saran kepada Reyhan, dan tidak bisa membantunya, sebab perusahaannya juga ikut kalah dalam tender itu, hanya saja kerugiannya tidak sebesar kerugian Reyhan.
"Aku coba bicara dengan Daddy dulu" Reyhan meraih ponsel dari saku celananya lalu menghubungi ayahnya.
Hanya butuh 5 menit ia bicara dengan ayahnya melalui ponsel. Reyhan menaruh ponselnya di atas meja dengan kasar lalu menjatuhkan bokongnya di atas sofa. Wajahnya pria tampan satu anak itu terlihat semakin pucat.
"Bagaimana
Reyhan menarik rambutnya sendiri, ia merasa kesal dan kecewa karena sudah hampir 80 persen kliennya memutuskan kerja sama dengannya. Hanay tinggal 20 persen yang belum datang menemuinya, mungkin saja sebentar lagi mereka akan datang untuk memutuskan kerja sama dengannya. Tentu saja hal itu membuat Reyhan semakin stres.Ting-nong ting-nong suara dering ponselnya menyadarkan Reyhan dari hayalannya. Ia bangkit dari tempatnya melangkah menuju meja kerajaannya untuk meraih ponsel miliknya.Reyhan mengusap layar ponselnya setelah melihat nama yang muncul di sana."Iya sayang" ucap Reyhan."Mas di mana ? Kenapa belum pulang" suara cemas Zeira dari seberang sana"Aku masih di kantor sayang""Ini sudah larut malam mas" sahut ZeiraReyhan memutar matanya untuk melihat benda bulat yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia terperanjat saat melihat benda bulat itu menunjukkan pukul 1 malam. Sungguh ia tidak menyadari kalau hari sudah
Dua Minggu telah berlalu, Reyhan belum juga dapat solusi untuk perusahannya. Ia sudah berpikir untuk melelang kediaman Nicolas, tetapi tidak ada satupun yang setuju. Walaupun semua tidak setuju, Reyhan akan tetap melakukannya, hanya itu jalan satu-satunya agar ia bisa menyelamatkan perusahaannya, dan untuk sementara waktu, ia akan tinggal di apartemen bersama Zeira dan Andrian.Pagi ini Reyhan sengaja tidak pergi ke kantor, ia ingin menceritakan yang sebenarnya kepada Zeira."Mas, hari enggak ke kantor ya ?" Tanya Zeira saat Reyhan tiba di meja makan. Biasanya Reyhan selalu berangkat pagi dan pulang malam. Hal itu membuat Zeira bertanya, karena saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi."Enggak" sahut Reyhan singkat."Oh, kerjaan mas sudah enggak menumpuk lagi ya ?" Tanya Zeira sambil menyiapkan sarapan untuk Reyhan."Hm..." Sahut Reyhan yang membuat Zeira menghentikan gerakan tangannya."Mas, kamu kenapa sih, akhir-akhir ini malas
Benda bulat yang terletak di atas meja kecil di samping tempat tidur, telah menunjukkan pukul 1 malam, tetapi Reyhan belum juga kembali ke kamar. Zeira bangkit dari ranjang, ia keluar dari kamar, melangkah menuruni anak tangga untuk mencari Reyhan. Ia sudah melihat di setiap ruangan yang ada di lantai bawah, tetapi pria tampan itu tidak ada.Zeira kembali ke kamar, ia meraih ponsel miliknya lalu menghubungi Reyhan.Ting-nong ting-nong suara nyaring ponsel Reyhan di atas meja. Pria tampan itu ternyata meninggalkan ponselnya di kamar."Ya ampun mas. Kamu di mana sih" gerutu Zeira. Ia menjatuhkan bokongnya di atas sofa sambil meraih ponsel milik suaminya. Zeira mencoba menghidupkan ponsel Reyhan, tanpa sengaja matanya melihat sebuah email masuk di sana. Ia berpikir sejenak lalu bangkit dari sofa, Zeira keluar dari kamar melangkah menaiki anak tangga menuju ruang kerja Reyhan. Ia berpikir Reyhan pasti ada di sana, dugaannya memang benar, saat pintu terbuka ! I
Zeira tertawa bahagia saat melihat Reyhan kembali dari kantor. Ia memeluk pria tampan itu dan menumpahkan air matanya di dada bidang Reyhan. Butiran bening yang mengalir di kedua pipi mulusnya mengungkapkan rasa bahagianya."Sayang kamu kenapa menagis ?" Tanya Reyhan sambil mengelus rambut panjang Zeira."Aku sangat bahagia mas" sahut Zeira, dengan posisi masih memeluk Reyhan."Kalau bahagia jangan menagis sayang. Kalau menagis itu artinya bersedih" protes Reyhan.Zeira melepaskan pelukannya dari Reyhan "aku menangis karena bahagia mas. Aku sangat bahagia saat kamu memberitahuku" ucapnyaReyhan tersenyum melihat Zeira "tapi aku belum menerima kontraknya sayang""Kenapa mas ?""Karena aku belum mengenal perusahaannya. Tapi aku sudah bicara dengan Daddy, dan Daddy mengenal perusahaan itu" jawab Reyhan sambil melepaskan dasi dari lehernya."Apa mas akan menerimanya ?" Tanya Zeira. Ia begitu penasaran dengan keputusan suaminy
Dua hari telah berlalu, di mana pagi ini Caterina tidak pergi ke kantor, bahkan saat sarapan ia tidak ikut bergabung. Zeira yang merasa penasaran, lantas menemuinya ke kamar setelah Reyhan berangkat ke kantor.Tok.....tok...tok... Zeira mengetuk pintu kamar "Caterina, apa aku bisa masuk ?" Ucap Zeira"Caterina....."Zeira kembali memanggil Caterina, karena tidak ada Jawaban. Ia menggenggam gagang pintu lalu menekannya untuk membuka pintu."Caterina, Caterina" panggil Zeira sambil mencari ke ruang ganti dan kamar mandi, namun Caterina tidak ada. Zeira keluar dari kamar lalu bertanya kepada pelayan."Bibi, apa kamu melihat Caterina ?" Tanya Zeira kepad pelayan"Nona Caterina pergi sejak tadi malam, dan belum kembali sampai sekarang nyonya" sahut pelayan itu.Zeira mengerutkan keningnya, karena sudah 3 bulan Caterina tinggal di kediaman Nicolas, ia belum pernah pergi dari rumah tanpa memberitahu mereka. "Apa kamu melihatnya pergi ?" Ucapny
Setelah dari rumah sakit, Zeira meminta Bara untuk mengantarnya ke kantor Reyhan. Ia ingin mengatakan kepada suaminya kalau Wirawan datang dari Prancis."Selamat siang buk" sapa karyawan dengan ramah dan hormat saat melihat Zeira masuk dari pintu utama. Tentu saja dia hormat, secara yang datang adalah istri bos besarnya."Selamat siang" sahut Zeira dengan ramah "Apa pak Reyhan ada di ruangannya ?" Lanjutnya."Ada buk. Mari saya antar" tawar wanita itu."Enggak usah, aku bisa sendiri. Lanjutkan saja pekerjaanmu" tolak Zeira dengan lembut. Ia memang selalu bersikap seperti itu, Zeira tidak ingin diperlakukan layaknya seorang bos atau ratu."Baik buk"Zeira melangkah menuju lift khusus karyawan, karena ia tidak memiliki kartu untuk menaiki lift khusus petinggi atau bos.Ting....suara pintu lift yang menandakan kalau ia sudah tiba di lantai 39. Zeira melangkah dengan lembut agar tidak menimbulkan suara yang akan mengganggu karyawan yang s
Malam yang dingin, Reyhan duduk sendiri di kursi taman sambil memandang ikan di dalam kolam. Ia selalu terpikir tentang ucapan Wirawan kepadanya saat mereka di rumah sakit. Pria paruh baya itu, menceritakan tentang penyakit yang diderita Caterina. Yang paling menyentuh hati Reyhan adalah, saat Wirawan mengatakan kalau Caterina datang ke Indonesia untuk mendapatkan pria yang ia cintai, tatapi sampai saat ini Caterina belum menemukannya."Mas..." Panggil Zeira dari arah punggungnya, yang membuat ia tersadar dari hayalannya."Ha, iya sayang" sahut Reyhan"Mas kenapa di sini ? Mas tahu enggak, kalau aku mencari kamu dari tadi" ucap Zeira sambil menjatuhkan bokongnya di samping Reyhan."Tahu dong sayang. Aku kan sengaja di sini, biar kamu cari aku" canda Reyhan."Ih.... ternyata mas sengaja" Zeira mendorong lengan Reyhan dengan lembut. "Mas, aku bisa tanya sesuatu enggak ?" Lanjutnya"Boleh sayang" Reyhan merangkul Zeira lalu meletakkan dag
"iya ada apa om" desak Reyhan. Ia sudah tidak sabar lagi ingin mendengar apa yang akan dikatakan Wirawan kepadanya."Tolong nikahi putriku" ucap Wirawan sambil menggenggam satu tangan Reyhan"Ha, apa ini om ? Apa aku tidak salah mendengar ?" Ucap Reyhan. Ia benar-benar tidak percaya apa yang baru saja keluar dari mulut Wirawan. Sungguh ucapan pria paruh baya itu di luar akal sehat Reyhan. Bagaimana ia bisa meminta Reyhan untuk menikahi putrinya, sementara Reyhan sudah memiliki istri dan anak. Itu sungguh perintah konyol, yang tidak akan pernah Reyhan terima."Apa yang kamu dengar itu adalah benar. Aku mohon kepadamu Reyhan" Wirawan kembali memohon kepada Reyhan. Ia sebenarnya sudah tahu kalau Reyhan tidak akan menerima permintaannya, tetapi ia harus mencoba demi putri semata wayangnya."Om sudah gila, aku sudah memiliki istri Om. Bagaimana kamu bisa memintaku untuk menikahi Caterina. Ini sungguh tidak masuk akal" bantah Reyhan."Tapi kamu lah
Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t
Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan
Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir
Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, kini Zeira bisa kembali ke kediaman Nicolas bersama putrinya. Saat mereka tiba di kediaman Nicolas, kedua mertuanya dan para kerabat dekat sudah menyambut kedatangan mereka. Zeira merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa itu, ia merasa diperlakukan layaknya seperti putri kerajaan. Mansion megah itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna pink dipadu dengan warna biru muda. Di setiap sudut ruangan itu dihiasi dengan balon berwarna warni."Selamat sayang" ucap Fina sang ibu mertua kepada Zeira"Terima kasih mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi ibu mertuanya itu. Begitu juga dengan kerabat yang lain, mereka memberikan selamat kepada Zeira dan Reyhan atas kelahiran anak keduanya.Acara keluarga itu berakhir pada saat waktu menunjukkan pukul lima sore, para kerabat dan tamu sudah kembali ke kediaman masing-masing, kini hanya tinggal keluarga Nicolas."Sayang, ini ada hadiah untuk kamu dan putrimu" uc
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h