Dua hari telah berlalu, di mana pagi ini Caterina tidak pergi ke kantor, bahkan saat sarapan ia tidak ikut bergabung. Zeira yang merasa penasaran, lantas menemuinya ke kamar setelah Reyhan berangkat ke kantor.
Tok.....tok...tok... Zeira mengetuk pintu kamar "Caterina, apa aku bisa masuk ?" Ucap Zeira
"Caterina....."Zeira kembali memanggil Caterina, karena tidak ada Jawaban. Ia menggenggam gagang pintu lalu menekannya untuk membuka pintu.
"Caterina, Caterina" panggil Zeira sambil mencari ke ruang ganti dan kamar mandi, namun Caterina tidak ada. Zeira keluar dari kamar lalu bertanya kepada pelayan.
"Bibi, apa kamu melihat Caterina ?" Tanya Zeira kepad pelayan
"Nona Caterina pergi sejak tadi malam, dan belum kembali sampai sekarang nyonya" sahut pelayan itu.
Zeira mengerutkan keningnya, karena sudah 3 bulan Caterina tinggal di kediaman Nicolas, ia belum pernah pergi dari rumah tanpa memberitahu mereka. "Apa kamu melihatnya pergi ?" Ucapny
Setelah dari rumah sakit, Zeira meminta Bara untuk mengantarnya ke kantor Reyhan. Ia ingin mengatakan kepada suaminya kalau Wirawan datang dari Prancis."Selamat siang buk" sapa karyawan dengan ramah dan hormat saat melihat Zeira masuk dari pintu utama. Tentu saja dia hormat, secara yang datang adalah istri bos besarnya."Selamat siang" sahut Zeira dengan ramah "Apa pak Reyhan ada di ruangannya ?" Lanjutnya."Ada buk. Mari saya antar" tawar wanita itu."Enggak usah, aku bisa sendiri. Lanjutkan saja pekerjaanmu" tolak Zeira dengan lembut. Ia memang selalu bersikap seperti itu, Zeira tidak ingin diperlakukan layaknya seorang bos atau ratu."Baik buk"Zeira melangkah menuju lift khusus karyawan, karena ia tidak memiliki kartu untuk menaiki lift khusus petinggi atau bos.Ting....suara pintu lift yang menandakan kalau ia sudah tiba di lantai 39. Zeira melangkah dengan lembut agar tidak menimbulkan suara yang akan mengganggu karyawan yang s
Malam yang dingin, Reyhan duduk sendiri di kursi taman sambil memandang ikan di dalam kolam. Ia selalu terpikir tentang ucapan Wirawan kepadanya saat mereka di rumah sakit. Pria paruh baya itu, menceritakan tentang penyakit yang diderita Caterina. Yang paling menyentuh hati Reyhan adalah, saat Wirawan mengatakan kalau Caterina datang ke Indonesia untuk mendapatkan pria yang ia cintai, tatapi sampai saat ini Caterina belum menemukannya."Mas..." Panggil Zeira dari arah punggungnya, yang membuat ia tersadar dari hayalannya."Ha, iya sayang" sahut Reyhan"Mas kenapa di sini ? Mas tahu enggak, kalau aku mencari kamu dari tadi" ucap Zeira sambil menjatuhkan bokongnya di samping Reyhan."Tahu dong sayang. Aku kan sengaja di sini, biar kamu cari aku" canda Reyhan."Ih.... ternyata mas sengaja" Zeira mendorong lengan Reyhan dengan lembut. "Mas, aku bisa tanya sesuatu enggak ?" Lanjutnya"Boleh sayang" Reyhan merangkul Zeira lalu meletakkan dag
"iya ada apa om" desak Reyhan. Ia sudah tidak sabar lagi ingin mendengar apa yang akan dikatakan Wirawan kepadanya."Tolong nikahi putriku" ucap Wirawan sambil menggenggam satu tangan Reyhan"Ha, apa ini om ? Apa aku tidak salah mendengar ?" Ucap Reyhan. Ia benar-benar tidak percaya apa yang baru saja keluar dari mulut Wirawan. Sungguh ucapan pria paruh baya itu di luar akal sehat Reyhan. Bagaimana ia bisa meminta Reyhan untuk menikahi putrinya, sementara Reyhan sudah memiliki istri dan anak. Itu sungguh perintah konyol, yang tidak akan pernah Reyhan terima."Apa yang kamu dengar itu adalah benar. Aku mohon kepadamu Reyhan" Wirawan kembali memohon kepada Reyhan. Ia sebenarnya sudah tahu kalau Reyhan tidak akan menerima permintaannya, tetapi ia harus mencoba demi putri semata wayangnya."Om sudah gila, aku sudah memiliki istri Om. Bagaimana kamu bisa memintaku untuk menikahi Caterina. Ini sungguh tidak masuk akal" bantah Reyhan."Tapi kamu lah
Hari yang cerah menyambut pasangan suami-istri itu di pagi hari. Seperti biasa mereka selalu sarapan bersama sebelum melakukan aktifitasnya masing-masing. Tapi hari ini berbeda dengan hari yang sebelumnya.
Dua hari telah berlalu, kondisi Caterina kembali memburuk, sementara Reyhan sengaja pergi ke luar kota agar tidak bertemu dengan Caterina. Berbeda dengan Zeira dan Vivi yang selalu setia menemani Caterina di rumah sakit. Kedua wanita cantik itu selalu bergantian untuk menemani Caterina. Saat ini hanya Zeira dan Wirawan yang menemani Caterina, karena Vivi sudah kembali ke kediaman Nicolas untuk menemani Andrian."Zeira" panggil Wirawan"Iya om" sahut Zeira dengan ramah"Apa aku bisa mengatakan sesuatu ?" Tanya Wirawan ragu-ragu"Tentu saja om""Tapi aku mohon, kamu jangan marah" mohon Wirawan dengan wajah yang sedih.Zeira tersenyum "aku tidak mungkin marah kepada om" ucapnya."Om mohon kepadamu sekali ini saja. Izinkan Reyhan menikah dengan Caterina" ucap Wirawan yang membuat mata Zeira melotot."Apa-apaan ini" sentak Zeira. Ia sampai tidak sadar kalau nada suaranya tinggi. "Om jangan bercanda. Ini enggak lucu" lanjut Zei
Zeira bergegas ke rumah sakit setelah menerima pesan singkat dari Wirawan. Ia sebenarnya tidak ingin peduli dengan keadaan Caterina lagi. Hatinya sudah terasa pedih karena Caterina diam-diam mencintai Reyhan. Tetapi hati nuraninya selalu berkata dan memaksanya untuk selalu peduli dengan orang lain. Hal itu yang membuat Zeira melangkah menuju rumah sakit.Saat tiba di rumah sakit, Zeira melihat Wirawan sedang mondar-mandir di depan ruangan ICU. Pria paruh baya itu terlihat khawatir dan cemas akan putrinya."Bagaimana keadaan Caterina om ?" Ucap Zeira dengan lembut. Ia berusaha bersikap seolah-olah tidak ada masalah.Wirawan memutar tubuhnya menghadap Zeira "Caterina kritis" ucap Wirawan dengan berurai air mata."Sabar ya om" Zeira mengelus lengan Wirawan."Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi. Tuhan memberikan aku kekayaan, tetapi dia tidak memberikanku kebahagiaan. Sungguh dunia ini tidak adil. Untuk apa aku memiliki harta melimpah jika kedua wani
Dari terbenamnya matahari hingga terbit kembali, Zeira tidak bisa memejamkan mata. Satu malam ini ia hanya duduk sambil memandang wajah pria tampan yang tertidur pulas di sampingnya. Butiran bening tidak berhenti menetes dari kedua bola matanya. Sungguh ia begitu sulit untuk mengambil keputusan. Wanita mana yang rela berbagi suami dengan wanita lain. Hanya wanita yang berhati malaikat lah yang sanggup melakukan itu. Mungkinkah Zeira salah satu wanita yang memiliki hati seperti malaikat ? Ya, mungkin saja, karena paksaan dari masalah yang sedang ia alami saat ini."Apa kamu sudah puas memandangiku ?" Ucap Reyhan tiba-tiba, yang membuat Zeira tersadar dari hayalannya. Ia memalingkan wajahnya, agar Reyhan tidak melihat ia saat mengusap air mata dari pipinya."Mas, aku buat teh dulu" ucap Zeira. Ia menurunkan kedua kaki dari atas ranjang, lalu melangkah menuruni anak tangga menuju dapur.Reyhan sedikit bingung melihat sikap istrinya itu, ia memandang Zeira hingga me
Setelah Reyhan pergi meninggalkan kediaman Nicolas, pria tampan itu belum juga kembali hingga saat ini. Zeira semakin khawatir saat melihat waktu telah menunjukkan pukul 3 pagi."Kamu di mana mas" ucap Zeira sambil berusaha menghubungi nomor Reyhan. Ia sudah berkali-kali menghubunginya tetapi tida satupun yang terhubung, ia selalu di sambut dengan suara merdu wanita cantik, *nomor yang anda tuju sedan tidak aktif atau berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi*Tanpa ragu, Zeira ke luar dari kamar, ia melangkah menuju kamar Vivi.Tok....tok...tok.... Zeira mengetuk pintu. Hanya tiga kali ketukan, Vivi tiba-tiba membuka pintu kamarnya"Ada apa Ra ?" Tanya Vivi dengan cemas."Vi, mas Reyhan belum kembali sampai sekarang. Nomornya juga tidak dapat dihubungi" sahut Zeira"Benarkah ?" Tanya Vivi"Iya Vi. Tolong minta Roy untuk mencari mas Reyhan. Aku sangat khawatir Vi" mohon Zeira dengan wajah yang sedih.