"Sayang—"Sam menaikkan pandangannya dan tersenyum saat melihat Mamanya yang masuk ke dalam kamarnya lalu duduk di pinggir tempat tidur tepat di sampingnya."Kenapa Ma?" Sam kembali sibuk memasukkan beberapa baju juga peralatan belajarnya ke dalam tas ranselnya. Nanti siang semua siswa kelas 12 harus berkumpul di sekolah untuk mengikuti kegiatan darmawisata selama tiga hari dua malam di salah satu kawasan Argrowisata yang langsung bersentuhan dengan alam. Pihak sekolah memang rutin mengadakan acara serupa setiap tahunnya untuk memberi udara segar bagi murid-murid yang sebentar lagi akan mengikuti ujian supaya tidak stress. Di sana mereka akan belajar sambil bermain dengan alam."Sepertinya kamu tidak bersemangat mengikuti acara Darmawisata ini." Adela duduk seraya memandangi Sam lekat. "Masih belum bertemu dengan Boram?"Sam menggelengkan kepalanya. "Sam sama sekali nggak tahu ke mana Boram. Entah dia ikut kegiatan ini juga atau tidak. Sam sih berharap dia ada di sana.""Sabar ya say
Lalu Pak Rei mengabsen mereka satu-satu dan setelah itu mereka diperbolehkan masuk. Berombongan melewati jalan setapak yang disekitarnya tumbuh perpohonan yang asri. Udaranya bersih dan pemandangannya serba hijau sampai mereka sampai di padang luas yang dikeliling pohon tinggi yang rimbun dan beberapa fasilitas seperti kamar mandi juga dapur umum di sana. Tempat yang akan menjadi kumpulan perkemahan yang sudah disiapkan oleh pihak pengelola.Setelah semuanya beres, anak-anak diperbolehkan berkeliling atau melakukan apapun tapi harus kembali sebelum matahari terbenam untuk makan malam bersama dan dilanjutkan dengan acara api unggun."Sam—"Sam yang setelah memasang tenda duduk di depan tendanya sendirian memandangi teman-temannya yang asik sendiri ke sana kemari mendengus kesal saat melihat Ratu mendekat."Jangan acuhkan aku seperti ini," ucapnya kesal."Kalau begitu jaga sikapmu, dek," ucap Sam akhirnya."Kamu marah hanya karena surat itu?"Sam semakin kesal dibuatnya, memandangi ratu
Flashback On"Apa kamu tahu, aku dan Arbian punya kisah yang rumit di masa lalu?"Jenna yang sejak memberhentikan mobilnya di dekat taman kota yang ramai dengan para pedagang yang berjualan akhirnya bersuara. Boram sudah deg-degan dengan apa yang akan mereka bicarakan karena sejak awal wanita itu membencinya setelah mengira kalau dia telah merebut Arbian."Aku hanya tahu dipermukaan tapi tidak tahu detailnya namun satu hal yang bisa aku katakan kalau hubungan kami tidak seperti yang kamu pikirkan," jawab Boram seraya meremas tangannya sendiri.Jenna menoleh dan berucap serius, "Jadi seperti apa hubungan kalian?""Hanya sebatas teman.""Teman? Are you sure?" Jenna berdecak dan menatap ke depan. "Sebelumnya Arbian tidak pernah terlihat sedekat ini dengan seorang wanita. Yeah, aku memang jauh di luar negeri sana tapi aku tahu apa yang dilakukannya dengan semua wanita itu. Hanya pengalihan sesaat tapi kenapa denganmu berbeda?" Tanyanya seraya menoleh lagi dan menuntut penjelasan.Boram te
"Ah, begitu ceritanya," desah Samudra seraya memegangi kepalanya yang sedikit tertunduk di depan Boram di dalam salah satu rumahan sawah kecil yang beratap dedaunan kering yang ada di sekitar taman bunga khusus untuk duduk para pengunjung dengan pemandangan hamparan bunga mawar aneka warna yang sedang bermekaran. Sosok Boram terhalang sekat kayu sementara Sam duduk di jalan masuknya di tangga teratas sambil mengawasi sekitar.Boram tersenyum kecil, "Memangnya apa yang kamu pikirkan?""Astaga, aku ngira kamu ninggalin aku Mbak," ucapnya langsung dengan tatapan frustasi. "Aku kan jadi baper beberapa hari ini dan mendapat julukan labil dari Pak Rei.""Aku memang terpaksa pergi di saat keadaan kita seperti itu dan yah, ada hikmahnya juga karena kamu jadi nggak marah lagi," kekehnya kemudian."Iya itu salahku sih karena sok main pergi aja tanpa mendengar penjelasan," ucapnya sambil tertawa."Aku mengerti Sam," balas Boram seraya memandangi Sam. Hatinya tidak salah memilih bukan, meski Samu
Dengan sengaja, Samudra menyisir rambutnya ke belakang dengan jemari membuat para cewek jelas hebohnya makin maksimal apalagi saat Sam melepas kemejanya yang memang tidak di kancing itu hingga hanya menyisakan kaus tanpa lengan yang dipakainya di dalam dan mengaitkan kemejanya di pinggang. Semua cewek itu langsung memekik. Boram makin menutup telinganya dengan rapat. Bagi mereka, Samudra adalah sebentuk fatamorgana indah yang terlalu jauh untuk mereka gapai. Karena entah kenapa, cowok itu sama sekali tidak terlihat dekat dengan perempuan manapun selain Ratu padahal mereka tidak berpacaran dan setelah hampir tiga tahun kebersamaan mereka, Samudra akan tetap menjadi hayalan terindah mereka di masa-masa SMA. Sosok badboy seperti yang ada di cerita fiksi meski cowok itu sama sekali tidak kaya raya. Jadi malam ini, mereka benar-benar berharap bisa melihat kelebihan cowok itu dalam hal menyanyi karena mungkin setelah malam ini mereka tidak akan memiliki kesempatan lagi karena ujian kelulus
Besoknya semua siswa asyik dengan kegiatannya di area Agrowisata. Ada yang mencoba untuk berkebun tanaman rempah-rempah, ada yang menanam bunga mawar juga matahari dan ada yang sedang asyik bersentuhan dengan hewah-hewan jinak berupa ular, monyet dan burung yang memang dipelihara di sana.Boram dan Reihan mengawasi semua kegiatan mereka dengan senyuman sambil mengobrol ringan."Belajar di ruang terbuka seperti ini memang mengasyikan ya Pak," ucap Boram."Iya. Banyak yang bisa mereka dapatkan. Makanya aku ngotot kalau kegiatan tahunan seperti ini harus tetap diadakan. Ini bisa me-refresh pikiran mereka sebelum kembali berkutat dengan ujian akhir. Oh ya Bu—" Boram menoleh ke Rehan. "Saya dengar dari Bu Marwa kalau kontrakmu sudah habis ya?"Boram mengangguk dengan senyuman tipis. "Iya Pak. Kalau semua murid kelas 12 sudah ujian sisanya akan di urus sama guru matematika yang asli, Bu Risma. Kata Bu kepala sekolah sih, beliau akan memikirkannya dulu apakah mau diperpanjang atau tidak."Re
Adela sama sekali tidak menyangka kalau Anthony nekat menemui Sam lebih dulu tanpa sepengetahuannya. Padahal dia sama sekali belum memberitahu Sam tentang keinginan lelaki itu. Kalau sudah seperti ini, Adela tidak memiliki pilihan lain dan tidak bisa mengulur waktu lagi untuk mempertemukan mereka dan membicarakan yang perlu dibicarakan.Jadi sejak setengah jam yang lalu, Adela seperti bingung sendiri ingin menghubungi Anthony karena sudah lama mereka tidak pernah saling tatap bahkan mengobrol. Adela tidak mau mengambil resiko kalau hal itu diketahui Anissa dan menyulitkan Anthony.Adela duduk di beranda rumahnya, merasakan semilir angin berhembus dan menerbangkan helaian rambutnya. Sam sedang mengikuti acara Darmawisata jadi sejak kemarin, dia hanya sendirian di rumah. Ponsel di tangan sejak tadi hanya dia genggam karena dia belum merasa siap menghubungi Anthony langsung.Adela berdecak, menekan sederet nomor yang memang dihapalnya dan dengan penuh tekad melakukan panggilan itu. Kalau
"Dia tidak apa-apa. Jangan khawatir."Alka menghembuskan napas lega saat mendengarnya, terduduk di kursi samping ranjang yang ditidurin Ratu yang masih belum sadarkan diri setelah pingsan tadi. Jery memang mengutus seorang dokter dalam acara Darmawisata itu hanya untuk memastikan Ratu langsung mendapatkan penanganan saat terjadi keadaan darurat. Jery tidak mau mengambil resiko dengan membiarkan begitu saja Ratu di luar tanpa pengawasan dokter karena kesehatannya akhir-akhir ini memburuk."Tapi dia harus istirahat dulu karena saya yakin kepalanya sedang berdenyut sekarang dan terpaksa harus saya kasih infus. Kita tunggu saja sampai dia sadar.""Iya dok, terimakasih banyak."Dokter Hery mengangguk, memastikan kalau infusnya mengalir lancar kemudian kembali ke mejanya di sudut ruangan meninggalkan Alka yang duduk diam memandangi Ratu lalu mengecup punggung tangannya."Aku selalu berharap untuk kesembuhanmu, Queen. Supaya kamu bisa ceria lagi dan mendapatkan semua pengalaman layaknya pere