Share

83

"Eeeh, kok berantem la-giii. Udah, udah," kataku. Aku mengerucutkan bibir saat bertemu tatap dengan suamiku melalui spion dalam. Akhirnya, aku memilih duduk tegak dengan waspada jika ada yang mau memukul duluan, maka tangannya akan kupegang.

Perlahan-lahan, Ian dan Deri mulai tertidur. Jadi ketika sampai di kapal harus dibangunkan berkali-kali barulah Ian mau membuka mata. Sementara Deri digendong oleh ayahnya. Aku dan Mas Angga menaiki tangga menunju ke atas, Mas Angga tentu saja dengan menggendong Deri di dadanya sementara aku menuntun Ian yang kepo banget, segala macam ditatap olehnya dan ditanyakan. Terkadang dia berhenti melangkah cukup lama hanya untuk menghitung banyaknya mobil di lantai bawah sementara aku dan dia di tangga menuju lantai atas, udah gitu ditungguin oleh orang-orang di belakang kami. Aku gedek banget, sumpah. Untung aku cinta beneran sama Mas Angga, jadi ya harus menyayangi anaknya juga dengan sepenuh hati.

Drama gak berhenti sampai di sini saja rupanya. Begitu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status