Pintu baru saja terbuka sosok Devan yang awalnya terkejut kemudian dengan cepat memeluk Yasmine. Lelaki itu tak kalah terkejut mendapati eyangnya yang bisa berdiri dan berjalan meskipun tertatih dalam tumpuan tongkatnya.
"Apa?"
Mata Devan adalah mata khas dan sangat menarik untuk diulas, terlebih ketika terkejut. Matanya yang bulat akan membesar dan penghias kantung matanya membuatnya nampak imut, kalian justru tidak percaya pria ini berusia 27 tahun. Terlihat menggemaskan.
"Sudah~ percaya saja sama Hana. Eyang tahu Hana bisa bawa mobil-"
"Bukan masalah itu eyang. Tapi eyang mau kemana? Biar Devan antarin yaa?"
"Tidak perlu. Eyang ada urusan dengan Hana" Devan melirik Hana yang menggeleng tidak tahu apa yang dimaksud Yasmine tahu akan meminta tuntutan informasi dari tatapan lelaki itu.
"Tapi-"
"Jam kerjamu 3 jam lagi akan selesai. Bisa kamu susul eyang di restoran Bougenville? Kita makan malam disana"
"Nyonya. Anda harus makan-" ingin menyela karena makanan di rumah sudah disiapkan seperti biasanya dan Yasmine sangat pantang memakan makanan dari luar.
"Disana juga ada menu bubur dan makanan sehat Hana. Jangan khawatir"
"Devan tolong beritahu orang rumah untuk makan malam seperti biasa tanpa eyang dan jangan ceritakan kalau eyang bepergian oke?"
Sekali lagi Devan mengerutkan dahinya bingung, Yasmine hari ini benar-benar aneh sedikit tidak rela untuk membiarkan eyangnya pergi tapi Devan tahu pasti ada hal genting yang eyangnya ingin lakukan. Jadi ia tidak banyak bertanya, ngomong-ngomong itu ciri khas Devan. Tidak terlalu banyak omong seperti Nazwa.
Butuh waktu 3 menit dimana Devan menjelaskan pemakaian mobil sportnya dan selingi tawa betapa takutnya lelaki itu kalau-kalau saja Hana salah teknis dalam membawanya. Oh.. Katakan saja sebenarnya Devan khawatir batin Yasmine yang sedari tadi tertawa melihat interaksi cucu kerennya dengan Hana yang polos.
Beruntung bukan tipe mobil yang aneh bagi Hana, sisa dari sedikit penjelasan Devan seperti penggunaan pada mobil umumnya. Setidaknya pilihan tepat Devan hari ini membawa Marcedes S63 AMG Harganya sangat mahal bahkan mencapai 5 milyar -oh ini bukan angka main-main tapi lelaki yang Hana juluki Vampire ini memiliki beberapa koleksi mobil sport lainnya, mahal ya? ditenagai mesin AMG 4.0 Liter V8 BiTurbo yang bisa memproduksi tenaga sebesar 450 kW dan torsi 900 Nm. Mesin mobil ini membuat sedan terkeren di dunia bisa berakselerasi dari 0-100 km/jam dalam waktu 3.5 detik.
Itu pengetahuan yang minim bagi Hana setelah ia mencari tahu jenis mobil Devan yang sering digunakannya. Warnanya netral dan tidak mencolok -cukup rambutnya saja yang mampu membuat para wanita langsung memusatkan perhatian padanya. Tapi demi apapun Hana bukan orang yang tergila-gila dengan mobil mewah dan lagipula artikel yang ia baca barusan tidak membuatnya banyak mengerti kenapa mobil yang dinaikinya tadi bernilai fantastis.
****
Vampire adalah sebutan untuk Devan yang Hana sematkan dalam hati, yah.. Hana tidak seberani itu memanggil Devan Vampire atau sekedar mengejek.
Devan tipe orang yang tidak banyak bicara dan karakter lelaki itu memang pendiam tapi jika sesuatu yang menyangkut hobinya ia dengan semangat menceritakan. Terlebih Yasmine, Hana tahu lelaki itu hanya dekat dengan eyangnya dan tidak begitu akrab dengan keluarga lainnya. Entah kenapa, Hana juga tidak tahu sekilas yang ia lihat cucu pertama Adiwijaya dengan Devan seperti kutub es, sama-sama dingin jika berhadapan bersama.
Oh.. Benar cucu pertama Adiwijaya bernama Ariel Lukman Adiwijaya merupakan kakak kandung Nazwa si murid cerewet itu. Ariel mengganti posisi eyang Yasmine mengelola yayasan Teratai -ingat hanya mengelola, bukan pemilik sah- Dari ketiga cucu Yasmine, Hana hanya akrab dengan Ariel dan Nazwa.
Sudah sebulan lebih Hana tak bertemu Ariel yang ia panggil Koko Ariel lantaran wajahnya sekilas mirip orang chinese dan lelaki itu tak keberatan mau dipanggil apapun kecuali sebutan awal Hana bekerja 'Tuan'
Hana maklum Ariel dan Nazwa memiliki kedua orangtua yang lengkap mampu mengasuh kedua anaknya dengan baik seperti tatakrama yang sopan dan ramah pada siapapun dan lebih maklum pada Devan yang tidak dirawat oleh kedua orang tuanya semenjak umur 11 tahun, jadi wajar kan kalau lelaki ini seperti orang yang tertutup.
Suara tawa Devan memecah lamunan Hana, dilihatnya Yasmine dan cucunya mengobrol entah jalur kemana saja dan Devan dengan mudahnya tertawa. Banyak hal yang bersembunnyi dibalik cover Devan, lelaki itu absurd, childish dan ada komedi dibalik ceritanya. Sisi itu jarang terlihat dan Hana tahu maksud dibalik ketertutupan seorang Devan, lelaki itu hanya menunjukkan sisi baiknya dengan orang yang berhubungan dekat.
Lagi, kekehan Devan membuat Hana harus melihat kearahnya. Memandang gigi kelinci lelaki itu dan urutan gigi taringnya yang terlihat seperti vampire. Hana membayangkan ekspresi apa jika Devan tahu sebutan ini, marahkah? Menatapnya tajam atau tertawa? Opsi terakhir sungguh mustahil terjadi.
"Biasa pulang bekerja, apa yang kamu lakukan Hana?" Yasmine membuka obrolan dan membuat Hana sedikit gugup. Diliriknya Devan yang ikut menyimak sembari masih terfokus pada jalanan.
"Istirahat dan menonton film eyang. Tidak banyak yang kulakukan di malam hari sebenarnya"
Yasmine sangat tahu bahwa Hana adalah orang yang menjaga privasinya, banyak hal tentang Hana yang ia ingin kulik namun Yasmine tahu diri dan memilih bertanya hal yang seperlunya.
"Apa kamu punya grup? Bagaimana kamu berkumpul dengan teman-temanmu?"
"Grup? Entahlah.. Tapi aku hanya memiliki beberapa teman yang tidak begitu dekat setidaknya 2 minggu sekali kami bertemu dan berkumpul"
"Oh.. Tidak- tuan Devan kelewatan" Hana tersadar bahwa jalan menuju apartemennya berada di jalan Citrus namun terlewat beberapa meter.
"Bukankah terdengar aneh van? Tuan Devan?" Yasmine bertanya pada Devan dan diiringi kekehan. Devan hanya tersenyum menanggapi dan fokus memutar jalan mobilnya.
"Satu hal yang kamu harus tahu Hana. Aku tidak pernah mengajarkan anak cucuku tentang status pekerjaan orang-orang yang berpikir mereka rendahan dan memiliki jarak yang sangat jauh"
"Kita semua sama yang membedakan adalah tugas kehidupan kita disini, seperti kamu. Saya bahkan tidak mau menyebutmu pengasuh dan memilih kata perawat meskipun kamu bukan nakes. Bahkan aku menganggapmu seperti cucuku sendiri Hana. Kamu sangat berharga di kehidupan saya" tutur panjang Yasmine.
"Terima kasih. Kalau begitu saya pamit pulang" pamit Hana dan keluar dari mobil.
***
NB. Visual yang dimaksud dalam cerita ini untuk karakter Ryu Devan Adiwijata adalah Choi Yeonjun (Personil TXT). Jadi duplikat urutan gigi disini sama persis (silahkah seacrh di google 😊)
Hana membuka paket kotaknya dimana 3 temannya dari prancis menitipkan sesuatu padanya dan satu orang lagi yang berjasa bagi kehidupanan Hana hingga ia bisa kembali ke negaranya dengan tenang.Ada beberapa cemilan bungkusan, aksesoris dan peralatan dapur sederhana lalu barang dari pengirim utamanya adalah baju batik cantik bewarna pink yang didesign model kimono dengan akses tali pita dibagian pinggangnya.Cantik sekali..Hana tersenyum saat tahu baju yang ia pegang dengan keterangan limited edition.Tidakkah Vania berlebihan?"Owh.. Bounjur tanth""comment vas-tu?" (apa kabar)".....""la robe est très jolie" (gaunnya sangat cantik) ****Minggu pagi yang cerah menyambut. Hari ini Hana libur, Devan baru s
Reza baru saja mengantarkan berkas laporan keuangan pada Devan yang masih serius. Mata Reza menyipit seakan silau melihat antara rambut Devan atau tumpukan kertas yang makin hari makin meningkat."Kenapa?""Enggak ada. Semangat yaa bro" semangat Reza"Oh iya van.. Bukannya kamu bilang Hana hanya memiliki satu anggota keluarga?"Devan menegakkan punggungnya topik yang dibicarakan Reza selaku sekretarisnya memecah konsentrasi dan ia langsung tertarik menjawab."Iya benar. Kenapa?""Ibunya, tantenya atau kakaknya?""Aku tidak tahu. Anak itu tertutup""Makaya diketuk dong, supaya di bukaiin pintu""Ha! Lucu""Kenapa kamu tiba-tiba bertanya?""Kemarin aku melihat Hana di RSKSP, aku ragu sih kalau itu ibunya tapi sekilas antara mirip sama enggak mirip. Masa iya ibunya?""Kamu yakin itu Hana?"
Dan berakhirlah keduanya disini, Reza sibuk menyesap Frappuccino Green Tea Crème sembari bermain game di mejanya. Lalu orang diseberangnya sibuk meratapi hujan yang bertambah deras sebelum ia sampai di PI sembari meletakkan jemari tangan kanannya disisi gelas Hot Chocolate Signature yang ia pesan.Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing namun Reza seakan menyerah dengan kebungkaman Devan. Padahal ada cerita menarik yang ia ingin bahas disini, sebut saja si melati dan beberapa teman lainnya kedapatan melirik kearah meja mereka namun tak sadar bahwa zipper rok spannya dibelakang seakan sesak membungkus bagian pinggulnya dan..."Ahaha..." sukses membuat Devan menatap Reza aneh."Kesambet apaan lo?"Reza memegang perutnya sembari meredakan tawanya yang juga mampu menarik perhatian barista.Robek.. Meskipun sedikit namun mampu membawa sensasi humor Reza. Si melati tad
Pukul jam 5 sore tepatnya Hana sudah siap dengan peralatan mandi dan air hangat dengan suhu tertentu yang dianjurkan dokter untuk membersihkan tubuh Nyonya Yasmine.Sekiranya setengah jam untuk waktu yang lama mengurus Nyonya Yasmin mandi 2x dalam sehari. Hana dulu diberitahu oleh Caregiver sebelumnya bahwa hampir makan waktu satu jam karena sangat rentan merawat lansia, terlebih dengan kondisi penyakit Yasmine."Nyonya tidak boleh memaksa untuk berdiri atau berjalan lagi. Benjolannya akan bertambah""Cuma yang kemarin sayang. Si tua ini sudah takut dimarahi olehmu" kekeh Yasmine."Ah.. Segarnya Hana""Nyonya mau makan cemilan?""Bagaimana kalau di taman depan? Sekalian nunggu Devan""Ayo" riang Hana mendorong kursi roda. Beruntung rumah mewah ini dibikin khusus lift menyambung kamar Yasmine dan menuju ruang tengah, dimana tidak begitu memakan waktu ke ruang makan dan kelu
"Nyonya, sudah jam 7 lewat. Sudah saatnya makan malam" kali kelima Hana mengingatkan nyonya besar itu untuk turun dan makan malam.Yasmine -Nyonya atau sebutan Nyonya besar lantaran wanita baya itu adalah yang tertua di keluarga Adiwijaya.Wanita baya yang harus setia menghabiskan banyak waktu di kursi roda masih belum menggubris jadwal makan malamnya. Oh tidak... Suasananya sedang- entahlah buruk atau ada sesuatu yang mengganjal di penglihatan Hana. Gadis berusia 25 tahun yang menjadi pengasuh tetua di keluarga ini agak sulit membaca ekpresi Nyonya besar meskipun sudah 3 tahun berlalu."Nyonya.. Keluarga anda sedang menunggu dibawah-""Hana!""Ya nyonya?""Sudah berapa lama?"Hana mengernyitkan dahinya bingung, berapa lama apanya? Pertanyaan yang masih kurang jelas itu ia tunggu."berapa lama cucu yang kucari s
Keluarga Adiwijaya merupakan keluarga terpandang di bidang pendidikan, bukan didominasi terkenal. Adiwijaya adalah keluarga terkaya yang dikategorikan sebagai jajaran peringkat keluarga dengan penghasilan atas usaha mereka.Mereka terpadang karena kecintaan keluarga ini terhadap buku-buku dan penerus generasi bangsa. Yasmine merupakan alumni Dosen UI di Program Studi Pendidikan Sejarah, ya.. Kecintaannya terhadap sejarah Indonesia sangat tidak diragukan lagi.Almarhum suaminya merupakan mantan Rektor Universitas Teratai dimana awalnya adalah pembentukan Yayasan Peduli Teratai yang membangun sekolah-sekolah di daerah terpencil di Jawa dan diketuai oleh kembaran almarhum suami Yasmin.Kesuksesan tidak memandang umur, Yayasan yang hanya didanai oleh uang pribadi pada awalnya menjadi sumbangsih para donatur-donatur yang memiliki jabatan tinggi bahkan hingga artis ternama.Tepatnya semenjak 15 tahun menjalankan yay
Taburan bunga terakhir yang tersisa di keranjang khas menaruh bunga itu dihamburkan ke gundukan tanah milik Danis Lukman Adiwijaya bin Putera Loekman Adiwijaya.Audi menangis sedikit sesenggukan sembari mengecup nisan yang dipahat dengan indah disana."Eyang. Ini Audi, apa eyang baik-baik saja disana? Eyang lega kan Audi telah kembali?""Audi senang bertemu dengan Eyang dan maaf-... Ayah- ayah tak berada disini""Ayah selalu menceritakan eyang dan betapa sayangnya ayah sama eyang. Beliau juga menyesal telah bersembunyi selama ini eyang. Audi berharap eyang dan ayah bisa bertemu di surga sana dan akur kembali"Yasmine tak kuat untuk tidak menitikkan air matanya, kenangan-kenangan betapa harmonisnya keluarga mereka spontan berjalan. Suaminya dan kembarannya tak bisa dipisahkan satu sama lain dan lihatlah keterikatan saudara kembar ini."Audi, sekarang sapa eyang Davian di sebelah maka
Pukul jam 5 sore tepatnya Hana sudah siap dengan peralatan mandi dan air hangat dengan suhu tertentu yang dianjurkan dokter untuk membersihkan tubuh Nyonya Yasmine.Sekiranya setengah jam untuk waktu yang lama mengurus Nyonya Yasmin mandi 2x dalam sehari. Hana dulu diberitahu oleh Caregiver sebelumnya bahwa hampir makan waktu satu jam karena sangat rentan merawat lansia, terlebih dengan kondisi penyakit Yasmine."Nyonya tidak boleh memaksa untuk berdiri atau berjalan lagi. Benjolannya akan bertambah""Cuma yang kemarin sayang. Si tua ini sudah takut dimarahi olehmu" kekeh Yasmine."Ah.. Segarnya Hana""Nyonya mau makan cemilan?""Bagaimana kalau di taman depan? Sekalian nunggu Devan""Ayo" riang Hana mendorong kursi roda. Beruntung rumah mewah ini dibikin khusus lift menyambung kamar Yasmine dan menuju ruang tengah, dimana tidak begitu memakan waktu ke ruang makan dan kelu
Dan berakhirlah keduanya disini, Reza sibuk menyesap Frappuccino Green Tea Crème sembari bermain game di mejanya. Lalu orang diseberangnya sibuk meratapi hujan yang bertambah deras sebelum ia sampai di PI sembari meletakkan jemari tangan kanannya disisi gelas Hot Chocolate Signature yang ia pesan.Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing namun Reza seakan menyerah dengan kebungkaman Devan. Padahal ada cerita menarik yang ia ingin bahas disini, sebut saja si melati dan beberapa teman lainnya kedapatan melirik kearah meja mereka namun tak sadar bahwa zipper rok spannya dibelakang seakan sesak membungkus bagian pinggulnya dan..."Ahaha..." sukses membuat Devan menatap Reza aneh."Kesambet apaan lo?"Reza memegang perutnya sembari meredakan tawanya yang juga mampu menarik perhatian barista.Robek.. Meskipun sedikit namun mampu membawa sensasi humor Reza. Si melati tad
Reza baru saja mengantarkan berkas laporan keuangan pada Devan yang masih serius. Mata Reza menyipit seakan silau melihat antara rambut Devan atau tumpukan kertas yang makin hari makin meningkat."Kenapa?""Enggak ada. Semangat yaa bro" semangat Reza"Oh iya van.. Bukannya kamu bilang Hana hanya memiliki satu anggota keluarga?"Devan menegakkan punggungnya topik yang dibicarakan Reza selaku sekretarisnya memecah konsentrasi dan ia langsung tertarik menjawab."Iya benar. Kenapa?""Ibunya, tantenya atau kakaknya?""Aku tidak tahu. Anak itu tertutup""Makaya diketuk dong, supaya di bukaiin pintu""Ha! Lucu""Kenapa kamu tiba-tiba bertanya?""Kemarin aku melihat Hana di RSKSP, aku ragu sih kalau itu ibunya tapi sekilas antara mirip sama enggak mirip. Masa iya ibunya?""Kamu yakin itu Hana?"
Hana membuka paket kotaknya dimana 3 temannya dari prancis menitipkan sesuatu padanya dan satu orang lagi yang berjasa bagi kehidupanan Hana hingga ia bisa kembali ke negaranya dengan tenang.Ada beberapa cemilan bungkusan, aksesoris dan peralatan dapur sederhana lalu barang dari pengirim utamanya adalah baju batik cantik bewarna pink yang didesign model kimono dengan akses tali pita dibagian pinggangnya.Cantik sekali..Hana tersenyum saat tahu baju yang ia pegang dengan keterangan limited edition.Tidakkah Vania berlebihan?"Owh.. Bounjur tanth""comment vas-tu?" (apa kabar)".....""la robe est très jolie" (gaunnya sangat cantik) ****Minggu pagi yang cerah menyambut. Hari ini Hana libur, Devan baru s
Pintu baru saja terbuka sosok Devan yang awalnya terkejut kemudian dengan cepat memeluk Yasmine. Lelaki itu tak kalah terkejut mendapati eyangnya yang bisa berdiri dan berjalan meskipun tertatih dalam tumpuan tongkatnya."Apa?"Mata Devan adalah mata khas dan sangat menarik untuk diulas, terlebih ketika terkejut. Matanya yang bulat akan membesar dan penghias kantung matanya membuatnya nampak imut, kalian justru tidak percaya pria ini berusia 27 tahun. Terlihat menggemaskan."Sudah~ percaya saja sama Hana. Eyang tahu Hana bisa bawa mobil-""Bukan masalah itu eyang. Tapi eyang mau kemana? Biar Devan antarin yaa?""Tidak perlu. Eyang ada urusan dengan Hana" Devan melirik Hana yang menggeleng tidak tahu apa yang dimaksud Yasmine tahu akan meminta tuntutan informasi dari tatapan lelaki itu."Tapi-""Jam kerjamu 3 jam lagi akan sele
Taburan bunga terakhir yang tersisa di keranjang khas menaruh bunga itu dihamburkan ke gundukan tanah milik Danis Lukman Adiwijaya bin Putera Loekman Adiwijaya.Audi menangis sedikit sesenggukan sembari mengecup nisan yang dipahat dengan indah disana."Eyang. Ini Audi, apa eyang baik-baik saja disana? Eyang lega kan Audi telah kembali?""Audi senang bertemu dengan Eyang dan maaf-... Ayah- ayah tak berada disini""Ayah selalu menceritakan eyang dan betapa sayangnya ayah sama eyang. Beliau juga menyesal telah bersembunyi selama ini eyang. Audi berharap eyang dan ayah bisa bertemu di surga sana dan akur kembali"Yasmine tak kuat untuk tidak menitikkan air matanya, kenangan-kenangan betapa harmonisnya keluarga mereka spontan berjalan. Suaminya dan kembarannya tak bisa dipisahkan satu sama lain dan lihatlah keterikatan saudara kembar ini."Audi, sekarang sapa eyang Davian di sebelah maka
Keluarga Adiwijaya merupakan keluarga terpandang di bidang pendidikan, bukan didominasi terkenal. Adiwijaya adalah keluarga terkaya yang dikategorikan sebagai jajaran peringkat keluarga dengan penghasilan atas usaha mereka.Mereka terpadang karena kecintaan keluarga ini terhadap buku-buku dan penerus generasi bangsa. Yasmine merupakan alumni Dosen UI di Program Studi Pendidikan Sejarah, ya.. Kecintaannya terhadap sejarah Indonesia sangat tidak diragukan lagi.Almarhum suaminya merupakan mantan Rektor Universitas Teratai dimana awalnya adalah pembentukan Yayasan Peduli Teratai yang membangun sekolah-sekolah di daerah terpencil di Jawa dan diketuai oleh kembaran almarhum suami Yasmin.Kesuksesan tidak memandang umur, Yayasan yang hanya didanai oleh uang pribadi pada awalnya menjadi sumbangsih para donatur-donatur yang memiliki jabatan tinggi bahkan hingga artis ternama.Tepatnya semenjak 15 tahun menjalankan yay
"Nyonya, sudah jam 7 lewat. Sudah saatnya makan malam" kali kelima Hana mengingatkan nyonya besar itu untuk turun dan makan malam.Yasmine -Nyonya atau sebutan Nyonya besar lantaran wanita baya itu adalah yang tertua di keluarga Adiwijaya.Wanita baya yang harus setia menghabiskan banyak waktu di kursi roda masih belum menggubris jadwal makan malamnya. Oh tidak... Suasananya sedang- entahlah buruk atau ada sesuatu yang mengganjal di penglihatan Hana. Gadis berusia 25 tahun yang menjadi pengasuh tetua di keluarga ini agak sulit membaca ekpresi Nyonya besar meskipun sudah 3 tahun berlalu."Nyonya.. Keluarga anda sedang menunggu dibawah-""Hana!""Ya nyonya?""Sudah berapa lama?"Hana mengernyitkan dahinya bingung, berapa lama apanya? Pertanyaan yang masih kurang jelas itu ia tunggu."berapa lama cucu yang kucari s