Share

2

Author: YG
last update Last Updated: 2021-04-15 11:32:01

Taburan bunga terakhir yang tersisa di keranjang khas menaruh bunga itu dihamburkan ke gundukan tanah milik Danis Lukman Adiwijaya bin Putera Loekman Adiwijaya. 

Audi menangis sedikit sesenggukan sembari mengecup nisan yang dipahat dengan indah disana. 

"Eyang. Ini Audi, apa eyang baik-baik saja disana? Eyang lega kan Audi telah kembali?"

"Audi senang bertemu dengan Eyang dan maaf-... Ayah- ayah tak berada disini"

"Ayah selalu menceritakan eyang dan betapa sayangnya ayah sama eyang. Beliau juga menyesal telah bersembunyi selama ini eyang. Audi berharap eyang dan ayah bisa bertemu di surga sana dan akur kembali" 

Yasmine tak kuat untuk tidak menitikkan air matanya, kenangan-kenangan betapa harmonisnya keluarga mereka spontan berjalan. Suaminya dan kembarannya tak bisa dipisahkan satu sama lain dan lihatlah keterikatan saudara kembar ini.

"Audi, sekarang sapa eyang Davian di sebelah makam eyangmu" 

"Baik eyang"

Setelah selesai mengunjungi pemakaman dimana Yudha -ayah Devan, Davian dan Danis dimakamkan di San Diego Hills berdampingan akhirnya Yasmine meminta pulang. Seperti biasa driver keluarga Adiwijaya adalah Mang Ujang yang senantiasa siap mengantar keperluan nyonya besar dan rutinitas mengantar jemput Nazwa sekolah.

"Mang Ujang, saya mau mampir ke tempat kerja Devan ya. Tolong antarkan" pinta Yasmine

"Eyang mungkin akan lama, sekalian ketemuan sama teman almarhum eyang di tempat Devan. Audi mungkin pulang saja atau mau jalan-jalan sehabis ini? Biar Mang Ujang antarin ya nak" 

Hana melirik sekilas dari kaca spion dalam mobilnya ke arah Yasmine dan Audi. Baginya aneh sekali permintaan mendadak ini, Nyonya besar yang Hana tahu selalu memanajemen waktunya dengan baik. Aneh... Batin Hana akhir-akhir ini, ia sering berspekulasi sendiri.

Tiba di tempat kerja Devan, oh.. Benar satu hal yang belum diketahui adalah satu-satunya keluarga Adiwijaya yang keluar jalur adalah Devan. Lelaki berusia 27 tahun itu mendirikan Showroomnya 3 tahun lalu, salah satu faktor mengapa Hana cukup kikuk dengan Devan lantaran pria itu sering bepergian Indonesia dan Jepang.

Sedikit yang Hana tahu bahwa Devan memiliki jiwa pebisnis yang baik. Lelaki itu berkuliah di jepang mengambil jurusan teknik mesin dan kalian tahu apa kebanggaan dari Devan? Diusia mudanya ia menciptakan GPS pelacak mobil khusus yang bisa disambungkan dengan ponsel jika sewaktu-waktu ada keadaan darurat dimana pemilik mobil kehilangan dan mengembangkan temuan teknologi hybrid pada mobil yang memiliki kemampuan otomatis pemarkiran sendiri tanpa menekan tombol apapun atau bantuan lainnya.

Dan satu lagi.. Jejak Devan seperti mendiang ayahnya yang sukses di usia sangat muda ini menjadi pengusaha terkenal di Indonesia dan sudah menjadi kewajiban umum bahwa pria tampan dan mapan pasti akan famous bahkan melebihi pamor aktor tampan Indonesia.

Siapa yang tidak bangga jika tidak kenal Devan? Pun dengan Yasmine yang dengan bangga sekali bercerita tentang Devan, cucu pertamanya yang keluar jalur dan mengumpulkan uang sendiri untuk mendirikan perusahaan otomotif. Berkat hak patennya yang dibeli oleh pemerintah Jepang dan terakui, Devan memulai karirnya dengan jeri payahnya sendiri tanpa bantuan apapun dari harta Yasmine atau keluarga Adiwijaya terkecuali untuk relasi semuanya jelas butuh koneksi.

"Selamat Pagi Nyonya Yasmine, ada yang bisa saya bantu?" Salah satu wanita berpakaian rapi dengan kemeja floral yang dipadupadankan dengan rok span pendek dan memakai heels hitam menyambut Yasmine dan Hana.

Sales Counter, yang Hana baca dari kalungan betname tersebut. Sebenarnya ini bukan kali pertama Hana kemari setidaknya ada 3 kali hingga hari pertama tapi rupanya karyawan Devan sangat mengenal Yasmine.

"Aku ingin ke ruangan cucuku. Apa dia ada disana?"

"Saat ini sedang rapat Nyonya, sebagian rekan saya dan karyawan Marketing turut ikut. Ruangannya pasti kosong, saya antar ke lantai 10 ya nyonya"

"Oh.. Terima kasih anak manis" Yasmine terkekeh "pantas saja agak sepi" diedarkan pandangannya yang hanya beberapa Sales dan Customer Service di lantai dasar ini.

Hana mendorong kursi roda Yasmine dan mengikuti arahan sang wanita tinggi tadi menuju ruangan Devan. Ada receptionist yang berjaga di depan pintu ruangan dihubungkan dengan meja, lagi-lagi seorang wanita cantik menyambut dengan senyuman yang tak kalah ramahnya.

Setelah berbasa-basi sedikit akhirnya Hana tiba diruangan Devan. Ini kali pertama kakinya memasuki ruangan ini, sempat takjub dengan interior ruang kerja Devan yang klasik namun elegan. Sebentar sajs pemandangan itu dinikmati Hana beralih pada Yasmine yang memanggilnya.

"Iya Nyonya?"

"Saya mau berdiri nak"

"Eh- tunggu, Nyonya-" Yasmine tertawa lemah seperti biasa merasa lucu melihat ekspresi Hana yang terkejut.

"Kamu tidak tahu rasanya duduk di kursi roda ini, sungguh membosankan Hana. Ayoo bantu saya berdiri" 

Akhirnya terwujud dengan susah payah Hana membantu dan menahan bebas Yasmine. 

"Hana.. Percayalah. Aku sering terbangun di tengah malam dan melatih otok-otot kakiku untuk bergerak. Si tua ini masih sanggup berdiri nak" perlahan Hana melepas genggamannya pada jemari Yasmine dan menatap takjub. 

Kebanyakan orang akan sangat memaklumi kondisi Yasmine dimana usianya sekarang hampir menginjak 80 tahun akan menghabiskan waktu di kursi roda. Tapi, ini sungguh mengejutkan bagi Hana biasanya nyonya besarnya tak pernah berdiri lebih dari 15 menit dan akan kelelahan nyatanya yang ia lihat sekarang sungguh membuat perasaannya was-was kalau Yasmine tiba-tiba terjatuh.

"Apa kau meragukan si tua ini nak? Percayalah padaku"

"Bukan begitu Nyonya. Ini mengejutkanku, nyonya tidak pernah berdiri lebih lama dari ini dan tongkat itu selalu menjadi gerutuan"

Yasmine tertawa lagi, Hana sangat mengenal dirinya "dan kamu lupa Hana?"

"Ya? Lupa apa Nyonya?"

"Aku selalu memintamu memanggilku eyang. Tapi sampai sekarang tak pernah kamu lakukan"

Hana menggaruk belakang lehernya kikuk kemudian menyengir melihatkan gigi-gigi putih rapinya dan lesung dibagian atas pipinya menambah keimutan gadis berusia 25 tahun itu.

"Yah.. Saya harap kamu bisa melakukannya meski sekali sebelum saya tiada"

"Nyonya-"

"Kamu bisa menyetir mobil kan Hana?" Kejutan lainnya yang diberikan Yasmine, sungguh hari ini hari yang penuh kejanggalan dan lagi-lagi Hana harus banyak berspekulasi.

Related chapters

  • NEVER ENOUGH   3

    Pintu baru saja terbuka sosok Devan yang awalnya terkejut kemudian dengan cepat memeluk Yasmine. Lelaki itu tak kalah terkejut mendapati eyangnya yang bisa berdiri dan berjalan meskipun tertatih dalam tumpuan tongkatnya."Apa?"Mata Devan adalah mata khas dan sangat menarik untuk diulas, terlebih ketika terkejut. Matanya yang bulat akan membesar dan penghias kantung matanya membuatnya nampak imut, kalian justru tidak percaya pria ini berusia 27 tahun. Terlihat menggemaskan."Sudah~ percaya saja sama Hana. Eyang tahu Hana bisa bawa mobil-""Bukan masalah itu eyang. Tapi eyang mau kemana? Biar Devan antarin yaa?""Tidak perlu. Eyang ada urusan dengan Hana" Devan melirik Hana yang menggeleng tidak tahu apa yang dimaksud Yasmine tahu akan meminta tuntutan informasi dari tatapan lelaki itu."Tapi-""Jam kerjamu 3 jam lagi akan sele

    Last Updated : 2021-04-16
  • NEVER ENOUGH   4

    Hana membuka paket kotaknya dimana 3 temannya dari prancis menitipkan sesuatu padanya dan satu orang lagi yang berjasa bagi kehidupanan Hana hingga ia bisa kembali ke negaranya dengan tenang.Ada beberapa cemilan bungkusan, aksesoris dan peralatan dapur sederhana lalu barang dari pengirim utamanya adalah baju batik cantik bewarna pink yang didesign model kimono dengan akses tali pita dibagian pinggangnya.Cantik sekali..Hana tersenyum saat tahu baju yang ia pegang dengan keterangan limited edition.Tidakkah Vania berlebihan?"Owh.. Bounjur tanth""comment vas-tu?" (apa kabar)".....""la robe est très jolie" (gaunnya sangat cantik) ****Minggu pagi yang cerah menyambut. Hari ini Hana libur, Devan baru s

    Last Updated : 2021-04-16
  • NEVER ENOUGH   5

    Reza baru saja mengantarkan berkas laporan keuangan pada Devan yang masih serius. Mata Reza menyipit seakan silau melihat antara rambut Devan atau tumpukan kertas yang makin hari makin meningkat."Kenapa?""Enggak ada. Semangat yaa bro" semangat Reza"Oh iya van.. Bukannya kamu bilang Hana hanya memiliki satu anggota keluarga?"Devan menegakkan punggungnya topik yang dibicarakan Reza selaku sekretarisnya memecah konsentrasi dan ia langsung tertarik menjawab."Iya benar. Kenapa?""Ibunya, tantenya atau kakaknya?""Aku tidak tahu. Anak itu tertutup""Makaya diketuk dong, supaya di bukaiin pintu""Ha! Lucu""Kenapa kamu tiba-tiba bertanya?""Kemarin aku melihat Hana di RSKSP, aku ragu sih kalau itu ibunya tapi sekilas antara mirip sama enggak mirip. Masa iya ibunya?""Kamu yakin itu Hana?"

    Last Updated : 2021-04-20
  • NEVER ENOUGH   6

    Dan berakhirlah keduanya disini, Reza sibuk menyesap Frappuccino Green Tea Crème sembari bermain game di mejanya. Lalu orang diseberangnya sibuk meratapi hujan yang bertambah deras sebelum ia sampai di PI sembari meletakkan jemari tangan kanannya disisi gelas Hot Chocolate Signature yang ia pesan.Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing namun Reza seakan menyerah dengan kebungkaman Devan. Padahal ada cerita menarik yang ia ingin bahas disini, sebut saja si melati dan beberapa teman lainnya kedapatan melirik kearah meja mereka namun tak sadar bahwa zipper rok spannya dibelakang seakan sesak membungkus bagian pinggulnya dan..."Ahaha..." sukses membuat Devan menatap Reza aneh."Kesambet apaan lo?"Reza memegang perutnya sembari meredakan tawanya yang juga mampu menarik perhatian barista.Robek.. Meskipun sedikit namun mampu membawa sensasi humor Reza. Si melati tad

    Last Updated : 2021-04-28
  • NEVER ENOUGH   7

    Pukul jam 5 sore tepatnya Hana sudah siap dengan peralatan mandi dan air hangat dengan suhu tertentu yang dianjurkan dokter untuk membersihkan tubuh Nyonya Yasmine.Sekiranya setengah jam untuk waktu yang lama mengurus Nyonya Yasmin mandi 2x dalam sehari. Hana dulu diberitahu oleh Caregiver sebelumnya bahwa hampir makan waktu satu jam karena sangat rentan merawat lansia, terlebih dengan kondisi penyakit Yasmine."Nyonya tidak boleh memaksa untuk berdiri atau berjalan lagi. Benjolannya akan bertambah""Cuma yang kemarin sayang. Si tua ini sudah takut dimarahi olehmu" kekeh Yasmine."Ah.. Segarnya Hana""Nyonya mau makan cemilan?""Bagaimana kalau di taman depan? Sekalian nunggu Devan""Ayo" riang Hana mendorong kursi roda. Beruntung rumah mewah ini dibikin khusus lift menyambung kamar Yasmine dan menuju ruang tengah, dimana tidak begitu memakan waktu ke ruang makan dan kelu

    Last Updated : 2021-05-14
  • NEVER ENOUGH   1

    "Nyonya, sudah jam 7 lewat. Sudah saatnya makan malam" kali kelima Hana mengingatkan nyonya besar itu untuk turun dan makan malam.Yasmine -Nyonya atau sebutan Nyonya besar lantaran wanita baya itu adalah yang tertua di keluarga Adiwijaya.Wanita baya yang harus setia menghabiskan banyak waktu di kursi roda masih belum menggubris jadwal makan malamnya. Oh tidak... Suasananya sedang- entahlah buruk atau ada sesuatu yang mengganjal di penglihatan Hana. Gadis berusia 25 tahun yang menjadi pengasuh tetua di keluarga ini agak sulit membaca ekpresi Nyonya besar meskipun sudah 3 tahun berlalu."Nyonya.. Keluarga anda sedang menunggu dibawah-""Hana!""Ya nyonya?""Sudah berapa lama?"Hana mengernyitkan dahinya bingung, berapa lama apanya? Pertanyaan yang masih kurang jelas itu ia tunggu."berapa lama cucu yang kucari s

    Last Updated : 2021-04-14
  • NEVER ENOUGH   Adiwijaya's Family

    Keluarga Adiwijaya merupakan keluarga terpandang di bidang pendidikan, bukan didominasi terkenal. Adiwijaya adalah keluarga terkaya yang dikategorikan sebagai jajaran peringkat keluarga dengan penghasilan atas usaha mereka.Mereka terpadang karena kecintaan keluarga ini terhadap buku-buku dan penerus generasi bangsa. Yasmine merupakan alumni Dosen UI di Program Studi Pendidikan Sejarah, ya.. Kecintaannya terhadap sejarah Indonesia sangat tidak diragukan lagi.Almarhum suaminya merupakan mantan Rektor Universitas Teratai dimana awalnya adalah pembentukan Yayasan Peduli Teratai yang membangun sekolah-sekolah di daerah terpencil di Jawa dan diketuai oleh kembaran almarhum suami Yasmin.Kesuksesan tidak memandang umur, Yayasan yang hanya didanai oleh uang pribadi pada awalnya menjadi sumbangsih para donatur-donatur yang memiliki jabatan tinggi bahkan hingga artis ternama.Tepatnya semenjak 15 tahun menjalankan yay

    Last Updated : 2021-04-15

Latest chapter

  • NEVER ENOUGH   7

    Pukul jam 5 sore tepatnya Hana sudah siap dengan peralatan mandi dan air hangat dengan suhu tertentu yang dianjurkan dokter untuk membersihkan tubuh Nyonya Yasmine.Sekiranya setengah jam untuk waktu yang lama mengurus Nyonya Yasmin mandi 2x dalam sehari. Hana dulu diberitahu oleh Caregiver sebelumnya bahwa hampir makan waktu satu jam karena sangat rentan merawat lansia, terlebih dengan kondisi penyakit Yasmine."Nyonya tidak boleh memaksa untuk berdiri atau berjalan lagi. Benjolannya akan bertambah""Cuma yang kemarin sayang. Si tua ini sudah takut dimarahi olehmu" kekeh Yasmine."Ah.. Segarnya Hana""Nyonya mau makan cemilan?""Bagaimana kalau di taman depan? Sekalian nunggu Devan""Ayo" riang Hana mendorong kursi roda. Beruntung rumah mewah ini dibikin khusus lift menyambung kamar Yasmine dan menuju ruang tengah, dimana tidak begitu memakan waktu ke ruang makan dan kelu

  • NEVER ENOUGH   6

    Dan berakhirlah keduanya disini, Reza sibuk menyesap Frappuccino Green Tea Crème sembari bermain game di mejanya. Lalu orang diseberangnya sibuk meratapi hujan yang bertambah deras sebelum ia sampai di PI sembari meletakkan jemari tangan kanannya disisi gelas Hot Chocolate Signature yang ia pesan.Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing namun Reza seakan menyerah dengan kebungkaman Devan. Padahal ada cerita menarik yang ia ingin bahas disini, sebut saja si melati dan beberapa teman lainnya kedapatan melirik kearah meja mereka namun tak sadar bahwa zipper rok spannya dibelakang seakan sesak membungkus bagian pinggulnya dan..."Ahaha..." sukses membuat Devan menatap Reza aneh."Kesambet apaan lo?"Reza memegang perutnya sembari meredakan tawanya yang juga mampu menarik perhatian barista.Robek.. Meskipun sedikit namun mampu membawa sensasi humor Reza. Si melati tad

  • NEVER ENOUGH   5

    Reza baru saja mengantarkan berkas laporan keuangan pada Devan yang masih serius. Mata Reza menyipit seakan silau melihat antara rambut Devan atau tumpukan kertas yang makin hari makin meningkat."Kenapa?""Enggak ada. Semangat yaa bro" semangat Reza"Oh iya van.. Bukannya kamu bilang Hana hanya memiliki satu anggota keluarga?"Devan menegakkan punggungnya topik yang dibicarakan Reza selaku sekretarisnya memecah konsentrasi dan ia langsung tertarik menjawab."Iya benar. Kenapa?""Ibunya, tantenya atau kakaknya?""Aku tidak tahu. Anak itu tertutup""Makaya diketuk dong, supaya di bukaiin pintu""Ha! Lucu""Kenapa kamu tiba-tiba bertanya?""Kemarin aku melihat Hana di RSKSP, aku ragu sih kalau itu ibunya tapi sekilas antara mirip sama enggak mirip. Masa iya ibunya?""Kamu yakin itu Hana?"

  • NEVER ENOUGH   4

    Hana membuka paket kotaknya dimana 3 temannya dari prancis menitipkan sesuatu padanya dan satu orang lagi yang berjasa bagi kehidupanan Hana hingga ia bisa kembali ke negaranya dengan tenang.Ada beberapa cemilan bungkusan, aksesoris dan peralatan dapur sederhana lalu barang dari pengirim utamanya adalah baju batik cantik bewarna pink yang didesign model kimono dengan akses tali pita dibagian pinggangnya.Cantik sekali..Hana tersenyum saat tahu baju yang ia pegang dengan keterangan limited edition.Tidakkah Vania berlebihan?"Owh.. Bounjur tanth""comment vas-tu?" (apa kabar)".....""la robe est très jolie" (gaunnya sangat cantik) ****Minggu pagi yang cerah menyambut. Hari ini Hana libur, Devan baru s

  • NEVER ENOUGH   3

    Pintu baru saja terbuka sosok Devan yang awalnya terkejut kemudian dengan cepat memeluk Yasmine. Lelaki itu tak kalah terkejut mendapati eyangnya yang bisa berdiri dan berjalan meskipun tertatih dalam tumpuan tongkatnya."Apa?"Mata Devan adalah mata khas dan sangat menarik untuk diulas, terlebih ketika terkejut. Matanya yang bulat akan membesar dan penghias kantung matanya membuatnya nampak imut, kalian justru tidak percaya pria ini berusia 27 tahun. Terlihat menggemaskan."Sudah~ percaya saja sama Hana. Eyang tahu Hana bisa bawa mobil-""Bukan masalah itu eyang. Tapi eyang mau kemana? Biar Devan antarin yaa?""Tidak perlu. Eyang ada urusan dengan Hana" Devan melirik Hana yang menggeleng tidak tahu apa yang dimaksud Yasmine tahu akan meminta tuntutan informasi dari tatapan lelaki itu."Tapi-""Jam kerjamu 3 jam lagi akan sele

  • NEVER ENOUGH   2

    Taburan bunga terakhir yang tersisa di keranjang khas menaruh bunga itu dihamburkan ke gundukan tanah milik Danis Lukman Adiwijaya bin Putera Loekman Adiwijaya.Audi menangis sedikit sesenggukan sembari mengecup nisan yang dipahat dengan indah disana."Eyang. Ini Audi, apa eyang baik-baik saja disana? Eyang lega kan Audi telah kembali?""Audi senang bertemu dengan Eyang dan maaf-... Ayah- ayah tak berada disini""Ayah selalu menceritakan eyang dan betapa sayangnya ayah sama eyang. Beliau juga menyesal telah bersembunyi selama ini eyang. Audi berharap eyang dan ayah bisa bertemu di surga sana dan akur kembali"Yasmine tak kuat untuk tidak menitikkan air matanya, kenangan-kenangan betapa harmonisnya keluarga mereka spontan berjalan. Suaminya dan kembarannya tak bisa dipisahkan satu sama lain dan lihatlah keterikatan saudara kembar ini."Audi, sekarang sapa eyang Davian di sebelah maka

  • NEVER ENOUGH   Adiwijaya's Family

    Keluarga Adiwijaya merupakan keluarga terpandang di bidang pendidikan, bukan didominasi terkenal. Adiwijaya adalah keluarga terkaya yang dikategorikan sebagai jajaran peringkat keluarga dengan penghasilan atas usaha mereka.Mereka terpadang karena kecintaan keluarga ini terhadap buku-buku dan penerus generasi bangsa. Yasmine merupakan alumni Dosen UI di Program Studi Pendidikan Sejarah, ya.. Kecintaannya terhadap sejarah Indonesia sangat tidak diragukan lagi.Almarhum suaminya merupakan mantan Rektor Universitas Teratai dimana awalnya adalah pembentukan Yayasan Peduli Teratai yang membangun sekolah-sekolah di daerah terpencil di Jawa dan diketuai oleh kembaran almarhum suami Yasmin.Kesuksesan tidak memandang umur, Yayasan yang hanya didanai oleh uang pribadi pada awalnya menjadi sumbangsih para donatur-donatur yang memiliki jabatan tinggi bahkan hingga artis ternama.Tepatnya semenjak 15 tahun menjalankan yay

  • NEVER ENOUGH   1

    "Nyonya, sudah jam 7 lewat. Sudah saatnya makan malam" kali kelima Hana mengingatkan nyonya besar itu untuk turun dan makan malam.Yasmine -Nyonya atau sebutan Nyonya besar lantaran wanita baya itu adalah yang tertua di keluarga Adiwijaya.Wanita baya yang harus setia menghabiskan banyak waktu di kursi roda masih belum menggubris jadwal makan malamnya. Oh tidak... Suasananya sedang- entahlah buruk atau ada sesuatu yang mengganjal di penglihatan Hana. Gadis berusia 25 tahun yang menjadi pengasuh tetua di keluarga ini agak sulit membaca ekpresi Nyonya besar meskipun sudah 3 tahun berlalu."Nyonya.. Keluarga anda sedang menunggu dibawah-""Hana!""Ya nyonya?""Sudah berapa lama?"Hana mengernyitkan dahinya bingung, berapa lama apanya? Pertanyaan yang masih kurang jelas itu ia tunggu."berapa lama cucu yang kucari s

DMCA.com Protection Status