Beranda / Rumah Tangga / NAFKAH YANG TERBAGI / Bab 34 Boneka Kecil

Share

Bab 34 Boneka Kecil

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-28 10:26:10

Gina terkejut, tangannya berubah menjadi merah dan melepuh. Sensasi panas, perih dan gatal seketika terasa menyiksa di kedua telapak tangannya.

Brak!

Dari luar kamar, Saga membuka dan membanting pintu ketika mendengar suara jeritan Gina.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Saga, ia yang baru saja pulang dari kantor, panik saat mendengar suara jeritan Gina.

Gina menangis, kemudian memperlihatkan kedua tangannya.

"Ya Tuhan, Sayang. Apa yang terjadi?" tanya Saga, ia mendekati Gina, dan menatap prihatin pada kedua tangan Gina yang tampak melepuh.

Gina menggeleng, ia begitu tersiksa atas keadaan tangannya itu.

"Ini ada apa, kenapa Gina jerit-jerit?" Ratri dan Andres pun, yang baru saja pulang dari rumah bi Atun, segera berlari ke dalam kamar Gina.

"Ya ampun, tangan kamu kenapa, Sayang? Apa kamu habis main api atau memegang apa?" tanya Ratri, ia pun tak kalah panik dari Saga.

"Gatal, Bu. Tanganku gatal, panas dan perih, ini sangat menyiksa!" jawab Gina.

"Tapi kenapa tangan kamu bisa seperti ini, N
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 35 Asumsi Tessa

    "Ya Tuhan, kamu serius, Gin?" tanya Tessa lewat sambungan telepon."Iya, maaf aku baru kasih tahu kamu. Aku kesusahan megang ponselnya, ini juga dibantu Andres, mengangkat telepon dari kamu," jawab Gina.Gina menceritakan apa yang terjadi padanya kemarin. Tessa yang baru mengetahui, sontak sangat terkejut."Apa Cherly dan Denis sudah tahu masalah ini?" tanya Tessa.Gina menghembuskan nafas kasar."Denis sudah tahu, tadi dia datang buat jemput aku berangkat kuliah. Tapi Cherly, dia susah sekali dihubungi. Pokoknya aku sangat trauma, Tes, sama paket-paket misterius itu. Aku takut akan terjadi hal lebih buruk dari ini. Aku bingung, aku merasa aku nggak punya musuh di mana pun dengan siapa pun. Kenapa aku harus mengalami hal seperti ini? Terpaksa aku harus ngambil cuti, sebelum kedua tangan aku benar-benar sembuh," jelas Gina.Tessa merasa prihatin atas apa yang terjadi pada Gina. Setelah mengakhiri obrolan mereka di telepon, Tessa pun berniat untuk menjenguk Gina sepulang dari kampus nan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 36 Mengintimidasi

    Keesokan harinya, sebelum pergi ke kampus, dengan sengaja Tessa mendatangi kostan Cherly. Ia ingin memastikan, apakah Cherly terlibat dalam masalah yang Gina hadapi? Entah kenapa, setelah membaca pesan dari nomor baru itu, Tessa berpikir jika orang di balik nomor baru itu, adalah Cherly.Sampai di kostan, terlihat Cherly tengah menjemur pakaiannya di depan kostan. Melihat Cherly berada di sana, dengan cepat Tessa berlari menghampiri."Loh, Tes. Kamu ke sini?" sapa Cherly, yang menyadari kedatangan Tessa."Aku mau bicara sama kamu, ini penting." Sebelum dipersilahkan masuk, dengan cepat Tessa masuk ke dalam."Ada apa sih? Kok kamu kayak ada masalah atau apa. Aneh tahu nggak sikap kamu?" tanya Cherly, yang baru saja selesai menjemur.Tessa duduk di atas karpet bulu yang tergelar di sana."Biar aku ambilkan minum dulu-""Em ... Nggak usah, Cher. Terima kasih, aku tidak haus!" potong Tessa.Cherly urung pergi ke dapur, ia kemudian duduk di hadapan Tessa."Aku cuma mau tanya sama kamu, ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 37 Terkurung

    "Cherly, dipanggil bu Mita di kantor," ujar seorang mahasiswa, yang berlari tergopoh-gopoh menghampiri Cherly dan Tessa yang hendak pergi ke rumah Gina siang itu."Bu Mita? Memangnya ada apa, ya?" tanya Cherly."Saya juga tidak tahu, lebih baik temui dia sekarang. Sepertinya dia marah sama kamu. Sekarang bu Mita lagi nunggu kamu di perpustakaan lama," ujar mahasiswa itu.Cherly dan Tessa saling melempar pandang. Entah apa sebabnya bu Mita, salah satu dosen di kampus itu, marah terhadap Cherly? Cherly pun tidak merasa melakukan kesalahan."Kenapa aku disuruh ke sana? Itu kan perpustakaan yang sudah tidak digunakan. Aneh," celetuk Cherly."Saya hanya menyampaikan pesan dari bu Mita saja. Sepertinya ada yang ingin dia bicarakan sama kamu di sana. Sudah, gitu saja sih. Aku pamit," ujar mahasiswa itu, dia langsung pergi meninggalkan Cherly dan Tessa.Cherly tidak mengerti, apa yang akan bu Mita lakukan padanya. Tak bisa dipungkiri, bu Mita adalah salah satu dosen yang bisa dibilang galak d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 38 Terbawa Suasana

    Denis menarik tangan Cherly, membawanya untuk keluar dari tempat itu. Mereka berdua menyusuri lorong deretan rak-rak buku tua, untuk sampai di pintu keluar."Sial!" pekik Denis, setelah mereka sampai di pintu, pintu itu ternyata telah tertutup.Denis menarik-narik kenop pintu itu. Namun, benar dugaannya, ada seseorang yang menutup pintu itu lantas menguncinya dari luar.Brak!Denis menendang daun pintu itu. Frustasi dengan keadaan yang mengharuskan dirinya terjebak di tempat itu, bersama dengan Cherly."Kamu tenang, ya. Aku akan mencari cara supaya kita bisa keluar dari sini." Denis berjalan menyusuri lorong deretan rak-rak buku tua itu. Ia mencari jendela atau apa yang bisa membuat mereka keluar dari tempat itu."Denis, bisakah kamu telepon seseorang supaya bisa menolong kita di sini? Ponsel aku tadi baterainya sudah sangat lemah. Barusan aku cek lagi, ternyata sudah mati. Siapa tahu dengan kamu menelepon seseorang, kita bisa terbebas dari sini," ujar Cherly.Denis mengangguk, kemudi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 39 Merasa Bersalah

    Suasana berubah menjadi canggung. Tatkala tak ada percakapan sama sekali di antara Cherly dan juga Denis, setelah Denis mencium Cherly.Semakin malam, rasa kantuk mulai menghampiri keduanya. Cherly menyandarkan punggungnya ke tembok, begitu pun dengan Denis. Keduanya terlelap dalam gelapnya malam yang menyelimuti.****"Bangun, Mas, Mbak!"Denis terbangun saat ia merasa ada seseorang menepuk bahunya. Setelah ia membuka mata, ternyata seorang cleaning service tengah berdiri di hadapannya, menatapnya heran."Ah, em ... Syukurlah ada Pak Widodo ke sini. Kami terkurung di sini semalaman," ujar Denis, sementara Cherly masih tertidur nyenyak tanpa merasa terganggu."Kok bisa terkurung di sini? Ini kan perpustakaan sudah lama tidak aktif. Kenapa kalian bisa sampai masuk ke sini?" tanya pak Widodo, matanya menatap Denis dan Cherly penuh selidik.Tak ingin ada kesalahan pahaman, Denis segera menjelaskan perihal yang terjadi kepadanya dan juga Cherly, hingga mereka berdua terkurung di tempat it

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 40 Getaran Aneh

    Dengan terpaksa, Cherly pun menuruti permintaan Gina. Walau pun berat rasanya, jika harus mendengar suaranya.Setelah panggilan tersambung, Cherly kemudian mengaktifkan pengeras suara pada ponsel itu."Halo, Gina. Ada apa? Oh iya, aku minta maaf kemarin aku tidak jadi datang ke rumah kamu. Ada urusan mendadak yang mengharuskan aku pergi, dan mengurungkan niatku menjenguk kamu. Kamu tidak marah, kan?" sapa Denis pada sambungan telepon.Cherly merasa lega, Denis tidak menceritakan apa yang dialami Denis bersamanya kepada Gina di perpustakaan lama semalam."Iya tidak apa-apa, aku hanya khawatir saja sama kamu. Semalaman beberapa kali aku telepon kamu tapi tidak kamu angkat. Iya syukurlah kalau kamu tidak apa-apa," sahut Gina."Iya, terima kasih, Gina atas pengertiannya. Sekarang aku mau ke rumah kamu. Sekalian aku mau bawakan sesuatu dari mama. Mama nitipin sesuatu untuk diberikan kepada kamu. Sekarang aku berangkat dari rumah. Aku tutup dulu ya, teleponnya," ucap Denis.Denis pun mengak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 41 Permintaan

    Cherly terbelalak setelah Denis mengatakan hal itu secara spontan. Denis pun terlihat gelagapan, saat menyadari jika dirinya keceplosan berkata seperti itu."Kok kamu bisa tahu kalau Cherly kedinginan?" tanya Gina, yang terus menatapnya penuh tanda tanya.Cherly menunduk pasrah jika memang harus ketahuan oleh Gina, tentang kejadian semalam. Namun, Cherly sangat berharap Denis bisa menjelaskan supaya Gina tak berprasangka buruk terhadap mereka berdua."Em ... Anu. Cuaca semalam terasa berbeda dari biasanya. Semalam yang aku rasain, di kota ini terasa sangat dingin. Jadi, aku mengira jika Cherly mungkin kedinginan, dan akibatnya dia terkena flu dan kepala pusing. Itu sih, karena biasanya aku juga suka gitu kalau tiba-tiba cuaca berbeda seperti semalam," jelas Denis, membuat Cherly bisa bernafas lega.Gina mengangkat sebelah alisnya. Ia menatap Denis seakan mengintimidasi lelaki itu."Em ... Gina, betul yang dikatakan Denis. Semalam memang cuaca menurut aku sangat dingin. Ditambah kostan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 42 Perhatian Lebih

    Melihat keadaan Cherly yang tak sadarkan diri, membuat Denis merasa sedih. Ia merutuki semua kebodohannya, yang tak bisa membawa Cherly keluar semalam dari perpustakaan lama.Denis mengusap punggung tangan Cherly, berdoa dalam hati, berharap Cherly lekas sadar dari pingsannya.Setelah mendapat penanganan dari dokter. Akhirnya Cherly membuka matanya, dan melihat Denis yang tengah duduk menunggunya di kursi pinggir ranjang tempatnya berbaring."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Cherly.Denis mengerutkan dahinya, ucapan Cherly sungguh membuatnya kesal sekaligus iba."Kenapa nanyanya kayak gitu? Terserah aku dong mau nungguin kamu atau tidak. Oh iya, kata dokter kamu harus banyak istirahat dan jangan dulu melakukan aktivitas berat. Nanti, kalau kamu butuh apa-apa, jangan sungkan hubungi aku. Aku siap membantu kamu," ujar Denis.Perhatian Denis sangat menyiksa batin Cherly. Bagaimana Cherly bisa membuang rasa cintanya, sedangkan Denis memberikan perhatian lebih seperti itu."Seharusnya kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 96 Hukuman Mati

    Selain meninggalkan ponsel baru untuk Gina. Lena pun meninggalkan nomornya, supaya Gina menghubunginya.Gina kemudian menghubungi Lena untuk mengucapkan terima kasih. Lena begitu perhatian. Bersyukur ia memiliki ibu sambung sepertinya. Selain itu, Gina juga menanyakan kabar tentang orang tuanya. Belum begitu lama tinggal di kampung, Gina merasa sangat merindukan mereka. Entah sedang apa mereka, apakah mereka masih sibuk mencari Gina?Telepon pun tersambung, Lena segera mengangkatnya."Halo, Bunda. Bunda di mana sekarang? Maaf, tadi kata Nenek saat Bunda berkunjung, akunya nggak ada di rumah. Aku sedang ada urusan di luar. Oh iya, terima kasih banyak ya, Bun ponsel dan uangnya. Kebetulan sekali aku sangat membutuhkan ponsel ini," ucap Gina."Halo, Sayang. Iya tidak apa-apa. Bunda ada di jalan, sebentar lagi sampai di rumah," sahut Lena."Em ... Bunda, bagaimana kabar ayah? Terus ibu dan ayah Saga? Bunda juga apa kabar? Kangen aku sama kalian," imbuh Gina."Kabar ibu dan ayah Saga baik-

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 95 Membawa Pulang

    Beberapa saat kemudian, Farrel dan tim kepolisian kembali dengan tangan kosong. Rumiah telah lolos dari kejaran mereka. Sehingga membuat Rumiah ditetapkan menjadi DPO."Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tapi, kami akan berusaha semaksimal mungkin, untuk mencari keberadaan saudari Rumiah." Polisi pun pamit dari rumah Farrel."Bagaimana ini? Keadaan ini belum aman jika Rumiah masih bebas berkeliaran. Bisa saja sewaktu-waktu, dia kembali mencari Ayah dan memaksa lagi untuk memberikan semua milik Ayah. Bahkan tak segan membuat Ayah menderita lagi." Farrel merasa khawatir.Mereka terdiam untuk beberapa saat. Namun, beberapa saat kemudian Gina mengutarakan pendapatnya."Em ... Bagaimana kalau Om Romi ikut kita ke kampung saja, Rel. Sekalian kita jelaskan kepada ibu kamu," imbuh Gina.Farrel menoleh ke arah ayahnya. Pak Reno pun ikut menimpali, "Ide yang bagus. Memang sebaiknya untuk sementara waktu, Ayah kamu harus kamu bawa dari rumah ini. Bahaya jika dibiarkan tinggal sendirian, seme

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 94 Ditangkap

    "Ya Tuhan, Gina!" teriak Rumiah, ketika Gina terbatuk dan menyemburkan air di dalam mulutnya pada berkas itu."Aduh, maaf-maaf. Aku tidak sengaja, biar aku bersihkan berkasnya," ucap Gina.Gina kemudian merebut berkas itu, lalu berusaha mengeringkannya menggunakan ujung kerudung yang dipakainya."Ya ... Sobek," ujar Gina.Rumiah melotot tajam, melihat apa yang dilakukan oleh Gina. Namun, pak Reno dan juga Farrel menahan tawa atas apa yang terjadi."Kamu, ya! Kamu apakan berkas ini? Kurang ajar kamu, Gina!"Rumiah melayangkan tamparan ke arah Gina. Namun, secepatnya Farrel menahan tangan Rumiah."Berani menampar dia, maka rekaman itu akan aku berikan ke polisi dan aku sebar luaskan." Farrel memberi ancaman.Rumiah menepis tangan Farrel, ia berbalik badan menghadap Farrel."Rekaman apa yang kamu maksud? Bukankah rekaman itu sudah aku hapus? Jangan main-main denganku, Farrel. Aku tidak bisa kamu kelabuhi. Aku bukan wanita bodoh seperti yang kamu pikirkan," cetus Rumiah.Farrel tertawa be

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 93 Menandatangani

    Rumiah membeliak, saat melihat kak Reno memperlihatkan rekaman kejahatannya barusan. Farrel, Gina dan pak Reno tersenyum puas atas bukti yang telah mereka dapatkan."Sialan kalian semua, ternyata kalian menjebakku. Aku tidak akan tinggal diam. Aku hanya menuntut hakku sebagai istri Romi. Tapi kalian, berani-beraninya merekamku tanpa sepengetahuanku," ujar Rumiah.Romi bangkit lalu berdiri, ia menimpali ucapan Rumiah, "Apa? Hak? Jelas-jelas aku sudah menjatuhkan talak terhadap kamu. Lagi pula, kita hanya menikah secara siri. Jadi, tidak ada hak untuk kamu menguasai apa yang aku punya.""Jelas aku punya hak, kamu hanya memberikan sebagian kecil uang dan perhiasan. Kamu jangan hanya mau enaknya saja, Romi!" sarkas Rumiah."Kamu tidak bisa bersyukur, Rumiah. Aku sudah menolongmu dari garis kemiskinan. Aku menikahi kamu, karena aku kira kamu baik. Tapi ternyata, kamu tidak lebih dari seekor ular. Beruntung aku hanya menikahi kamu secara siri. Kamu tidak ada bedanya dengan seorang penipu. K

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 92 Bukti Kejahatan

    Dua hari kemudian, Farrel bergegas membawa kembali ayahnya untuk pulang. Terpaksa ia dan Gina tidak pulang ke kampung, karena urusan bersama ayahnya sangat penting, demi menyelesaikan misinya.Sesampainya di rumah, Romi kembali dipakaikan baju yang terakhir kali ia pakai di rumah itu. Walau pun sudah tidak nyaman. Namun, demi mengelabuhi Rumiah, Romi harus memakainya lagi.Tidak hanya itu, Farrel juga sengaja menyimpan sedikit makanan mentah di atas lantai. Seolah-olah Romi telah memakan makanan itu demi bertahan hidup.Tepat pada siang hari, Farrel, Gina dan pak Reno kembali bersembunyi saat terdengar suara mobil masuk ke dalam halaman rumah. Namun, sebelumnya pak Reno telah menyimpan sebuah kamera tersembunyi di kamar itu, untuk merekam aksi kejahatan yang akan dilakukan Rumiah."Semoga rencana ini berhasil, ya Tuhan. Aku ingin melihat Ayah dan Ibu kembali bersama lagi seperti dulu, bahagia tanpa ada wanita jahat itu. Tuhan, tolong permudah jalan kami untuk mengungkap semuanya di ha

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 91 Menyesal

    Romi menelan sedikit demi sedikit air kelapa itu. Walau pun sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan. Namun, ia masih bisa menelan cairan yang diberikan oleh pak Reno.Romi telah menghabiskan air kelapa itu satu botol. Pak Reno membiarkan Romi setelah meminum air itu, menunggu reaksi air kelapa yang baru saja masuk ke dalam tubuhnya.Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Romi sedikit demi sedikit mulai bisa menggerakkan tangannya. Hal itu membuat Farrel senang."Ayah coba gerakkan kakinya," ujar Farrel.Walau pun belum pulih sepenuhnya, sedikit demi sedikit kaki Romi pun mulai bisa di gerakkan. Romi pun kembali bisa berbicara walau pun belum lancar sepenuhnya."Aku akan panggilkan dokter, Romi. Kamu butuh dokter untuk memeriksa keadaan kamu," ujar pak Reno."Em ... Pak, apa nggak sebaiknya kita bawa saja Ayah ke rumah sakit? Lagi pula, wanita itu sudah pergi," sahut Farrel memberi usul."Ya, kamu benar, Farrel. Ayok, kita bawa Ayah kamu ke rumah sakit. Saya akan siapkan mobil saya dulu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 90 Dia Datang

    Semua tampak bingung atas permintaan Romi. Farrel, Gina dan pak Reno saling melempar pandang."Maksud Ayah?" tanya Farrel."Jangan pergi ke mana-mana, cukup kalian di sini dan tunggu sebentar lagi. Kalian pasti akan mengetahui semuanya," jawab Romi.Mereka semakin tidak mengerti dengan segala ucapan yang terlontar dari mulut Romi. Terutama Farrel, wajahnya menunjukkan seakan menuntut penjelasan dari sang ayah."Sebentar lagi kalian akan paham maksud Ayah. Kalian sebaiknya bersembunyi, jangan sampai menampakkan batang hidung kalian saat dia datang. Ayah akan jelaskan semuanya setelah dia pergi. Tapi, Ayah minta salah satu dari kalian, bawakan Ayah air kelapa sebanyak-banyaknya," pinta Romi.Setiap perkataan Romi, begitu banyak menyimpan teka-teki yang sulit untuk dipecahkan. Namun, mereka akan menuruti perkataan Romi, mereka akan menunggu dan bersembunyi."Biar saya saja yang akan memesan air kelapa. Saya akan menyuruh ART saya," imbuh pak Reno, yang kemudian menghubungi ART-nya.Dari

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 89 Dikerubungi Lalat

    "Loh iya, ya!" sahut Gina, mereka mulai menyusuri arah bau bangkai yang mereka cium.Farrel mengajak Gina untuk pergi ke dapur. Sesampainya di sana, mereka melihat banyaknya makanan berceceran di lantai. Isi kulkas yang menyimpan bahan makanan mentah, semua sudah berada di lantai. Dan ternyata bau bangkai yang tercium berasal dari daging mentah yang telah dikerubuti lalat hijau dan belatung.Sontak membuat mereka berdua membekap hidungnya, tak tahan dengan bau yang sangat tidak enak dan menyengat itu."Farrel, aku mau muntah!" Gina berlari ke arah kamar mandi ART di dekat dapur.Gina menumpahkan semua isi perutnya. Isi perutnya yang terasa diaduk, hingga akhirnya semua sarapan yang ia santap tadi, terkuras habis."Farrel, jangan berlama-lama di sini. Aku takut muntah lagi," ujar Gina, sehingga matanya mengeluarkan banyak air.Farrel mengangguk, mereka menjauh dari dapur. Farrel kemudian mengajak Gina untuk menuju lantai atas, kamar ayahnya.Mereka mulai menaiki anak tangga. Rumah itu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 88 Kosong

    "Loh iya, ya. Kenapa bisa pecah, ya? Mungkin ada orang iseng melempar batu kali, ya!" sahut Farrel, ia pun mengamati jendela itu."Rel, apakah kita langsung masuk saja? Tapi ... Apakah tante Rumiah ada di dalam? Sebaiknya kita harus berhati-hati. Dia sangat jahat, bahkan tidak segan untuk menyakiti orang lain," ujar Gina."Tapi di sana tidak ada mobil sama sekali di garasi, semuanya tidak ada. Apa ayahku dan juga Rumiah lagi keluar, ya? Tapi kok satpam juga tidak kelihatan. Kondisi halaman juga tidak sebersih seperti biasanya," sahut Farrel.Lama mereka berdua berdiam diri sambil mengamati rumah itu. Farrel pun segera mengajak Gina untuk masuk. Ia begitu penasaran dengan kondisi di dalam. Sungguh aneh sekali. Kaca pecah, beberapa mobil yang dimiliki tidak ada satu pun yang terparkir, bahkan satpam penjaga rumah pun tidak ada. Lantas ke mana semua?Farrel mulai membuka pintu gerbang yang ternyata tidak terkunci itu. Membuat mereka senang, karena tidak kesulitan untuk masuk ke dalam rum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status