Beranda / Rumah Tangga / NAFKAH YANG TERBAGI / Bab 35 Asumsi Tessa

Share

Bab 35 Asumsi Tessa

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-29 09:06:43

"Ya Tuhan, kamu serius, Gin?" tanya Tessa lewat sambungan telepon.

"Iya, maaf aku baru kasih tahu kamu. Aku kesusahan megang ponselnya, ini juga dibantu Andres, mengangkat telepon dari kamu," jawab Gina.

Gina menceritakan apa yang terjadi padanya kemarin. Tessa yang baru mengetahui, sontak sangat terkejut.

"Apa Cherly dan Denis sudah tahu masalah ini?" tanya Tessa.

Gina menghembuskan nafas kasar.

"Denis sudah tahu, tadi dia datang buat jemput aku berangkat kuliah. Tapi Cherly, dia susah sekali dihubungi. Pokoknya aku sangat trauma, Tes, sama paket-paket misterius itu. Aku takut akan terjadi hal lebih buruk dari ini. Aku bingung, aku merasa aku nggak punya musuh di mana pun dengan siapa pun. Kenapa aku harus mengalami hal seperti ini? Terpaksa aku harus ngambil cuti, sebelum kedua tangan aku benar-benar sembuh," jelas Gina.

Tessa merasa prihatin atas apa yang terjadi pada Gina. Setelah mengakhiri obrolan mereka di telepon, Tessa pun berniat untuk menjenguk Gina sepulang dari kampus nan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 36 Mengintimidasi

    Keesokan harinya, sebelum pergi ke kampus, dengan sengaja Tessa mendatangi kostan Cherly. Ia ingin memastikan, apakah Cherly terlibat dalam masalah yang Gina hadapi? Entah kenapa, setelah membaca pesan dari nomor baru itu, Tessa berpikir jika orang di balik nomor baru itu, adalah Cherly.Sampai di kostan, terlihat Cherly tengah menjemur pakaiannya di depan kostan. Melihat Cherly berada di sana, dengan cepat Tessa berlari menghampiri."Loh, Tes. Kamu ke sini?" sapa Cherly, yang menyadari kedatangan Tessa."Aku mau bicara sama kamu, ini penting." Sebelum dipersilahkan masuk, dengan cepat Tessa masuk ke dalam."Ada apa sih? Kok kamu kayak ada masalah atau apa. Aneh tahu nggak sikap kamu?" tanya Cherly, yang baru saja selesai menjemur.Tessa duduk di atas karpet bulu yang tergelar di sana."Biar aku ambilkan minum dulu-""Em ... Nggak usah, Cher. Terima kasih, aku tidak haus!" potong Tessa.Cherly urung pergi ke dapur, ia kemudian duduk di hadapan Tessa."Aku cuma mau tanya sama kamu, ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 37 Terkurung

    "Cherly, dipanggil bu Mita di kantor," ujar seorang mahasiswa, yang berlari tergopoh-gopoh menghampiri Cherly dan Tessa yang hendak pergi ke rumah Gina siang itu."Bu Mita? Memangnya ada apa, ya?" tanya Cherly."Saya juga tidak tahu, lebih baik temui dia sekarang. Sepertinya dia marah sama kamu. Sekarang bu Mita lagi nunggu kamu di perpustakaan lama," ujar mahasiswa itu.Cherly dan Tessa saling melempar pandang. Entah apa sebabnya bu Mita, salah satu dosen di kampus itu, marah terhadap Cherly? Cherly pun tidak merasa melakukan kesalahan."Kenapa aku disuruh ke sana? Itu kan perpustakaan yang sudah tidak digunakan. Aneh," celetuk Cherly."Saya hanya menyampaikan pesan dari bu Mita saja. Sepertinya ada yang ingin dia bicarakan sama kamu di sana. Sudah, gitu saja sih. Aku pamit," ujar mahasiswa itu, dia langsung pergi meninggalkan Cherly dan Tessa.Cherly tidak mengerti, apa yang akan bu Mita lakukan padanya. Tak bisa dipungkiri, bu Mita adalah salah satu dosen yang bisa dibilang galak d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 38 Terbawa Suasana

    Denis menarik tangan Cherly, membawanya untuk keluar dari tempat itu. Mereka berdua menyusuri lorong deretan rak-rak buku tua, untuk sampai di pintu keluar."Sial!" pekik Denis, setelah mereka sampai di pintu, pintu itu ternyata telah tertutup.Denis menarik-narik kenop pintu itu. Namun, benar dugaannya, ada seseorang yang menutup pintu itu lantas menguncinya dari luar.Brak!Denis menendang daun pintu itu. Frustasi dengan keadaan yang mengharuskan dirinya terjebak di tempat itu, bersama dengan Cherly."Kamu tenang, ya. Aku akan mencari cara supaya kita bisa keluar dari sini." Denis berjalan menyusuri lorong deretan rak-rak buku tua itu. Ia mencari jendela atau apa yang bisa membuat mereka keluar dari tempat itu."Denis, bisakah kamu telepon seseorang supaya bisa menolong kita di sini? Ponsel aku tadi baterainya sudah sangat lemah. Barusan aku cek lagi, ternyata sudah mati. Siapa tahu dengan kamu menelepon seseorang, kita bisa terbebas dari sini," ujar Cherly.Denis mengangguk, kemudi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 39 Merasa Bersalah

    Suasana berubah menjadi canggung. Tatkala tak ada percakapan sama sekali di antara Cherly dan juga Denis, setelah Denis mencium Cherly.Semakin malam, rasa kantuk mulai menghampiri keduanya. Cherly menyandarkan punggungnya ke tembok, begitu pun dengan Denis. Keduanya terlelap dalam gelapnya malam yang menyelimuti.****"Bangun, Mas, Mbak!"Denis terbangun saat ia merasa ada seseorang menepuk bahunya. Setelah ia membuka mata, ternyata seorang cleaning service tengah berdiri di hadapannya, menatapnya heran."Ah, em ... Syukurlah ada Pak Widodo ke sini. Kami terkurung di sini semalaman," ujar Denis, sementara Cherly masih tertidur nyenyak tanpa merasa terganggu."Kok bisa terkurung di sini? Ini kan perpustakaan sudah lama tidak aktif. Kenapa kalian bisa sampai masuk ke sini?" tanya pak Widodo, matanya menatap Denis dan Cherly penuh selidik.Tak ingin ada kesalahan pahaman, Denis segera menjelaskan perihal yang terjadi kepadanya dan juga Cherly, hingga mereka berdua terkurung di tempat it

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 40 Getaran Aneh

    Dengan terpaksa, Cherly pun menuruti permintaan Gina. Walau pun berat rasanya, jika harus mendengar suaranya.Setelah panggilan tersambung, Cherly kemudian mengaktifkan pengeras suara pada ponsel itu."Halo, Gina. Ada apa? Oh iya, aku minta maaf kemarin aku tidak jadi datang ke rumah kamu. Ada urusan mendadak yang mengharuskan aku pergi, dan mengurungkan niatku menjenguk kamu. Kamu tidak marah, kan?" sapa Denis pada sambungan telepon.Cherly merasa lega, Denis tidak menceritakan apa yang dialami Denis bersamanya kepada Gina di perpustakaan lama semalam."Iya tidak apa-apa, aku hanya khawatir saja sama kamu. Semalaman beberapa kali aku telepon kamu tapi tidak kamu angkat. Iya syukurlah kalau kamu tidak apa-apa," sahut Gina."Iya, terima kasih, Gina atas pengertiannya. Sekarang aku mau ke rumah kamu. Sekalian aku mau bawakan sesuatu dari mama. Mama nitipin sesuatu untuk diberikan kepada kamu. Sekarang aku berangkat dari rumah. Aku tutup dulu ya, teleponnya," ucap Denis.Denis pun mengak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 41 Permintaan

    Cherly terbelalak setelah Denis mengatakan hal itu secara spontan. Denis pun terlihat gelagapan, saat menyadari jika dirinya keceplosan berkata seperti itu."Kok kamu bisa tahu kalau Cherly kedinginan?" tanya Gina, yang terus menatapnya penuh tanda tanya.Cherly menunduk pasrah jika memang harus ketahuan oleh Gina, tentang kejadian semalam. Namun, Cherly sangat berharap Denis bisa menjelaskan supaya Gina tak berprasangka buruk terhadap mereka berdua."Em ... Anu. Cuaca semalam terasa berbeda dari biasanya. Semalam yang aku rasain, di kota ini terasa sangat dingin. Jadi, aku mengira jika Cherly mungkin kedinginan, dan akibatnya dia terkena flu dan kepala pusing. Itu sih, karena biasanya aku juga suka gitu kalau tiba-tiba cuaca berbeda seperti semalam," jelas Denis, membuat Cherly bisa bernafas lega.Gina mengangkat sebelah alisnya. Ia menatap Denis seakan mengintimidasi lelaki itu."Em ... Gina, betul yang dikatakan Denis. Semalam memang cuaca menurut aku sangat dingin. Ditambah kostan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 42 Perhatian Lebih

    Melihat keadaan Cherly yang tak sadarkan diri, membuat Denis merasa sedih. Ia merutuki semua kebodohannya, yang tak bisa membawa Cherly keluar semalam dari perpustakaan lama.Denis mengusap punggung tangan Cherly, berdoa dalam hati, berharap Cherly lekas sadar dari pingsannya.Setelah mendapat penanganan dari dokter. Akhirnya Cherly membuka matanya, dan melihat Denis yang tengah duduk menunggunya di kursi pinggir ranjang tempatnya berbaring."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Cherly.Denis mengerutkan dahinya, ucapan Cherly sungguh membuatnya kesal sekaligus iba."Kenapa nanyanya kayak gitu? Terserah aku dong mau nungguin kamu atau tidak. Oh iya, kata dokter kamu harus banyak istirahat dan jangan dulu melakukan aktivitas berat. Nanti, kalau kamu butuh apa-apa, jangan sungkan hubungi aku. Aku siap membantu kamu," ujar Denis.Perhatian Denis sangat menyiksa batin Cherly. Bagaimana Cherly bisa membuang rasa cintanya, sedangkan Denis memberikan perhatian lebih seperti itu."Seharusnya kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 43 Pesan

    Gina menautkan kedua alisnya, tatkala Denis memanggilnya Cher."Em ... Maaf, Gin. Bukan ke kamu, aku kira kamu Chera sepupu aku. Dari tadi beberapa kali dia nelepon aku terus. Oh iya, ada apa kamu nelepon?" tanya Denis, tanpa Gina sadari, di seberang telepon Denis menahan kegugupannya."Oh sepupu kamu. Ini aku mau kasih tahu kamu, jam tangan kamu tadi jatuh di sini," jawab Gina.Denis merasa lega, ternyata Gina percaya dengan alasan yang dibuatnya. Denis kemudian melihat pergelangan tangannya, ternyata ia baru sadar jika jam tangannya memang sudah tidak ada di tangannya."Ya ampun, iya aku nggak sadar kalau jam aku jatuh. Kalau kamu nggak kasih tahu, mungkin aku akan terus lupa. Terima kasih sudah kasih tahu, nanti aku ambil ke rumah kamu," ucap Denis.Gina tersenyum mengangguk, mendengar suara Denis saja, membuat Gina merasa bahagia."Kok diam, ada yang ingin dibicarakan lagi?" tanya Denis.Gina tersenyum sembari tertunduk. Wajahnya memerah merona, walau pun sudah tentu Denis tidak a

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 56 Jujur

    "Jadi ... Sebenarnya Bapak tidak tahu tentang mayat di dalam dinding itu?" tanya polisi kepada pak Jarwo."Betul, Pak. Saya juga syok, mendengar ada mayat di kostan milik saya. Sepertinya itu ulah salah satu penghuni kost sebelumnya. Tapi saya juga tidak tahu, itu hanya dugaan saya saja," jawab pak Jarwo.Semua menyimak, dan menyimpulkan hal yang sama seperti pak Jarwo. Mungkin memang benar, mayat itu sengaja dikubur di dinding, oleh penghuni kost sebelumnya. Namun, ada motif apa di balik masalah ini? Semua masih menjadi teka-teki yang harus segera dipecahkan."Pak polisi, Pak Polisi! Pak, saya menemukan sesuatu di sana!" teriak pria yang baru saja menyelesaikan buang air kecil. Hal itu menjadikannya pusat perhatian orang-orang. Bahkan para tetangga pak Jarwo pun banyak yang keluar melihat adanya polisi di tempat itu."Ada apa? Kamu menemukan apa?" tanya polisi.Dengan nafas tersengal, susah payah pria itu mencoba untuk menjelaskan. Namun, rasa takut dan lelah menjadikannya sulit untu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 55 Mayat di Dalam Dinding

    Ceklek!Pintu pun terbuka lebar, menampakkan Denis dan beberapa orang polisi berdiri di depan pintu kostan.Melihat adanya polisi, salah satu anak kost masuk ke satu kamar dan kamar yang lain. Ia memberitahu, perihal adanya polisi, yang datang ke kostan Cherly.Seketika suasana menjadi ramai setelah penghuni kost yang lain keluar dari kamar masing-masing."Cherly, kenapa bisa ada mayat di sini? Apakah terjadi sesuatu?" tanya Denis, ia begitu penasaran.Dengan susah payah, Cherly segera meminta mereka untuk masuk ke dalam."Sebaiknya kalian periksa saja di dalam dinding itu," jawab Cherly.Denis dan beberapa polisi tersebut segera masuk. Mereka tercengang, mendapati salah satu dinding yang telah berlubang."Aku tidak sengaja menemukan mayat di dalam dinding itu, setelah beberapa kali aku bermimpi buruk. Dan puncaknya, mimpi itu berakhir menunjukkan kenyataan bahwa ternyata selama aku tinggal disini, aku tinggal bersama seorang mayat," jelas Cherly, sambil menunjuk ke arah dinding berlu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 54 Sosok Menakutkan

    Cherly melepaskan kedua tangan dari telinga. Lantas Cherly berdiri hendak mencari ponselnya, dengan meraba lantai.Dor! Dor! Dor!"Sudah cukup!" teriak Cherly. Namun, ia terbangun dari tidurnya di atas karpet.Cherly mengusap buliran keringat yang mengumpul di dahinya. Ternyata Cherly baru terbangun dari tidurnya. Yang baru saja ia alami, hanyalah mimpi. Namun, jantung Cherly masih berdetak hebat, mimpi itu seperti nyata dan sangat menakutkan.Cherly melirik ke arah jam dinding, waktu sudah menunjukkan pukul 18.00. Cherly menghela nafas kasar, tidak seharusnya ia kalah dengan rasa kantuk di jam-jam rawan seperti itu.Keadaan di luar sudah mulai gelap. Cherly mengintip di balik jendela. Rasa trauma akan mimpi barusan, begitu melekat di diri Cherly. Mimpi itu sangat mengerikan, tak bisa dipungkiri Cherly mulai takut dengan keadaan ini."Kenapa aku jadi seperti ini? Padahal sebelum pindah ke sini, aku tidak pernah mengalami hal seperti ini. Bahkan aku juga tidak pernah tidur di waktu mag

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 53 Hampir Magrib

    Cherly yang baru saja selesai mandi. Segera makan seorang diri di kostan. Sebelum mandi, ia sempat memasak bahan makanan yang tersedia di dalam kulkas.Waktu telah menunjukkan pukul 17.00 sore. senja mulai menampakkan cahaya jingga. Penghuni kost lain tampak berlalu lalang, ada yang masuk dan ada yang keluar.Cherly begitu menikmati makanan yang baru saja dibuatnya. Hingga tak terasa, ia telah menghabiskan satu piring penuh, membuat perutnya merasa kekenyangan.Selesai makan, seperti biasa Cherly membereskan piring kotor kemudian mencucinya.Sejenak setelah menyelesaikan cucian piringnya. Cherly memainkan ponselnya, dengan bersandar di tembok. Namun, tiba-tiba rasa kantuk mulai menyerang. Cherly melihat jam di layar ponselnya, ternyata sudah menunjukkan waktu hampir magrib.Entah kenapa, di waktu-waktu seperti itu, selalu saja rasa kantuk itu datang. Semenjak menempati kostan itu, kebiasaan buruk Cherly itu dimulai, tidur di waktu mendekati waktu magrib."Nggak boleh tidur, aku harus

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 52 Panggilan Tak Terjawab

    Di dekat gerbang kampus, tampak pak Mukidi tengah berdiri bersandar pada mobil. Beberapa kali ia meniupkan asap rokok yang langsung membumbung tinggi ke udara."Hai, Pak. Sudah lama, ya nungguin?" sapa Gina, ia baru saja selesai kelas dan langsung keluar dari area kampus."Eh, Non Gina sudah keluar. Baru juga sampai, ini lagi santai dulu sambil merokok. Mau langsung pulang sekarang, Non?" tanya pak Mukidi."Jangan langsung pulang, Pak. Antar aku ke toko buku langgananku dulu," jawab Gina."Siap, Non!" Pak Mukidi mengacungkan jari jempolnya ke udara.Lantas Gina langsung masuk ke barisan belakang. Sementara pak Mukidi, bergegas ia mematikan rokok yang masih menyala itu.Sepanjang perjalanan, Gina hanya menatap jalanan dari kaca jendela mobil yang sengaja ia buka sedikit. Semilir angin langsung terasa menerpa wajah Gina. Lalu lalang kendaraan di jalanan itu tampak ramai lancar. Memperlihatkan kesibukan yang tiada hentinya di kota itu.Jarak toko buku langganan Gina cukup jauh dari kampu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 51 Menutupi Kebenaran

    Gina kemudian mematikan teleponnya, lalu menyelesaikan aktivitas mencuci piringnya."Ayok kita pulang, Sayang. Em ... Lena, terima kasih, ya. Kamu sudah repot-repot masak banyak buat kami," ucap Rusdi.Lena tersenyum sambil mengangguk kecil."Tak apa, Mas. Aku senang kita bisa makan bersama seperti ini," sahut tante Lena.Rusdi dan Gina pun berpamitan pulang. Sampai di rumah, Gina masuk ke dalam kamar. Ia terdiam, teringat akan percakapan Cherly dengan seorang lelaki di sambungan telepon tadi."Kok aku kayak nggak asing dengan suara itu, siapa kira-kira lelaki yang bersama Cherly tadi?" Dalam hati, Gina bertanya-tanya.Malam semakin larut, Gina pun memutuskan untuk istirahat. Ia berusaha membuang jauh pikiran buruk tentang Cherly. Toh yang ia tahu, Cherly adalah saudarinya yang baik. Tidak mungkin Cherly berbuat yang tidak-tidak. Itulah yang Gina lakukan, berpikir positif walau pun jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, ia masih bertanya-tanya.Keesokan harinya, Gina yang telah samp

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 50 Keluarga Baru

    "Gina!" Wanita yang sudah tidak muda itu pun tak kalah terkejutnya saat melihat Gina."Ayah, apakah benar Tante Lena ini calon istri Ayah?" tanya Gina.Rusdi mengernyitkan dahinya, ia kemudian mengangguk membenarkan."Jadi, kamu sudah kenal dengan Tante Lena?" tanya Rusdi, yang disambut oleh anggukan kepala Gina."Tante Lena ini tantenya Tessa teman aku di kampus dan pemilik kedai bakso. Kebetulan aku dan Cherly juga sering jajan di sana," jawab Gina.Semua serba kebetulan, mungkin ini yang disebut dengan takdir. Tak menyangka jika Rusdi hendak menikah dengan wanita yang Gina kenal."Ya Tuhan, kok bisa kebetulan gini, ya. Tapi tidak apa-apa, Tante sangat bahagia setelah mengetahui ternyata kamu anaknya Mas Rusdi. Sebentar lagi kamu akan menjadi anakku, kamu anak baik dan Tante sangat menyukai kamu, Sayang. Sebaiknya kita ngobrol di dalam saja. Ayok, Mas, Gina, silahkan masuk!" seru tante Lena.Rusdi dan Gina pun masuk, dan dipersilahkan duduk di sofa ruang tamu."Aku mau tahu dan sang

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 49 Calon Istri Rusdi

    David menghentikan tawanya, ia melirik ke sana kemari, saat orang-orang di perpustakaan itu serempak melihat ke arahnya."Ini, coba baca buku ini. Lucu sekali," jawab David, ia memperlihatkan isi buku yang baru saja ia baca.Gina tersenyum garing, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Entah di mana letak lucunya. Namun, terlihat David begitu terhibur dengan isi buku itu."Lucu, ya?" tanya Gina.David mengangguk, ia kemudian melanjutkan bacaannya."Sst ... Sst, Gina!" Dari ambang pintu, kepala Cherly terlihat menyembul dan melambaikan tangan, menyuruh Gina mendekatinya.Gina yang melihat itu, segera bangkit berdiri kemudian mendekati Cherly."Iya, kenapa, Cher?" tanya Gina."Kamu yang kenapa? Apa kamu nggak sadar, orang yang ada di hadapan kamu itu si David, monster kampus ini. Apa kamu nggak takut dikerjain lagi sama orang itu?" tanya Cherly tak habis pikir.Gina menoleh ke arah David yang masih sibuk membaca buku. Dengan segera, Gina menarik tangan Cherly dan mengajaknya bicara di

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 48 Meminta Persetujuan

    Gina menuruti permintaan Rusdi, ia duduk di sebelah Rusdi setelah menyalami semua yang ada di ruang tamu.Penampilan Rusdi sedikit berbeda dari sebelumnya. Yang semula rambutnya sebagian telah berwarna putih, kini seluruhnya telah berganti warna menjadi hitam. Sehingga tampak terlihat muda dari sebelumnya."Sayang, kamu habis ke mana dulu? Kok baru pulang?" tanya Saga."Aku mampir dulu di kostan Cherly, Yah!" jawab Gina.Ratri menatap wajah Ratri yang terlihat sedikit berbeda."Kamu kenapa, Nak? Kok wajah kamu terlihat sembab?" tanya Ratri, yang disambut oleh gelengan kepala Gina."Aku tidak apa-apa, Bu. Aku hanya lelah saja, hari ini kan hari pertama aku kembali masuk kuliah. Aku jadi belum terbiasa lagi menjalani aktivitas di kampus. Makanya aku mampir dulu di kostan Cherly, untuk mengusir rasa lelahku," dalih Gina.Ratri mengangguk, walau pun perasaannya sebagai seorang ibu, tahu jika putrinya seperti sedang ada masalah. Namun, ia tak ingin memaksakan bertanya, ia takut jika memaks

DMCA.com Protection Status