Share

My Tsundere Tara
My Tsundere Tara
Penulis: Sia

Aku pelakor?

Penulis: Sia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-21 19:33:37

"Kamu ada hubungan apa sama suami saya?"

Suaranya pelan, tapi mampu menusuk gendang telinga Krisna hingga menyentuh jantungnya. Bulu kuduk gadis itu meremang. Tatapan tajam yang di lemparkan oleh wanita di hadapannya begitu mengintimidasi. Belum lagi riasan tebal dan bibir semerah cabai itu mampu menambah kesan kuat di wajah wanita yang usianya terlihat memasuki kepala empat tersebut.

"Maaf ... maksud Ibu apa, ya?" tanya Krisna masih tak mengerti akan situasi macam apa yang sedang menjebaknya sekarang.

"Kamu selingkuh sama suami saya?"  Pertanyaan yang dilontarkan wanita di hadapan Krisna, berhasil membuat mata sipitnya membola seketika.

Krisna mencoba memikirkan segala kemongkinan, dan sialnya, segala hal berhenti pada kenyataan bahwa nyonya yang berdiri di hadapannya saat ini merupakan istri dari Tuan Gionino Bendrict-- Pemilik Winde Grup sekaligus direktur di perusahaan tempat dia berkerja. Maxi dress hitam mengkilap yang pundaknya terbuka, serta sebuah dompet manis elegan edisi terbatas buatan perancang paling terkenal di negri ini yang terlihat menghias cantik di lengan kirinya mengatakan itu.

"Maaf sebelumnya, Bu ... sepertinya di sini ada sebuah kesalahpahaman." Krisna berujar tenang, baerusaha meluruskan. Berbanding terbalik sekalidengan Mayang yang seperti sudah menembakkan laser dari matanya, dan membuat Krisna terbunuh detik itu juga.

"Tcih! di mana-mana memang tidak ada maling yang akan mengaku." Tatapan Mayang menelanjangi gadis di hadapannya, lalu berhenti pada gaun sabrina putih yang melekat di tubuh mungil Krisna. Gaun yang Pagi ini dia lihat tergeletak di ruang kerja suaminya--terbungkus manis kotak berwarna biru tua, dan sebuah note dengan tulisan memuakkan. Mengingatnya saja, membuat Mayang tak tahan ingin merobek gaun tersebut.

Krisna hanya menanggapi kalimat yang keluar dari mulut Mayang dengan senyuman yang membuatnya terlihat seperti orang bodoh. "Saya tidak tahu apa yang membuat Ibu sampai berpikir demikian. Tapi saya dan Pak Gio benar-benar tidak memiliki hubungan seperti apa yang Ibu pikirkan."

PLAK!

Tepat setelah menyelesaikan kalimatnya, sebuah tamparan panas mendarat di pipi kanan Krisna, menyisakan gambar kemerehan. Suaranya terdengar begitu nyaring, hingga membuat orang-orang yang tadinya tidak menyadari, kini mulai memandang ke arah mereka berdua sambil berbisik dan membuat kerumunan.

"Jangan berani-beraninya kamu menyebut nama suami saya dengan mulut kotor kamu!" ucap Mayang penuh penekanan, sambil mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Krisna.

Gio yang tengah mengobrol dengan salah satu tamu pun, mulai berlari menghampiri mereka setelah mendengar kegaduhan yang istrinya ciptakan.

"Ma! kamu apa apaan, sih?" Pria yang beberapa rambutnya mulai terlihat memutih itu memeluk pundak istrinya. Dengan cepat Mayang menepis lengan Gio dari pundaknya dengan kasar.

"Kamu mau membela jalang sialan ini, hah?" Mayang meninggikan suaranya sedang jari telunjuknya mengacung di depan wajah Krisna yang masih tampak tak mengerti denga. situasi yang tengah dia hadapi.

Gio menghirup napas dalam-dalam sambil memijat kecil pelipisnya. Ia tak menyangka kalau Mayang akan sampai melakukan hal senekat ini. "Ayo kita bicarakan baik-baik di luar. Semua orang sedang memperhatikan kita sekarang." Gio mencoba kembali meraih tangan Mayang. Tapi lagi-lagi, Mayang menepisnya.

"Kamu malu jika orang lain tahu kamu beselingkuh? atau jangan-jangan kamu malu kalau orang tahu jika wanita yang biasanya kamu tiduri, kamu pungut dari tempat sampah!"

"Mayang cukup!" bentak Gio.

Mayang tertegun. Matanya terbelak. 12 tahun dia hidup dengan pria di hadapannya. Meski mereka di jodohkan, Gio sama sekali tak pernah membentak Mayang. Dan untuk pertama kalinya, Gio meninggikan suaranya di hadapan Mayang. Mayang dapat merasakan darahnya naik hingga ubun-ubun.

Krisna masih menyaksikannya sambil memegangi pipi yang memerah, sebelum akhirnya Mayang bergerak mendekat, lalu mencengkram lengan gaun Krisna dan menariknya kasar hingga membuat Krisna kegilangan keseimbangan. Bokongnya terhempas ke lantai, serta menciptakan sedikit robekan di gaun yang Krisna kenakan, dari lengan, hingga ke dekat dekat dada gadis itu.

"Hanya karena kamu memakai pakaian bagus, sama sekali tidak merubah derajat kamu yang tak lebih hina dari pada sampah! Jalang sialan!"

Mayang menumpahkan cairan merah dari gelas yang dia pegang, ke atas kepala Krisna, hingga membasahi bajunya. Kini bajunya yang basah berhasil mencetak tubuh Krisna dengan jelas.

Ketika Mayang kembali bersiap melayangkan tangannya yang hendak menggapai rambut Krisna, Gio dengan cepat menghentikan itu. "Cukup, Ma! cukup!"

Mayang tersenyum miring. "Masih ingin membela gadis itu?"

Krisna hanya terduduk di lantai dengan tatapan nanar sambil memegangi bajunya yang robek. Krisna benar-benar shock dan tidak mengerti tentang keributan yang terjadi sekarang ini, bahkan untuk membela dirinya pun dia tak memiliki cukup tenaga.

Krisna tidak pernah paham di mana letak kesalahannya. Yang dia lakukan hanya menemani Pak Gio sebagai utusan perusahaan di acara amal malam ini. Jika yang membuat istri Pak Gio semarah itu adalah gaun yang sedang Krisna kenakan sekarang ini, dia berani bersumpah jika dia tidak pernah memintanya. Gaun itu hanya tiba-tiba sampai di atas meja kerjanya.

Bekas memar yang Mayang ciptakan di pipi Krisna sama sekali tak bisa dibandingkan dengan perih yang menacap harinya. Seketika Krisna merasakan semua udara di sekitarnya meluap. Yang lebih mengecewakan adalah tatapan orang-orang di sekilingnya yang hanya bisa memandanginya seperti sebuah kotoran, tanpa sedikitpun beniat mengulurkan tangan.

"Cukup!" Krisna berteriak. "Saya tidak mengerti tentang semua ini. Saya sama sekali tidak ada hubungan apa-apa dengan suami Ibu. Saya berani bersumpah!" ucapnya lagi dengan suara parau. Perlahan kristal bening mulai meluncur dari sudut matanya.

Mayang tertawa hambar. Jemarinya mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompet, lantas melemparkannya pada Krisna. "Tinggalkan suami saya!" Dia memparkan tatapan jijik sebelum akhirnya berbalik dan meninggalkan Krisna dengan langkah angkuh.

Krisna menunduk. Tangannya meremas ujung gaunnya kuat, hingga membuat kuku-kukunya menekan telapak tangan. Dia membiarkan air mata menanak sungai di kedua pipinya yang tampak kemerahan. Sesekali terdengar isakkan kecil dari gadis itu, seiring dengan kerumunan yang mulai membubarkan diri seolah tontonan menariknya sudah selesai sekarang.

Gio masih berdiri di sana. Menatap Krisna dengan tatapan iba. Dia sungguh menyesal dan merasa bersalah atas perlakuan Mayang pada gadis malang itu. Baru saja ingin mengulurkan lengannya, suara seorang menghentikannya.

"Jangan sentuh gadis itu ..."

Seorang pemuda melangkah tegas ke arah mereka. Ia berhenti tepat di samping Krisna, kemudian melepas jas abu-abu yang ia kenakan, dan menutupi kedua pundak Krisna.

"Bukannya anda harus mengejar istri anda sebelun dia membuat kekacauan lainnya, Pak Gionino Bendrict?"

Kini Krisna dapat merasakan tangan besar itu hinggap di pundaknya, menuntun dia berdiri. Masih dengan kepala yang menunduk, Krisna menyamai langkah manusia yang entah seperti apa, dan dari mana datangnya itu. Walau ternyata makhluk ini adalah alien sekali pun, Krisna akan dengan senang hati mengikuti langkahnya sampai ke bulan, lalu hilang di angkasa.

Dengan kakinya yang lemas dan sisa tenaga yang Krisna miliki, gadis itu berusaha menopang tubuhnya agar tetap bisa berdiri. Jangankan untuk melihat siapa pria yang sudah membantunya tersebut, melihat pantulan dirinya sendiri di dinding lift saja Krisna tak tahan. Kejadian tadi terlalu cepat dan terjadi begitu saja membuat kepala Krisna berat. Sejurus kemudian, semuanya menggelap.

Bab terkait

  • My Tsundere Tara   Tara, dan seni bertahahan hidup

    Gadis dengan rambut ikal mayang itu mengerjap pelan. Krisna membuka matanya, dan menyadari jika dia tengah terbaring di atas kasur sebuah kamar hotel yang remang. Lampunya tidak menyala, tapi jendela yang gordennya terbuka lebar, menampakkan pemandangan malam khas Ibu Kota itu berhasil memberinya sedikit penerangan. Krisna terkejut saat menyadari bahwa tubuhnya kini hanya terbalut sebuah kemeja over size putih yang mampu menutupi separuh pahanya saja.Krisna memegangi kepalanya, berusaha mengingat apa yang terjadi. Potongan-potongan ingatan berputar di otaknya seperti lubang hitam, membuat Krisna pening. Dia sungguh berharap kalau yang terjadi hari ini hanya sebuah mimpi buruk.Saat banyak pikiran sibuk menjejali otak Krisna, tiba-tiba terdengar suara pintu kamar mandi di buka. Sontak mata gadis itu tertuju ke arah sosok yang baru saja keluar dari dalam sana, yang tubuhnya hanya di tutupi oleh selembar handuk, sedang mata

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • My Tsundere Tara   Kutukan di hidup Krisna

    Pagi-pagi sekali Krisna bangun dan bersiap untuk berangkat ke kantornya. Semalam ia ketiduran tanpa sempat mengisi daya ponselnya sama sekali. Krisna berangkat menggunakan Bus. Padahal sebelum Bayu ditugaskan ke Bandung, mereka selalu berangkat dan pulang bersama setiap hari.Tepat seperti dugaannya, hari ini lingkungan kantor terasa begitu memyeramkan. Semua orang-orang bebisik dan menatapi Krisna dengan tatapan aneh. Tentu saja, berita pasti menyebar dengan cepat. Krisna berusaha tetap tenang dan melangkahkan kakinya berani. Karena bagi Krisna, dia memang tidak bersalah. Dia benar-benar bukan pelakor, jadi tidak ada alasan untuk menundukkan kepala.Gadis itu baru saja duduk di mejanya kala seorang wanita menghampiri gadis itu. Dia Binta--sekertaris pak Gio, sekaligus satu-satunya orang yang berhasil jadi teman Krisna selama dia berada di kantor ini."Krisna... kamu sudah ditunggu Pak Gio di ruangannya," u

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • My Tsundere Tara   Mengakhiri penderitaan

    Sepanjang hari Krisna begitu sibuk sampai dia lupa kalau Bayu seharusnya sudah pulang sekarang. Krisna berkali kali mengirimkan pesan kepada Bayu, tapi tidak satupun dibalas. Dia juga berusaha menghubungi Gea--Kakak Bayu namun hasilnya sama.Dengan sisa tenaga yang dia miliki, Krisna berjalan menuju rumah Bayu yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Krisna tak sabar ingin melepaskan semua rindu pada pria kesayangannya itu sambil memeluk Bayu erat. Dia ingin menangis di pelukan Bayu, dan mendengar Bayu meyakinkannya kalau semua hal akan baik-baik saja.Saat tiba di sana, Krisna memencet bel beberapa kali, tapi tidak seorang pun keluar membukakan pintu. Krisna mencoba menelpon Bayu namun lagi-lagi Bayu tidak menjawab panggilannya.Apa mungkin Bayu tidur?Krisna mengirimkan sebuah pesan pada pria itu.[Bay, di rumah nggak ada orang? Aku di bawah]Beberapa menit k

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • My Tsundere Tara   Sebuah Kesepakatan

    Sebuah tangan menarik tubuh Krisna, sesaat sebelum sebuah mobil besar menghantamnya, hingga membuat mereka terjatuh di sisi jalan."Kalau mau mati jangan di sini! nyusahin orang lain saja."Krisna mendapati wajah yang kini tidak asing lagi untuknya. Tiba-tiba saja, tangis gadis itu pecah. Timbul perasaan bersalah dibenak Bam. Apa kalimat yang dia ucapkan barusan menyakiti gadis itu? tapi Bam sungguh tak tahu bagaimana cara menghibur seseorang dengan kata-kata.Dapat Bam lihat wajah gadis di hadapannya tertutupi rambutnya yang basah berantakan. Matanya yang sesekali memejam itu mulai tampak sembab. Bibir mungilnya yang terisak, memucat. Bam kemudian mengambil tubuh Krisna dan mendekapnya kuat-kuat. Membiarkan gadis itu tenggelam dengan setiap sakitnya di dada Bam, dengan tangis yang bersaut-sautan dengan suara hujan yang semakin mendera.Mereka berdua sudah duduk di dalam mobil Bam. Mulut Krisna masih

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-22
  • My Tsundere Tara   Kontrak Perbudakkan

    "Kesepakatan seperti apa?""Saya akan membiarkan kamu tinggal di sini, dengan syarat, kau harus menuruti semua hal yang saya perintahkan."Sebentar ... jangan bilang, Bam akan menjual Krisna pada Om-Om hidung belang?Krisna dengan cepat menutupi tubuhnya dengan tangan, sambil menatap Bam tajam."Dan, saya juga akan melunasi hutang 2 miliyarmu pada rentenir itu," katanya lagi. Kali ini kalimat yang Bam ucapkan sontak membuat Krisna bingung."Bagaimana kamu tahu tentang hutangnya?" tanya Krisna kaget."Sudah saya bilang, Na. Saya tahu semua hal tentang kamu."Krisna cepat mengangkat garpu bekas makannya tadi di atas piringnya, lantas mengarahkan benda itu kepada Bam. "Tidak mungkin! kamu pasti penguntit!"Bam berdecak kecil. Tangannya yang besar, di arahkan pada garpu yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya, ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • My Tsundere Tara   Dunia Tara

    Gadis itu sedang duduk di cafetaria sambil memandangi selembar kertas yang ada di hadapannya. Krisna tak tahu, bertemu dengan Bam adalah sebuah kesialan atau keberuntungan hang harus dia syukuri adanya. Karena setelah pernah kehilangan banyak hal waktu itu, Bayu menjadi hal terakhir yang membuat Krisna bertahan hidup. Mimpi dan segala rencana prihal membangun keluarga kecil yang bahagia dengan pria itu, memberikan Krisna langkah dan tujuan baru. Namun sekarang apa? Krisna bahkan tak tahu kenapa dia harus mempertahankan hidupnya. Dasar Bam saja yang seenaknya menyelamatkan Krisna, lalu memperbudaknya sebagai imbalan? tcih! tidak adil. Saat gadis itu tengah asik bergelut dengan banyak pikiran di otaknya, tiba-tiba seorang pria menyeret kursi yang ada di sebelah Krisna, lantas duduk di sana. Membuat Krisna menoleh. "Eh, Pak?" "Duh, jangan panggil gitu dong," katanya sambil t

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24
  • My Tsundere Tara   Halaman yang hilang

    "Krisna!""Na! bangun! sudah jam berapa ini!"Suara itu berbaur dengan ketukkan di pintu, samar-samar menyapa telinga Krisna yang masih berdiri di ambang kesadarannya. Krisna membuka matanya dengan paksa, dan menatap malas ke arah jam yang tergeletak di atas meja.Jam 05:35. Sial! Krisna kesiangan!Semalam gadis itu membaca ulang selembaran yang Bam berikan berkali-kali, agar tak ada lagi satu hal pun yang terlewat. Alhasil, dia tidur larut sekali dan lupa menyalakan jam alaram padahal jelas-jelas dijadwal tertulis jika Bam akan keluar untuk lari pada pukul 05:30 tepat. Sekarang Krisna bahkan baru membuka matanya.Krisna bergegas lari ke kamar mandi. Membasuh mukanya, mengikat rambut tinggi-tinggi, dan mengganti pakaiannya dengan setelan berwarna toska senada yang Bam belikan kemarin. Bam sudah berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di dinding sebelah pintu kamar Krisna dengan tang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-25
  • My Tsundere Tara   Manusia menyebalkan

    Hari ini weekand, tapi Bam masih saja berjibaku dengan laptop yang ada di hadapannya. Terlihat sangat fokus. Di sini lain, Krisna tengah dengan lahap menikmati sepotong cake yang Bam bawakan semalam, sambil sesekali memfotonya, sebab paduan warna dan hiasan cake tersebut terlihat sangat lucu.Krisna berniat mengunggahnya di sosial media dengan caption penuh kebahagiaan, agar Bayu melihatnya dan tahu jika kehilangan orang yang sama sekali tidak mempercayainya, tak membuat Krisna sedih. Krisna ingin Bayu melihat jika dengan atau tanpanya, dia tetap bisa melanjutkan hidup-- tentu saja meski kenyataannya sangat berlawanan. Dia bahkan tak tahu apakah Bayu masih ingin peduli tentangnya atau tidak.Krisna meraup banyak oksigen hingga memenuhi rongga dadanya. Sesak. Tapi dia segera tersenyum saat melihat lagi foto sepotong cake yang terpampang di layar ponselnya."Terimakasih Taraaa!"

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26

Bab terbaru

  • My Tsundere Tara   Asalan mendekati Krisna

    “Eh, Na ... gimana, sih rasanya tinggal seatap sama orang kayak Pak Bam?” Cewek itu membenarkan posisi kaca mata yang membingkai wajahnya.“Rasanya ...” Krisna menopang dagunya dengan tangan. Ia menimbang-nimbang kata apa yang cocok untuk menggambarkan kesan Krisna tinggal seatap dengan pemuda itu. “Menyebalkan banget, sih, rasanya.”Cia mengerutkan dahinya. “Masa, sih?”Krisna menyeruput jus stroberi di gelasnya yang tinggal setengah. “Apa lagi akhir-akhir ini. Makin usil dan menyebalkan aja itu orang,” tambahnya.Cia tertawa sambil membulatkan matanya. “Orang kayak pak Bam bisa usil? I’m soo suprise, loh, Dengernya! Kirain orangnya formal banget.”Krisna mengangguk. “Kadang, sih. Hari harian gitu, haha.”“Eh, Na ...” tiba-tiba Cia mendekatkan wajahnya ke arah Krisna, lantas menatap gadis itu dengan tampang serius. “Kamu memangnya ngg

  • My Tsundere Tara   Perasaan yang tak utuh

    "Bapak barusan senyum!" teriak Krisna histeris. Jari telunjuknya mengacung ke arah bam, yang langsung mengubah air mukanya.Pemuda itu kembali menampakkan wajah datar, dan berdiri dari duduknya. Bam kemudian melangkah ringan kerah gadis yang masih menetapnya dengan tampang menyebalkan, lalu mendorong tubuh Krisna ke arah pintu sambil terus memgacuhkan ledekan yang keluar dari mulut gadi itu.Krisna entah sejak kapan mengeluarkan ponsel dari saku, memegangnya tepat di depan wajah sambil berujar, "harusnya tadi di foto, nih. Kejadian langka!" ledekan itu berbaur dengan tawa renyah. "Senyum lagi coba..." tambahnya.Bam berdecak kesal, sembari terus mendorong tubuh mungil Krisna hingga kakinya berdiri di muka pintu. Krisna sempat menjulurkan lidahnya dan tertawa puas, lalu pemuda itu menutup pintu dengan kuat, hingga menciptakan bunyi dari kayu yang saling berbenturan.Bam kembali ke mejanya, lalu mengacak rambut frustrasi. Bam berusaha tetap terlihat cuek me

  • My Tsundere Tara   Hari Pertama di Kantor

    Hari ini merupakan hari pertama Krisna berkerja sebagai karyawan di Mahesa Mode. Dia memulai harinya dengan semangat, sebab berkerja di sebuah perusahaan mode merupakan mimpi yang sangat gadis itu idam-idamkan.Meski sebelumnya gadis itu tidak bekerja pada bidang ini, dia belajar dengan sangat cepat. Terlebih lagi memiliki senior yang mau mengajarinya dengan baik seperti Cia, Bimo, Bian dan Lisa yang menjabat sebagai kepala defisi sementara, sebab kepala tim sebelumnya kedapatan menjual sebuah rancangan baru ke perusahaan pesaing hingga membuat Mahesa mode sempat dalam masalah yang cukup serius.Untug saja mereka memiliki orang secekatan Bam, yang berhasil menyelesaikan semuanya tanpa masalah berarti. Mantan kepala defisi disain tersebut berakhir dengan dipecat, dan harus membayar denda untuk mengganti rugi uang prusahaan. Harusnya kepala defisi desain yang baru datang hari ini. Namun karrna suatu alasan, Lisa akan mengambil alih pekerjaannya hingga dia datang.

  • My Tsundere Tara   Makan Malam tim baru

    "Terserahlah ... tapi yang pasti, saya akan terus mengawasi.""Memangnya aku melakukan apa?" Grace mengibas rambut menggunakan jemari lentik, dengan bibir merah menyibik. "Ayolah adik manisku ... jangan perlakukan aku kaya penjahat, itu kejam banget!""Wah, nggak nyangka bisa lihat kak Grace lansung! cantik banget..." seru Cia. Mata sipitnya menatap Grace takjub, dan di balas anggukkan setuju oleh gadis di sebelahnya."Iya, nih. Sering-seringlah ngumpul sama kita, Kak." Kini pemuda jangkung itu menimpali. Dia Bimo.Grace terkekeh. Bagi orang secemerlang dirinya, pujian dan tatapan takjub yang orang lain tampakkan saat melihat dirinya bukanlah hal asing. Justru Grace akan kaget kalau ada yang tidak terpesona dengan kecantikkamnya."Ah, kalian bisa aja," balasnya sambil menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah cantiknya ke belakang telinga, lalu berkata, "aku bakal seneng banget kalau bis

  • My Tsundere Tara   Rahasia Grace

    Toko ini merupakan tempat yang Krisna dan Bayu sering kunjungi. Tapi dia sama sekali tidak menyangka jika dia akan bertemu dengan Bayu di sini hari ini. Pria itu berdiri mematung di hadapannya, dengan tatapan yang sulit Krisna artikan.Untuk beberapa saat, pandangan mereka terkunci pada satu titik. Krisna mengepalkan genggamannya kuat, tak yakin reaksi apa yang tepat untuk dia tampakkan sekarang ini; menyapa Bayu dengan senyuman seperti orang bodoh yang tak pernah dilukai perasaannya, atau ia harus memalingkan wajah seperti orang tak pernah saling memilili rasa. Rasanya Krisna hanya ingin lenyap dari pandangan Bayu, meski dia tidak bisa membohongi bahwa dia merindukan pria itu.Tiba-tiba seorang wanita menghampiri sambil mengamit lengan Bayu mesra, menyadarkan pemuda itu dari lamunannya yang entah sedang berada di mana. Bayu tersenyum padanya, lantas mereka pergi dengan Krisna yang masih menatap dua mausia itu berlalu, menyisakan satu lubang besar di dadanya.Bu

  • My Tsundere Tara   Gadis Baperan

    Krisna yang baru sadar kalau sekarang Bam sedang menatapinya dengan tatapan yang seakan bisa membunuh itu justru tersenyum, sambil melambai-lambaikan tangan antusias ke arah Bam.Mau tak mau, Bam menghampirinya dengan malas, "ada apa lagi, sih, Na?""Lihat ini!" Krisna menunjuk poster bertuliskan 'lomba design mode' di hadapannya. "Kalau aku menang, apa artinya bisa kerja di sini?" tanyanya."Kalau bisa, memangnya saya akan mengizinkannya?" tutur Bam singkat lantas kembali membalik tubuhnya.Krisna menyusul sambil sedikit berlari, "boleh, ya, Tara..." kini gadis itu memasang pupil eyes, sambil begelayut manja di lengan Bam, persis seperti kucing yang minta di beri makan.Langkah Bam terhenti. Pandanganya terarah pada lengan Krisna yang melingkar di tangannya, "siapa bilang kamu boleh pegang-pegang, saya."Krisna yang mengikuti arah pandangan Bam, sontak menjauhkan dirinya. Dia menggigit bibir bawahnya sekilas, lalu tersenyum canggung.

  • My Tsundere Tara   Perasaan lain

    Krisna tak bisa melanjutkan tidurnya dengan tenang. Tentu saja. Seranjang dengan pria seperti Bam bukan sesuatu yang bisa Krisna anggap biasa. Berbeda sekali dengan Bam yang justru masih terlelap seakan tak pernah di hampiri oleh mimi buruk jenis apapun.Krisna mulai turun dari kasur dengan perlahan, agar tak membangunkan Bam. Setelah kejadian dramatis kemarin, tubuh Krisna berhasil pulih dengan cepat. Pagi ini Krisna berencana membuatkan Bam sarapan dengan layak, sembari mencari resep masakan yang mungkin akan Bam sukai.Dia memilah bahan makanan yang tersedia di kulkas, dan bersiap mengolahnya jadi sebuah hidangan lezat yang Krisna belum tahu akan jadi seperti apa. Krisna mengambil daging, saos tomat, paprika, serta saos tiram dan beberapa buah bawang bombay. Tangannya mulai mengolah semua bahan yang rencananya akan Krisna jadikan pendamping hidangan untuk roti bakar, sebab Bam tak suka mengisi perutnya dengan nasi sepagi ini.

  • My Tsundere Tara   Mimpi Buruk

    "Jangan lebay, deh. Na. Kolam renangnya tidak sedalam itu," ucap Bam dengan tangan yang di lipat di dada. Bam masih menatap Krisna yang sama sekali tak bergerak. Entah sudah beberapa menit, namun Krisna tidak juga naik ke permukaan. Kalau Krisna sedang bercanda, ini sama sekali tidak lucu! Bam segera melepas arloji, jas, dan sepatu kulitnya. Setelah sedikit melonggarkan dasi, Bam menceburkan tubuhnya ke dalam kolam renang, dan meraih tubuh Krisna yang sudah tampak lemas dengan susah payah. Bam mengendongnya, dan merebahkannya di sisi kolam renang. "Na! bangun, Na!" Tangan kekar Bam menepuk pelan pipi gadis yang sudah tak sadarkan diri itu. Seketika perasaan Bam jadi tak karuan. Ia menempelkan telinganya pada dada gadis itu, untuk memastikan jika jantung Krisna masih berdetak. Bam kemudian menekan-nekan dada Krisna beberapa saat. Tapi pertolongan pertamanya sama sekali tak membuahkan hasil. Krisna belum

  • My Tsundere Tara   Jika dia tidak ada

    Setelah Bu Anna meninggalkan rumah, Krisna jadi begitu bosan. Sudah lama sekali dia tak bertemu dan mengobro dengan orang lain selain Bam. Membicarakan banyak hal dengan Bu Anna membuat Krinsa sangat senang. Seperti mendapatkan kembali hidupnya.Krisna baru saja ingin memejamkan matanya, namun suara bel kembali terdengar. Krisna membuka pintu dan mendapati seorang gadis cantik yang mulai terlihat familier, dengan rambut panjang yang sekarang sudah berwarna blonde itu."Halo Krinsa! masih ingat aku?" sapa Grace dengan senyuman ramah, sambil melepas kaca mata hitam yang membingkai wajahnya."Halo Grace. Tentu aku masih ingat," balasnya dengan senyum yang masih agak canggung."Boleh aku masuk?""Oh, tentu saja." Krisna bergeser dari tempatnya berdiri, kemudian mempersilahkan Grace masuk.Grace berjalan mendahui ke arah ruang keluarga, sedang Krisna mengekor den

DMCA.com Protection Status