Share

Dunia Tara

Author: Sia
last update Last Updated: 2021-06-24 11:58:13

Gadis itu sedang duduk di cafetaria sambil memandangi selembar kertas yang ada di hadapannya.  Krisna tak tahu, bertemu dengan Bam adalah sebuah kesialan atau keberuntungan hang harus dia syukuri adanya. Karena setelah pernah kehilangan banyak hal waktu itu, Bayu menjadi hal terakhir yang membuat Krisna bertahan hidup. Mimpi dan segala rencana prihal membangun keluarga kecil yang bahagia dengan pria itu, memberikan Krisna langkah dan tujuan baru.

Namun sekarang apa? Krisna bahkan tak tahu kenapa dia harus mempertahankan hidupnya. Dasar Bam saja yang seenaknya menyelamatkan Krisna, lalu memperbudaknya sebagai imbalan? tcih! tidak adil.

Saat gadis itu tengah asik bergelut dengan banyak pikiran di otaknya, tiba-tiba seorang pria menyeret kursi yang ada di sebelah Krisna, lantas duduk di sana. Membuat Krisna menoleh.

"Eh, Pak?"

"Duh, jangan panggil gitu dong," katanya sambil tercengir, "orang masih muda gini masa dipanggil Pak."

"Tapi kan Bapak yang punya perusahaan," jawab Krisna canggung, "saya takut nggak sopan."

"Krisna ... santai aja. Lagi pula kamu bukan karyawan sini. Jadi menurutku nggak masalah mau panggil aku apa aja. Please, yang menyebalkan cukup Bam aja, kamu gak usah ikut-ikutan."

Perkataannya membuat Krisna tertawa, "beneran nggak apa-apa?"

"Of course ..."

"Oke ... Kevin."

"Nah, kalau gitu kan kedengarannya akrab." Pemuda tampan itu menaik-turunkan alisnya.

Tiba-tiba, seorang wanita muda yang menggunakan jeans, kaos putih press body yang hanya mampu menutup sampai atas pusar, serta kacamata hitam bertengger di atas kepalanya itu menghampiri Kevin.

"Hei, Vin! kamu lihat Bam? aku dari kantornya barusan tapi dia nggak ada," tanyanya.

"Biasa. Meeting di luar. Emangnya nggak ngabarin dulu kalau kamu mau ke sini?"

Perempuan berwajah barat dengan hidung kecil yang lancip itu terlihat menghela napas, lantas menyeret kursi di sebelah Kevin dan duduk di sana. "You know lah. Kalau kubilang mau kesini, pasti anak itu bakal cari alasan untuk menghindar. Nggak bakal ketemu."

"Memangnya kalau dadakan gini bakal ketemu?" ledek Kevin dan hanya di balas dengan mengangkat kedua pundaknya pasrah.

"Ada yang penting? bilang aja ke asistennya. Nanti dia bakal kasih tahu Bam."

"Asisten Bam?" Sebelah alis Grace terangkat naik.

Ekor mata Kevin terarah pada Krisna. "Asisten barunya Bam."

Mata besar dengan bulu mata lentik Grace membulat. "Kamu Krisna?"

Krisna terheran saat wanita cantik di hadapannya menatap dia dengan tatapan seperti itu. Namun yang lebih membuatnya heran, dia yakin bahwa dirinya sama sekali tak mengenali wanita itu. "Kok bisa tahu nama saya?"

Kevin menunjukan eskpresi yang tak kalah herannya pula.

"Oh, maaf ..." Grace terlihat berusaha menekan ekspresinya, dan tersenyum kecil. "Kenalin aku Gracyca Julya Febranta. Kakak Bam," lanjutnya.

Krisna menjabat tangan Grace yang terasa dingin. "Namanya terdengar nggak asing..."

"Aku dulu pernah berkerja sama dengan Winde Grup sebelumnya," jawab Grace membuat Krisna kembali mengingat bahwa wanita di hadapannya sekarang ialah seorang model yang beberapa kali sempat menjalin kerja sama dengan perusahaan milik pak Gio.

Krisna hanya menganggukkan kecil kepalanya. "Senang bertemu dengan anda."

"Santai aja. Nggak perlu terlalu formal," ucap Grace. "Tapi... gimana bisa?" Kini dia menatap Kevin dengan dahi yang berkerut.

Kevin mengangkat kedua pundaknya, "aku juga penasaran."

Lalu mereka berdua kompak memandang ke arah Krisna secara bersamaan. Baru saja Grace akan membuka mulutnya, sebuah panggilan menghampiri ponsel Grace dan membuatnya dengan segera mengambil benda persegi itu dari dalam tas.

"Halo ... Iya ... Sekarang?" Grace melirik arloji rosegold di lengan kanannya sebentar. "Oke aku ke sana sekarang, ya. Bye ..." Dia memutuskan sambungan.

"Sebenernya banyak banget yang pingin kutanyakan, tapi aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa, Krisna. Kapan-kapan kita harus keluar bareng, ya." Grace beranjak sembari tersenyum. Tak lupa juga melambai-lambaikan tangannya sebelum benar-benar menghilang.

"Apa?" tanya Krisna pada Kevin yang masih menatapnya dalam, tanpa berkedip sedikit pun.

"Enggak ..." ia lantas menggelengkan kepalanya.

Kevin dan Bam benar-benar dua kepribadian yang bertolak belakang. Jika di dunia ini Tuhan menciptakan makhluk seperti Bam sebagai bongkahan batu, maka Kevin adalah air yang mengalirinya. Pria itu sangat hangat dan bersahabat. Caranya bicara, tatapannya, serta caranya memandang orang lain sungguh menenangkan.

Kevin mengenal Bam saat mereka sama-sama menuntut ilmu di salah satu universitas terbaik di Jerman, kemudian tak sengaja bertemu kembali beberapa tahun lalu, ketika Bam menawarkan diri untuk bekerja sama membantu Kevin membangun kembali perusahaan milik papa Kevin yang hampir bangkrut.

Darinya juga, Krisna jadi tahu beberapa hal tentang Bam termasuk fakta bahwa es batu bernapas itu merupakan orang yang sangat tertutup, bahkan dengan keluarganya. Ia benci sekali dengan sesuatu yang merepotkan dan intim. Karena itulah Kevin dan Grace lumayan terkejut mengetahui Bam kini punya asisten pribadi, sebab selama ini ia memang tidak punya. Bam selalu bisa mengurus dirinya sendiri. Plus, banyak yang tak tahan dengan sikap tanpa empati Bam.

Satu-satunya teman yang Bam miliki hanyalah Kevin. Meski kadang Kevin tak tahu pantas atau tidak melebeli dirinya sebagai teman Bam. Rasanya untuk seorang teman, Kevin masih merasa belum tahu cukup banyak tentang pria itu.

"Tapi terlepas dari semuanya, dia baik, kok. Cuma menyebalkan aja."

"Menyebalkan banget!" ralat Krisna lantas mereka berdua tertawa.

***

"Sudah ditandatangani?" tanya Bam pada Krisna.

Mereka sudah berada sebuah restoran siap saji yang letaknya tak jauh dari kantor Bam.

Krisna mengangguk mantap, dan menyodorkan benda itu.

"Oke bagus. Saya anggap aku sudah paham dengan apa yang tertulis di dalam sana. Ini tugas dan agenda kamu mulai besok." Bam menyerahkan kertas lainnya, kemudian mulai memesan makanan.

Lengan Krisna meraih lembaran itu. Dia hanya menelan ludahnya ketika mendapati banyak tulisan yang tercetak di sana. Kepalanya pening. Krisna hanya melihat dan membolak-baliknya sekilas. Sebagian besar isinya hanya informasi soal Bam. Jam berapa Bam bangun, jam berapa dia makan, apa yang dia sukai, apa yang tidak Bam sukai. Mungkin rasanya akan seperti ... mengurus bayi.

Seorang bayi raksasa yang menyebalkan.

Setelah itu tak ada lagi percakapan. Beberapa menit kemudian, pramusaji datang dan menyajikan menu andalan restoran mereka. Lantas Bam dan Krisna menikmati makan malam tanpa obrolan sedikitpun.

"Kamu bisa menyetir?" tanya Bam yang dibalas anggukkan oleh Krisna.

Pria itu kemudian memparkan kunci di tangannya kepada gadis itu.

"Langung pulang ke rumah?" tanya Krisna pada pria yang sudah duduk di sampingnya.

"Kita perlu belikan kamu running shoes. Kamu bahkan enggak punya baju untuk lari."

"Lari?"

"Iya lari."

Krisna baru ingat kalau jadwal Bam setiap bangun tidur adalah lari pagi. Namun, Krisna sama sekali tidak tahu jika itu artinya Krisna harus menemaninya. Demi seember es krim gratis, Krisna sangat benci kegiatan satu itu.

"Tapi aku nggak pernah lari pagi sebelum ini, Bam. Bisa nggak yang satu ini dinego?" Krisna setengah memohon sambil memelaskan wajahnya.

"Saya tidak sedang mengajak kamu bernegosiasi, Na!"

"Tapi kalau nanti aku malah cidera, gimana? atau malah merepotkan kamu karena pingsang di jalan, gimana? ..." Krisna berkelit. Untuk alasan apa-pun. Apa saya, asal bukan lari.

Bam menghela napas singkat. "Saya benci sekali direpotkan. Tapi ini semua demi kebaikan kamu juga. Biar kamu sehat. Kalau kamu jadi penyakitan karena malas olahraga, kamu akan lebih merepotkan saya."

Krisna memanyunkan bibirnya. "Kayanya manusia nggak akan jadi penyakitan semudah itu, deh."

"Sepertinya, manusia juga tidak akan pingsan semudah itu, deh. Jadi tidak ada alasan."

Baiklah ... sepertinya, mulai besok neraka sebenarnya baru akan dimulai.

Related chapters

  • My Tsundere Tara   Halaman yang hilang

    "Krisna!""Na! bangun! sudah jam berapa ini!"Suara itu berbaur dengan ketukkan di pintu, samar-samar menyapa telinga Krisna yang masih berdiri di ambang kesadarannya. Krisna membuka matanya dengan paksa, dan menatap malas ke arah jam yang tergeletak di atas meja.Jam 05:35. Sial! Krisna kesiangan!Semalam gadis itu membaca ulang selembaran yang Bam berikan berkali-kali, agar tak ada lagi satu hal pun yang terlewat. Alhasil, dia tidur larut sekali dan lupa menyalakan jam alaram padahal jelas-jelas dijadwal tertulis jika Bam akan keluar untuk lari pada pukul 05:30 tepat. Sekarang Krisna bahkan baru membuka matanya.Krisna bergegas lari ke kamar mandi. Membasuh mukanya, mengikat rambut tinggi-tinggi, dan mengganti pakaiannya dengan setelan berwarna toska senada yang Bam belikan kemarin. Bam sudah berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di dinding sebelah pintu kamar Krisna dengan tang

    Last Updated : 2021-06-25
  • My Tsundere Tara   Manusia menyebalkan

    Hari ini weekand, tapi Bam masih saja berjibaku dengan laptop yang ada di hadapannya. Terlihat sangat fokus. Di sini lain, Krisna tengah dengan lahap menikmati sepotong cake yang Bam bawakan semalam, sambil sesekali memfotonya, sebab paduan warna dan hiasan cake tersebut terlihat sangat lucu.Krisna berniat mengunggahnya di sosial media dengan caption penuh kebahagiaan, agar Bayu melihatnya dan tahu jika kehilangan orang yang sama sekali tidak mempercayainya, tak membuat Krisna sedih. Krisna ingin Bayu melihat jika dengan atau tanpanya, dia tetap bisa melanjutkan hidup-- tentu saja meski kenyataannya sangat berlawanan. Dia bahkan tak tahu apakah Bayu masih ingin peduli tentangnya atau tidak.Krisna meraup banyak oksigen hingga memenuhi rongga dadanya. Sesak. Tapi dia segera tersenyum saat melihat lagi foto sepotong cake yang terpampang di layar ponselnya."Terimakasih Taraaa!"

    Last Updated : 2021-06-26
  • My Tsundere Tara   Perasaan Lain

    Bam yang sedang fokus dengan pekerjaannya, teralih pada sosok yang baru saja muncul di balik pintu.“Halo Bam!” sapa Kevin dengan heboh. Tentu saja bukan Kevin namanya kalau tidak seperti itu.“Hei, Vin. Ada apa kemari?”Kevin mengacak pinggang sambil memutar bola matanya. “C’mon Bam! Kamu tahu kenapa aku di sini.” Kevin kemudian menghempaskan bokongnya pada sebuah sofa panjang yang ada di sana, lalu berbaring dengan tangan yang dia lipat di belakang kepala.“Penting sekali untuk tahu?”Kevin berdecak kemudian berkata dengan nada kesal, “Astaga Bam. Gini-gini aku bos-mu, ya... bisa nggak sopan sedikit?”Bam kemudian menghentikan kegiatannya, dan melirik Kevin sebentar. “Maaf tidak dulu,” ucapnya.Sebenarnya, Bam sudah tahu alasan Kevin kemari malam ini. Pemuda berperawakan berisi itu memang rutin mendatangi rumahnya

    Last Updated : 2021-07-02
  • My Tsundere Tara   Anak dengan pria itu?

    Krisna masih terbahak-bahak melihat Bam yang kembali dengan wajah ditekuk sambil menatapnya sinis. Pemuda itu duduk lalu menyelesaikan makanannya dengan mata yang menatap Krisna tajam."Sudah berani, ya, kamu sekarang." ucapnya, membuat Krisna menggerakkan tangan mengunci mulut, dan berusaha menahan tawanya.Sewaktu Bam mengurung diri di ruang kerjanya, Kevin menawari Krisna untyk mengantarnya pergi berbelanja. Walau bagaimanapun, Krisna tetap berusaha membuktikan pada Bam jika masakannya tidak sehina apa yang keluar dari mulut Bam. Krisna mungkin hanya tak terbiasa dengan masakkan-masakkan luar negeri. Makanya gadis itu memiliha masakkan nusantara sebagai menu yang akan terus dia buat untuk Bam, meski pada awalnya Krisna tidak yakin jika Bam akan menyukai.Krisna masih tercengir, sambil memandangi Bam dengan sebelah tangan yang menopang dagunya. Membayangkan bagaimana beberapa menit lalu Bam berlari, sungguh menggelitik perut Krisna. Tentu saja, makhluk-m

    Last Updated : 2021-07-03
  • My Tsundere Tara   Jika dia tidak ada

    Setelah Bu Anna meninggalkan rumah, Krisna jadi begitu bosan. Sudah lama sekali dia tak bertemu dan mengobro dengan orang lain selain Bam. Membicarakan banyak hal dengan Bu Anna membuat Krinsa sangat senang. Seperti mendapatkan kembali hidupnya.Krisna baru saja ingin memejamkan matanya, namun suara bel kembali terdengar. Krisna membuka pintu dan mendapati seorang gadis cantik yang mulai terlihat familier, dengan rambut panjang yang sekarang sudah berwarna blonde itu."Halo Krinsa! masih ingat aku?" sapa Grace dengan senyuman ramah, sambil melepas kaca mata hitam yang membingkai wajahnya."Halo Grace. Tentu aku masih ingat," balasnya dengan senyum yang masih agak canggung."Boleh aku masuk?""Oh, tentu saja." Krisna bergeser dari tempatnya berdiri, kemudian mempersilahkan Grace masuk.Grace berjalan mendahui ke arah ruang keluarga, sedang Krisna mengekor den

    Last Updated : 2021-07-04
  • My Tsundere Tara   Mimpi Buruk

    "Jangan lebay, deh. Na. Kolam renangnya tidak sedalam itu," ucap Bam dengan tangan yang di lipat di dada. Bam masih menatap Krisna yang sama sekali tak bergerak. Entah sudah beberapa menit, namun Krisna tidak juga naik ke permukaan. Kalau Krisna sedang bercanda, ini sama sekali tidak lucu! Bam segera melepas arloji, jas, dan sepatu kulitnya. Setelah sedikit melonggarkan dasi, Bam menceburkan tubuhnya ke dalam kolam renang, dan meraih tubuh Krisna yang sudah tampak lemas dengan susah payah. Bam mengendongnya, dan merebahkannya di sisi kolam renang. "Na! bangun, Na!" Tangan kekar Bam menepuk pelan pipi gadis yang sudah tak sadarkan diri itu. Seketika perasaan Bam jadi tak karuan. Ia menempelkan telinganya pada dada gadis itu, untuk memastikan jika jantung Krisna masih berdetak. Bam kemudian menekan-nekan dada Krisna beberapa saat. Tapi pertolongan pertamanya sama sekali tak membuahkan hasil. Krisna belum

    Last Updated : 2021-07-17
  • My Tsundere Tara   Perasaan lain

    Krisna tak bisa melanjutkan tidurnya dengan tenang. Tentu saja. Seranjang dengan pria seperti Bam bukan sesuatu yang bisa Krisna anggap biasa. Berbeda sekali dengan Bam yang justru masih terlelap seakan tak pernah di hampiri oleh mimi buruk jenis apapun.Krisna mulai turun dari kasur dengan perlahan, agar tak membangunkan Bam. Setelah kejadian dramatis kemarin, tubuh Krisna berhasil pulih dengan cepat. Pagi ini Krisna berencana membuatkan Bam sarapan dengan layak, sembari mencari resep masakan yang mungkin akan Bam sukai.Dia memilah bahan makanan yang tersedia di kulkas, dan bersiap mengolahnya jadi sebuah hidangan lezat yang Krisna belum tahu akan jadi seperti apa. Krisna mengambil daging, saos tomat, paprika, serta saos tiram dan beberapa buah bawang bombay. Tangannya mulai mengolah semua bahan yang rencananya akan Krisna jadikan pendamping hidangan untuk roti bakar, sebab Bam tak suka mengisi perutnya dengan nasi sepagi ini.

    Last Updated : 2021-07-18
  • My Tsundere Tara   Gadis Baperan

    Krisna yang baru sadar kalau sekarang Bam sedang menatapinya dengan tatapan yang seakan bisa membunuh itu justru tersenyum, sambil melambai-lambaikan tangan antusias ke arah Bam.Mau tak mau, Bam menghampirinya dengan malas, "ada apa lagi, sih, Na?""Lihat ini!" Krisna menunjuk poster bertuliskan 'lomba design mode' di hadapannya. "Kalau aku menang, apa artinya bisa kerja di sini?" tanyanya."Kalau bisa, memangnya saya akan mengizinkannya?" tutur Bam singkat lantas kembali membalik tubuhnya.Krisna menyusul sambil sedikit berlari, "boleh, ya, Tara..." kini gadis itu memasang pupil eyes, sambil begelayut manja di lengan Bam, persis seperti kucing yang minta di beri makan.Langkah Bam terhenti. Pandanganya terarah pada lengan Krisna yang melingkar di tangannya, "siapa bilang kamu boleh pegang-pegang, saya."Krisna yang mengikuti arah pandangan Bam, sontak menjauhkan dirinya. Dia menggigit bibir bawahnya sekilas, lalu tersenyum canggung.

    Last Updated : 2021-07-19

Latest chapter

  • My Tsundere Tara   Asalan mendekati Krisna

    “Eh, Na ... gimana, sih rasanya tinggal seatap sama orang kayak Pak Bam?” Cewek itu membenarkan posisi kaca mata yang membingkai wajahnya.“Rasanya ...” Krisna menopang dagunya dengan tangan. Ia menimbang-nimbang kata apa yang cocok untuk menggambarkan kesan Krisna tinggal seatap dengan pemuda itu. “Menyebalkan banget, sih, rasanya.”Cia mengerutkan dahinya. “Masa, sih?”Krisna menyeruput jus stroberi di gelasnya yang tinggal setengah. “Apa lagi akhir-akhir ini. Makin usil dan menyebalkan aja itu orang,” tambahnya.Cia tertawa sambil membulatkan matanya. “Orang kayak pak Bam bisa usil? I’m soo suprise, loh, Dengernya! Kirain orangnya formal banget.”Krisna mengangguk. “Kadang, sih. Hari harian gitu, haha.”“Eh, Na ...” tiba-tiba Cia mendekatkan wajahnya ke arah Krisna, lantas menatap gadis itu dengan tampang serius. “Kamu memangnya ngg

  • My Tsundere Tara   Perasaan yang tak utuh

    "Bapak barusan senyum!" teriak Krisna histeris. Jari telunjuknya mengacung ke arah bam, yang langsung mengubah air mukanya.Pemuda itu kembali menampakkan wajah datar, dan berdiri dari duduknya. Bam kemudian melangkah ringan kerah gadis yang masih menetapnya dengan tampang menyebalkan, lalu mendorong tubuh Krisna ke arah pintu sambil terus memgacuhkan ledekan yang keluar dari mulut gadi itu.Krisna entah sejak kapan mengeluarkan ponsel dari saku, memegangnya tepat di depan wajah sambil berujar, "harusnya tadi di foto, nih. Kejadian langka!" ledekan itu berbaur dengan tawa renyah. "Senyum lagi coba..." tambahnya.Bam berdecak kesal, sembari terus mendorong tubuh mungil Krisna hingga kakinya berdiri di muka pintu. Krisna sempat menjulurkan lidahnya dan tertawa puas, lalu pemuda itu menutup pintu dengan kuat, hingga menciptakan bunyi dari kayu yang saling berbenturan.Bam kembali ke mejanya, lalu mengacak rambut frustrasi. Bam berusaha tetap terlihat cuek me

  • My Tsundere Tara   Hari Pertama di Kantor

    Hari ini merupakan hari pertama Krisna berkerja sebagai karyawan di Mahesa Mode. Dia memulai harinya dengan semangat, sebab berkerja di sebuah perusahaan mode merupakan mimpi yang sangat gadis itu idam-idamkan.Meski sebelumnya gadis itu tidak bekerja pada bidang ini, dia belajar dengan sangat cepat. Terlebih lagi memiliki senior yang mau mengajarinya dengan baik seperti Cia, Bimo, Bian dan Lisa yang menjabat sebagai kepala defisi sementara, sebab kepala tim sebelumnya kedapatan menjual sebuah rancangan baru ke perusahaan pesaing hingga membuat Mahesa mode sempat dalam masalah yang cukup serius.Untug saja mereka memiliki orang secekatan Bam, yang berhasil menyelesaikan semuanya tanpa masalah berarti. Mantan kepala defisi disain tersebut berakhir dengan dipecat, dan harus membayar denda untuk mengganti rugi uang prusahaan. Harusnya kepala defisi desain yang baru datang hari ini. Namun karrna suatu alasan, Lisa akan mengambil alih pekerjaannya hingga dia datang.

  • My Tsundere Tara   Makan Malam tim baru

    "Terserahlah ... tapi yang pasti, saya akan terus mengawasi.""Memangnya aku melakukan apa?" Grace mengibas rambut menggunakan jemari lentik, dengan bibir merah menyibik. "Ayolah adik manisku ... jangan perlakukan aku kaya penjahat, itu kejam banget!""Wah, nggak nyangka bisa lihat kak Grace lansung! cantik banget..." seru Cia. Mata sipitnya menatap Grace takjub, dan di balas anggukkan setuju oleh gadis di sebelahnya."Iya, nih. Sering-seringlah ngumpul sama kita, Kak." Kini pemuda jangkung itu menimpali. Dia Bimo.Grace terkekeh. Bagi orang secemerlang dirinya, pujian dan tatapan takjub yang orang lain tampakkan saat melihat dirinya bukanlah hal asing. Justru Grace akan kaget kalau ada yang tidak terpesona dengan kecantikkamnya."Ah, kalian bisa aja," balasnya sambil menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah cantiknya ke belakang telinga, lalu berkata, "aku bakal seneng banget kalau bis

  • My Tsundere Tara   Rahasia Grace

    Toko ini merupakan tempat yang Krisna dan Bayu sering kunjungi. Tapi dia sama sekali tidak menyangka jika dia akan bertemu dengan Bayu di sini hari ini. Pria itu berdiri mematung di hadapannya, dengan tatapan yang sulit Krisna artikan.Untuk beberapa saat, pandangan mereka terkunci pada satu titik. Krisna mengepalkan genggamannya kuat, tak yakin reaksi apa yang tepat untuk dia tampakkan sekarang ini; menyapa Bayu dengan senyuman seperti orang bodoh yang tak pernah dilukai perasaannya, atau ia harus memalingkan wajah seperti orang tak pernah saling memilili rasa. Rasanya Krisna hanya ingin lenyap dari pandangan Bayu, meski dia tidak bisa membohongi bahwa dia merindukan pria itu.Tiba-tiba seorang wanita menghampiri sambil mengamit lengan Bayu mesra, menyadarkan pemuda itu dari lamunannya yang entah sedang berada di mana. Bayu tersenyum padanya, lantas mereka pergi dengan Krisna yang masih menatap dua mausia itu berlalu, menyisakan satu lubang besar di dadanya.Bu

  • My Tsundere Tara   Gadis Baperan

    Krisna yang baru sadar kalau sekarang Bam sedang menatapinya dengan tatapan yang seakan bisa membunuh itu justru tersenyum, sambil melambai-lambaikan tangan antusias ke arah Bam.Mau tak mau, Bam menghampirinya dengan malas, "ada apa lagi, sih, Na?""Lihat ini!" Krisna menunjuk poster bertuliskan 'lomba design mode' di hadapannya. "Kalau aku menang, apa artinya bisa kerja di sini?" tanyanya."Kalau bisa, memangnya saya akan mengizinkannya?" tutur Bam singkat lantas kembali membalik tubuhnya.Krisna menyusul sambil sedikit berlari, "boleh, ya, Tara..." kini gadis itu memasang pupil eyes, sambil begelayut manja di lengan Bam, persis seperti kucing yang minta di beri makan.Langkah Bam terhenti. Pandanganya terarah pada lengan Krisna yang melingkar di tangannya, "siapa bilang kamu boleh pegang-pegang, saya."Krisna yang mengikuti arah pandangan Bam, sontak menjauhkan dirinya. Dia menggigit bibir bawahnya sekilas, lalu tersenyum canggung.

  • My Tsundere Tara   Perasaan lain

    Krisna tak bisa melanjutkan tidurnya dengan tenang. Tentu saja. Seranjang dengan pria seperti Bam bukan sesuatu yang bisa Krisna anggap biasa. Berbeda sekali dengan Bam yang justru masih terlelap seakan tak pernah di hampiri oleh mimi buruk jenis apapun.Krisna mulai turun dari kasur dengan perlahan, agar tak membangunkan Bam. Setelah kejadian dramatis kemarin, tubuh Krisna berhasil pulih dengan cepat. Pagi ini Krisna berencana membuatkan Bam sarapan dengan layak, sembari mencari resep masakan yang mungkin akan Bam sukai.Dia memilah bahan makanan yang tersedia di kulkas, dan bersiap mengolahnya jadi sebuah hidangan lezat yang Krisna belum tahu akan jadi seperti apa. Krisna mengambil daging, saos tomat, paprika, serta saos tiram dan beberapa buah bawang bombay. Tangannya mulai mengolah semua bahan yang rencananya akan Krisna jadikan pendamping hidangan untuk roti bakar, sebab Bam tak suka mengisi perutnya dengan nasi sepagi ini.

  • My Tsundere Tara   Mimpi Buruk

    "Jangan lebay, deh. Na. Kolam renangnya tidak sedalam itu," ucap Bam dengan tangan yang di lipat di dada. Bam masih menatap Krisna yang sama sekali tak bergerak. Entah sudah beberapa menit, namun Krisna tidak juga naik ke permukaan. Kalau Krisna sedang bercanda, ini sama sekali tidak lucu! Bam segera melepas arloji, jas, dan sepatu kulitnya. Setelah sedikit melonggarkan dasi, Bam menceburkan tubuhnya ke dalam kolam renang, dan meraih tubuh Krisna yang sudah tampak lemas dengan susah payah. Bam mengendongnya, dan merebahkannya di sisi kolam renang. "Na! bangun, Na!" Tangan kekar Bam menepuk pelan pipi gadis yang sudah tak sadarkan diri itu. Seketika perasaan Bam jadi tak karuan. Ia menempelkan telinganya pada dada gadis itu, untuk memastikan jika jantung Krisna masih berdetak. Bam kemudian menekan-nekan dada Krisna beberapa saat. Tapi pertolongan pertamanya sama sekali tak membuahkan hasil. Krisna belum

  • My Tsundere Tara   Jika dia tidak ada

    Setelah Bu Anna meninggalkan rumah, Krisna jadi begitu bosan. Sudah lama sekali dia tak bertemu dan mengobro dengan orang lain selain Bam. Membicarakan banyak hal dengan Bu Anna membuat Krinsa sangat senang. Seperti mendapatkan kembali hidupnya.Krisna baru saja ingin memejamkan matanya, namun suara bel kembali terdengar. Krisna membuka pintu dan mendapati seorang gadis cantik yang mulai terlihat familier, dengan rambut panjang yang sekarang sudah berwarna blonde itu."Halo Krinsa! masih ingat aku?" sapa Grace dengan senyuman ramah, sambil melepas kaca mata hitam yang membingkai wajahnya."Halo Grace. Tentu aku masih ingat," balasnya dengan senyum yang masih agak canggung."Boleh aku masuk?""Oh, tentu saja." Krisna bergeser dari tempatnya berdiri, kemudian mempersilahkan Grace masuk.Grace berjalan mendahui ke arah ruang keluarga, sedang Krisna mengekor den

DMCA.com Protection Status