Home / Romansa / My Tsundere Tara / Kontrak Perbudakkan

Share

Kontrak Perbudakkan

Author: Sia
last update Last Updated: 2021-06-23 15:44:48

"Kesepakatan seperti apa?"

"Saya akan membiarkan kamu tinggal di sini, dengan syarat, kau harus menuruti semua hal yang saya perintahkan."

Sebentar ... jangan bilang, Bam akan menjual Krisna pada Om-Om hidung belang?

Krisna dengan cepat menutupi tubuhnya dengan tangan, sambil menatap Bam tajam.

"Dan, saya juga akan melunasi hutang 2 miliyarmu pada rentenir itu," katanya lagi. Kali ini kalimat yang Bam ucapkan sontak membuat Krisna bingung.

"Bagaimana kamu tahu tentang hutangnya?" tanya Krisna kaget.

"Sudah saya bilang, Na. Saya tahu semua hal tentang kamu."

Krisna cepat mengangkat garpu bekas makannya tadi di atas piringnya, lantas mengarahkan benda itu kepada Bam. "Tidak mungkin! kamu pasti penguntit!"

Bam berdecak kecil. Tangannya yang besar, di arahkan pada garpu yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya, kemudian mengambil benda itu dari tangan Krisna yang terlihat sedikit bergetar. Bam meletakkannya kembali ke atas meja.

"Memangnya ada penguntit yang setampan dan sesopan saya?" Krisna masih tidak percaya, bagaimana Bam mengucapkan kalimat itu dengan tampangnya yang datar. Benar-benar tanpa ekspresi.

Bam berjalan melewati Krisna membuat gadis itu mundur beberapa langkah. Ia mengambil dompet yang tergeletak di atas meja yang ada di depan sofa, mengambil selembar kartu berwarna putih gading, dan menyodorkan benda itu kepada Krisna.

Krisna mengambil kartu nama itu dengan ragu, lalu membacanya.

"Kamu? Manager Mahesa Mode?" Krisna berusaha memastikan.

Bam melipat kedua tangannya di dada. Kepalanya sedikit dia anggukkan sebagai jawaban.

krisna menyipitkan matanya, berusaha melahap setiap inci wajah pria itu, tapi sama sekali tak menemukan kebohongan di sana.

Memang nggak terlihat seperti penipu, sih. Lagi pula, tempat tinggal dan pelunasan hutang 2 miliyar sudah sangat banyak dari apa yang bisa Krisna terima. Benar. Dia tidak boleh menyerah atas hidupnya.

"Jadi, kesepakatan seperti apa yang harus saya buat?" tanya Krisna.

"Kita bisa bicarakan detilnya besok. Sekarang, mari istirahat."

Bam ngantar Krisna ke sebuah kamar yang terletak di lantai dua. Kamar berukuran lumayan besar, dengan nuansa ungu dan abu tua, yang tampak rapi.

"Kamu bisa menempati kamar ini. Kamar saya berada di sebelah, jadi kalau saya butuh apa-apa, kamu bisa datang dengan cepat," ucap Bam sebelum meninggalkan Krisna dengan perasaan yang tak karuan.

***

Pagi harinya, Krisna sudah rapi dengan kemeja peach berlengan balon serta rok span putih. Rambutnya dia kuncir tinggi, memamerkan lengkung lehernya yang indah. Pagi-pagi sekali, seorang diperintahkan Bam membawakan banyak setelan formal ke kamarnya, lengkap dengan sepatu dan tas rancangan desainer ternama.

"Semua ini untuk apa? ini kan banyak sekali."

"Saya tidak suka melihat kamu berpenampilan seperti gembel di sekitar saya. Apa kata orang nanti, saat asisten pribadi seorang Tara Bamasya Febranta, penampakannya seperti ini," jawabnya sambil memandang Krisna dari ujung rambut sampai ujung kaki, dengan tatapan yang membuat Krisna ingin sekali menjambak rambut Bam saat itu juga.

Namun Krisna hanya menaikkan kedua sudut bibirnya dengan tampang yang menyebalkan. Agaknya, dia mulai terbiasa dengan cara bicara Bam yang tak pernah jadi menyenangkan ketika masuk gendang telinga. Lagi pula, mau tak mau, dia harus terbiasa, bukan?

Krisna sempat terkagum-kagum melihat garasi mobil Bam yang luas, dengan jajaran-jajaran mobil yang dia perkirakan mencapai miliyaran. Tapi, dia tak punya banyak waktu untuk mengaguminya lebih lanjut sebab Bam sudah sibuk mengomel karena Krisna membuatnya berangkat lebih lambat ke kantor hari ini.

"Di rumah yang sebesar ini, kenapa kamu nggak punya supir atau asisten rumah tangga?" tanya Krisna berusaha memecah keheningan di antara mereka yang hanya saling bungkam sejak meninggalkan rumah Bam beberapa menit lalu.

"Karena saya suka ketenangan. Jadi mulai sekarang jangan banyak bicara," ketus pria itu. Krisna hanya memanyunkan bibirnya.

Krisna berusaha mengiringi langkah Bam yang lebar dengan sepatu berhak tinggi miliknya. Beberapa karyawan tampak menyapa Bam dengan ramah, sedang Bam hanya terlihat sedikit menganggukkan kepalanya sebagai balasan. Tanpa ekspresi sedikit pun.

Lift membawa mereka menuju lantai 30. Dinding lift yang transparant, membuat mata Krisna bisa langsung menangkap seisi gedung yang tampak sibuk dari atas sini. Sebuah kafetaria besar dan berbagai macam fasilitas yang perusahaan ini sediakan gratis untuk para pegawainya, persis seperti apa yang sering Krisna dengar sebelumnya.

Meski Winde Grup-- Tempat Krisna berkerja sebelumnya, merupakan perusahaan yang lebih besar dari Mahesa mode, tapi pemiliknya tidak semurah hati ini pada para pekerja. Inilah kenapa citra Mahesa jauh lebih baik, dan alasan kenapa Winde selalu berusaha menjalin kerja sama dengan perusahaan ini.

Kehadiran seorang pria muda berperawakan agak sedikit berisi, pipinya sedikit tembam, serta tak lebih tinggi dari Bam itu menghentikan langkah merekam.

"Morning my sweety, Bam!" sapanya sok imut. Namun ketika irisnya menangkap sosok Krisna yang ada di belakang Bam, ia tampak lebih antusias dengan sebuah senyum mengembang ramah, "hei, siapa ini?"

"Hei, Vin. Kenalin, ini Krisna asisten pribadi saya."

"Wow! nggak salah dengar, nih? seorang Bam akhirnya punya asisten pribadi?" tanyanya kaget, sambil mengulurkan tangannya pada Krisna. "Halo, aku Kelvin."

Krisna menjabat tangan pria itu sambil melemparkan senyum yang hangat, "halo, senang berkenalan dengan kamu." Gadis itu berusaha mengakrabkan diri.

Namun, wajahnya langsung berubah mendengar kalimat yang Bam ucapkan setelahnya, "Kevin Mahesa Wijaya ini adalah direktur utama Mahesa Mode."

Krisna buru-buru meminta maaf lantas membungkukkan badannya beberapa kali. Dia benar-benar merasa tak enak karena telah bersikap tidak sopan pada seorang Direktur seperti Kevin. Namun, saat melihat pria yang malah melambai-lambaikan tangannya sambil tersenyum seperti anak kecil itu membuat Krisna bertanya-tanya, apakah dia sungguh Direkturnya?

Maksud Krisna, ini benar-benar dugaannya dari apa yang sering Krisna dengar.

"Gapapa, santai aja," ucap Kevin pada Krisna. "Kalau kamu berhasil jadi asisten makhluk satu ini, aku yakin kamu pasti orang yang menarik." Kini pria tampan dengan kulit sewarna kamboja itu berkata dengan pelan, lalu mengedipkan sebelah matanya ke arah Krisna.

"Apa, sih? kembali kerja sana!" Bam menyapu tangannya di udara, kemudian meninggalkan Kevin yang masih berdiri di tempatnya.

"Woy, Bam! Bosnya kan aku!"

Rengekan Kevin tersebut terdengar setelah Bam menutup pintu. Krisna hanya bisa menggelengkan kecil kepalanya sambil menerka-nerka hubungan seperti apa yang dimiliki oleh dua orang aneh itu. Tidak mencerminkan hubungan antara atasan dan bawahan sama sekali.

Selama beberapa jam, Krisna hanya duduk di sofa yang ada di ruangan Bam. Benar-benar diam tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun, sebab takut jika Bam akan kembali mengomelinya. Matanya beberapa kali tak sengaja memandang sosok pria yang terlihat sibuk di balik laptopnya. Sosok seperti es batu bernapas dan lagi-lagi menyelamatkan Krisna dari situasi yang tak bisa dia hadapi, seperti malam itu.

"Ngapain kamu ngeliat-lihat saya?" tanya Bam ketus saat mata mereka tidak sengaja bertemu.

Krisna yang semula menaikkan kedua sudut bibirnya itu langsung mengubah air muka saat kalimat yang keluar dari bibir Bam sampai di telinganya.

"His, ngelihat aja nggak boleh," cicitnya pelan sambil memutar arah duduk membelakangi Bam.

Beberapa menit kemudian, Bam menerima sebuah panggilan telpon yang membuatnya bersiap meninggalkan ruangannya. Tak lupa Bam membawa sebuah map coklat, kemudian dia berikan kepada Krisna.

"Apa ini?" tanya Krisna sambil menerima benda itu.

"Kontrak. Bacalah baik-baik lalu ganda tangani," ujar Bam. "Saya harus meeting dengan client dan makan siang di luar. Kamu pergilah ke cafetaria dan jangan buat kekacauan apa pun, mengeri? saya akan kembali 1 jam lagi," jelas Bam panjang lebar sebelum akhirnya meninggalkan Krisna sendirian di ruangan itu.

Tangan Krisna bergerak pelan membuka map coklat itu, kemudian mengeluarkan selembaran di dalamnya. Matanya dengan lamat mencerna setiap kalimat demi kalimat yang tertera dalam sesuatu yang Bam sebut kontrak tersebut.

Kontrak Kesepakatan

Pihak pertama sepakat untuk melunasi hutang dari pihak kedua senilai 2 miliyar rupiah, serta pihak pertama akan membiarkan pihak kedua tinggal di rumahnya sampai batas waktu yang hanya bisa pihak pertama tentukan, dengan persyaratan sebagai berikut;

  1. Pihak kedua harus mematuhi segala hal yang diperintahkan oleh pihak pertama.

  1. Pihak kedua akan mengambil alih semua pekerjaan rumah pihak pertama termasuk memasak, membereskan rumah, dan mengurus tanaman.

  1. Pihak kedua di larang protes mengenai hal apapun termasuk apa yang harus dia lakukan, dan apa yang tidak boleh dia lakukan.

  1. Pihak pertama memegang kuasa penuh atas pihak kedua.

  1. Jika pihak kedua menolak, itu artinya perjanjian batal dan pihak kedua harus membayar 10 kali lipat dari apa yang telah di sepakati di atas.

  1. Bila pihak kedua bisa bekerjasama dengan dengan baik, maka pihak pertama akan mempertimbangkan untuk memberikannya gaji setiap bulan.

Krisna membulatkan matanya. Sungguh sebuah kontrak kesepakatan yang lebih layak jika disebut kontrak perbudakan.

Related chapters

  • My Tsundere Tara   Dunia Tara

    Gadis itu sedang duduk di cafetaria sambil memandangi selembar kertas yang ada di hadapannya. Krisna tak tahu, bertemu dengan Bam adalah sebuah kesialan atau keberuntungan hang harus dia syukuri adanya. Karena setelah pernah kehilangan banyak hal waktu itu, Bayu menjadi hal terakhir yang membuat Krisna bertahan hidup. Mimpi dan segala rencana prihal membangun keluarga kecil yang bahagia dengan pria itu, memberikan Krisna langkah dan tujuan baru. Namun sekarang apa? Krisna bahkan tak tahu kenapa dia harus mempertahankan hidupnya. Dasar Bam saja yang seenaknya menyelamatkan Krisna, lalu memperbudaknya sebagai imbalan? tcih! tidak adil. Saat gadis itu tengah asik bergelut dengan banyak pikiran di otaknya, tiba-tiba seorang pria menyeret kursi yang ada di sebelah Krisna, lantas duduk di sana. Membuat Krisna menoleh. "Eh, Pak?" "Duh, jangan panggil gitu dong," katanya sambil t

    Last Updated : 2021-06-24
  • My Tsundere Tara   Halaman yang hilang

    "Krisna!""Na! bangun! sudah jam berapa ini!"Suara itu berbaur dengan ketukkan di pintu, samar-samar menyapa telinga Krisna yang masih berdiri di ambang kesadarannya. Krisna membuka matanya dengan paksa, dan menatap malas ke arah jam yang tergeletak di atas meja.Jam 05:35. Sial! Krisna kesiangan!Semalam gadis itu membaca ulang selembaran yang Bam berikan berkali-kali, agar tak ada lagi satu hal pun yang terlewat. Alhasil, dia tidur larut sekali dan lupa menyalakan jam alaram padahal jelas-jelas dijadwal tertulis jika Bam akan keluar untuk lari pada pukul 05:30 tepat. Sekarang Krisna bahkan baru membuka matanya.Krisna bergegas lari ke kamar mandi. Membasuh mukanya, mengikat rambut tinggi-tinggi, dan mengganti pakaiannya dengan setelan berwarna toska senada yang Bam belikan kemarin. Bam sudah berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di dinding sebelah pintu kamar Krisna dengan tang

    Last Updated : 2021-06-25
  • My Tsundere Tara   Manusia menyebalkan

    Hari ini weekand, tapi Bam masih saja berjibaku dengan laptop yang ada di hadapannya. Terlihat sangat fokus. Di sini lain, Krisna tengah dengan lahap menikmati sepotong cake yang Bam bawakan semalam, sambil sesekali memfotonya, sebab paduan warna dan hiasan cake tersebut terlihat sangat lucu.Krisna berniat mengunggahnya di sosial media dengan caption penuh kebahagiaan, agar Bayu melihatnya dan tahu jika kehilangan orang yang sama sekali tidak mempercayainya, tak membuat Krisna sedih. Krisna ingin Bayu melihat jika dengan atau tanpanya, dia tetap bisa melanjutkan hidup-- tentu saja meski kenyataannya sangat berlawanan. Dia bahkan tak tahu apakah Bayu masih ingin peduli tentangnya atau tidak.Krisna meraup banyak oksigen hingga memenuhi rongga dadanya. Sesak. Tapi dia segera tersenyum saat melihat lagi foto sepotong cake yang terpampang di layar ponselnya."Terimakasih Taraaa!"

    Last Updated : 2021-06-26
  • My Tsundere Tara   Perasaan Lain

    Bam yang sedang fokus dengan pekerjaannya, teralih pada sosok yang baru saja muncul di balik pintu.“Halo Bam!” sapa Kevin dengan heboh. Tentu saja bukan Kevin namanya kalau tidak seperti itu.“Hei, Vin. Ada apa kemari?”Kevin mengacak pinggang sambil memutar bola matanya. “C’mon Bam! Kamu tahu kenapa aku di sini.” Kevin kemudian menghempaskan bokongnya pada sebuah sofa panjang yang ada di sana, lalu berbaring dengan tangan yang dia lipat di belakang kepala.“Penting sekali untuk tahu?”Kevin berdecak kemudian berkata dengan nada kesal, “Astaga Bam. Gini-gini aku bos-mu, ya... bisa nggak sopan sedikit?”Bam kemudian menghentikan kegiatannya, dan melirik Kevin sebentar. “Maaf tidak dulu,” ucapnya.Sebenarnya, Bam sudah tahu alasan Kevin kemari malam ini. Pemuda berperawakan berisi itu memang rutin mendatangi rumahnya

    Last Updated : 2021-07-02
  • My Tsundere Tara   Anak dengan pria itu?

    Krisna masih terbahak-bahak melihat Bam yang kembali dengan wajah ditekuk sambil menatapnya sinis. Pemuda itu duduk lalu menyelesaikan makanannya dengan mata yang menatap Krisna tajam."Sudah berani, ya, kamu sekarang." ucapnya, membuat Krisna menggerakkan tangan mengunci mulut, dan berusaha menahan tawanya.Sewaktu Bam mengurung diri di ruang kerjanya, Kevin menawari Krisna untyk mengantarnya pergi berbelanja. Walau bagaimanapun, Krisna tetap berusaha membuktikan pada Bam jika masakannya tidak sehina apa yang keluar dari mulut Bam. Krisna mungkin hanya tak terbiasa dengan masakkan-masakkan luar negeri. Makanya gadis itu memiliha masakkan nusantara sebagai menu yang akan terus dia buat untuk Bam, meski pada awalnya Krisna tidak yakin jika Bam akan menyukai.Krisna masih tercengir, sambil memandangi Bam dengan sebelah tangan yang menopang dagunya. Membayangkan bagaimana beberapa menit lalu Bam berlari, sungguh menggelitik perut Krisna. Tentu saja, makhluk-m

    Last Updated : 2021-07-03
  • My Tsundere Tara   Jika dia tidak ada

    Setelah Bu Anna meninggalkan rumah, Krisna jadi begitu bosan. Sudah lama sekali dia tak bertemu dan mengobro dengan orang lain selain Bam. Membicarakan banyak hal dengan Bu Anna membuat Krinsa sangat senang. Seperti mendapatkan kembali hidupnya.Krisna baru saja ingin memejamkan matanya, namun suara bel kembali terdengar. Krisna membuka pintu dan mendapati seorang gadis cantik yang mulai terlihat familier, dengan rambut panjang yang sekarang sudah berwarna blonde itu."Halo Krinsa! masih ingat aku?" sapa Grace dengan senyuman ramah, sambil melepas kaca mata hitam yang membingkai wajahnya."Halo Grace. Tentu aku masih ingat," balasnya dengan senyum yang masih agak canggung."Boleh aku masuk?""Oh, tentu saja." Krisna bergeser dari tempatnya berdiri, kemudian mempersilahkan Grace masuk.Grace berjalan mendahui ke arah ruang keluarga, sedang Krisna mengekor den

    Last Updated : 2021-07-04
  • My Tsundere Tara   Mimpi Buruk

    "Jangan lebay, deh. Na. Kolam renangnya tidak sedalam itu," ucap Bam dengan tangan yang di lipat di dada. Bam masih menatap Krisna yang sama sekali tak bergerak. Entah sudah beberapa menit, namun Krisna tidak juga naik ke permukaan. Kalau Krisna sedang bercanda, ini sama sekali tidak lucu! Bam segera melepas arloji, jas, dan sepatu kulitnya. Setelah sedikit melonggarkan dasi, Bam menceburkan tubuhnya ke dalam kolam renang, dan meraih tubuh Krisna yang sudah tampak lemas dengan susah payah. Bam mengendongnya, dan merebahkannya di sisi kolam renang. "Na! bangun, Na!" Tangan kekar Bam menepuk pelan pipi gadis yang sudah tak sadarkan diri itu. Seketika perasaan Bam jadi tak karuan. Ia menempelkan telinganya pada dada gadis itu, untuk memastikan jika jantung Krisna masih berdetak. Bam kemudian menekan-nekan dada Krisna beberapa saat. Tapi pertolongan pertamanya sama sekali tak membuahkan hasil. Krisna belum

    Last Updated : 2021-07-17
  • My Tsundere Tara   Perasaan lain

    Krisna tak bisa melanjutkan tidurnya dengan tenang. Tentu saja. Seranjang dengan pria seperti Bam bukan sesuatu yang bisa Krisna anggap biasa. Berbeda sekali dengan Bam yang justru masih terlelap seakan tak pernah di hampiri oleh mimi buruk jenis apapun.Krisna mulai turun dari kasur dengan perlahan, agar tak membangunkan Bam. Setelah kejadian dramatis kemarin, tubuh Krisna berhasil pulih dengan cepat. Pagi ini Krisna berencana membuatkan Bam sarapan dengan layak, sembari mencari resep masakan yang mungkin akan Bam sukai.Dia memilah bahan makanan yang tersedia di kulkas, dan bersiap mengolahnya jadi sebuah hidangan lezat yang Krisna belum tahu akan jadi seperti apa. Krisna mengambil daging, saos tomat, paprika, serta saos tiram dan beberapa buah bawang bombay. Tangannya mulai mengolah semua bahan yang rencananya akan Krisna jadikan pendamping hidangan untuk roti bakar, sebab Bam tak suka mengisi perutnya dengan nasi sepagi ini.

    Last Updated : 2021-07-18

Latest chapter

  • My Tsundere Tara   Asalan mendekati Krisna

    “Eh, Na ... gimana, sih rasanya tinggal seatap sama orang kayak Pak Bam?” Cewek itu membenarkan posisi kaca mata yang membingkai wajahnya.“Rasanya ...” Krisna menopang dagunya dengan tangan. Ia menimbang-nimbang kata apa yang cocok untuk menggambarkan kesan Krisna tinggal seatap dengan pemuda itu. “Menyebalkan banget, sih, rasanya.”Cia mengerutkan dahinya. “Masa, sih?”Krisna menyeruput jus stroberi di gelasnya yang tinggal setengah. “Apa lagi akhir-akhir ini. Makin usil dan menyebalkan aja itu orang,” tambahnya.Cia tertawa sambil membulatkan matanya. “Orang kayak pak Bam bisa usil? I’m soo suprise, loh, Dengernya! Kirain orangnya formal banget.”Krisna mengangguk. “Kadang, sih. Hari harian gitu, haha.”“Eh, Na ...” tiba-tiba Cia mendekatkan wajahnya ke arah Krisna, lantas menatap gadis itu dengan tampang serius. “Kamu memangnya ngg

  • My Tsundere Tara   Perasaan yang tak utuh

    "Bapak barusan senyum!" teriak Krisna histeris. Jari telunjuknya mengacung ke arah bam, yang langsung mengubah air mukanya.Pemuda itu kembali menampakkan wajah datar, dan berdiri dari duduknya. Bam kemudian melangkah ringan kerah gadis yang masih menetapnya dengan tampang menyebalkan, lalu mendorong tubuh Krisna ke arah pintu sambil terus memgacuhkan ledekan yang keluar dari mulut gadi itu.Krisna entah sejak kapan mengeluarkan ponsel dari saku, memegangnya tepat di depan wajah sambil berujar, "harusnya tadi di foto, nih. Kejadian langka!" ledekan itu berbaur dengan tawa renyah. "Senyum lagi coba..." tambahnya.Bam berdecak kesal, sembari terus mendorong tubuh mungil Krisna hingga kakinya berdiri di muka pintu. Krisna sempat menjulurkan lidahnya dan tertawa puas, lalu pemuda itu menutup pintu dengan kuat, hingga menciptakan bunyi dari kayu yang saling berbenturan.Bam kembali ke mejanya, lalu mengacak rambut frustrasi. Bam berusaha tetap terlihat cuek me

  • My Tsundere Tara   Hari Pertama di Kantor

    Hari ini merupakan hari pertama Krisna berkerja sebagai karyawan di Mahesa Mode. Dia memulai harinya dengan semangat, sebab berkerja di sebuah perusahaan mode merupakan mimpi yang sangat gadis itu idam-idamkan.Meski sebelumnya gadis itu tidak bekerja pada bidang ini, dia belajar dengan sangat cepat. Terlebih lagi memiliki senior yang mau mengajarinya dengan baik seperti Cia, Bimo, Bian dan Lisa yang menjabat sebagai kepala defisi sementara, sebab kepala tim sebelumnya kedapatan menjual sebuah rancangan baru ke perusahaan pesaing hingga membuat Mahesa mode sempat dalam masalah yang cukup serius.Untug saja mereka memiliki orang secekatan Bam, yang berhasil menyelesaikan semuanya tanpa masalah berarti. Mantan kepala defisi disain tersebut berakhir dengan dipecat, dan harus membayar denda untuk mengganti rugi uang prusahaan. Harusnya kepala defisi desain yang baru datang hari ini. Namun karrna suatu alasan, Lisa akan mengambil alih pekerjaannya hingga dia datang.

  • My Tsundere Tara   Makan Malam tim baru

    "Terserahlah ... tapi yang pasti, saya akan terus mengawasi.""Memangnya aku melakukan apa?" Grace mengibas rambut menggunakan jemari lentik, dengan bibir merah menyibik. "Ayolah adik manisku ... jangan perlakukan aku kaya penjahat, itu kejam banget!""Wah, nggak nyangka bisa lihat kak Grace lansung! cantik banget..." seru Cia. Mata sipitnya menatap Grace takjub, dan di balas anggukkan setuju oleh gadis di sebelahnya."Iya, nih. Sering-seringlah ngumpul sama kita, Kak." Kini pemuda jangkung itu menimpali. Dia Bimo.Grace terkekeh. Bagi orang secemerlang dirinya, pujian dan tatapan takjub yang orang lain tampakkan saat melihat dirinya bukanlah hal asing. Justru Grace akan kaget kalau ada yang tidak terpesona dengan kecantikkamnya."Ah, kalian bisa aja," balasnya sambil menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah cantiknya ke belakang telinga, lalu berkata, "aku bakal seneng banget kalau bis

  • My Tsundere Tara   Rahasia Grace

    Toko ini merupakan tempat yang Krisna dan Bayu sering kunjungi. Tapi dia sama sekali tidak menyangka jika dia akan bertemu dengan Bayu di sini hari ini. Pria itu berdiri mematung di hadapannya, dengan tatapan yang sulit Krisna artikan.Untuk beberapa saat, pandangan mereka terkunci pada satu titik. Krisna mengepalkan genggamannya kuat, tak yakin reaksi apa yang tepat untuk dia tampakkan sekarang ini; menyapa Bayu dengan senyuman seperti orang bodoh yang tak pernah dilukai perasaannya, atau ia harus memalingkan wajah seperti orang tak pernah saling memilili rasa. Rasanya Krisna hanya ingin lenyap dari pandangan Bayu, meski dia tidak bisa membohongi bahwa dia merindukan pria itu.Tiba-tiba seorang wanita menghampiri sambil mengamit lengan Bayu mesra, menyadarkan pemuda itu dari lamunannya yang entah sedang berada di mana. Bayu tersenyum padanya, lantas mereka pergi dengan Krisna yang masih menatap dua mausia itu berlalu, menyisakan satu lubang besar di dadanya.Bu

  • My Tsundere Tara   Gadis Baperan

    Krisna yang baru sadar kalau sekarang Bam sedang menatapinya dengan tatapan yang seakan bisa membunuh itu justru tersenyum, sambil melambai-lambaikan tangan antusias ke arah Bam.Mau tak mau, Bam menghampirinya dengan malas, "ada apa lagi, sih, Na?""Lihat ini!" Krisna menunjuk poster bertuliskan 'lomba design mode' di hadapannya. "Kalau aku menang, apa artinya bisa kerja di sini?" tanyanya."Kalau bisa, memangnya saya akan mengizinkannya?" tutur Bam singkat lantas kembali membalik tubuhnya.Krisna menyusul sambil sedikit berlari, "boleh, ya, Tara..." kini gadis itu memasang pupil eyes, sambil begelayut manja di lengan Bam, persis seperti kucing yang minta di beri makan.Langkah Bam terhenti. Pandanganya terarah pada lengan Krisna yang melingkar di tangannya, "siapa bilang kamu boleh pegang-pegang, saya."Krisna yang mengikuti arah pandangan Bam, sontak menjauhkan dirinya. Dia menggigit bibir bawahnya sekilas, lalu tersenyum canggung.

  • My Tsundere Tara   Perasaan lain

    Krisna tak bisa melanjutkan tidurnya dengan tenang. Tentu saja. Seranjang dengan pria seperti Bam bukan sesuatu yang bisa Krisna anggap biasa. Berbeda sekali dengan Bam yang justru masih terlelap seakan tak pernah di hampiri oleh mimi buruk jenis apapun.Krisna mulai turun dari kasur dengan perlahan, agar tak membangunkan Bam. Setelah kejadian dramatis kemarin, tubuh Krisna berhasil pulih dengan cepat. Pagi ini Krisna berencana membuatkan Bam sarapan dengan layak, sembari mencari resep masakan yang mungkin akan Bam sukai.Dia memilah bahan makanan yang tersedia di kulkas, dan bersiap mengolahnya jadi sebuah hidangan lezat yang Krisna belum tahu akan jadi seperti apa. Krisna mengambil daging, saos tomat, paprika, serta saos tiram dan beberapa buah bawang bombay. Tangannya mulai mengolah semua bahan yang rencananya akan Krisna jadikan pendamping hidangan untuk roti bakar, sebab Bam tak suka mengisi perutnya dengan nasi sepagi ini.

  • My Tsundere Tara   Mimpi Buruk

    "Jangan lebay, deh. Na. Kolam renangnya tidak sedalam itu," ucap Bam dengan tangan yang di lipat di dada. Bam masih menatap Krisna yang sama sekali tak bergerak. Entah sudah beberapa menit, namun Krisna tidak juga naik ke permukaan. Kalau Krisna sedang bercanda, ini sama sekali tidak lucu! Bam segera melepas arloji, jas, dan sepatu kulitnya. Setelah sedikit melonggarkan dasi, Bam menceburkan tubuhnya ke dalam kolam renang, dan meraih tubuh Krisna yang sudah tampak lemas dengan susah payah. Bam mengendongnya, dan merebahkannya di sisi kolam renang. "Na! bangun, Na!" Tangan kekar Bam menepuk pelan pipi gadis yang sudah tak sadarkan diri itu. Seketika perasaan Bam jadi tak karuan. Ia menempelkan telinganya pada dada gadis itu, untuk memastikan jika jantung Krisna masih berdetak. Bam kemudian menekan-nekan dada Krisna beberapa saat. Tapi pertolongan pertamanya sama sekali tak membuahkan hasil. Krisna belum

  • My Tsundere Tara   Jika dia tidak ada

    Setelah Bu Anna meninggalkan rumah, Krisna jadi begitu bosan. Sudah lama sekali dia tak bertemu dan mengobro dengan orang lain selain Bam. Membicarakan banyak hal dengan Bu Anna membuat Krinsa sangat senang. Seperti mendapatkan kembali hidupnya.Krisna baru saja ingin memejamkan matanya, namun suara bel kembali terdengar. Krisna membuka pintu dan mendapati seorang gadis cantik yang mulai terlihat familier, dengan rambut panjang yang sekarang sudah berwarna blonde itu."Halo Krinsa! masih ingat aku?" sapa Grace dengan senyuman ramah, sambil melepas kaca mata hitam yang membingkai wajahnya."Halo Grace. Tentu aku masih ingat," balasnya dengan senyum yang masih agak canggung."Boleh aku masuk?""Oh, tentu saja." Krisna bergeser dari tempatnya berdiri, kemudian mempersilahkan Grace masuk.Grace berjalan mendahui ke arah ruang keluarga, sedang Krisna mengekor den

DMCA.com Protection Status