Beranda / Romansa / My Tsundere Tara / Mengakhiri penderitaan

Share

Mengakhiri penderitaan

Penulis: Sia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-21 20:06:55

Sepanjang hari Krisna begitu sibuk sampai dia lupa kalau Bayu seharusnya sudah pulang sekarang. Krisna berkali kali mengirimkan pesan kepada Bayu, tapi tidak satupun dibalas. Dia juga berusaha menghubungi Gea--Kakak Bayu namun hasilnya sama.

Dengan sisa tenaga yang dia miliki, Krisna berjalan menuju rumah Bayu yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Krisna tak sabar ingin melepaskan semua rindu pada pria kesayangannya itu sambil memeluk Bayu erat. Dia ingin menangis di pelukan Bayu, dan mendengar Bayu meyakinkannya kalau semua hal akan baik-baik saja.

Saat tiba di sana, Krisna memencet bel beberapa kali, tapi tidak seorang pun keluar membukakan pintu. Krisna mencoba menelpon Bayu namun lagi-lagi Bayu tidak menjawab panggilannya.

Apa mungkin Bayu tidur?

Krisna mengirimkan sebuah pesan pada pria itu.

[Bay, di rumah nggak ada orang? Aku di bawah]

Beberapa menit kemudian pesan itu di baca. Senyum Krisna mengembang saat seseorang membuka gerbang. Seperti dugaannya, pemuda yang sangat dia rindukan itu berdiri di sana.

"Bay, kangen," ujarnya manja, sambil menggenggam kedua tangan Bayu.

Diluar dugaan Krisna, Bayu justru menatapnya dengan datar. Dia pikir Bayu akan langsung meluknya seperti apa yang selalu pria itu lakukan.

"Sedang apa kamu di sini?" perkataannya begitu dingin, menusuk hingga ke ulu hati Krisna, membuat mata gadis itu berkaca-kaca seketika.

"Sa-sayang... kok kamu ngomongnya begitu?" suara Krisna bergetar.

"Sudahlah, Na, Aku sudah tahu semuanya!" ucapnya sambil menepis kedua tangan Krisna.

"Sudah tahu apa?" tanya Krisna heran sambil menatap mata pria itu dengan pandangan yang mulai kabur.

"Na, kamu tahu, yang masukin kamu di perusahaan itu adalah kak Gea. Kakakku. Kenapa kamu tega sekali mempermalukannya? Kenapa harus Pak Bram? Apa kurangku dan keluargaku sama kamu, Na?" tanya Bayu dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya dengan suara bergetar. Ia mencengkram bahu Krisna kuat, tanda kalau pemuda itu sedang berusaha menahan emosinya.

"Bay, kamu tahu aku lebih dari siapapun..."

"Karena aku tahu kamu! Kamu bahkan nggak balas pesanku kemarin malam!" nada Bayu meninggi.

Tatapan itu sungguh membuat Krisna ketakutan. Dia berusaha memeluk Bayu agar emosinya mereda, tapi Bayu tetap tak menghiraukannya. Bayu mendorong pelan tubuh Krisna agar menjauh darinya, kemudian berucap, "Mari kita akhiri sampai di sini. Aku nggak bisa bersama wanita yang nggak bisa menjaga kehormatan keluargaku."

Perkataan Bayu bak sebuah anak panah yang mencap tepat di jantung Krisna. Krisna seperti kehilangan banyak oksigen. Dia terpaku di tempatnya menatapi Bayu yang menghilang dari balik pagar dengan air mata yang seakan berlomba meninggalkannya juga.

Bayu tetap tidak akan mempercayainya meski Krisna berusaha. menjelaskan segala hal 'bukan? Bayu yang Krisna kira mengenal dirinya lebih dari siapa pun? Bayu yang satu-satunya Krisna miliki dan dia andalkan? pada akhirnya Bayu juga meninggalkan Krisna hanya karena apa yang orang lain katakan.

Krisna tidak percaya kalau keparcayaan lelaki yang sudah hampir dua tahun bersama dirinya itu begitu rapuh.

Krisna dapat merasakan dunianya runtuh.

***

Sepertinya, hanya karena gadis rapuh itu terlihat kuat, semesta jadi semakin tertarik memberikan siksaan-siksaan dengan hikmad. Seakan tak cukup puas pada hari panjang yang tak pernah lebih buruk sebelumnya, Krisna menemukan kejutan lain di depan gerbang rumahnya malam ini.

Dua sosok pria tengah berdiri di sana. Satu berambut gondrong, tubuh kekar, serta sebuah bekas luka seperti duri ikan, menghias di sepanjang dagu kirinya. Yang satunya lagi, berpenampilan lebih rapi, perut buncit dan kepala nyaris pelontos-- dua wajah yang mau tak mau jadi akrab si mata Krisna, meski mereka tak ada ramah-ramahnya sama sekali. Sungguh.

"Eh, Om! udah lama?"

Krisna hanya bisa tercengir seperti orang idiot, dibalas dengan tatapan menohok dari dua manusia itu.

Dia lantas berjalan melewati mereka berdua, membuka kunci pagar sambil mengutuk di dalam hati.

Sialan! harusnya sebelum Bayu mencampakkannya, setidaknya pinjamkan uang dulu, dong!

Krisna berjalan menuju pintu utama, diikuti dua orang menyeramkan tadi. Dia terus menggigit bibir bawahnya, sambil merampal doa-doa agar setidaknya dua orang ini mau memberikannya sedikit kelonggaran.

"Ya Tuhan, kali ini aja bantu aku ... aku mohon," batinnya.

Krisna dapat merasakan darahnya memompa dengan cepat ke seluruh tubuh. Krisna coba menyusun kalimat yang tepat, agar orang di hadapannya itu tidak memakannya hidup-hidup.

"Om mau mampir? Saya buatin kopi, deh."

BRAK!

Pria berambut gondrong itu menggebrak pintu dengan kasar. Sikap Krisna yang bertele-tele, benar-benar membuatnya kehilangan kesabaran. "Jangan banyak basa-basi! Sini! mana angsuran bunganya." Ia menyodorkan tangannya yang besar.

Krisna menelan salivanya dengan susah payah. "Ga-galak banget, sih, Om ... " ucapnya tergagap. "Jadi gini Om botak." Krisna gantian menatap pria yang satunya, "boleh, nggak bulan ini aja saya nggak nggak nyicilin bunganya. Boleh, ya. Please." Krisna mengatupkan kedua telapak tangannya di depan wajah sambil sedikit membungkuk.

Pria itu berdecak pelan. Dia menggelengkan kepalanya yang pelontos, kemudian berkata, "Krisna ... Krisna ... Saya membiarkan kamu mengangsur bunganya terlebih dahulu hanya karena saya kasian sama kamu. Jangan menyalahgunakan kebaikan hati saya gitu, dong."

"Iya, Om botak. Saya sangat bertimakasih sama Om. Tapi saya baru saja di pecat Om. Saya janji akan bayar angsurannya dua kali lipat bulan depan." Krisna berusaha meyakinkan dengan sekuat tenaganya, meski dia sendiri tidak yakin dengan apa yang dia ucapkan barusan. "Saya mohon jangan ambil rumah saya, ya Om."

Seketika gelak terdengar menggelegar dari pria tersebut. "Asal kamu tahu, saja. Meski saya ambil rumah ini sekalipun, tetap tidak akan cukup untuk membayar semua hutang Papa kamu!"

"Saya tahu, Om. Saya akan berusaha lebih baik lagi, saya janji."

"Kamu memang sudah seharusnya berusaha lebih." Ia tersenyum miring.

"Jadi ... saya bisa tetap tinggal di sini 'kan?" tanya Krisna dengan polosnya, membuat pria di hadapannya tersenyum lebar. Ia lantas menggelengkan kepalanya.

"Usir dia," ucapnya pada Pria berambut gondrong itu.

"Loh? Om?"

Krisna mencoba memberontak saat lengan kecilnya di cengkram oleh pria itu, tapi sia-sia. Pria itu menyeretnya keluar gerbang, kemudian kembali memanjat mengunci gerbang tersebut.

"Om bukain, dong! masa nggak kasihan sama saya." Gadis itu mengebrak-gebrak pagar yang tertutup rapat seperti orang kesetanan. Namun kedua pria yang masih berdiri di depan pintu itu sama sekali tak menghiraukannya.

"Saya sumpahin jadi budeg beneran, loh, ya... Ayolah, Om. Barang-barang saya masih pada di dalem, nih."

"Berisik!"

Krisna yang sama sekali tak melihat rasa iba sedikit pun dari kedua orang itu, mulai kehabisan akal. Tampaknya apapun yang Krisna katakan sekarang, tetap tak akan membuatnya mendapatkan kembali rumah tersebut.

"Om botak! ambilin tas saya yang ada di sofa dong," ucapnya memelas. "Hp saya di sana. Saya kan butuh ongkos buat nak taksi juga," tambahnya.

Pria botak itu memutar bola matanya, sebelum akhirnya berjalan masuk ke dalam rumah. Beberapa menit kemudian, ia keluar dengan sebuah tas coklat di tangannya.

"Nih!" ia menyodorkan tas tersebut dari antara cela-cela pagar. "Udah sana pergi."

Krisna menerima tas tersebut sambil menyunggingkan sebelah bibirnya.

Rumah, rumah siapa! yang diusir siapa!

"Makasih, Om, botak," ucapnya. "Barang-barang yang lain sekalian dong, Om." Krisna mengerlingkan kedua matanya."

"Nggak ada! pergi sana!"

"Tcih! galak amat."

Sebelum Krisna melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu, pria tersebut kembali berucap, "jangan lupakan kalau kamu masih harus masih harus membayar sisa bunganya. 2 Miliyar! Jangan mencoba kabur karena saya tetap akan menemukan kamu di mana pun kamu bersembunyi." Tatapan mata itu berkata seolah ia tak main-main dengan kalimat yang baru saja ia ucapkan.

Sebuah kalimat yang berhasil membuat Krisna terkejut dan lemas secara bersamaan.

***

Krisna pikir, di kehidupan sebelumnya, mungkin dia merupakan seorang pendosa besar. Makanya di kehidupan yang sekarang ini tuhan menghukum dia dengan sebegini beratnya.

Gadis itu telah berjalan menyusuri trotoar jalanan selama 30 menit, tanpa tahu kemana langkah kaki akan membawanya. Krisna memutuskan untuk duduk di tepian trotoar. Mengeluarkan ponsel pintarnya dari dalam tas, kemudian menatap lama sebuah nomor di sana.

Berkali-kali dia berniat menekan nomer tersebut, namun berkali-kali juga niat tersebut dia urungkan, sebab bagaimana cara Bayu menatapnya terakhir kali adalah hal yang cukup membuat Krisna sadar kalau Bayu bukan lagi orang bisa dia andalkan. Meski menyakitkan untuk diakui, Bayu sudah mencampakkannya.

Kemudian jemarinya menggeser layar tersebut. Mencari nama-nama yang mungkin saja bisa Krisna mintai tolong untuk menumpang barang satu malam saja. Krisna lantas menghembuskan napas gusar kala menyadari, betapapun ketergantungannya dengan seorang Bayu Ananta membuatnya sama sekali tak memiliki seorang teman. Bayu yang selalu berhasil membuat dunia Krisna berputar hanya di sekelilingnya. dan, ya ... Bayu yang sama yang meninggalkannya.

Satu-satunya teman yang Krisna miliki kini hanya Binta. Namun Binta tinggal dengan suami, anak, serta mertuanya. Mana mungkin malam ini Krisna tiba-tiba datang dan menumpang tinggal. Krisna tidak bisa merepotkan Binta.

Krisna kembali menyimpan benda persegi itu di dalam tas. Mendongakkan kepalanya, menatap langit yang seperti sedang mengejek, sebab dia menyembunyikan setiap hal indah, jauh dari pandangan Krisna. Lama gadis itu mendongak. Satu-satunya hal yang mampu membuatnya menunduk hanya tetesan-tetesan yang mulai jatuh dari langit. Perlahan, tapi pasti membasahi  bumi.

Tadinya, Krisna kira dia mungkin bisa menggelandang saja malam ini. Ternyata bumi bahkan tidak sudi untuk gadis itu tinggali. Buktinya dia mengirimkan hujan.

Benar. Kalau pada akhirnya Krisna menghilang, tidak akan ada seorang pun yang mencari. Tidak ada seorang pun yang peduli. Belum lagi 2 miliyar yang harus dia dapatkan, sedang namanya sudah masuk dalam daftar hitam setiap perusahaan. Bagaimana caranya Krisna membayar? untuk bertahan hidup saja mungkin dia sudah tak bisa.

Kini mata Krisna tertuju pada lalu-lalang kendaraan di hadapannya, kemudian sebuah pertanyaan muncul di benak Krisna; bagaimana jadinya, bila sekarang Krisna melemparkan tubuhnya dan membuat truk yang sedang melaju kencang itu? Mungkin hang akan sakit hanya tubuhnya, ya? hati dan pikiran Krisna harusnya akan baik-baik saja setelah itu.

Dengan tatapan kosong, dia mulai berdiri, kemudian melangkahkan kakinya pelan. Bunyi kelakson bersautan dengan umpatan yang sesekali dilontarkan pengemudi pada seorang gadis gila yang sedang berdiri mematung di tengah jalan.

Krisna memejamkan mata, menghirup napas panjang berusaha mengisi setiap rongga dadanya dengan udara. Barang kali, itu kan menjadi napas terakhirnya yang bisa dia ambil.

BRAK!

Bab terkait

  • My Tsundere Tara   Sebuah Kesepakatan

    Sebuah tangan menarik tubuh Krisna, sesaat sebelum sebuah mobil besar menghantamnya, hingga membuat mereka terjatuh di sisi jalan."Kalau mau mati jangan di sini! nyusahin orang lain saja."Krisna mendapati wajah yang kini tidak asing lagi untuknya. Tiba-tiba saja, tangis gadis itu pecah. Timbul perasaan bersalah dibenak Bam. Apa kalimat yang dia ucapkan barusan menyakiti gadis itu? tapi Bam sungguh tak tahu bagaimana cara menghibur seseorang dengan kata-kata.Dapat Bam lihat wajah gadis di hadapannya tertutupi rambutnya yang basah berantakan. Matanya yang sesekali memejam itu mulai tampak sembab. Bibir mungilnya yang terisak, memucat. Bam kemudian mengambil tubuh Krisna dan mendekapnya kuat-kuat. Membiarkan gadis itu tenggelam dengan setiap sakitnya di dada Bam, dengan tangis yang bersaut-sautan dengan suara hujan yang semakin mendera.Mereka berdua sudah duduk di dalam mobil Bam. Mulut Krisna masih

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-22
  • My Tsundere Tara   Kontrak Perbudakkan

    "Kesepakatan seperti apa?""Saya akan membiarkan kamu tinggal di sini, dengan syarat, kau harus menuruti semua hal yang saya perintahkan."Sebentar ... jangan bilang, Bam akan menjual Krisna pada Om-Om hidung belang?Krisna dengan cepat menutupi tubuhnya dengan tangan, sambil menatap Bam tajam."Dan, saya juga akan melunasi hutang 2 miliyarmu pada rentenir itu," katanya lagi. Kali ini kalimat yang Bam ucapkan sontak membuat Krisna bingung."Bagaimana kamu tahu tentang hutangnya?" tanya Krisna kaget."Sudah saya bilang, Na. Saya tahu semua hal tentang kamu."Krisna cepat mengangkat garpu bekas makannya tadi di atas piringnya, lantas mengarahkan benda itu kepada Bam. "Tidak mungkin! kamu pasti penguntit!"Bam berdecak kecil. Tangannya yang besar, di arahkan pada garpu yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya, ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • My Tsundere Tara   Dunia Tara

    Gadis itu sedang duduk di cafetaria sambil memandangi selembar kertas yang ada di hadapannya. Krisna tak tahu, bertemu dengan Bam adalah sebuah kesialan atau keberuntungan hang harus dia syukuri adanya. Karena setelah pernah kehilangan banyak hal waktu itu, Bayu menjadi hal terakhir yang membuat Krisna bertahan hidup. Mimpi dan segala rencana prihal membangun keluarga kecil yang bahagia dengan pria itu, memberikan Krisna langkah dan tujuan baru. Namun sekarang apa? Krisna bahkan tak tahu kenapa dia harus mempertahankan hidupnya. Dasar Bam saja yang seenaknya menyelamatkan Krisna, lalu memperbudaknya sebagai imbalan? tcih! tidak adil. Saat gadis itu tengah asik bergelut dengan banyak pikiran di otaknya, tiba-tiba seorang pria menyeret kursi yang ada di sebelah Krisna, lantas duduk di sana. Membuat Krisna menoleh. "Eh, Pak?" "Duh, jangan panggil gitu dong," katanya sambil t

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24
  • My Tsundere Tara   Halaman yang hilang

    "Krisna!""Na! bangun! sudah jam berapa ini!"Suara itu berbaur dengan ketukkan di pintu, samar-samar menyapa telinga Krisna yang masih berdiri di ambang kesadarannya. Krisna membuka matanya dengan paksa, dan menatap malas ke arah jam yang tergeletak di atas meja.Jam 05:35. Sial! Krisna kesiangan!Semalam gadis itu membaca ulang selembaran yang Bam berikan berkali-kali, agar tak ada lagi satu hal pun yang terlewat. Alhasil, dia tidur larut sekali dan lupa menyalakan jam alaram padahal jelas-jelas dijadwal tertulis jika Bam akan keluar untuk lari pada pukul 05:30 tepat. Sekarang Krisna bahkan baru membuka matanya.Krisna bergegas lari ke kamar mandi. Membasuh mukanya, mengikat rambut tinggi-tinggi, dan mengganti pakaiannya dengan setelan berwarna toska senada yang Bam belikan kemarin. Bam sudah berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di dinding sebelah pintu kamar Krisna dengan tang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-25
  • My Tsundere Tara   Manusia menyebalkan

    Hari ini weekand, tapi Bam masih saja berjibaku dengan laptop yang ada di hadapannya. Terlihat sangat fokus. Di sini lain, Krisna tengah dengan lahap menikmati sepotong cake yang Bam bawakan semalam, sambil sesekali memfotonya, sebab paduan warna dan hiasan cake tersebut terlihat sangat lucu.Krisna berniat mengunggahnya di sosial media dengan caption penuh kebahagiaan, agar Bayu melihatnya dan tahu jika kehilangan orang yang sama sekali tidak mempercayainya, tak membuat Krisna sedih. Krisna ingin Bayu melihat jika dengan atau tanpanya, dia tetap bisa melanjutkan hidup-- tentu saja meski kenyataannya sangat berlawanan. Dia bahkan tak tahu apakah Bayu masih ingin peduli tentangnya atau tidak.Krisna meraup banyak oksigen hingga memenuhi rongga dadanya. Sesak. Tapi dia segera tersenyum saat melihat lagi foto sepotong cake yang terpampang di layar ponselnya."Terimakasih Taraaa!"

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • My Tsundere Tara   Perasaan Lain

    Bam yang sedang fokus dengan pekerjaannya, teralih pada sosok yang baru saja muncul di balik pintu.“Halo Bam!” sapa Kevin dengan heboh. Tentu saja bukan Kevin namanya kalau tidak seperti itu.“Hei, Vin. Ada apa kemari?”Kevin mengacak pinggang sambil memutar bola matanya. “C’mon Bam! Kamu tahu kenapa aku di sini.” Kevin kemudian menghempaskan bokongnya pada sebuah sofa panjang yang ada di sana, lalu berbaring dengan tangan yang dia lipat di belakang kepala.“Penting sekali untuk tahu?”Kevin berdecak kemudian berkata dengan nada kesal, “Astaga Bam. Gini-gini aku bos-mu, ya... bisa nggak sopan sedikit?”Bam kemudian menghentikan kegiatannya, dan melirik Kevin sebentar. “Maaf tidak dulu,” ucapnya.Sebenarnya, Bam sudah tahu alasan Kevin kemari malam ini. Pemuda berperawakan berisi itu memang rutin mendatangi rumahnya

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • My Tsundere Tara   Anak dengan pria itu?

    Krisna masih terbahak-bahak melihat Bam yang kembali dengan wajah ditekuk sambil menatapnya sinis. Pemuda itu duduk lalu menyelesaikan makanannya dengan mata yang menatap Krisna tajam."Sudah berani, ya, kamu sekarang." ucapnya, membuat Krisna menggerakkan tangan mengunci mulut, dan berusaha menahan tawanya.Sewaktu Bam mengurung diri di ruang kerjanya, Kevin menawari Krisna untyk mengantarnya pergi berbelanja. Walau bagaimanapun, Krisna tetap berusaha membuktikan pada Bam jika masakannya tidak sehina apa yang keluar dari mulut Bam. Krisna mungkin hanya tak terbiasa dengan masakkan-masakkan luar negeri. Makanya gadis itu memiliha masakkan nusantara sebagai menu yang akan terus dia buat untuk Bam, meski pada awalnya Krisna tidak yakin jika Bam akan menyukai.Krisna masih tercengir, sambil memandangi Bam dengan sebelah tangan yang menopang dagunya. Membayangkan bagaimana beberapa menit lalu Bam berlari, sungguh menggelitik perut Krisna. Tentu saja, makhluk-m

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-03
  • My Tsundere Tara   Jika dia tidak ada

    Setelah Bu Anna meninggalkan rumah, Krisna jadi begitu bosan. Sudah lama sekali dia tak bertemu dan mengobro dengan orang lain selain Bam. Membicarakan banyak hal dengan Bu Anna membuat Krinsa sangat senang. Seperti mendapatkan kembali hidupnya.Krisna baru saja ingin memejamkan matanya, namun suara bel kembali terdengar. Krisna membuka pintu dan mendapati seorang gadis cantik yang mulai terlihat familier, dengan rambut panjang yang sekarang sudah berwarna blonde itu."Halo Krinsa! masih ingat aku?" sapa Grace dengan senyuman ramah, sambil melepas kaca mata hitam yang membingkai wajahnya."Halo Grace. Tentu aku masih ingat," balasnya dengan senyum yang masih agak canggung."Boleh aku masuk?""Oh, tentu saja." Krisna bergeser dari tempatnya berdiri, kemudian mempersilahkan Grace masuk.Grace berjalan mendahui ke arah ruang keluarga, sedang Krisna mengekor den

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04

Bab terbaru

  • My Tsundere Tara   Asalan mendekati Krisna

    “Eh, Na ... gimana, sih rasanya tinggal seatap sama orang kayak Pak Bam?” Cewek itu membenarkan posisi kaca mata yang membingkai wajahnya.“Rasanya ...” Krisna menopang dagunya dengan tangan. Ia menimbang-nimbang kata apa yang cocok untuk menggambarkan kesan Krisna tinggal seatap dengan pemuda itu. “Menyebalkan banget, sih, rasanya.”Cia mengerutkan dahinya. “Masa, sih?”Krisna menyeruput jus stroberi di gelasnya yang tinggal setengah. “Apa lagi akhir-akhir ini. Makin usil dan menyebalkan aja itu orang,” tambahnya.Cia tertawa sambil membulatkan matanya. “Orang kayak pak Bam bisa usil? I’m soo suprise, loh, Dengernya! Kirain orangnya formal banget.”Krisna mengangguk. “Kadang, sih. Hari harian gitu, haha.”“Eh, Na ...” tiba-tiba Cia mendekatkan wajahnya ke arah Krisna, lantas menatap gadis itu dengan tampang serius. “Kamu memangnya ngg

  • My Tsundere Tara   Perasaan yang tak utuh

    "Bapak barusan senyum!" teriak Krisna histeris. Jari telunjuknya mengacung ke arah bam, yang langsung mengubah air mukanya.Pemuda itu kembali menampakkan wajah datar, dan berdiri dari duduknya. Bam kemudian melangkah ringan kerah gadis yang masih menetapnya dengan tampang menyebalkan, lalu mendorong tubuh Krisna ke arah pintu sambil terus memgacuhkan ledekan yang keluar dari mulut gadi itu.Krisna entah sejak kapan mengeluarkan ponsel dari saku, memegangnya tepat di depan wajah sambil berujar, "harusnya tadi di foto, nih. Kejadian langka!" ledekan itu berbaur dengan tawa renyah. "Senyum lagi coba..." tambahnya.Bam berdecak kesal, sembari terus mendorong tubuh mungil Krisna hingga kakinya berdiri di muka pintu. Krisna sempat menjulurkan lidahnya dan tertawa puas, lalu pemuda itu menutup pintu dengan kuat, hingga menciptakan bunyi dari kayu yang saling berbenturan.Bam kembali ke mejanya, lalu mengacak rambut frustrasi. Bam berusaha tetap terlihat cuek me

  • My Tsundere Tara   Hari Pertama di Kantor

    Hari ini merupakan hari pertama Krisna berkerja sebagai karyawan di Mahesa Mode. Dia memulai harinya dengan semangat, sebab berkerja di sebuah perusahaan mode merupakan mimpi yang sangat gadis itu idam-idamkan.Meski sebelumnya gadis itu tidak bekerja pada bidang ini, dia belajar dengan sangat cepat. Terlebih lagi memiliki senior yang mau mengajarinya dengan baik seperti Cia, Bimo, Bian dan Lisa yang menjabat sebagai kepala defisi sementara, sebab kepala tim sebelumnya kedapatan menjual sebuah rancangan baru ke perusahaan pesaing hingga membuat Mahesa mode sempat dalam masalah yang cukup serius.Untug saja mereka memiliki orang secekatan Bam, yang berhasil menyelesaikan semuanya tanpa masalah berarti. Mantan kepala defisi disain tersebut berakhir dengan dipecat, dan harus membayar denda untuk mengganti rugi uang prusahaan. Harusnya kepala defisi desain yang baru datang hari ini. Namun karrna suatu alasan, Lisa akan mengambil alih pekerjaannya hingga dia datang.

  • My Tsundere Tara   Makan Malam tim baru

    "Terserahlah ... tapi yang pasti, saya akan terus mengawasi.""Memangnya aku melakukan apa?" Grace mengibas rambut menggunakan jemari lentik, dengan bibir merah menyibik. "Ayolah adik manisku ... jangan perlakukan aku kaya penjahat, itu kejam banget!""Wah, nggak nyangka bisa lihat kak Grace lansung! cantik banget..." seru Cia. Mata sipitnya menatap Grace takjub, dan di balas anggukkan setuju oleh gadis di sebelahnya."Iya, nih. Sering-seringlah ngumpul sama kita, Kak." Kini pemuda jangkung itu menimpali. Dia Bimo.Grace terkekeh. Bagi orang secemerlang dirinya, pujian dan tatapan takjub yang orang lain tampakkan saat melihat dirinya bukanlah hal asing. Justru Grace akan kaget kalau ada yang tidak terpesona dengan kecantikkamnya."Ah, kalian bisa aja," balasnya sambil menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah cantiknya ke belakang telinga, lalu berkata, "aku bakal seneng banget kalau bis

  • My Tsundere Tara   Rahasia Grace

    Toko ini merupakan tempat yang Krisna dan Bayu sering kunjungi. Tapi dia sama sekali tidak menyangka jika dia akan bertemu dengan Bayu di sini hari ini. Pria itu berdiri mematung di hadapannya, dengan tatapan yang sulit Krisna artikan.Untuk beberapa saat, pandangan mereka terkunci pada satu titik. Krisna mengepalkan genggamannya kuat, tak yakin reaksi apa yang tepat untuk dia tampakkan sekarang ini; menyapa Bayu dengan senyuman seperti orang bodoh yang tak pernah dilukai perasaannya, atau ia harus memalingkan wajah seperti orang tak pernah saling memilili rasa. Rasanya Krisna hanya ingin lenyap dari pandangan Bayu, meski dia tidak bisa membohongi bahwa dia merindukan pria itu.Tiba-tiba seorang wanita menghampiri sambil mengamit lengan Bayu mesra, menyadarkan pemuda itu dari lamunannya yang entah sedang berada di mana. Bayu tersenyum padanya, lantas mereka pergi dengan Krisna yang masih menatap dua mausia itu berlalu, menyisakan satu lubang besar di dadanya.Bu

  • My Tsundere Tara   Gadis Baperan

    Krisna yang baru sadar kalau sekarang Bam sedang menatapinya dengan tatapan yang seakan bisa membunuh itu justru tersenyum, sambil melambai-lambaikan tangan antusias ke arah Bam.Mau tak mau, Bam menghampirinya dengan malas, "ada apa lagi, sih, Na?""Lihat ini!" Krisna menunjuk poster bertuliskan 'lomba design mode' di hadapannya. "Kalau aku menang, apa artinya bisa kerja di sini?" tanyanya."Kalau bisa, memangnya saya akan mengizinkannya?" tutur Bam singkat lantas kembali membalik tubuhnya.Krisna menyusul sambil sedikit berlari, "boleh, ya, Tara..." kini gadis itu memasang pupil eyes, sambil begelayut manja di lengan Bam, persis seperti kucing yang minta di beri makan.Langkah Bam terhenti. Pandanganya terarah pada lengan Krisna yang melingkar di tangannya, "siapa bilang kamu boleh pegang-pegang, saya."Krisna yang mengikuti arah pandangan Bam, sontak menjauhkan dirinya. Dia menggigit bibir bawahnya sekilas, lalu tersenyum canggung.

  • My Tsundere Tara   Perasaan lain

    Krisna tak bisa melanjutkan tidurnya dengan tenang. Tentu saja. Seranjang dengan pria seperti Bam bukan sesuatu yang bisa Krisna anggap biasa. Berbeda sekali dengan Bam yang justru masih terlelap seakan tak pernah di hampiri oleh mimi buruk jenis apapun.Krisna mulai turun dari kasur dengan perlahan, agar tak membangunkan Bam. Setelah kejadian dramatis kemarin, tubuh Krisna berhasil pulih dengan cepat. Pagi ini Krisna berencana membuatkan Bam sarapan dengan layak, sembari mencari resep masakan yang mungkin akan Bam sukai.Dia memilah bahan makanan yang tersedia di kulkas, dan bersiap mengolahnya jadi sebuah hidangan lezat yang Krisna belum tahu akan jadi seperti apa. Krisna mengambil daging, saos tomat, paprika, serta saos tiram dan beberapa buah bawang bombay. Tangannya mulai mengolah semua bahan yang rencananya akan Krisna jadikan pendamping hidangan untuk roti bakar, sebab Bam tak suka mengisi perutnya dengan nasi sepagi ini.

  • My Tsundere Tara   Mimpi Buruk

    "Jangan lebay, deh. Na. Kolam renangnya tidak sedalam itu," ucap Bam dengan tangan yang di lipat di dada. Bam masih menatap Krisna yang sama sekali tak bergerak. Entah sudah beberapa menit, namun Krisna tidak juga naik ke permukaan. Kalau Krisna sedang bercanda, ini sama sekali tidak lucu! Bam segera melepas arloji, jas, dan sepatu kulitnya. Setelah sedikit melonggarkan dasi, Bam menceburkan tubuhnya ke dalam kolam renang, dan meraih tubuh Krisna yang sudah tampak lemas dengan susah payah. Bam mengendongnya, dan merebahkannya di sisi kolam renang. "Na! bangun, Na!" Tangan kekar Bam menepuk pelan pipi gadis yang sudah tak sadarkan diri itu. Seketika perasaan Bam jadi tak karuan. Ia menempelkan telinganya pada dada gadis itu, untuk memastikan jika jantung Krisna masih berdetak. Bam kemudian menekan-nekan dada Krisna beberapa saat. Tapi pertolongan pertamanya sama sekali tak membuahkan hasil. Krisna belum

  • My Tsundere Tara   Jika dia tidak ada

    Setelah Bu Anna meninggalkan rumah, Krisna jadi begitu bosan. Sudah lama sekali dia tak bertemu dan mengobro dengan orang lain selain Bam. Membicarakan banyak hal dengan Bu Anna membuat Krinsa sangat senang. Seperti mendapatkan kembali hidupnya.Krisna baru saja ingin memejamkan matanya, namun suara bel kembali terdengar. Krisna membuka pintu dan mendapati seorang gadis cantik yang mulai terlihat familier, dengan rambut panjang yang sekarang sudah berwarna blonde itu."Halo Krinsa! masih ingat aku?" sapa Grace dengan senyuman ramah, sambil melepas kaca mata hitam yang membingkai wajahnya."Halo Grace. Tentu aku masih ingat," balasnya dengan senyum yang masih agak canggung."Boleh aku masuk?""Oh, tentu saja." Krisna bergeser dari tempatnya berdiri, kemudian mempersilahkan Grace masuk.Grace berjalan mendahui ke arah ruang keluarga, sedang Krisna mengekor den

DMCA.com Protection Status