Share

BAB : 6

Penulis: Soffia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-16 21:14:53

"Aku pulang!!!" Kim berteriak memasuki rumah saat pulang Sekolah. Ia langsung duduk di sofa karna kecapean, apalagi cuaca hari ini sangat panas. Mungkin matahari sudah sangat dekat dengan bumi.

"Eh, Non udah pulang. Mau bibik bikinin minum?" tanya bibik yang menghampirinya.

"Nggak usah, Bik. Aku mau tidur aja, capek," tolaknya. "Oiya, Kak Alvin udah pulang belum, Bik?"

Entah kesambet apaan, ia sampai menanyakan Alvin yang menurutnya memiliki ekspressi layaknya sebuah tembok. Sangat datar.

"Den Alvin udah pulang tadi dari Sekolah jam 11, Non. Trus, habis ganti baju langsung pergi lagi ke kantor,'' jelas Bibik.

"Oo," sahutnya. "Ya udah, Bik ... aku mau ke kamar, istirahat," ujarnya bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamarnya di lantai atas.

Setibanya di kamar, saking ngantuk dan capek, ia langsung ketiduran masih dengan seragam Sekolah yang melekat di badannya. Lengkap dengan sepatu yang masih menempel di kaki.

         ---000---

Jam menunjukkan pukul 18:00. Si pemilik kamar masih tertidur dengan pulas, tanpa ada seorangpun yang mengusiknya. Bahkan, nyamuk pun tak mendekat. Kemungkinan besar, darahnya pahit. Jadi, nyamuk nggak suka.

'Toktoktok ...' Terdengar suara ketukan pintu.

"Non, bangun. Udah jam 6 sore loh. Non Kimmy, bangun!!!" teriak seseorang sambil menggedor-gedor pintu kamarnya.

"Aduh, siapa coba yang teriak-teriak kurang kerjaan,'' kesalnya langsung bangun karna terganggu suara teriakan dan gedoran di pintu kamarnya.

"Non!!!"

"Iya!!!" balasnya ikut berteriak sambil berjalan gontai menuju pintu kamar.

Pintu terbuka, mendapati bibik yang sedang berdiri di depan pintu.

"Non, dari tadi bibik gedor-gedor pintu, tapi Non nggak bangun-bangun."

"Ada apaan, sih, Bik," tanya Kim bersandar di pintu dengan tampang yang belum sepenuhnya sadar. Lagi tidur nyenyak, tiba-tiba aja dibangunin, ya jadinya linglung lah .

"Itu, Non ... Den Alvin dari tadi nelfonin mulu. Katanya udah nelfon ke hp nya, Non, tapi nggak di

," jelas bibik.

"Emang dianya mau ngapain?'' tanya Kim.

"Ya, bibik nggak tahu."

Di saat yang bersamaan, ponsel Kim yang berada di dalam tas Sekolahnya, kembali berdering.

"Nah, itu pasti Den Alvin lagi," ujar bibik menebak.

Kim langsung merogoh tas sekolah untuk mengambil ponselnya. Ternyata benar, Mr.Killer, itulah nama yang tertera di layar ponselnya.

"Bibik bener," ujar Kim sambil menggeser layar ponselnya. Sementara itu, Bibik berlalu pergi.

"Ya, Pak. Eh, maksudnya, Kak," ujarnya. 

Untung orangnya nggak berada dihadapannya. Kalo nggak, bisa dicium ia gara-gara memanggil Alvin dengan panggilan, Pak.

"Dari mana saja?"

"Maaf, aku ketiduran. Ngantuk berat."

"Aku udah hubungi kamu dari tadi loh."

"Kan udah minta maaf ."

"Aku mau minta tolong, kamu ke sini bentar, ya."

"Ngapain?''

"Ada file ku yang ketinggalan di meja, tolong kamu bawa ke sini."

"Males," balas Kim.

"Ini kali pertama aku minta tolong sama kamu dan kamu menolaknya?"

"Ck ... ya udah, ya udah. Tapi aku mandi dulu." 

"Aku tunggu."

"Hmm," balas Kim menutup percakapannya dengan Alvin.

    Setelah selesai mandi dan berdandan yang rapi, Kim segera menuju ke kantor Alvin untuk mengantarkan sebuah file, menggunakan sebuah taksi yang sudah ia pesan sebelumnya. 

"Maaf, Mbak ... Kak Alvinnya ada?'' tanyanya pada receptionist yang ada di lobby kantor.

"Maaf, adik ini siapa, ya? Apa sudah buat janji dengan Bapak Alvin?" tanya si receptionist sambil menatap ke arah Kim dari ujung rambut sampai ujung sepatunya.

''Ni orang, gue istrinya woy, ya kali gue harus buat janji dulu kalau mau ketemu suami sendiri," batin Kim memberungut kesal.

Hah, oke. Daripada ribet kayak kisah-kisah di FTV, ia ditarik-tarik kayak kuda keluar kantor karena ngaku-ngaku jadi istrinya Alvin, lebih baik ia menghubungi Alvin langsung.

"Kak, Aku udah di lobby, cepetan turun. Kalau Kakak nggak turun, aku pulang," ancamnya langsung memutus hubungan telfonnya dengan Alvin. 

Dan benar saja, tak lama kemudian Alvin datang menghampirinya. Dengan stelan kantor, celana bahan dan kemeja biru yang lengannya sengaja ia gulung hingga siku. Benar-benar memberikan kesan sexy bagi kaum hawa yang memandanginya.

"Kenapa?'' tanya Alvin bingung karena melihat tampang jutek Kim.

"Trus aku harus senyum gitu? Bayangin aja, masa iya aku harus buat janji dulu kalau mau ketemu suami sendiri," Jelas Kim.

"Maksud kamu?" tanya Alvin bingung .

"Ah, sudahlah," elaknya. "Pak Satpam, tolong beliin nasi goreng di depan sana, ya. Ntar, bawain aja ke ruangannya Bapak Alvin," pinta Kim sambil menyodorkan uang pada Pak satpam yang berdiri tak jauh dari posisinya.

"Tapi ..." 

Belum selesai Pak Satpam bicara, Alvin memberi kode agar dia mau melakukan permintaan Kim barusan.

"Baik, Pak," ujarnya sambil berlalu pergi.

"Kamu mau kemana?'' tanya Alvin pada Kim yang berjalan memasuki kantor.

"Ke ruangan Ba--Kakaklah,'' jawabnya yang hampir salah lagi.

"Memangnya kamu tau?'' tanya Alvin yang berjalan mengikuti Kim.

"Taulah," jawabnya yakin. Sedangkan Alvin masih mengekorinya di belakang .

"Bener, kan, di sini," tebak Kim saat sampai di sebuah ruangan .

"Kok, tau?''

"Ponsel Kakak mana?'' tanya Kim.

"Itu," jawab Alvin menunjuk ponselnya yang berada di meja. "Buat apaan?"

"Makanya aku tau, kan pake GPS," jawab Kim.

Saat itu, tiba-tiba pintu diketuk. 

"Masuk," ujar Alvin.

Ternyata Pak Satpam yang di mintai tolong oleh Kim untuk membeli nasi goreng tadilah yang datang. "Maaf, Pak, ini pesanannya," ujarnya .

"Makasih, Pak," ujar Kim yang langsung menyambar kantong yang disodorkan oleh Pak Satpam.

"Permisi, Pak," Pamitnya dan segera keluar dari ruangan Alvin.

Kim duduk di sofa sambil menyantap nasi goreng tanpa memperdulikan adanya Alvin. Sedangkan Alvin sendiri, dia hanya duduk sambil memperhatikan gadis itu yang sedang makan. 

"Kamu lapar atau rakus? '' tanya Alvin bingung.

"Maklum aja, belum makan siang."

"Pulang sekolah?'' tanya Alvin.

''Hmm, belum," jawab Kim. "Soalnya tadi Aku ketiduran. Kalau bibik nggak bangunin mah, Aku masih tidur nyenyak sampe sekarang," jelas Kim masih sambil menikmati makanannya.

"Ck," decak Alvin sambil geleng-geleng.

"Kakak mau?"

"Aku udah makan tadi bareng klien."

"Oowh..."

"Mana berkas yang aku minta?" tanya Alvin.

"itu, ambil aja di dalam tas." Kim menunjuk ke arah tasnya yang berada di meja.

Alvin pun membuka tas milik Kim dan mengambil sebuah map berwarna biru dari dalamnya. Tapi, pada saat itu juga pandangannya mengarah pada obat-obatan yang juga berada di sana.

"Ini apa?" tanya Alvin sambil menunjukkan beberapa obat-obatan pada Kim.

"Aduh, Kak, ada pertanyaan lain nggak? Kalau pertanyaan Kakak cuma itu, anak TK juga tau jawabannya. Udah jelas itu obat," jelas Kim dengan gaya sok pintarnya.

"Jangan sok pintar berdebat denganku," balas Alvin.

"Kan belajar," sahut Kim sambil cengengesan.

"Jadi?'' 

"Aku kan punya maag akut, jadi harus sedia obat sebelum sakit," jelas Kim.

"Kok nggak bilang?"

"Kakak nggak nanya."

"Apa harus ditanya dulu?''

"Tentu saja," jawab Kim.

Lagi-lagi Alvun merasa kalau Kim sedang mempermainkan dirinya. 

Setelah selesai makan ia tidur-tiduran di sofa sambil main tab milik Alvin. Tasnya entah di mana, sepatunya pun entah dimana. Ia merasa ruangan kerja Alvin, sudah seperti kamarnya saja.

"Kak," panggilnya.

"Hmm?''

"Masih lama, nggak, pulangnya?" tanya Kim yang masih tetap fokus pada tab di hadapannya.

"Jam delapan," Jawab Alvin yang juga fokus pada berkas-berkas yang menumpuk di mejanya.

"Kok lama?"

"Ini kerjaan aku masih banyak. Kan dari tadi udah aku suruh pulang duluan."

"Bareng aja, bingung di rumah mau ngapain. Tapi ntar makan di luar, ya," pinta Kim.

"Iya."

Di saat itu juga, tiba-tiba pintu di ketok dari luar.

"Masuk," suruh Alvin.

"Maaf, Pak, ini sudah selesai semua,'' ujar seorang perempuan yang berperawakan tinggi, body kayak gitar spanyol dan dia benar-benar cantik.

"Tolong bilang sama yang lain besok saja lanjutin kerjaannya. Kalian semua pulang saja," jelas Alvin tanpa melihat ke arah sekretarisnya yang di ketahui bernama Alin.

"Ba-baik, Pak," balasnya langsung keluar dari ruangan Alvin.

"Kak, kalau bicara itu liat orangnya, gimana, sih," gerutu Kim.

"Nggak penting."

"Itu sekretaris Kakak?'' tanya Kim lagi.

"Iya," angguk Alvin.

"Cantik!''

"Kamu lebih cantik," balas Alvin bergumam.

"Apa?" tanya Kim kaget. Kupingnya yang salah dengar atau gimana ini. Tapi sumpah, ini tu jelas banget terdengar di telinganya.

"Apa?"

"Kakak ngomong apaan tadi?'' tanya Kim penasaran dan beranjak dari duduknya menghampiri Alvin.

"Apa ... aku nggak ngomong apa-apa,'' elak Alvin masih tetap fokus pada kertas-kertas di mejanya.

"Ih, nyebelin banget, sih," umpat Kim karena Alvin tak mau jujur. Apa berkata jujur membuat image-nya jadi luntur?

Alvin membereskan berkas-berkas kerjanya yang ada di meja, tepat saat jam menunjukkan pukul 20:15.

"Mau makan di mana?'' tanya Alvin sambil merapikan mejanya.

"Sudah selesai, Kak?"tanya Kim bersemangat.

"Ya."

"Kita makan di restoran Jepang, ya?"

Pertanyaan Kim hanya dibalas anggukan oleh Alvin.

Mereka berdua pun segera menuju ke sebuah restoran Jepang yang ada di area pusat perbelanjaan. 

"Aku udah mutusin kalau kita akan tinggal di rumah kita sendiri," ujar Alvin pada saat menunggu pesanan makanan datang.

"Maksud Kakak?''

"Aku udah beli rumah untuk kita tempati," terang Alvin yang langsung membuat Kim kaget. 

"What! Kenapa pake beli rumah segala, sih. Kan kita bisa tinggal bareng Mama Papa,'' komentar Kim agak keberatan dengan keputusan Alvin.

"Supaya kamu nggak terus-terusan bergantung sama Bibik dan sama Mama Papa," jelas Alvin.

"Tapi, Kak ..."

"Udah, nggak usah koment, lanjutin makan," sanggah Alvin.

Bukannya nggak mau berpisah sama kedua orang tuanya, tapi, memikirkan kalau harus tinggal berdua sama Alvin lah yang membuatnya merasa was-was.

Setelah selesai makan malam, mereka berdua pun kembali ke rumah.

"Malam, Pa, Ma," sapa Alvin dan Kim pada William dan Jessica yang saat itu berada di ruang keluarga.

"Malam," balas keduanya. 

"Kim, kamu pasti gangguin Alvin, ya, di kantornya," omel Jessica pada putrinya.

"Ih, Mama, kok gitu, sih," sungut Kim atas tuduhan mamanya.

"Nggak, kok Ma," bela Alvin.

"Tuh, Mama denger, kan, Kak Alvin bilang apa."

"Iya, iya, tau ... sekarang udah ada yang belain," ejek Jessica.

Makan sudah, nonton tv sudah, baca majalah juga sudah. Saatnya tidur. 

 "Jangan langsung tidur, belajar dulu paling tidak 15 menit!" seru Alvin yang masih sibuk berkutat dengan laptopnya.

"Capek," rengek Kim yang dibalas tatapan menakutkan dari Alvin, yang seolah ingin memakan gadis itu hidup-hidup.

"Gini, nih, punya suami yang berprofesi sebagai guru, hidup nggak bakal jauh-jauh dari yang namanya buku," gerutu Kim sambil beranjak menuju meja belajarnya dengan langkah malas.

Jadilah, waktu tidurnya tertunda hingga 20 menit karena dipaksa belajar oleh Alvin.

"Kak, udah bilang sama Papa Mama, kan, masalah kita pindah rumah?" tanya Kim yang sudah berada dibalik selimut.

"Udah," jawab Alvin dengan suara seraknya.

"Trus, mereka nggak ngelarang gitu?"

"Yang bawa kamu itu adalah suami kamu, masa iya Papa Mama ngelarang," terang Alvin.

"Eh, tapi aku kok ngerasa Kakak jadi banyak omong gini, ya. Nggak kayak kemarin-kemarin, nyebelin." 

Kim yakin, omongannya barusan pasti bakal direspon Alvin dengan ocehan.

Tingtong.., tingtong....

2 menit.

3 menit.

Tak ada respon....

Tak mendapat respon apa-apa, Kim mengarahkan pandangannya pada Alvin yang ada di sebelahnya.

"Kok malah tidur, sih, aku kan masih ngomong," ceracau Kim karena Alvin malah tidur.

Tapi tunggu, ternyata Alvin hanya pura-pura tidur. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
liem ie jen
Trru I. Even thoughnn m nnnnnna nin. Ji p ouu jnup jj n jualan i jn
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • My Teacher My Husband   BAB : 7

    Hari ini, entah terkena serangan angin apa ia bangun di jam yang begitu pagi. Biasanya bangun jam enam, kini dirinya bangun di jam lima. Apa mungkin ia baru menyadari kalau statusnya saat ini adalah seorang istri? Mungkin."Astaga! Non bikin kaget aja," ujar Bibik kaget, yang tiba-tiba saja dihampiri oleh Kim."Bibik, lebay-nya akut, deh. Biasa aja kali," balas Kim."Ini mah luar biasa, Non. Apa jam di kamarnya, Non, lagi error ya. Secara, ini masih jam lima," jelas Bibik yang sepertinya sedang meledek majikannya itu."Aku tau, Bik, kalau ini masih jam lima, tapi aku pingin bangun cepet aja," dalih Kim memberi jawaban."Non sakit?" tanya Bibik khawatir sambil memegangi dahi Kim."Ih, Bibik apaan, sih." Ia semakin kesal saja."Aduh, aduh, ini ada apaan, subuh-subuh ribut di dapur." Jessica tiba-tiba datang menghampiri Kim dan Bibik yang sedang heboh.

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-16
  • My Teacher My Husband   BAB : 8

    "Ah, itu mobilnya sepupu gue," gagap Kim menjawab pertanyaan Hani.'Andai kalian tahu, kalau itu adalah mobilnya Kak Alvin,' batin Kim mulai resah."Aduh, Han ... mobil kayak gitu banyak kali," ujar Jeje."Ah, iya, ya," setuju Hani dengan pendapat Jeje."Ya udah, gue turun dulu, ya. Makasih udah nganterin," ujar Kim segera turun dari mobil."Nggak nawarin kita masuk dulu gitu?""Hah?!" Tampang kaget langsung ia tunjukkan."Idih, biasa aja dong. Gue cuma becanda doang. Lagi nggak minat main di rumah lo," kelakar Hani dengan candaannya, tapi sukses membuat Jantung Kim seakan mau copot."Huft ... kirain," gumam Kim menghembuskan napas leganya saat keluar dari mobil.Ia segera memasuki halaman rumah dengan sedikit berlari. Berharap agar segera sampai di dalam rumah. Capek, pengin istirahat."Aku pulang!!!" teriakn

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-16
  • My Teacher My Husband   BAB : 9

    Pagi ini Kim berangkat sekolah dengan penampilan yang berbeda. Bahkan dari saat menginjakkan kakinya di area sekolah, semua mata seolah sedang memandang aneh ke arahnya."Kim, ini kenapa lo pake sweater dan masker gitu?" tanya Jeje bingung dengan penampilan sobatnya."Gaya terbaru, ya? Apa perlu gue ngikutin juga?" Hani mengedipkan mata."Lo bilang gaya terbaru? Nih, liat muka gue, tangan gue, semuanya merah-merah," jelas Kim sambil membuka masker dan juga sweater yang ia kenakan."Omigos! Lo kenapa, Beb?" tanya Hani kaget dengan penampakan muka Kim.''Gara-gara makanan lo yang gue icip kemaren, nih," terang Kim memberungut.Hani dan Jeje malah tertawa. Di satu sisi, mereka merasa kasihan. Di sisi lain, penampilan Kim sangatlah lucu. Ada efek merah-merahnya."Makanya, jangan ngambil makanan orang sembarangan.''Karin yang berada di kursi

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-16
  • My Teacher My Husband   BAB : 10

    "Lo nggak makan?" tanya Jeje pada Kim sambil memakan baksonya dengan lahap."Nggak laper," jawab Kim sambil menyeruput jus jeruknya.Di saat yang bersaman, seorang cowok datang menghampiri meja mereka bertiga. Sontak, Kim merasa kaget."Angga, lo kok ...""Iya, ini gue, Kim," sahutnya.Angga adalah salah satu most wanted di sekolah dan juga ketua tim basket. Dia menyukai Kim, begitupun sebaliknya. Tapi, ya itu ... mungkin karna sok ganteng nya, dia suka gonta ganti cewek.Kenapa dia baru nongol? Karna dua minggu ini dia lagi ijin Sekolah, karena ada urusan keluarga."Kim, udah lama kita nggak ketemu. Kangen nggak sama gue?" tanya Angga pada Kim."Ih, apaan, sih," balas Kim merasa risih, entah karena apa. Biasanya juga dia fine-fine aja saat Angga merayunya seperti itu."Oiya, Kim ... gue mau ngomong sesuatu sama lo,

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-16
  • My Teacher My Husband   BAB : 11

    ini adalah hari minggu, hari di mana saatnya Kim dan Alvin pindah ke rumah baru yang sudah disiapkan Alvin. Ia tak menyangka, kalau Alvin akan mengeluarkan uang segitu banyak hanya untuk membeli sebuah rumah."Kimmy Sayang ... baik-baik ya, di rumah yang baru. Jangan cengeng, jangan manja, jangan nakal, jangan suka keluyuran, jangan bikin masalah, jangan buat Alvin susah," pesan Jessica yang seolah-seolah putrinya adalah anak SD yang mau pergi pramuka."Mama apaan, sih? Harusnya Mama sedih gitu anaknya mau pindah. Ini apaan coba, nggak banget deh Mak gue," dengus Kim tak terima.''Nggak boleh bicara gitu sama orangtua," ingatkan Alvin akan ucapan yang digunakan sang istri."Kakak mah, sama aja kayak Mama. Cerewet," gerutunya."Udah-udah. Kalau kamu heboh terus sama Mama, kapan berangkatnya." Giliran William yang mengomeli putrinya."Ya udah. Kalau gitu kita berdua p

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-16
  • My Teacher My Husband   BAB ; 12

    Sesampainya di sebuah pusat perbelanjaan ternama yang merupakan milik keluarga Alvin, mereka berdua pun masuk ke sebuah cafe dan memesan makanan."Kamu kenapa, masih mikirin ciuman tadi? Apa mau kita ulang?" tanya Alvin menggoda.Kesal, dengan sengaja Kim malah menyikut lengan suaminya itu. "Udah, jangan bahas ciuman-ciuman lagi," dengusnya.Alvin malah tersenyum mendengar ocehan Kim yang menurutnya sangatlah lucu.'Dia senyum. Ah, mungkin cuma gue cewek yang paling beruntung bisa nyaksiin si Mr.killer senyum kayak gini,' batin Kim memandang fokus ke arah Alvin."Jangan memujiku dalam diam," ucap Alvin.Kim sedikit tersentak saat pikirannya di ketahui Alvin. "Apa? Siapa yang memuji? Pede sekali," balas Kim mengelak."Terserah, karena aku tahu isi hatimu, Kim.""Ish, tidak sopan." Kim memberungut."Oiya, aku mau bilang makasih sama kamu,'' ujar Alvin mengubah topik pembicaraan. Terus membahas, justru malah membuat situasinya dengan gadis i

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-03
  • My Teacher My Husband   BAB : 13

    Di mobil, Kim masih shock dengan kejadian barusan. Ia membayangkan, entah apa yang terjadi kalau kedua sahabatnya itu sampai tahu tentang hubungannya dan Alvin."Maaf, Pak ... ini kita langsung pulang?'' tanya Kim pada sopir."Iya, Non. Bapak memerintahkan saya untuk mengantar Non pulang sampai ke rumah," jelasnya masih sambil mengemudi.Setelah 15 menit perjalanan dari sekolah menuju rumah, akhirnya sampai juga."Makasih, Pak,'' ucapnya pada sopir saat sampai di tujuan.Oke, setengah hari yang membosankan pun akan dimulai. Ya, di rumah yang segede GOR ini, ia cuma sendirian. Bayangkan saja, nggak ada satpam, nggak ada asisten rumah tangga, nggak ada tukang kebun, benar-benar sendirian.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-12
  • My Teacher My Husband   BAB : 14

    Pagi ini seperti biasa, Kim sekolah, dan Alvin mengajar. Satu lagi yang lebih membuat ia kesal pada Alvin. Dia pelit banget ngasih bocoran ulangan yang bakal dikasih di kelas. Parah, kan? Apa gunanya punya suami yang berprofesi guru, ngasih bocoran sebiji aja nggak dapat."Pagi.""Pagi, Kim," jawab Hani dan Jeje yang sedang asik bergosip ria."Lagi ngebahas apaan, sih? Ada gosip terbaru?" tanya Kim ikutan antusias."Mr.killer," jawab Jeje dan Hani serentak"Memangnya Pak Alvin kenapa?" tanya Kim ikut penasaran. Yakali aja ada berita penting gitu."Cie cie ... tumben amat antusias gitu nanyainnya," ledek Jeje."Lah, kan cuma pingin tau doang. Kalau mau jawab, sok. Kalau enggak, ya udinlah," terang Kim tak terlalu peduli."Gini, Kim ... denger-denger, nih, Pak Alvin itu udah tunangan," ucap Jeje."Astaga!" Kaget Kim.Kali ini kagetnya kebangetan..Apa jangan-jangan semua rahasianya dan Alvin bakalan terbongkar?

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-12

Bab terbaru

  • My Teacher My Husband   TAMAT

    Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 18:00, semua kejutan dan lain sebagainya sudah selesai di persiapkan. Tinggal menunggu Alvin kembali dari kantor untuk memberi kejutan. "Mama ..." panggil Arland yang baru pulang sekolah. Lihat, jam segini dia baru balik ke rumah. Bukan sekolah, melainkan pulang dari les tambahan. "Udah pulang, Sayang." "Tante di sini?" tanya Arland pada Jeje "Iya," jawab Jeje. "Dilla nya udah pulang ya, Land?" "Udah, Tan." "Ya udah Kim, kalau gitu gue mau pulang dulu. Ntar balik lagi kesini , oke," pamit Jeje. "Bye, Tante." "Dahhh ...." "Ayo, Sayang ... kamu mandi dulu. Udah bau acem," ejek Kim. "Hmm ...," angguknya. "Sekarang ulang tahunnya Papa loh, Mama nggak lupa, kan? Jangan bilang kalau Mama belum nyiapin hadiah buat Papa karna bingung mau ngasih apa?" jelas Arland pada Kim. Ya ... pengalaman tahun kemarin yang ia ungkit kembali. Sampai-sampai putranya sa

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 14

    Pagi ini sangat berbeda, tak biasanya ia masih berada di balik selimut. Sementara Alvin sudah bangun dan sekarang sedang sarapan bersama Arland. Badannya terasa sangat lemas, nggak ada tenaga, mual, pusing, dan nggak mood untuk melakukan apapun."Sayang ... kamu benar nggak apa-apa aku tinggal?" tanya Alvin masuk dan menghampiri dirinya yang masih tiduran."Iya, Kak, nggak apa-apa," jawabnya."Aku nggak tenang ninggalin kamu dalam keadaan kayak gini,'' khawatir Alvin"Kan ada Bibik, Kak. Udahlah, sana Kakak ke kantor aja.""Pa ... Ma ..." panggil Arland sambil mengetuk pintu kamar orang tuanya. Ia tak akan menyelonong masuk ke dalam kamar begitu saja, apalagi kamar orang tuanya. Sangat tidak sopan kalau begitu."Masuk, Sayang ...," jawab Alvin.Mendengar ijin yang di berikan papanya, barulah ia yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya pun masuk. Ternyata ia masuk bukan dengan tangan kosong, melainkan dengan segelas susu hangat.

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 13

    "Kak, bangun dong, Kak Fikri nelepon, nih," ujarnya sambil membangunkan Alvin, tapi tak ada respon."Kak ...."Ia memutuskan untuk menjawab panggilan itu. Toh, yang menelepon adalah Fikri."Hallo ....""Kim?" tanya kak fikri"Iyalah, Kak," jawabnya. "Siapa lagi cewek yang bisa menyentuh ponselnya Kak Alvin selain aku." "Ya kali aja Alvin punya selingkuhan, mungkin.""Apa!? Kak Alvin punya selingkuhan!?" kagetnya dengan nada tinggi, sampai-sampai Alvin yang lagi tidur dan dari tadi ia coba bangunkan tak berhasil, sekarang ikut terbangun."Siapa yang selingkuh?" tanya Alvin langsung duduk dengan tampang cengok nya."Ihhh ... masih nanya lagi, Kakak lah yang selingkuh," kesalnya langsung banting tu ponsel ke lantai dan beranjak menuju ke kamar mandi.Alvin ikut m

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 12

    Sesampainya di rumah, ia langsung jalan menuju ke kamar karna rasanya badannya lagi nggak enak aja. Sementara Alvin, dia lagi teleponan di teras depan sama klien bisnisnya, mungkin. Karna ia juga nggak mau tahu juga lah sama urusan kantor dan pekerjaannya itu.Tapi kalau dia teleponan sama cewek, barulah dirinya bakalan ngamuk."Kamu tidur?" tanya Alvin yang tiba-tiba masuk menghampirinya di tempat tidur."Cuma tidur-tiduran," jawabnya mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap Alvin."Hmm ....""Kak, itu masih perih?" tanya Kim sambil menunjuk ke arah bibir Alvin yang luka akibat gigitannya."Iyalah ... kalau kamu ngegigit bibirku dengan penuh nafsu, sih, aku terima meskipun agak sakit.Nah ini enggak, jadi sakit nya tu berasa banget," jelas Alvin dengan penjelasan anehnya itu.Kim yang tadinya masih tiduran, sekarang bangun. "Aku kan udah minta maaf, Kak. Masa iya belum di maa

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 11

    Pagi ini Alvin memasuki area kantor dengan wajah yang berseri-seri. Biasanya ia akan bersikap dingin dan cuek pada karyawan yang berpapasan dengannya. Tapi kali ini enggak, bahkan ia lah yang menyapa ataupun menegur mereka. Tentu saja ini menjadi tanda tanya besar bagi semua bawahannya. Apa bos mereka kesambet jin atau sejenisnya?"Pak Alvin kenapa, ya?""Tumben banget aura mistisnya nggak kelihatan.""Jangan jangan beliau lagi menang lotre.""Nggak mungkinlah, menang tender dengan nilai yang fantstis aja ekspresinya biasa aja. Itu artinya ini lebih luar biasa dari menang tender." Begitulah komentar beberapa karyawan yang berpapasan dengannya. Mereka semua hanya bisa menebak-nebak tanpa berani untuk bertanya langsung."Pagi, Pak," sapa Alin yang berpapasan dengan Alvin yang hendak memasuki ruangan nya."Pagi," balasnya sambil terus melangkahkan kaki menuju ruangannya."Apa yang terjadi?" bin

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 10

    Alvin mengantarkan Kim menuju Rumah Sakit dengan keadaan badan yang lemes pake banget dan mual mual. Ia merasa sudah tak ada lagi stok di lambungnya yang akan dikelurkan, tapi rasa mual itu terus saja munculSetibanya di RS ia langsung di bawa ke UGD dan di periksa sama dokter."Gimana keadaan istri saya, dokter?Apa benar ini cuma asam lambung nya yang lagi kambuh?" tanya Alvin pada Dokter yang habis memeriksa Kim.Dokter malah tersenyum menanggapi pertanyaan Alvin."Bukan ... ini bukan mual mual akibat asam lambung yang kambuh," jawab dokter."Lalu, apa, dok?""Kalau boleh saya tahu, apa kalian berdua lagi berniat punya anak?"Alvin dan Kim malah saling pandang menanggapi pertanyaan dokter. "Maksud dokter?" tanya Kim bingung."Ya, karna setelah saya periksa barusan ... sepertinya saat ini anda sedang hamil."Keduanya langsung memasang tampang kaget mendengar pernyataan dokter. "Serius dok?" tanya Kim tak percaya

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 9

    Sudah seminggu Hani dan Ceryl berada di Indonesia, dan hari ini adalah hari keberangkatan mereka untuk kembali ke LA. Kim dan Arland saat ini lagi di bandara untuk mengantar mereka.Pada awalnya, sih, putranya itu menolak buat ikut, tapi ia paksa.Karena semenjak kejadian di acara ultahnya Dilla waktu itu, dia udah males sama Ceryl. Ini pun tampang nya Arland enggak banget. Jutek abiss."Han, hati-hati, ya. Jangan suka ngomel-ngomel nggak jelas sama Ceryl," pesan Kim sama Hani. Soalnya Hani kan gitu orangnya. Kerjaannya ngomel mulu."Iya.""Ceryl sayang, jangan nakal, ya," ujar Kim pada Ceryl."Iya, Tante," balasnya."Arland, nggak mau ngomong sesuatu sama Ceryl?" tanya Kim pada Arland yang masih dengan sikap dingin nya itu"Nggak, Ma," jawabnya singkat tanpa sedikitpun menoleh pa

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 8

    "Kamu nggak makan, Sayang?" tanya Alvin pada putranya yang duduk sendiri di sofa."Nggak, Pa," jawabnya dingin. "Ini masih lama, ya, Pa, aku pingin cepat-cepat pulang," ungkapnya.Alvin tahu betul apa yang dirasakan Arland. Taoi, ia hanya pura-pura enggak tahu saja."Kenapa? Kok bete?" tanya Alvin lagi."Pa, aku males sama sikapnya Ceryl. Kita pulang aja.""Ya udah, kalau kamu maunya gitu. Papa bilang sama Mama dulu, ya."Alvin segera menghampiri Kim yang saat itu lagi ngobrol sama Hani dan Jeje."Kim, aku mau bicara bentar," ujar Alvin pada Kim."Apa?" tanya Kim.Hani dan Jeje pun ikut menunggu apa yang akan dikatakan Alvin pada Kim."Berdua, Kim," tambah Alvin sambil berlalu pergi kembali pada Arland."Ishh ....," dengus Kim sambil mengikuti langkah kaki suaminya tercinta. Dan ternyata Alvin malah mengajaknya untuk menghampiri Arland.Kim mengedarkan pandangan pada duo sosok laki-laki yang sangat e

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 7

    "Ma, aku duduk di situ, ya," ujar Arlan pada Kim."Iya, Sayang," jawabnya."Hani belum datang, ya?" tanya Kim pada semuanya."Yuhuuu ... Hani di sini.""Ceryl juga di sini."Parah ... anak dan Emak kelakuannya sama persis. Heboh, rempong dan nggak bisa diam."Emak-emak rempong datang sama penerusnya," gumam Ricky sedikit melambatkan suaranya, tapi tetap saja masih bisa dengar. Buktinya, Hani langsung berkomentar."Biarin, dari pada jones akut," ledek Hani tak mau kalah"Eh ... jangan bawa-bawa status dong Hani yang cempreng. Aku bukannya jones, cuma belum punya pasangan aja," bantah Ricky tak terima."Terserah lah apa kata Kakak. Intijya, sih, tetap saja masih sendirian, enggak ada yang belai-belai manja, enggak ada yang bilang sayang." Hani tetap pada ejekannya.Keh

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status