Faye menatap nanar ke luar jendela, di depan nya sekarang ada Arche yang sesekali menatap Faye, setelah mereka bertemu di makam, Arche memaksa Faye untuk ikut dengan nya, singgah di salah satu kedai kopi yang tidak terlalu ramai pengunjung. Mobil milik Faye akan di antar ke rumah oleh salah satu anak buah Arche, sehingga mereka berangkat menggunakan satu mobil.Faye memperhatikan cangkir kopi nya, dia terdiam beberapa saat ketika satu seruput kopi berhasil lolos di tenggorokan nya.“Kopi apa ini?” Tanya Faye.“Kopi gayo,” jawab Arche.“Kopi Gayo salah satu kopi paling enak di Indonesia bahkan dunia. rasa nya yang sangat seimbang tidak terlalu kuat maupun pahit. Kau tau? Bahkan kopi itu pernah dinominasikan menjadi kopi terenak di dunia yang pernah diselenggarakan oleh Specialty Coffee Association of America,” jelas Arche. Faye mengangguk, dia setuju soal rasa kopi nya yang enak, ini kali pertama Faye meminum kopi itu dan dia pasti akan sering membeli nya lagi.“Sudah cukup tenang hati
Faye dengan semangat melangkahkan kaki nya masuk ke dalam rumah nya yang megah. Ketika dia melewati ruang tamu, sudah ada beberapa orang asing di sana, di tangan sebelah kanan Faye membawa kandang Selen, dia tidak menghiraukan orang-orang itu, juga ada ayah nya dan calon ibu tiri nya. Mereka sedang mengukur badan, untuk membuat gaun pernikahan. “Faye, kemarilah, kita ukur juga untukmu,” panggil Holland. Faye menghentikan langkah nya, dia sedang tidak ingin merusak mood nya di hari ini jadi dia menurut saja. Dengan langkah gontai dia menuju kerumunan itu.“Apa itu?” Tanya Holland, saat melihat Selen, Faye diam saja, dia malas menjawab.Pengukuran baju untuk Faye berlangsung singkat saja, setelah itu Faye tanpa pamit pergi ke kamar nya, dia sibuk menata kandang untung Selen. Selen dia letakan di atas kasur milik nya. Setidaknya Faye tidak terlalu kesepian ketika dia berada di kamar ini. Faye merebahkan tubuh nya, menatap langit-langit kamar, ekor mata nya tidak sengaja melirik foto ke
Faye memasuki salah satu coffe shop yang baru-baru ini buka. Ramai pengunjung yang berdatangan kesana untuk mencoba menu-menu yang di hadirkan di sana. Faye iseng mampir ketika melewati tempat itu, tempat itu begitu ramai pengunjung, seolah terlihat sekali banyak peminat. Faye memesan segelas kopi dan sepotong kue. Setelah melakukan transaksi dia mengambil posisi duduk di dekat jendela. Banyak pengunjung di sini, mereka tidak ada yang sendiri seperti diri nya. Lonceng yang melekat di pintu caffe berbunyi, tanda bahwa seorang pengunjung baru datang. Sontak mata Faye mendongak ke arah pintu, pria dengan tubuh kekar memasuki coffe shop di tangan kanan nya membawa sebuah tas kulit yang seperti nya tas yang menyimpan banyak dokumen di sana. Pandangan Faye naik ke arah wajah pria itu, napas nya terasa berhenti, dia melihat William disana, sudah lama dia tidak bertemu dengan William setelah mereka memutuskan mengakhiri hubungan karna William memilih wanita lain daripada diri nya. Pandangan
Faye cantik sekali malam ini, mengenakan short dress berwarna peach dipadukan dengan clutch berwarna senada, rambut nya dia biarkan tergerai dengan beberapa bagian di jepit agar tidak menutupi wajah ketika Faye menunduk. Sepanjang dia berdandan dia melakukan panggilan vidio bersama dua sahabat nya itu, siapa lagi kalau bukan Natasya dan Feronica. Mereka berdua pasrah saja, karna mau di ingatkan bagaimanapun tetap saja tidak akan mempan, Faye sudah di sakiti saja sayang nya bukan main, apalagi jika andai saja William tidak banyak tingkah.“Apakah aku sudah terlihat cantik?” Tanya Faye untuk ke sekian kali nya sampai-sampai kedua sahabat nya itu memutar bola mata malas, lelah sekali rasa nya berurusan dengan Faye beserta kebodohan nya yang kian melekat itu.“Heh, bodoh. Ini kali berapa kau menerima Will?” Tanya Feronica. Faye terdiam, seolah tersadar seketika akan kebodohan nya. Dia memegang kepala nya, menatap bayangan diri nya di cermin.“Syukurlah si bodoh ini sadar,” celetuk Feronic
Faye dan William tertidur lemas Setelah berhubungan badan dengan William, setelah sekian lama mereka tidak pernah melakukanya lagi. William menatap manik mata Faye, seolah dirinya adalah sesuatu yang paling berharga di hidup William, pandangan itu tidak dapat dipungkiri membuat Faye salah tingkah.“Apakah kau masih mencintaiku?” Tanya Faye, pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Faye, William tersenyum tipis.“Tentu,” jawab William cepat, sungguh andai Faye tau, niat William hanyalah memakai tubuh nya tidak lebih daripada itu. Sayang sekali Faye sudah di butakan oleh cinta, sehingga membuat dia tidak bisa berpikir jernih tentang William. Faye tersenyum mendengar jawaban gamblang dari William, dia benar-benar percaya akan hal itu. Ponsel Faye berdering, sebuah panggilan masuk dari Arche, dengan cepat Faye menolak panggilan itu, dia menggerutu dalam hati, untuk apa Arche menganggu nya di saat dia tengah bermadu kasih dengan William. Arche menelpon berkali-kali, berkali-kali pula
Faye duduk di atas kasur Natasya, wajah nya di tekuk, dia benar-benar marah kepada Arche. Natasya hanya tertawa dari tadi mendengar cerita tadi Faye. Arche duduk di salah satu sofa yang ada di kamar Natasya, dia tidak habis pikir bahwa Arche akan melakukan hal sekonyol itu dalam hidup nya. Arche duduk dengan pandangan datar, masih mengingat jelas bagaimana ekspresi William ketika membuka pintu, dengan handuk yang melilit di pinggang nya.“Apa yang kau lakukan dengan nya?” Tanya Arche tanpa memandang wajah Faye sedikitpun.“Apa urusan nya denganmu?” Jawab Faye sarkas.“Apa yang kau lakukan dengan nya?” Tanya Arche lagi.“Kenapa Tuhan menciptakan manusia tidak jelas seperti ini,” gerutu Faye.“Kau bercinta dengan nya?” Arche kali ini menatap wajah Faye, Faye menatap Arche dari atas sampai bawah, dia jadi bernafsu ingin menendang aset Arche sekarang juga“Apa urusan nya denganmu bodoh!” Teriak Faye kesal. Natasya diam saja berada di antara dua orang bodoh yang sekarang sama-sama meneriaki
Faye menatap dirinya di depan cermin berukuran besar, dia mengenakan Short dress berwarna hitam, short dress itu membuat bentuk tubuhnya terlihat sexy, wajahnya sudah dipoles dengan make up tipis semakin membuat dirinya terlihat cantik. Malam ini pesta ulang tahun Natasya, acara tersebut akan diselenggarakan di sebuah hotel ternama di kota ini."Kau sudah siap Fay?" Tanya Feronica, dia juga menggunakan short dress berwarna hitam dengan heels berwarna senada. Faye melihat sekali lagi dirinya dari cermin, lalu dia mengacungkan jempol.“Tentu saja!” Ucap Faye semangat."Let's go," seru Faye. Mereka berdua berangkat menggunakan mobil mini Cooper. Mobil kesayangan Faye yang bernama Holly, tidak memerlukan waktu yang lama mereka tiba di lokasi pesta ulang tahun Natasya diselenggarakan. Mereka segera memasuki ruangan yang telah di siapkan, mereka menunjukkan kartu undangan lalu melenggang masuk. Banyak sekali tamu yang datang, tidak jarang ada rekan bisnis orang tua Natasya yang turut hadir.
Arche membangunkan Faye, tapi tetap saja usaha itu sangat sia-sia mengingat pengaruh alkohol yang sudah menguasai kesadaran Faye. Arche berniat mengangkat tubuh Faye, meletakkan Faye dengan posisi yang lebih benar, tapi ketika baru saja tangan nya terulur Faye membuka matanya menatap Arche sayu."William." gumam FayeSeketika Arche dapat menyimpulkan dengan gamblang bahwa wanita yang ada didepannya ini sedang tidak sadarkan diri. Tindakan yang dilakukan Faye selanjutnya sangat membuat Arche kaget, dengan sisa kesadaran yang Faye miliki dia menarik tangan Arche, tubuhnya mati-matian berusaha untuk bangun dari tidurnya. Dengan gerakan cepat Faye mencumbu bibir Arche. Arche terdiam sesaat, tindakan wanita ini sangat diluar nalar."Mmmh, please don't leave me." gumam Faye, tanganya tergerak meraba dada bidang Arche, turun ke perut hingga menyentuh bagian tubuh laki-laki yang sangat sensitif. Tanpa sadar Arche menggeram tertahan. Arche berusaha menjauh dari Faye, karna ini sudah tidak ben