Faye cantik sekali malam ini, mengenakan short dress berwarna peach dipadukan dengan clutch berwarna senada, rambut nya dia biarkan tergerai dengan beberapa bagian di jepit agar tidak menutupi wajah ketika Faye menunduk. Sepanjang dia berdandan dia melakukan panggilan vidio bersama dua sahabat nya itu, siapa lagi kalau bukan Natasya dan Feronica. Mereka berdua pasrah saja, karna mau di ingatkan bagaimanapun tetap saja tidak akan mempan, Faye sudah di sakiti saja sayang nya bukan main, apalagi jika andai saja William tidak banyak tingkah.“Apakah aku sudah terlihat cantik?” Tanya Faye untuk ke sekian kali nya sampai-sampai kedua sahabat nya itu memutar bola mata malas, lelah sekali rasa nya berurusan dengan Faye beserta kebodohan nya yang kian melekat itu.“Heh, bodoh. Ini kali berapa kau menerima Will?” Tanya Feronica. Faye terdiam, seolah tersadar seketika akan kebodohan nya. Dia memegang kepala nya, menatap bayangan diri nya di cermin.“Syukurlah si bodoh ini sadar,” celetuk Feronic
Faye dan William tertidur lemas Setelah berhubungan badan dengan William, setelah sekian lama mereka tidak pernah melakukanya lagi. William menatap manik mata Faye, seolah dirinya adalah sesuatu yang paling berharga di hidup William, pandangan itu tidak dapat dipungkiri membuat Faye salah tingkah.“Apakah kau masih mencintaiku?” Tanya Faye, pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Faye, William tersenyum tipis.“Tentu,” jawab William cepat, sungguh andai Faye tau, niat William hanyalah memakai tubuh nya tidak lebih daripada itu. Sayang sekali Faye sudah di butakan oleh cinta, sehingga membuat dia tidak bisa berpikir jernih tentang William. Faye tersenyum mendengar jawaban gamblang dari William, dia benar-benar percaya akan hal itu. Ponsel Faye berdering, sebuah panggilan masuk dari Arche, dengan cepat Faye menolak panggilan itu, dia menggerutu dalam hati, untuk apa Arche menganggu nya di saat dia tengah bermadu kasih dengan William. Arche menelpon berkali-kali, berkali-kali pula
Faye duduk di atas kasur Natasya, wajah nya di tekuk, dia benar-benar marah kepada Arche. Natasya hanya tertawa dari tadi mendengar cerita tadi Faye. Arche duduk di salah satu sofa yang ada di kamar Natasya, dia tidak habis pikir bahwa Arche akan melakukan hal sekonyol itu dalam hidup nya. Arche duduk dengan pandangan datar, masih mengingat jelas bagaimana ekspresi William ketika membuka pintu, dengan handuk yang melilit di pinggang nya.“Apa yang kau lakukan dengan nya?” Tanya Arche tanpa memandang wajah Faye sedikitpun.“Apa urusan nya denganmu?” Jawab Faye sarkas.“Apa yang kau lakukan dengan nya?” Tanya Arche lagi.“Kenapa Tuhan menciptakan manusia tidak jelas seperti ini,” gerutu Faye.“Kau bercinta dengan nya?” Arche kali ini menatap wajah Faye, Faye menatap Arche dari atas sampai bawah, dia jadi bernafsu ingin menendang aset Arche sekarang juga“Apa urusan nya denganmu bodoh!” Teriak Faye kesal. Natasya diam saja berada di antara dua orang bodoh yang sekarang sama-sama meneriaki
Faye menatap dirinya di depan cermin berukuran besar, dia mengenakan Short dress berwarna hitam, short dress itu membuat bentuk tubuhnya terlihat sexy, wajahnya sudah dipoles dengan make up tipis semakin membuat dirinya terlihat cantik. Malam ini pesta ulang tahun Natasya, acara tersebut akan diselenggarakan di sebuah hotel ternama di kota ini."Kau sudah siap Fay?" Tanya Feronica, dia juga menggunakan short dress berwarna hitam dengan heels berwarna senada. Faye melihat sekali lagi dirinya dari cermin, lalu dia mengacungkan jempol.“Tentu saja!” Ucap Faye semangat."Let's go," seru Faye. Mereka berdua berangkat menggunakan mobil mini Cooper. Mobil kesayangan Faye yang bernama Holly, tidak memerlukan waktu yang lama mereka tiba di lokasi pesta ulang tahun Natasya diselenggarakan. Mereka segera memasuki ruangan yang telah di siapkan, mereka menunjukkan kartu undangan lalu melenggang masuk. Banyak sekali tamu yang datang, tidak jarang ada rekan bisnis orang tua Natasya yang turut hadir.
Arche membangunkan Faye, tapi tetap saja usaha itu sangat sia-sia mengingat pengaruh alkohol yang sudah menguasai kesadaran Faye. Arche berniat mengangkat tubuh Faye, meletakkan Faye dengan posisi yang lebih benar, tapi ketika baru saja tangan nya terulur Faye membuka matanya menatap Arche sayu."William." gumam FayeSeketika Arche dapat menyimpulkan dengan gamblang bahwa wanita yang ada didepannya ini sedang tidak sadarkan diri. Tindakan yang dilakukan Faye selanjutnya sangat membuat Arche kaget, dengan sisa kesadaran yang Faye miliki dia menarik tangan Arche, tubuhnya mati-matian berusaha untuk bangun dari tidurnya. Dengan gerakan cepat Faye mencumbu bibir Arche. Arche terdiam sesaat, tindakan wanita ini sangat diluar nalar."Mmmh, please don't leave me." gumam Faye, tanganya tergerak meraba dada bidang Arche, turun ke perut hingga menyentuh bagian tubuh laki-laki yang sangat sensitif. Tanpa sadar Arche menggeram tertahan. Arche berusaha menjauh dari Faye, karna ini sudah tidak ben
"Arche, dia keluargaku!" Ucap Natasya setengah berteriak."Tuhan, yang benar saja kau having sex bersamanya?" Tanya Natasya tidak percaya, sekarang Faye semakin terkejut setelah menemukan fakta baru bahwa Arche adalah saudara jauh sahabatnya sendiri."Bajingan itu mengambil kesempatan ketika akutak sadarkan diri," ucap Faye kesal."Bisa saja kau yang memulainya Fay, kau mabuk." ucapan Feronica ada benarnya juga, siapa yang tau kejadian aslinya bagaimana? Ketika dia saja tidak ingat apa-apa semalam."Tapi ya sudahlah, sudah terjadi," ucap Faye sambil mengibaskan tangannya tak perduli."Tapi kau tau? Arche sangat tampan." Natasya mulai mempromosikan Arche yang tidak pernah ada gosip dekat dengan wanita manapun."Apa urusanya denganku?" Tanya Faye tidak perduli, baginya tetap saja Arche sebatas kecelakaan satu malam saja. Setelah itu mereka tidak lagi membahas Arche karna Faye terlihat tidak senang setiap kali mereka menyebut nama Arche, Feronica dan Natasya pulang cukup larut sekitar
Arche mengikuti akun sastragram nya. Faye sudah tidak berselera membuka media sosial, dia menutup MacBook nya lalu turun ke ruang makan.Faye berniat memasak sesuatu, sebenarnya dirumah ini ada banyak asisten rumah tangga, tapi Faye jarang meminta untuk dimasakan sesuatu, dia lebih memilih memasaknya sendiri. Faye membuka lemari pendingin, ada banyak bahan makanan disana lalu dia mengambil beberapa bawang bombai, sosis, dan lainnya. Dia menumis bawang bombai dengan sosis yang sudah dia potong sebelumnya. Setelah selesai Faye menggoreng satu butir telur dan memanggang satu lembar roti. Untuk minuman nya dia memilih jus alpukat. Setelah selesai semua, Faye menarik kursinya lalu mulai menyantap makanan yang baru saja dia buat.Derap langkah salah satu asisten rumah tangga Holland terdengar menuju ruangan makan, dia membawa buket bunga mawar berwarna putih berukuran besar, ukuranya nyaris setengah badan Faye. Faye yang melihat itu terpelongo, siapa yang memesan bunga?"Permisi nona, ada
Sambil menikmati makanan, mereka sambil melempar kan candaan, Faye tidak sengaja bertatapan dengan calon saudari tirinya tersebut, wanita itu melemparkan senyuman kepadanya, tapi Faye tidak menghiraukan itu, dia malas meskipun hanya sekedar basa-basi."Rencananya kami akan melangsungkan pernikahan 3 hari lagi," ucap holland, Faye mendengar hal itu, telinganya masih sangat -sangat berfungsi dengan jelas, tapi dia memilih untuk diam."Baju yang akan kalian kenakan, Faye dan Davina sudah disiapkan, kalian hanya tinggal terima bersih." lanjut Holland.Davina mengangguk senang, cari muka sekali dia, pikir Faye. Makan malam itu sangat membosankan, Faye tidak berbicara apapun, dia hanya fokus kepada cumi, kepiting, dan seafood lainya. Dia tidak minat membahas apapun atau berlagak seolah sangat senang dengan pernikahan mereka. Makan malam berakhir, mereka kembali kerumah masing-masing, diperjalanan pulang holland sempat bertanya kenapa Faye banyak diam, tapi Faye hanya menjawab seadanya lalu