Home / Romansa / My Protective CEO (Indonesia) / 2. Sisi Lain Sierra Harper

Share

2. Sisi Lain Sierra Harper

Author: MissCilla
last update Last Updated: 2021-05-05 19:51:43

Kalau saja di dunia ini ada pekerjaan yang bisa memberi upah 40 dollar selama satu jam tanpa perlu membuka baju, Sierra akan jadi orang pertama yang mendaftarnya. Sehingga hanya dalam waktu setengah tahun saja hutangnya dapat lunas.

Sayangnya, Sierra harus mengubur harapannya itu dalam-dalam karena pekerjaan seperti itu hanya untuk orang yang berpendidikan tinggi dan punya “orang dalam” di perusahaan yang dapat menjamin akan dapat upah tinggi.

“Harper, bagaimana kemajuannya?” tanya Nora penuh arti sambil memegang gelas kopinya.

Sierra yang baru saja tiba di lobi gedung stasiun TV ABC terkesiap karena kemunculan Nora yang  tiba-tiba di belakangnya. Sudah beberapa hari ini Nora terus menerornya dengan pertanyaan serupa terkait interview dengan River Clyaton.

“Aku sedang berusaha mendapatkan kontaknya,” jawab Sierra.

Nora menjawil pundak kanan Sierra, “Masa harus kuajarkan juga bagaimana caranya, Harper?”

Sierra menghela napas letih kemudian berbalik, “Ya, menurutmu bagaimana caranya?”

Nora mendekatkan tubuhnya hingga bisa berbisik di telinga kanan Sierra. “Kau kencani saja teman nongkrongnya dulu, baru kau tanya kontaknya. Terry Floyd pernah menjadi klienmu, bukan?” sergah Nora mengingatkan Sierra pada kliennya beberapa bulan lalu.

Lantas, Sierra melirik Nora penuh selidik. Sejak atasannya itu memergokinya di lobi hotel Crown pada pergantian malam tahun baru tengah merangkul Dilson, hakim yang sedang terkenal karena baru saja memvonis mati seorang pembunuh berantai.

Mudah bagi Nora untuk melakukan pengecekan langsung pada pegawai hotel serta CCTV di lantai kamarnya dan Dilson bermalam kala itu.

“Kukira kau bakal mengganti narasumbernya. Tidak kusangka kau malah memberiku ide brilian,” sindir Sierra dengan ekspresi sebal.

Nora yang memang sudah kebal dengan segala sindiran serta sarkasme Sierra kemudian menepuk bahu kiri wanita itu, “Aku percaya padamu, Special Lady.”

Hanya butuh tiga hari bagi Nora untuk mengumpulkan data-data mengenai pekerjaan sampingan Sierra selain menjadi asisten produksi di ABC News. Profesi yang sudah dijalani wanita itu sejak dirinya berumur 21 tahun.

Seperti kebanyakkan alasan klise lainnya, Sierra melakukannya karena terpaksa. Biaya pengobatan ibunya sebesar 20.000 dollar serta ayahnya yang kurang ajar sudah kabur dengan meninggalkan utang sebesar 30.000 dollar pada lintah darat.

Meninggalkan Sierra sebuah beban berat untuk melunasi hutang tersebut. Pasalnya jika tidak lunas, Sierra yang sudah dijaminkan ayahnya kepada para lintah darat itu sebagai gantinya.

Dalam semalam saja Sierra bisa mengumpulkan uang 100 sampai 500 dollar jika beruntung. Maksudnya, jika kliennya memberi tips lebih yang berarti ekstra pelayanan lain yang harus dilakukan Sierra. Tapi sesekali ada juga kliennya yang berbaik hati padanya dengan memberinya tips secara cuma-cuma.

Jika malam tiba, Sierra akan berubah menjadi satu sosok wanita yang amat menggoda, agresif juga persuasif di saat bersamaan. Sierra tidak akan ragu menggunakan segala kelebihan pada tubuhnya, juga kecantikannya yang kerap dikagumi mati-matian oleh para kliennya. Secara khusus bahkan kliennya menamai Sierra di kontak ponsel mereka sebagai ‘My Special Lady’.

***

“Kau meneleponku kembali bukan karena rindu padaku, bukan?” seru Terry Floyd di sisi ranjang sambil membelai punggung Sierra yang tanpa pakaian sehelai pun tampak estetik.

Sierra berbalik dan mengelus pipi kiri Terry dengan gerakan yang seketika membangkitkan sesuatu pada pria itu, “Salah satu alasannya itu tentu saja.”

Terry yang sudah kepalang tidak sabar segera menyambar bibir Sierra pada sekali kerjapan. Samar-samar, masih terasa wine merah yang tadi diminumnya bersama wanita itu sebelum mereka berpindah ke king bed pada kamar suite sebuah hotel di pusat kota.

Bukan hanya bibir wanita itu saja yang dicicip Terry dengan penuh lahap. Bagian tubuh lain Sierra tidak luput dari gigitan yang berangkat dari hasrat menggebu-gebu dari dalam diri Terry. Dari semua wanita yang pernah dikencaninya atau sekadar bermalam dengannya, hanya Sierra yang meninggalkan kesan tidak terlupakan.

Entah, sihir apa lagi yang dipakai wanita itu terhadapnya. Yang jelas, Terry selalu menelepon wanita itu ketika baru saja kembali ke New York setelah berdinas dari luar kota mau pun luar negeri. Berkali-kali Terry menghubungi nomor Sierra, selalu berakhir dengan kotak suara yang menyahut.

Terry menggeleng setelah melakukan pijatan pada bagian bawah pinggang milik Sierra yang amat privat tersebut. Jari-jari panjang Terry yang bermain makin giat di sana hingga beberapa kali Sierra mengerang penuh kenikmatan.

“Katakan padaku, Sierra Harper. Apa alasanmu menghubungiku?” tanya Terry yang masih diserang rasa penasaran yang menyerangnya sejak menginjakkan kaki di lounge hotel untuk makan malam terlebih dahulu beberapa jam sebelumnya.

“Apakah itu penting bagimu?” seru Sierra usai melepaskan bibirnya dari bibir Terry.

Terry terkekeh lalu mengelus lembut pipi Sierra, “Asal kau tahu saja, aku sedang merasa sepi ketika kau menghubungiku dan mengajak makan malam. Tidak biasanya juga kau menentukan tempatnya.”

“Ah, alasan klise. Aku terlalu sering mendengarnya, Terry.” Sierra mengibaskan tangan kanannya kemudian memberi senyum menggoda.

“Tapi aku tahu kalau semua yang terjadi di antara kita atas dasar bisnis semata, kan? Kau tidak pernah menganggapku sebagai priamu sesungguhnya,” seru Terry kemudian menghela napas.

Sierra segera menempelkan tubuhnya lagi pada tubuh Terry yang lebih besar darinya. Sekali lagi, Sierra melakukan gerakan sensual sampai wanita itu merasa bagian tubuh Terry mulai mengeras.

Meski belum waktunya, karena Sierra tahu karakteristik kliennya ini yang sedang bermain-main dulu sebelum masuk permainan utama, wanita itu malah mengarahkan sendiri pusat tubuh Terry tersebut melesak masuk.

“Kau ingin mendengar jawaban apa dariku, Terry?” goda Sierra lagi.

Terry menggeleng dan kesadarannya perlahan menghilang. Terbakar oleh kenikmatan tubuh Sierra yang mulai menyatu dengannya disertai dorongan menggairahkan wanita itu.  Rasanya tidak ada wanita lain yang melakukannya begitu mahir seperti Sierra.

“Lakukanlah sering-sering, Sierra.” Sahut Terry kemudian memekik penuh kenikmatan.

“Baiklah… Aku akan coba mempertimbangkannya di tengah jadwalku yang super sibuk…” seru Sierra menggantung karena tiba-tiba Terry menarik tubuhnya untuk rebah persis di atasnya.

Untuk sesaat, mereka menyatu dalam irama yang sama. Berkali-kali Terry meneriakkan betapa dirinya menikmati bagaimana wanita itu memuaskan dahaganya yang telah lama terpenjara sekian lama.

Apalagi ketika Terry menikmati wajah Sierra lekat-lekat dengan lekukan tubuhnya yang memberinya kepuasan tambahan.

“Katakan, Sierra… Apa yang kau butuhkan dariku? Mengajakmu kabur ke belahan dunia lain? Memberimu tips lebih?” seru Terry di tengah gerakan Sierra yang tiba-tiba dihentikan wanita itu.

“Apa pun itu yang kuminta akan kau berikan?” seru Sierra sambil menyampirkan beberapa helai rambutnya ke belakang kuping kirinya.

Terry mengangguk, “Ya. Apa pun itu.”

Sierra tersenyum karena merasa misinya malam ini nyaris berhasil, “Aku butuh kontak River Clayton untuk wawancara eksklusif kantorku.”

“Berhentilah bekerja jadi jurnalis dan cukup jadi sekretarisku saja, Harper.”

“Tapi kau tahu kan, mimpiku tidak seperti itu?” seru Sierra sambil memainkan jari-jari lentiknya tepat di dada bidang Terry.

Terry menghela napas kesal, “Baiklah. Aku sudah berjanji akan memberikan apa pun yang kau minta.”

Sierra tersenyum tulus untuk pertama kalinya di hadapan kliennya, “Thank you, Terry. I’m really appreciate it.”

“Kuharap kau juga menepati janjimu padaku, ya.” Seru Terry cepat lalu menyasar sepasang bagian tubuh Sierra yang sejak tadi membuat hasrat lidahnya untuk memelintirnya.

“Aku tidak berjanji padamu, Terry. Aku bilang akan mempertimbangkannya.”

“Ya, apa pun itu, pertimbangkanlah!” sergah Terry dengan nada serius setelah melepaskan bibirnya sejenak.

Dalam dekapan lengan Terry yang besar, Sierra mengangguk. Namun di saat bersamaan otak wanita itu bekerja menyusun rencana untuk mendapatkan River Clayton dalam genggamannya.

Yang tidak Sierra ketahui jika seluruh rencananya tersebut tidak ada satu pun yang berhasil.

Semesta malah memberinya kejutan dan membuat Sierra enggan merencanakan apa pun lagi untuk River.

Related chapters

  • My Protective CEO (Indonesia)   3. Takdir Berkata Lain

    “Sir, maaf aku tidak sengaja!” ujar Sierra dengan amat bersalah karena baru saja menabrak seseorang yang tengah membawa segelas es kopi. Refleks, Sierra segera mengeluarkan saputangan berwarna broken white dari dalam tasnya. Kemudian wanita itu mengelapkan pada sisi bawah kemeja seorang pria yang tadi tidak sengaja ditabraknya saat mengantre di barisan depan kasir. Wanita itu tidak menyadari siapa pria yang sudah ditabrak di kedai kopi. Pasalnya Sierra sibuk membersihkan noda kopi basah yang menempel di sana. Dehaman suara pria tersebut dengan nada barithon khasnya tidak kunjung membuat Sierra menoleh lantaran sengatan rasa bersalah yang begitu kuat. Sierra masih mengusapkan saputangannya cukup keras untuk menghilangkan noda tersebut. Hingga tiba-tiba tangan kanan kekar pria itu menghentikan aksi Sierra. “Tidak perlu merepotkan dirimu. Noda ini tidak akan hilang begitu saja.” Sierra menoleh dan langsung terkesiap begitu sadar siapa yang berdir

    Last Updated : 2021-05-06
  • My Protective CEO (Indonesia)   4. Pertemuan Kedua

    Di luar dugaan, rupanya pertemuan dengan River terjadi besok sore. Terry langsung meminta pada River untuk mengkosongkan waktunya.Semuanya terjadi begitu cepat. Telepon Bree pada pagi hari ke nomor ponselnya, undangan langsung ke ruangan River Clayton di CL Headquarters. Sierra tidak sempat berpikir akan mengenakan setelan apa karena langsung berangkat dari kantornya.Ruangan River terletak di lantai 30. Untuk sampai ke lantai tersebut, butuh kartu akses khusus karena pengamanannya yang amat ketat. Beberapa kali bahkan Bree melakukan konfirmasi wajahnya untuk masuk ke pintu berikutnya.Satu fakta yang Sierra amati selama masuk ke dalam gedung ini, para pekerja wanitanya didominasi oleh wanita berambut pirang. Muncul rasa tidak percaya diri yang menyelinap dalam dada Sierra.Namun sedetik kemudian Sierra menggeleng. Tujuannya ke sini adalah mengajak River sebagai narasumbernya.Setelah lima menit berjalan di koridor lantai tersebut yang tiada habis

    Last Updated : 2021-05-07
  • My Protective CEO (Indonesia)   5. Kencan Dadakan

    They said when you accidentaly met someone once, that's a coincidence. But, twice at the exactly same place? Probably destiny.Dari seluruh kafe yang tersebar di New York yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan pada setiap distrik, mengapa River dan Sierra harus bertemu kembali di Dixie Cafe?Butuh waktu beberapa detik bagi Sierra untuk memikirkan jawabannya sambil beradu tatap dengan pria bermata hijau zamrud yang masih mengenakan setelan kantornya dengan lengkap itu.Dixie Café hanyalah sebuah kafe sederhana dengan interior yang didominasi kayu berwarna cokelat muda dengan alunan instrument jazz dan piano yang khas. Karena lokasinya lumayan dekat dari kantornya, Sierra biasa menghabiskan waktunya di sini ketika tengah penat di kantor. Alasan lainnya, Sierra jarang menemukan rekan kantornya di sini karena mereka lebih memilih Starbucks yang berseberangan langsung dengan gedung ABC TV.Segala hal mengenai kafe ini rasanya “tidak”

    Last Updated : 2021-05-09
  • My Protective CEO (Indonesia)   6. Petaka Pesta

    “Harper, temani aku malam ini, ya?” pinta Terry.Sierra nampak tersentak ketika menemukan Terry yang menjawil pundaknya dari belakang. Yang lebih mengejutkan lagi Terry nampak kehilangan separuh kesadarannya.“Kita langsung saja menuju apartemenku,” ajak Terry lagi sambil merangkul bahu Sierra yang terbuka karena mengenakan gaun model sabrina.“Kau mabuk, Terry!” tegur Sierra sambil berusaha menepis tangan Terry dari pundaknya. “Aku tidak akan melademimu kalau kondisimu seperti ini.”“Aku sadar sepenuhnya, Harper. Kau selalu saja memiliki segudang alasan untuk menolakku!” sergah Terry dengan keras hingga beberapa orang menoleh.Sierra langsung was-was ketika beberapa pasang mata mulai memperhatikan mereka. Tidak mungkin kan dia membuat keributan di pesta ulang tahun sahabatnya?Lagipula Sierra tidak berniat untuk menemani kliennya dan hanya ingin bersenang-senang saja di pesta.

    Last Updated : 2021-05-11
  • My Protective CEO (Indonesia)   7. Pertama Kalinya Berbagi Kenikmatan yang Sama

    “Aku sudah memberiku nomormu, kenapa kau tidak ingat untuk menghubungiku, Sierra?!” protes River sambil menyodorkan wanita itu sebotol air mineral dingin yang baru saja diambil pria itu dalam kulkas mini. Sierra mengambil botol itu dan menegaknya hingga separuh isinya tandas seketika. Tangan kanannya masih bergetar efek terkejut dari kejadian penyerangan Terry beberapa saat lalu. Tapi Sierra menyembunyikannya rapat-rapat. Karena tidak ingin membuat River makin khawatir. Tidak diduga, River membawanya ke suite room New York Hotel yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari hotel Luxury. Seharusnya bisa saja River membawanya pada salah satu kamar di hotel Luxury yang ballroomnya menjadi lokasi pesta ulang tahun Audrey, sahabatnya. Tapi mengapa pria ini membawa dirinya ke hotel di kamar paling mahal untuk semalam saja? “Apa sebenarnya hubunganmu dengan Terry? Kalau kau mengenalnya dengan sangat baik, harusnya kau tahu reputasi pria itu!” dengus River s

    Last Updated : 2021-05-12
  • My Protective CEO (Indonesia)   8. Kembali pada Realita Hidup

    Tatapan keingintahuan Audrey yang langsung menyambut Sierra begitu membuka pintu unit apartemen sahabatnya itu.“Ceritakan padaku mengapa kau bisa bermalam bersama River Clayton?!” tembak Audrey langsung.Sierra bahkan belum menginjakkan kedua kakinya ke dalam ruangan. Namun Audrey sudah menyemprotnya begitu. Tidak mengherankan, sahabatnya itu punya rasa keingintahuan tinggi. Lagipula, Audrey berhak mendapatkan penjelasan setelah Sierra mengacaukan pesta ulang tahunnya semalam.“Astaga, Sierra. Pria yang sedang aku tanyakan tuh River Clayton! Ya, Clayton yang itu!” pekik Audrey dengan heboh sambil berjalan di belakang Sierra yang hendak mengambil minum di dapur.“Audrey Johnshon, tolong berikan waktu sebentar saja bagiku untuk bernapas dan minum, oke?” sergah Sierra kemudian membuka kulkas dan mengambil sekotak jus jeruk dingin kesukaannya.“Aku jelas punya waktu yang banyak, Sierra Harper!”

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Protective CEO (Indonesia)   9. Kesepakatan Sebelah Pihak

    Usai membeli empat belas Hot Americano dari Royal Coffee, Sierra bergegas kembali menuju kantornya. Ia melangkah dengan hati-hati sambil menenteng kedua belas gelas kopi tersebut.Sierra cukup terbiasa membawa banyak barang sambil berjalan sejak menjabat sebagai asisten produksi. Entah siapa yang duluan menyuruhnya berbagai pekerjaan seperti pesuruh. Malah sepertinya Sierra lebih banyak melakukan sejenis ini dibanding sebagai asisten produksi sebuah stasiun TV pada umumnya.Namun Sierra tidak mau ambil pusing. Toh, selama bekerja di sini Sierra mendapatkan ilmu mengenai dunia jurnalis yang harusnya didapatkan saat kuliah.“Perlu bantuan, Miss Harper?” tanya Ivan, satpam yang tengah berjaga di gerbang dan paling ramah pada Sierra.“Terima kasih atas tawaranmu, Sir. Aku bisa menanganinya,” sahut Sierra dengan nada sopan.“Pasti karena si tamu penting itu makanya departemenmu jadi sibuk?”“Kau

    Last Updated : 2021-05-15
  • My Protective CEO (Indonesia)   10. Tawaran Perdamaian

    Tidak ada sedikit pun penyesalan yang tersisa setelah Sierra memutuskan keluar dari mobil sport River. Bahkan wanita itu berharap selamanya memutuskan hubungan dengan River.Bagi Sierra, pria itu hanyalah sebuah keajaiban yang diberikan semesta untuknya. Seperti salah satu sore terbaik di musim panas.Namun… Bagi River, wanita itu seperti sinar matahari pagi yang hangat dan jarang dirasakannya lagi di New York.Tidak terasa sudah seminggu berlalu sejak Sierra memutuskan hubungan dengan River. Tidak ada kontak sama sekali di antara keduanya. Wanita itu tenggelam dalam kesibukannya sebagai asisten produksi di ABC News.Untuk mengurus jadwal dan mencocokkan jadwal, Sierra hanya mengontak Bree sesekali lewat email juga telepon ke nomor kantor. Sierra menghindari interaksi langsung dengan River.Setidaknya sampai sesi wawancara yang diminta River sebagai geladi kotor sebelum siaran langsung nanti.Yang sialnya, geladi kotor tersebut berlan

    Last Updated : 2021-05-24

Latest chapter

  • My Protective CEO (Indonesia)   22. Bath Tub Moments (21+)

    Pergulatan panas tersebut berlangsung sampai empat puluh lima menit lamanya! Baik River mau pun Sierra tidak menyadarinya.Mereka berhenti juga karena security mansion sudah menghubungi telepon di unit River yang mengabarkan jika ada pengantar pizza.“Astaga, kau sudah kelaparan sekali?” sergah River sambil terperangah melihat Sierra yang baru saja menghabiskan potongan kedua pizzanya.Sierra mengangguk, “Untung saja kau memesan dua kotak. Sepertinya aku bisa menghabiskan satu kotak,” terang Sierra kemudian menelan lagi potongan pizzanya.River menggeleng penuh takjub,”Kau hanya mengkhawatirkan perutmu saja?”“Seharian ini aku hanya memakan steik saat makan siang. Aku melewatkan sarapan bahkan untuk menegak sekotak susu untuk menghilangkan rasa lapar karena pekerjaanku yang tidak ada habisnya!” keluh Sierra kemudian menggigit lagi pizzanya. “Sudah sepatutnya aku memikirkan kondisi perutku.&rdquo

  • My Protective CEO (Indonesia)   21. Gejolak Hasrat yang Terlepas

    Jika wanita lain akan melonjak kegirangan diberikan akses ke mansion mewah dengan fasilitas serba ada juga eksklusif milik River Clayton.Namun berbeda dengan Sierra Harper. Justru tanggapan pertama wanita itu malah menghembuskan napas dengan kesal selama beberapa kali.“Kau tidak menyukainya?” tanya River.Sierra menggeleng sambil menghentakkan kakinya dengan kesal, “Bohong banget kalau aku bilang tidak menyukainya.”“Lalu?”“Begini ya, Riv.” Sierra menghentikan langkahnya kemudian menatap kedua mata River lekat-lekat. “Jangan berikan hal berlebihan begini. Aku bukan siapa-siapamu… Kau harusnya juga tahu, aku tidak akan pernah bisa membalasnya.” Sierra mengedarkan seluruh pandangannya terhadap mansion mewah tersebut dengan tatapan menyindir.Pada sekali kerjapan mata, River menarik wajah Sierra kemudian melumat bibirnya tanpa ampun. Sierra nyaris tidak bisa bernapas akibat m

  • My Protective CEO (Indonesia)   20. Tempat Istimewa untuk Sierra

    “A-Ak Aku harus—” sergah Sierra terbata-bata. River tersenyum jenaka menangkap kegugupan Sierra. Kini wanita itu mengedipkan matanya berkali-kali dan napasnya belum teratur. Sierra merapikan bajunya usai kedua kakinya bisa kembali menapak di trotoar. Sementara kedua mata River langsung terarah pada bibir Sierra yang noda lipstiknya berantakan. “Aku akan mengantarmu ke kantor,” seru River kemudian mengelap noda lipstick yang berantakan tersebut dengan saputangannya. Belum sempat menarik napas, Sierra terkesiap lagi oleh sikap santai River mengelap sisa-sisa lipsticknya yang berantakan akibat ulah adiknya! Beberapa orang di sekitar tentu memperhatikan aksi mereka. Bahkan, diam-diam ada yang memotret mereka. Sierra hanya bisa mengangguk tanpa mengatakan apa pun lagi. Pikirannya Sierra dipenuhi beragam rasa yang sulit dijelaskan. Rasa bersalah juga bingung yang paling mendominasi. “Kau tidak menanyakan kabarku?” tanya River yang be

  • My Protective CEO (Indonesia)   19. Ciuman Pengalihan

    Kepala River berdenyut-denyut tiada henti kala menatap jadwal bekerja yang baru saja disodorkan sekretarisnya. Belum pulih dari jet lag, namun sekarang River harus menyapa rekan bisnis ayahnya yang sedang berada di New York.Begitu tiba waktu makan siang, River izin pamit dengan alasan ada lunch meeting padahal sebenarnya mampir ke Paul’s Time. Salah satu bistro favoritnya di New York yang dikelola oleh Paul Martinez, sahabat lama ayah River.River menyetir sendirian karena sedang tidak ingin diganggu oleh siapa pun. Ia butuh waktu untuk bernapas sejenak saja dari business trip selama seminggu belakangan.Mungkin memang River membutuhkan waktu untuk berlibur. Bersama seseorang yang dirindukannya begitu dalam selama beberapa waktu.Seseorang itu tentu saja wanita yang memiliki senyum manis sehangat matahari pagi di bulan Desember. Seperti Sierra Harper.Sementara itu di tempat dan waktu yang sama Sierra masi

  • My Protective CEO (Indonesia)   18. Kontrak Raven Clayton

    “Untuk hal konyol seperti ini kau membuat kontraknya?! Tak kusangka, kau serius juga!” cibir Sierra sambil menggelengkan kepala.Dalam hati wanita itu sebenarnya meneriakkan frustrasi dan kekesalan berkali-kali. Lantaran, kejadian yang coba dilupakan Sierra dua hari lalu berujung sia-sia.Tadi pagi ketika Sierra dalam perjalanan menuju kantor ada sebuah nomor tidak dikenal yang menelepon ponsel khusus pekerjaannya. Tanpa berpikir aneh-aneh, Sierra mengangkat saja.Si penelepon rupanya Raven Clayton! Entah bagaimana caranya pria itu mendapatkan kontak pribadinya. Jadi begini, Sierra punya dua ponsel dan dua nomor. Ponsel yang satunya hanya dinyalakan pukul enam sore sampai pagi dan dikhususkan untuk para kliennya.Sementara ponsel satunya selalu Sierra nyalakan dua puluh empat jam penuh. Karena semua kerabat, rekan kerja bahkan rumah sakit tempat ibunya dirawat mengetahui nomornya itu.Kalau sedang bersama kliennya, Sierra akan meninggal

  • My Protective CEO (Indonesia)   17. Kesepakatan Sebelah Pihak

    “Seingatku sih Billy Harrison sudah memiliki istri yang cantik, baik dan menyenangkan. Dia juga memiliki seorang anak laki-laki yang—” “Apa maumu sebenarnya, Raven?!” potong Sierra karena jengah dengan nada Raven yang terdengar seperti pembaca berita membosankan ketika menyebutkan fakta soal kliennya. Raven menyunggingkan senyum tengilnya dan memiringkan alis kanannya. Sumpah, Sierra rasanya ingin menamparnya detik ini juga. Ini lebih memalukan ketimbang kepergok dengan keluarga Billy Harison. Ya, setidaknya Sierra bakal langsung mendapatkan hukuman seketika. Ditampar minimal atau disiram air. Lain halnya kalau Raven Clayton yang malah memergoki dirinya telah menghabiskan malam bersama Billy Harison. “Kau tahu kan, aku punya bukti jika kau berkelit.” “Kau ingin menyebarkan apa yang baru saja kau lihat kepada publik?” “Sierra, tolonglah bersikap baik padaku sedikit saja. Kau sedang berada di posisi tidak bisa berbuat banyak,” se

  • My Protective CEO (Indonesia)   16. Mimpi Buruk di Pagi Hari

    Sierra bernapas lega ketika mendapatkan laporan rating dari Nora perihal penayangan episode Be Insipire! Dengan River sebagai bintang tamunya. Hasilnya benar-benar di luar ekspetasi semua orang. Sampai berhasil memecahkan rekor tertinggi departemen Sierra. Meski demikian tetap saja Nora yang mendapat kredit paling banyak dari orang-orang. Kantor juga tidak menyediakan bonus tambahan. Hutang yang harus dibayar Sierra juga terus bertambah bunganya setiap bulan. Apalagi beberapa hari belakangan Sierra tidak menerima panggilan klien manapun. “Ada apa, darling?” tanya Billy, klien yang tengah Sierra temani malam ini di suite room Diamond Hotel. Sierra menggeleng dengan cepat lantas ditegur oleh kliennya karena melamun,”Ah, tidak. Aku memikirkan langit New York yang indah malam ini…” Billy mengelus pipi kanan Sierra, “Kau juga indah, Darling. Seperti langit malam yang kau kagumi itu,” seru pria itu kemudian menjilat leher kiri Sierra.

  • My Protective CEO (Indonesia)   15. Rival Sepanjang Masa

    Seperti ada sesuatu yang menggelegak dalam diri Sierra, tiba-tiba wanita itu lekas berdiri. Kemudian menghampiri Raven yang masih menyender di tembok sambil bersedekap.“K-Kau tadi melihatku?” tanya Sierra sekali lagi.“Sekarang juga aku sedang melihatmu, Miss Harper.” Raven menyahut dengan senyum jailnya.Sierra yang tadinya gugup mendadak keki karena sadar pria di hadapannya tengah mempermainkannya.Sekali lagi Sierra mengamati pria yang kini berdiri begitu dekat dengan dirinya tersebut.“Kau sedang mempermainkanku rupanya,” seru Sierra kemudian mendengus kesal.Raven menggeleng, “Kenapa kau bisa menyimpulkan seperti itu?”“Yah, kau belagak seolah sering melihatku bersama River.” Sierra berseru dengan nada remeh.“Aku memang melihatmu.”Sierra menghela napas letih, “Ya, baiklah. Kalau kau memang melihatnya,” ujar Sierra lalu kembali ke

  • My Protective CEO (Indonesia)   14. Tertangkap Basah

    “Riv…” sergah Sierra setelah berhasil melepaskan bibirnya dengan susah-payah. Napas wanita itu masih tersenggal-senggal. River hendak menyambar bibir Sierra tanpa mempedulikan jeda yang diberikan wanita itu. Namun Sierra mengalihkan kepalanya ke sisi kiri. “Aku tidak bisa bernapas, Riv…” ujar Sierra lagi dengan napas yang sudah lebih teratur dari sebelumnya. River mengalah dan membiarkan Sierra mengambil napas beberapa saat. Ingin sekali River menarik Sierra ke ranjangnya detik ini juga. Kenyataannya, mereka tengah berada di dalam toilet kantor ABC News. “Mampirlah ke tempatku setelah pekerjaanmu selesai di sini,” ujar River kemudian membereskan kerah kemeja Sierra yang berantakan. “Aku tidak bisa, Riv.” “Itu bukan permintaan, tapi pernyataan,” ujar River dengan tegas. “Mengapa aku harus melakukannya?” Sierra bersedekap. “Anggap saja sebagai bentuk terima kasih karena aku sudah bersusah-payah meluangkan waktu ag

DMCA.com Protection Status