Happy ReadingAlya menghela nafas usai sampai di apartemen dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur, Ia merasa energinya terkuras malam ini, bagaimana tidak tatapan tajam dari laki-laki yang sekarang menjadi donaturnya itu sangat mengerikan. Alya menggigit bibirnya saat membayangkan hukuman apa yang akan diberikan laki-laki itu nanti padanya apalagi saat sepulang tadi Ia baru memeriksa ponsel dan banyak pesan dari sugar Daddy. "Jika sudah di tempat fotokan.""Jangan memakai pakaian terbuka.""Pulangnya jangan malam-malam." Kira-kira itulah isi pesannya dan tidak ada satupun yang Alya balas sebab semua pesan Ia arsipkan kecuali pesan dari Max. Alya memang memprivasikan hidupnya tidak ada yang tau Ia pergi ke mana dan dengan siaoa. Seraya melihat ke langit-langit kamar Ia membaca berulang kali pesan sugar daddy dan lagi-lagi Alya mengutuk diri. "Argh...kesel...." Ia pun juga kesal dengan Daddy yang bersama istrinya ada rasa yang tidak bisa definisikan dan itu sangat kacau. Baru sa
Happy ReadingAlya mendengus dengan kasar saat menerima telepon sepuluh menit yang lalu. Saat Ia tengah asik belajar dan juga mengobrol dengan teman-temannya di kafe tiba-tiba saja sugar daddy memintanya untuk pulang. "Guys...Gue pulang duluan ya," pamit Alya pada teman-temanya sambil membereskan peralatannya di atas meja. "Lah cepat banget Alya....""Yahh ngga seru....""Ohh di minta sama ortu lo....""Yeah...," balas Alya yang tersenyum kecut. "Iya orang tua yang meniduri Gue,"sambungnya dalam hati. Sambil mengambil tas Alya pun keluar dari kafe, di depan sebuah mobil sudah menunggu dirinya. " Alya...anak orang kaya juga ya," celetuk teman-teman Alya yang dibalas anggukan dengan yang lain. "Udah cantik....""Pintar...kaya juga," ujar mereka kompak seraya melihat Alya masuk ke dalam mobil yang harganya ditaksir sekitar 1 milliar. Alya menaiki lift masih dalam keadaan merengut, Ia lalu membuka pintu apartemen yang tidak dikunci dengan kesal. Ketika Alya masuk seseorang sudah du
Happy Reading"Paketnya Kak dengan saudara Alya?" tanya seorang kurir membuat Alya dapat menghela nafas dengan tenang. "Iya...terima kasih..."Pintu apartemen sengaja Ia buka hanya sedikit, usai mengambil paket tersebut kemudian kurir pergi Alya melihat ke sekitar kalau saja ada seseorang yang melihatnya. Setelah itu Alya segera mengunci pintu dan betah terkejutnya Ia. "Siapa baby...," ujar Adam yang berdiri di belakang pintu. "Astagaa...," kata Alya lagi-lagi Ia mengelus dadanya. "Kurir Dad...."Adam pun mengambil paket yang di pegang Alya itu lalu membaca dari luar. "Kamu beli buku lagi?" tanya Adam yang dibalas anggukan kepala oleh Alya. Adam sedikit menggeleng melihat hobby gadis ini yang padahal seminggu lalu baru saja Adam mengirimkan uang untuk membeli satu kardus buku dan sekarang sudah sampai lagi satu box sedang. Alya pun mengambil pisau untuk membuka box tersebut dibantu oleh Adam, laki-laki yang masih mengenakan jas itupun melepasnya dan hanya menyisakan kemeja puti
Happy ReadingMendengar Alya yang baru saja mendapatkan uang dari sugar Daddy tentu saja Nesya langsung mengajak gadis itu untuk shopping. Awalnya Alya tidak mau tapi, dengan paksaan dan juga rayuan dari Nesya gasis itupun ingin. Saat ini Alya sudah berdandan memakai dress diatas lutut dan membiarkan rambut panjangnya tergerai Alya memakaikan heels di kaki indahnya, baru ingin keluar Ia sudah mendengar suara ketukan pintu. "Nesya...silahkan masuk." Nesya terkejut melihat apartemen Alya ketika baru masuk. Apartemennya yang mewah itu saja bisa kalah dengan apartemen Alya yang benar-benar mahal, semua furniturenya sangat mahal, berlantai marmer. "Wow...bagus banget," puji Nesya tidak percaya dengan apa yang didapatkan Alya dalam waktu kurang dari lima bulan. "Hmm ini punya Daddy semua, katanya Dia ngga nyaman kalau tempat yang sempit dan barang-barang murah," jelas Alya masih terlihat seperti wanita biasa jelas saja ini membuat Nesya kesal. "Lo harus segera berubah hilangkan sifat j
Happy ReadingAdam menggeram kesal melihat gadis yang ada di gendongannya itu tertidur pula gara-gara alkohol, Ia hampir saja membunuh seseorang jika terjadi sesuatu pada gadis ini. Gadis yang ada di pelukannya tak sadarkan diri sedari di mobil tadi. Sementara di lain tempat Nesya masuk ke dalam apartemennya dengan susah payah, usai di antar supir Adam Ia langsung menuju lift untuk ke unit apartemennya. Seraya setengah sadar Nesya membuka pintu apartemen lalu menguncinya kembali. Di dalam apartemennya tidak ada siapapun, gadis yang tinggal sendiri itupun langsung masuk ke dalam kamar usai membuka heel yang Ia kenakan. Rasa lelah dan pusing pun membuatnya langsung tertidur, sementara ponselnya berbunyi Ia abaikan.Seseorang di seberang sana mencari waktu yang tepat untuk bisa menelpon sugar babynya sebab Ia sedang ke luar kota bersama sang istri namun, Ia sangat merindukan sugar baby yang Ia sayangi itu. "Ke mana Dia," ujar laki-laki yang hanya mengenakan celana pendek seraya memeg
Happy ReadingAlya melongo saat seorang laki-laki berjalan ke arahnya seraya mengusap rambutnya yang mengenai wajah ke belakang sambil membawa jas yang Ia kenakan berjalan ke arah mobil yang ditumpangi Alya."Hai Baby...how was your day?" tanya laki-laki ini ketika Ia sudah duduk di samping Alya. Gadis yang baru saja pulang dari kuliah seharian ditambah UTS itu lantas sedikit menjatuhkan bibirnya. Kalimat itu mampu menariknya berkaca-kaca, pesona sugar daddy ini benar-benar membuatnya bisa gila selain tampan kenapa Ia bisa membuat Alya terjatuh. Bisa-bisa Alya jatuh cinta jika diperlukan seperti ini terus tapi, layaknya sugar daddy Alya harus bisa menetralisir perasaannya sendiri. Alya menggeleng ketika Adam menangkupkan kedua tangannya pada wajah gadis itu. Adam sengaja meminta supir menjemput Alya terlebih dahulu sebelum menjemput dirinya, Ia ingin melihat wajah Alya yang sepulang dari kampus tanpa harus Ia yang ke sana. "Capek saja...," balas Alya yang ditanggapi Adam dengan l
Happy ReadingAlya PovIni hampir bulan kelima Aku menjalin hubungan dengan seorang sugar daddy yang tidak pernah Aku bayangkan sebelumnya. Nesya menjadi awal mula Aku berhubungan dengan sugar daddy yang usinya terpaut dua puluh tahun dariku, beralasan membantu Nesya yang terlanjur masuk ke dalam kandang singa Aku yang akhirnya menjadi skandal paling menyulitkan ini. Adam...merupakan sesosok sugar daddy yang yah bisa terbilang sempurna. Kaya iya, tampan jangan ditanya wajahnya bak dipahat dengan seorang ahli garis wajahnya simetris dengan hidung lancip dan alis yang tebal, bibirnya terbentuk sempurna apalagi ketika menjatuhkannya pada bibirku. Hidupku berubah seratus delapan puluh derajat setelah berada di kehidupan sugar daddy, ntahlah Aku tidak lagi mengenal yang namanya kos-kosan sempit bahkan suara listrik yang berbunyi karena kehabisan saldo. Aku menempati sebuah apartemen mewah yang terletak di kompleks elit. Tak hanya itu saja tentunya sebagai sugar daddy kita akan mendapatk
Happy ReadingAdam duduk di pinggir kasur sebelah kanan sedangkan Amanda duduk di sebelahnya lagi. Jarak mereka benar-benar terpisah walaupun sudah dalam satu ruangan. Amanda sangat membenci keadaan seperti ini, Adam tidak pernah ingin menyentuhnya setelah hari itu. Amanda tidak tau apa yang harus Ia lakukan pastinya Ia sangat membenci dirinya sendiri. Sementara Adam saat ini sedang membalas pesan Alya. "Daddy...udah makannya?" pesan Alya yang baru lima menit tadi. "Sudah baby...bagaimana denganmu?" tanya Adam kembali kalimatnya mulai menghangat Alya yang sedang berada di kamar seraya memakan es cream itupun mengirimkan gambar pada Adam. a picture from baby AlyaLantas saja langsung dibuka oleh Adam, gambar Alya lihat lama bersamaan dengan itu Amanda dapat melihat wajah bahagia dari suaminya ini. "You are beautiful baby," balas Adam seraya mengetik di ponselnya. Saat Adam tengah asik membalas pesan itu, Amanda pun mendekat duduk di sofa yang ada di belakang jendela yang posisiny
Happy ReadingHari menjelang tahun baru, kegembiraan menyelinap di rumah keluarga besar Adam. Mereka berencana untuk mengadakan pesta tahun baru yang meriah sebagai cara untuk bersatu, berbagi kebahagiaan, dan menyambut awal tahun dengan penuh semangat. Adam dan Alya bersama Deniel, bersemangat mengatur segala persiapan untuk acara keluarga ini.Rumah besar keluarga Adam dipenuhi tawa, canda, dan keriuhan anak-anak kecil yang sudah tak sabar menanti pesta. Alya sibuk dengan hiasan dan memastikan meja makan dipenuhi dengan hidangan lezat. Adam membantu memeriksa sistem audio untuk memastikan musik tahun baru siap menghibur semua tamu.Sejak pagi, aroma masakan yang menggoda sudah mengisi seluruh rumah. Keluarga besar Adam, dari kakek nenek hingga sepupu-sepupu kecil, mulai berkumpul satu per satu. Suasana hangat dan akrab terasa begitu kental di rumah tersebut.Pukul delapan malam, lampu hias yang berkilauan menyala menerangi taman rumah. Meja makan dihiasi dengan penuh cinta, dan area
Happy ReadingPagi itu, sinar matahari menyinari rumah kecil keluarga Adam dan Alya. Deniel, yang berusia lima tahun, melompat-lompat di sekitar ruang tamu dengan pakaian serba warna yang membuatnya terlihat semakin ceria."Ayo, Deniel! Hari ini kita akan pergi ke taman," seru Adam sambil memasang sepatu kecil Deniel."Yaay! Taman!" seru Deniel penuh semangat.Alya tersenyum melihat kebahagiaan anak mereka. "Jangan lupa, kita bawa bekal ya, Nak."Setelah persiapan selesai, mereka berangkat menuju taman yang berjarak beberapa langkah dari rumah mereka. Sesampainya di sana, Deniel langsung berlari ke taman bermain, sementara Adam dan Alya menyiapkan tempat piknik."Deniel, hati-hati ya, jangan terlalu cepat," seru Alya sambil tersenyum.Adam mengeluarkan bekal dari tas piknik. "Ada sandwich favoritmu dan juga minuman kesukaanmu, Nak."Deniel mengangguk dengan riang. "Terima kasih, Daddy!"Semenjak memiliki Deniel Adam jauh lebih hangat dan ekspresif, laki-laki itu tidak pernah menunjukk
Happy ReadingSetelah hari-hari yang penuh dengan tanggung jawab dan keberhasilan, Adam dan Alya menyadari bahwa keintiman di antara mereka adalah fondasi dari kebahagiaan keluarga mereka. Meskipun kesibukan sehari-hari, mereka berdua sadar akan pentingnya menjaga api cinta mereka tetap menyala. Suatu malam, ketika anak-anak sudah tertidur pulas, Adam dan Alya menciptakan momen kebersamaan yang penuh dengan kelembutan dan cinta di antara seprai.Alya, setelah menyiapkan diri dengan lembut, mengintip dari pintu kamar mandi. Adam, yang sedang membaca buku di ranjang, menoleh dan tersenyum. "Kamu cantik sekali, Sayang," ucapnya dengan penuh kelembutan.Alya tersenyum dan mendekati ranjang. Mereka bertatapan sejenak, suasana kamar dipenuhi dengan getaran keintiman. Adam memberi isyarat untuk duduk di sebelahnya, dan mereka mulai berbicara tentang hari mereka, impian, dan juga rasa cinta yang tak pernah luntur.Tangan Adam dengan lembut mengelus rambut Alya, membawa mereka ke dalam dunia p
Happy ReadingHari itu, matahari terbenam dengan warna oranye yang lembut, melukis langit senja. Rumah Alya dan Adam terlihat hangat dengan lampu-lampu kecil yang menyala di dalamnya. Sebuah aroma masakan yang lezat bercampur dengan suasana damai, mengisi rumah tangga mereka.Alya, seorang wanita yang penuh kehangatan, sibuk memasak di dapur. Adam, suaminya, duduk di ruang tamu sambil membaca buku. Mereka saling tersenyum melewatkan pandangan mata, merasakan keharmonisan yang kian mengakar seiring berjalannya waktu.Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dengan keras, mengundang tawa kecil dari keduanya. Seorang bocah lelaki kecil berusia empat tahun dengan senyum ceria melompat masuk, membawa mainan truk kesayangannya."Mommy...Daddy, hari ini di taman,Deniel berteman dengan anak baru. Namanya Ben!" seru Deniel dengan semangat, matanya berbinar-binar.Alya tersenyum dan mendekati Deniel, membelai lembut rambut kecilnya. "Itu bagus, sayang! Kamu senang berteman baru, ya?""Ya, Mommy! Ben bila
Happy ReadingEsok harinya, Alya memutuskan untuk duduk bersama Deniel untuk berbicara tentang aturan di rumah. Dia memilih sudut ruang tamu yang nyaman, dihiasi dengan warna-warna cerah yang disukai Deniel."Mommy ingin berbicara dengan Deniel tentang sesuatu yang penting," ucap Alya sambil mengajak Deniel untuk duduk di dekatnya."Dengar, sayang, Mommy tahu Deniel ingin melakukan banyak hal yang menyenangkan. Tapi, ada aturan-aturan yang harus kita ikuti di rumah ini," kata Alya dengan suara lembut.Deniel mendongak, matanya penuh dengan keingintahuan. "Kenapa, Mommy? Deniel tidak suka aturan.""Mommy mengerti, sayang. Tapi, aturan itu ada untuk menjaga kita tetap sehat dan bahagia. Misalnya, kita makan makanan sehat agar tubuh kita kuat," jelas Alya sambil berusaha membuat Deniel memahami."Alya juga ingin bicara tentang Daddy Adam. Dia adalah kepala keluarga kita dan pantas mendapat penghargaan," ucap Alya sambil tersenyum padu pada Deniel."Daddy Adam memberikan banyak cinta dan
Happy ReadingDi pagi yang cerah itu, rumah mewah Alya terasa tenang dan teratur. Namun, keheningan itu segera terguncang ketika Deniel, si kecil yang berusia empat tahun, bangun dari tidurnya."Mommy! Ayo bangun! Deniel ingin main mobil-mobilan," teriak Deniel dengan penuh semangat, membuat Alya terbangun dengan tergesa-gesa."Aduh, sudah pagi ya, sayang?" Alya melirik jam di meja samping tempat tidurnya. "Deniel, kenapa begitu semangat sekali?""Karena Deniel sudah besar, dan besar artinya bisa melakukan apa yang Deniel mau!" jawab Deniel sambil tertawa riang.Meskipun penuh semangat, Deniel tidak segera bersiap-siap. Dia malah berlarian ke dapur, merusak ketertiban yang telah dibuat para pelayan."Mommy mau sarapan apa?" tanya Deniel seraya membuka lemari kue dan menyebabkan kerusakan di sana."Aduh, Deniel, tolonglah. Kita makan sarapan yang sudah disediakan pelayan, ya?" ujar Alya sambil berusaha membersihkan kekacauan. Namun pada akhirnya yang membersihkan kekacauan tersebut pel
Happy ReadingProses penyembuhan Adam menjadi perjalanan panjang yang penuh tantangan, tetapi setiap langkah yang diambil disertai oleh kekuatan tak terduga dan cinta yang tidak tergoyahkan. Alya, sebagai pendamping sejati, berada di samping Adam sepanjang waktu, memberikan dukungan tak terbatas dan cinta yang menghangatkan.Hari-hari di rumah sakit dan sesi-sesi pengobatan membentuk pola kehidupan mereka. Alya belajar tentang berbagai perawatan, menyesuaikan jadwal dan rutinitas keluarga sesuai dengan kebutuhan Adam. Deniel, yang menjadi sumber kebahagiaan di tengah ketegangan, membawa senyuman di wajah mereka sepanjang perjalanan.Dalam keterbatasan fisiknya, Adam menunjukkan tekad dan semangat juang yang menginspirasi. Ia memusatkan pikirannya pada pemulihan, berfokus pada setiap langkah kecil yang membawanya mendekati kesehatan yang optimal. Alya, sebagai pendukung utama, menjadi pilar yang tak tergoyahkan.Setiap kunjungan ke dokter membawa harapan dan kekhawatiran. Alya selalu m
Happy ReadingBulan telah berlalu sejak hari-hari misterius itu, dan sekarang Deniel, buah hati Alya dan Adam, merayakan ulang tahunnya yang pertama. Rumah mereka dipenuhi dengan tawa dan keceriaan, dihiasi dengan balon berwarna-warni dan hiasan khusus untuk merayakan momen istimewa tersebut.Alya dan Adam sibuk menyusun persiapan untuk pesta ulang tahun Deniel. Mereka berdua bekerja sama memilih kue ulang tahun yang indah dan mengatur dekorasi ruangan. Deniel duduk di kursi tinggi, tersenyum riang, tidak tahu bahwa hari ini adalah hari spesial baginya.Tamu-tamu mulai berdatangan, termasuk keluarga besar Adam dan kolega-kolega dari pekerjaan mereka. Suasana penuh kebahagiaan dan cinta, semua orang berkumpul untuk merayakan pertumbuhan dan kebahagiaan keluarga kecil ini.Ketika Alya membawa Deniel ke ruang tamu, sorotan mata dan senyum lebar menghiasi wajahnya. Deniel sendiri tampak antusias melihat keadaan baru di sekelilingnya. Alya memeluknya erat sambil berkata, "Selamat ulang tah
Happy ReadingSetelah memiliki bayi fokus Alya terbagi pada bayi Deniel sehingga Ia dan Adam sangat jarak sekarang melakukan hubungan intim ini. Bagaimana tidak Adam pulang sudah larut malam sedangkan Alya jam segitu baru saja tidur seharian mengurus bayi tidaklah mudah. Walaupun dibantu oleh para asisten Alya sembilan puluh persen Ia yang mengurus semuanya. Mulai dari memperhatikan keadaan sang bayi yang harus memenuhi kebutuhannya hingga asi booster yang harus terjaga. Malam ini Alya baru saja menyusui bayinya setelah itu Ia langsung tidur. Belum lama Alya terlelap Adam pun tiba dengan masih dibalut jas, rasa lelah Adam terbayarkan dengan melihat bayinya dan juga Alya. Setelah melihat sebentar bayi Deniel Adam langsung bergegas ke kamar mandi untuk mandi, tidak sampai sepuluh menit Adam keluar. Saat Ia baru ingin berganti pakaian Ia sudah melihat Alya berdiri seraya menggendong bayi mereka. Melihat pandangan itu membuat Adam semakin bersyukur sudah diberi keluarga kecil yang sanga