Happy ReadingAlya mengutuk dirinya sendiri sepagi ini, Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan Adam jika mengetahui kejadian semalam. Alya merasa semakin ke sini Ia semakin liar saja. Selepas dari konser semalam Max tidak ada tujuan untuk mengantarnya langsung melainkan mengajak Alya ke bar terlebih dahulu, ntah bagaimana caranya Max mempertemukan Alya dan juga teman-temannya. "Max...." panggil teman Max yang duduk di sebuah sofa berukuran panjang. Dapat Alya lihat ada delapan orang di sana yang berpasangan, mereka langsung tersenyum dan juga salam ala cowok pada Mex. Sedangkan Alya bersalaman dengan perempuan yang ada di sana. "Alya.... ""Bella....""Alya....""Chintya...." Alya memperkenalkan dirinya sampai ke gadis yang ke empat lalu bersama dengan Max Ia duduk di samping laki-laki itu. "Tambah lagi ya...," ujar salah seorang cowok pada waiters yang Alya kenal bahwa laki-laki teman sekelas Max. Mereka saling mengobrol tentunya mengobrolkan pertandingan basket yang rencananya
Happy ReadingAlya berdiri sempoyongan dibawa oleh Max turun dari mobil, gadis itu tidak lagi sadarkan diri walaupun masih terus saja meracau tidak jelas. "Akh...u... a.. kn#$...m...ti.." "Alya hati-hati...," kata Max membopong tubuh Alya tapi, karena merasa gadis itu tidak ada lagi keseimbangan Max pun memutuskan untuk menggendong Alya. Gadis yang sudah mabuk itupun dibawa masuk oleh Max dengan melingkarkan tangannya pada leher Max dan itupun Max yang melakukannya. Max membawa Alya masuk ke dalam lift untuk naik ke lantai di mana unit gadis itu berada, tentunya Max masih meminta arahan pada Alya karena Ia tidak pernah sebelumnya sampai ke unit gadis itu. Beruntungnya apartemen Alya ini tidak pernah diketahui sebelumnya adalah milik Adam, jika ada yang tau maka baik Alya ataupun Adam akan terancam. TingPintu lift terbuka Max berjalan ke kiri sesuai arahan dari Alya yang menyuruhnya ke arah tersebut. "Mana barcode-nya Alya," ujar Max pada gadis mabuk itu. "Emm...." Alya berusah
Happy ReadingAlya terdiam seraya duduk meringkuk di depan kaca besar yang ada di balkon kamarnya. Pagi ini terasa jauh lebih dingin dari biasanya, Ia tidak bisa lagi tidur setelah terlelap dengan sendirinya karena kelelahan menangis semalam. Nesya yang semalam menghubunginya itu tidak sama sekali Alya balas. Ia tidak ada tenaga lagi untuk berkomunikasi dengan manusia saat ini, membayangkan kemarahan Adam kemarin saja membuatnya sampai sekarang masih ketakutan. Alya takut tiba-tiba Adam datang lalu membunuhnya, laki-laki itu persis seperti iblis yang membuat Alya terperangkap. Benar saja Alya akan terperangkap di dalam sangkar emas yang sudah dibuat oleh Adam. Waktu terus bergerak awan gelap yang menyelimuti pagi, kini mulai terang melihat itu Alya pun bangkit dari duduknya. Pergi ke kamar mandi lalu dengan segera menghidupkan shower. ****Adam masuk ke dalam mansionnya dengan menenteng jas, wajahnya terlihat kusut bersamaan dengan itu pelayan baru saja masuk ke dalam rumahnya. A
Happy ReadingSementara Alya belum terbiasa demikian Ia merasa sangat buruk dengan kejadian ini, Nesya pun memeluk Alya yang sesegukan. "Eee...gi...mana Ca....""Lo yang sabar aja Ya...semua ini pasti akan selesai.""Gu...gue... ta... kut...." badan Alya sampai bergetar. Setelah dirasa Alya cukup tenang, Nesya membawa gadis itu keluar lalu menuju ke parkiran untuk pulang. Terlihat beberapa orang tentu memperhatikan Alya yang sedang berada di dekat Neysa ntahlah apa yang dipikirkan mereka. Sementara di lain tempat Amanda duduk lemas di lantai mendengar Adam kembali ke Indonesia lagi setelah selesai meniduri dirinya semalam dan seperti itu semua hanyalah kesalahannya. Adam memperlakukan Ia seperti seorang yang terhina sedangkan memperlakukan seorang pelacur dengan baik sekali. Amanda sangat buruk di mata Adam demi apapun itu, ntah kapan laki-laki itu akan melihatnya barang sedikit saja. Amanda tidak menuju lebih hanya ingin dihargai sebagai istri. Ia tidak lagi meminta lebih agar A
Happy ReadingIni hari ketiga setelah kejadian itu dan Max hari ini ingin lagi bertemu dengan Alya. "Alya bisakah kita ketemu?" tanya Max pada sebuah room chat. Alya yang saat ini baru saja selesai mandi dan diminta oleh bawahan Adam untuk menemuinya itu lantas mendesah pelan. "Ada apa Max?" tanya Alya seraya melilitkan handuknya sambil berjalan keluar menuju ke walk in closet. Alya memang terbiasa membawa ponsel ke dalam kamar mandi karena Ia suka mandi sambil mendengarkan musik, sembari memilih pakaian yang bagus untuk dikenakan saat bertemu Adam Alya meletakkan ponselnya di atas meja panjang yang di dibawahnya berisi aksesoris miliknya. Ting... "Ada yang ingin dibicarakan Alya...please sebentar saja.""Maaf Max....""Sebentar saja Alya...Aku sudah di depan apartemenmu." deg jantung Alya memompa lebih cepat dari biasanya seraya memikirkan Adam Ia pun bingung harus berbuat apa. Mana setengah jam lagi bodyguard Adam akan menjemputnya. Saat Alya sedang bingung berpikir, ponseln
Happy ReadingDengan semua obsesi pada Alya, gadis itu sekarang mengerti bahwa Adam hanya ingin Dia dimiliki oleh laki-laki ini dan tidak ada orang lain selain dirinya. Seperti saat ini mereka sedang menonton film bersama di lantai penuh dengan pakaian yang berserakan ntah bagaimana kejadiannya mereka bisa berbaikan saat ini. Alya menaikan lagi selimut yang turun untuk menutupi tubuhnya yang tidak memakai sehelai pakaian apapun itu bersama dengan Adam. Mereka malam ini akan menghabiskan waktu di rumah baru Adam. Tidak ada obrolan panjang mereka fokus yang film yang mereka tonton, diikuti juga dengan sentuhan fisik yang membuat dia orang itu sangat intim. Walaupun perbedaan usia yang terbilang jauh, Adam tidak seperti om-om yang memiliki postur tubuh seperti laki-laki hidung belang melainkan sama seperti laki-laki seusia Alya hanya saja jauh lebih dewasa dan kekar. "Alya...," panggil Adam gadis yang berada di pelukannya itu lantas melihat ke atas kemudian berbicara. "Iya Daddy...,"
Happy Reading Alya terbangun ketika mendengar Adam menutup pintu kamar, gadis yang tidak mengenakan sehelai pakaian itu mengucek matanya sebentar sebelum benar-benar tersadarkan diri. Lagi-lagi Ia ada di rumah Adam saat ini. Samar-samar Alya mendengar suara Adam yang belum jauh dari kamar ini sambil berbicara singkat dengan seseorang setelah itu suaranya hilang. Sambil berdiri Alya mengambil kemeja putih oversize milik Adam yang tergeletak di kursi seraya mengenakannya gadis itu berjalan ke arah jendela. Mobil Adam baru saja keluar dari pekarangan rumah besar ini, Alya heran mengapa Adam membuat rumah sebesar ini jika Ia sudah memiliki rumah bersama istrinya, Alya juga tidak mengerti mengapa Adam tidak cukup dengan istrinya padahal istrinya sangat cantik. Apakah Adam seseorang yang hyper sex atau kebutuhan dengan istrinya tidak terpenuhi ntahlah sampai sekarang Alya belum mengerti. Gadis itu duduk beberapa menit di sofa sambil membaca buku milik Adam sampai seseorang mengetuk pin
Happy ReadingMelihat Alya yang tertidur di kasurnya, Adam yang baru pulang dengan lelah itupun bertambah energi. Laki-laki yang masih mengenakan jas tersebut berjalan mendekati Alya seraya meletakkan tasnya di sofa. Ia sedikit melonggarkan dasi pada jasnya, gadis itu terlihat tertidur dengan pulas. Adam pun langsung mendekatinya berjongkok di pinggir kasur lalu tangannya dengan ringan mengelus puncak rambut Alya."Em...." Alya hampir terjaga tapi, di tidurkan lagi dengan Adam. "Tidurlah," ujar Adam lalu Ia pun mengecup kening Alya sebentar sebelum pergi mengganti pakaian. Dibawah para asisten Adam mulai sibuk lagi menyiapkan makanan yang akan dinikmati mereka untuk dinner nanti malam. "Nona Alya sangat beruntung," kata seorang pelayan yang tidak menyangka Adam akan membawa seorang wanita muda ke dalam rumah besar ini. "Tidak...justru Tuan Adam yang beruntung, siapa yang mau dengan laki-laki dingin dan kasar seperti itu," balas seorang pelayan yang satunya kemudian yang lain pun