Happy ReadingMelihat Alya yang tertidur di kasurnya, Adam yang baru pulang dengan lelah itupun bertambah energi. Laki-laki yang masih mengenakan jas tersebut berjalan mendekati Alya seraya meletakkan tasnya di sofa. Ia sedikit melonggarkan dasi pada jasnya, gadis itu terlihat tertidur dengan pulas. Adam pun langsung mendekatinya berjongkok di pinggir kasur lalu tangannya dengan ringan mengelus puncak rambut Alya."Em...." Alya hampir terjaga tapi, di tidurkan lagi dengan Adam. "Tidurlah," ujar Adam lalu Ia pun mengecup kening Alya sebentar sebelum pergi mengganti pakaian. Dibawah para asisten Adam mulai sibuk lagi menyiapkan makanan yang akan dinikmati mereka untuk dinner nanti malam. "Nona Alya sangat beruntung," kata seorang pelayan yang tidak menyangka Adam akan membawa seorang wanita muda ke dalam rumah besar ini. "Tidak...justru Tuan Adam yang beruntung, siapa yang mau dengan laki-laki dingin dan kasar seperti itu," balas seorang pelayan yang satunya kemudian yang lain pun
Happy ReadingObsesi Adam semakin menjadi jadi kala Ia tidak melihat Alya selama berhari-hari ini. Gadis itus sedang ada di puncak Bogor kegiatan perpisahan usai ujian semester sebelum libur panjang akan tiba. Adam meminta bawahannya itu untuk menghubungi seseorang.Di lain tempat Alya bersama dengan teman-temannya sibuk pagi ini, bangun dari tenda yang sudah mereka dirikan kemudian menyiapkan bahan untuk makanan. Alya bersama dengan satu orang laki-laki teman sekelasnya itu berjalan ke arah sungai yang tidak jauh dari tempat mereka mendirikan tenda."Alya Kamu tunggu di sini saja," kata laki-laki itu tidak membiarkan Alya turun ke bawah. Gadis yang mengenakan Hoodie oversize itupun mengangguk.Alya menunggu di atas seraya melihat ke sekeliling Ia sangat senang di sini sebab suasananya yang begitu segar berbeda dengan di kota yang biasanya dipenuhi bangun-bangun tinggi. Sekitar lima menit anak laki-laki itu selesai mengambil air kemudian naik ke atas."Mau saya bantu?" tanya Alya tent
Happy ReadingAlya membulatkan mata ketika sampai di tempat yang tidak ingin Adam katakan sedari tadi. Sebelumnya Alya sudah berulang kali bertanya dan juga heran kemana Adam akan membawanya."Bersiap-siaplah," ujar Adam di seberang telepon sementara Alya yang masih duduk dengan malas di sofa kesayangannya ini langsung terkejut."Kita mau ke mana?" tanya Alya heran sebab Ia baru satu hari yang lalu pulang dan Ia cukup lelah."Bercinta," balas Adam dengan sangat frontal bahkan membuat Alya seketika merinding, Adam benar-benar mesum bisa-bisanya Ia mengatakan hal itu secara terang-terangan tapi, justru itu Alya tidak percaya."Mau ke mana?" tanya gadis itu lagi di sebelahnya sudah ada seorang pelayan yang ditugaskan Adam untuk membantu menyiapkan kebutuhan Alya."Segeralah, pakaian dinas juga," bisik Adam membuat bulu-bulu Alya merinding.Ia masih heran ke mana Adam akan membawanya, seraya menyiapkan pakaian Alya terus bertanya ke mana mereka akan pergi. Bersama sugar daddy yang jarakny
Happy Reading "Adam apakah sudah pulang?" tanya Amanda yang baru saja turun dari mobil dibukakan oleh pekerja di rumahnya ini."Barang-barang saya letakkan di kamar ya," pinta Amanda menyuruh asisten rumah tangganya dengan nada tegas seperti biasa."Kenapa Kamu diam saja?" tanya Amanda lagi menaikkan nadanya laki-laki itupun menunduk tak berani melihat ke arah Amanda."Maaf Nyonya Tuan Adam sudah beberapa hari ini tidak pulang," jawab laki-laki ini membuat Amanda semakin marah."Mengenai pekerjaan atau apa?" tanya Amanda seraya berjalan masuk di ikuti dengan beberapa orang."Tidak tau Nyonya," jawabnya lagi mendengar itu Amanda memberhentikan langkah kakinya."Lantas kerja Kamu apa?" teriak Amanda yang diliputi dengan kemarahan.Ia tidak tahu Adam kemana dan pekerjaan laki-laki itu kecuali Amanda harus menanyakan langsung pada asisten maupun sekretaris Adam. Laki-laki itu hanya diam saja tak berani menjawab, Amanda lantas melanjutkan langkah yang sempat terhenti tadi.Ia menaiki tang
Happy readingAlya PovAku baru saja terbangun selepas kegiatan panas Kami semalam dan sekarang Aku bersama sugar Daddy sedang sarapan. Hari ini Kami akan pulang tapi, rasanya bagi Daddy tidak cukup. Dia selalu ingin bersamaku, bercinta dan bermesraan seraya mendekapku dalam pelukannya. Ditengah kebersamaan Kami Daddy sama sekali tidak menghubungi istrinya, Aku sedikit penasaran walaupun begitu Aku tidak pernah berani bertanya padanya mengenai hubungan kedua orang ini.Di depanku Daddy makan dengan lahap, sambil sesekali menggenggam tanganku. Aku tidak tau pikiran orang lain seperti apa saat melihat kami berdua seperti ini. Apakah orang-orang akan menganggapku wanita murahan atau bahkan dengan sangat rendah, sebenarnya Aku sangat merasa bersalah pada istri Daddy sebab karena kehadiranku ini adalah bencananya baginya. Namun, Aku sebagai wanita muda yang tidak mengerti apa-apa.Aku hanya menerima tawaran dan juga menyelamatkan Nesya, perlu kalian ketahui bahwa Daddy benar-benar konglome
Happy ReadingDari banyaknya orang kenapa harus Aku? Kenapa Aku yang dipilih Daddy? Laki-laki itu berjalan ke arahku seraya membawa beberapa paper bag. Aku langsung berlari ke arahnya dan memeluk Daddy, aroma tubuhnya yang khas dipenuhi dengan parfum maskulin yang membuatku selalu nyaman berada di dekapan Daddy. Ia baru pulang dari Turky dan tanpa kuminta tentunya Ia akan membawakan banyak hadiah. Beginilah Daddy dengan semua treat dia. Daddy memeberikan semua paper bag itu padaku. "Terima kasih," kataku seraya mencium bibirnya sekilas kemudian Kami langsung ke kamarku. Aku membantu Daddy melepas jasnya, laki-laki yang saat ini sedang bersandar di sofa itu menatapku dengan intens, tentu membuatku merasa sedikit malu. "Baby...you very hot," ujar Daddy menarik tubuhku agar duduk di pangkuannya. Daddy selalu saja bisa membuat seseorang mampu tejatuh dan tenggelam, pesonanya yang sangat memikat siapa yang akan menolak Daddy jika berbicara semanis ini. "I miss you baby," kata Daddy p
Happy ReadingAuthor PovAdam berjalan menaiki lantai atas, Ia baru saja menginjakkan kaki setelah dua hari tidak pulang. Hanya karena Ia tidak ingin saja di rumah lebih tepatnya lebih nyaman di rumah barunya. Amanda yang berada di kamar itu dapat mendengar langkah kaki yang semakin mendekat ke arah kamarnya. Sambil duduk di depan meja rias Amanda memakai skincare nya. Adam masuk seraya membawa jas yang sudah Ia lepaskan sambil berjalan ke kamar mandi. Mereka sama-sama diam tidak ada percakapan. Tiga puluh menit setelah itu Adam keluar dari kamar mandi, saat Ia ingin ke tempat tidur. Amanda membuka suara. "Aku ingin kembali bekerja," ujar Amanda membuka topik percakapan mereka. Mendengar itu Adam lantas langsung menoleh dan berujar. "Kenapa?" tanyanya dengan nada dingin Adam tidak pernah suka Amanda bekerja. "Aku bosan," balas wanita itu kemudian sambil memberikan ekspresi yang membuat Adam ikut lelah melihatnya. Adam tidak menyahut lebih tepatnya mungkin tidak peduli bahkan l
Happy ReadingAlya Pov'Lo nggak akan pernah bisa maju kalau Lo nggak pernah mau mencoba, semua yang orang dapatkan saat ini adalah hasil kerja keras mereka tempo lalu. 'Aku percaya sama diri Aku sendiri, sekalipun orang lain tidak mempercayainya. Aku tidak akan bergantung pada siapapun karena Aku tau value diri Aku sendiri. Aku akan fokus dengan apa yang Aku lakukan saat ini terlepas dari semua kesalahan yang sudah Aku lakukan. Orang-orang mungkin Aku adalah perempuan yang sangat ambisius, cerdas dan karir di satu sisi ada orang-orang yang mengetahui bahwa Aku sugar baby, selingkuhan atau apa itu adalah makhluk yang paling egois, mementingkan diri sendiri dan tidak memikirkan kebahagiaan orang lain. Pada dasarnya semua orang harus mementingkan diri mereka terlebih dahulu sebelum akan memikirkan orang lain karena dengan begitu mereka akan paham cara memanusiakan manusia lain. Namun, tidak semuanya berpikir demikian orang-orang yang egois tentu selalu ingin didengarkan, dipedulikan
Happy ReadingHari menjelang tahun baru, kegembiraan menyelinap di rumah keluarga besar Adam. Mereka berencana untuk mengadakan pesta tahun baru yang meriah sebagai cara untuk bersatu, berbagi kebahagiaan, dan menyambut awal tahun dengan penuh semangat. Adam dan Alya bersama Deniel, bersemangat mengatur segala persiapan untuk acara keluarga ini.Rumah besar keluarga Adam dipenuhi tawa, canda, dan keriuhan anak-anak kecil yang sudah tak sabar menanti pesta. Alya sibuk dengan hiasan dan memastikan meja makan dipenuhi dengan hidangan lezat. Adam membantu memeriksa sistem audio untuk memastikan musik tahun baru siap menghibur semua tamu.Sejak pagi, aroma masakan yang menggoda sudah mengisi seluruh rumah. Keluarga besar Adam, dari kakek nenek hingga sepupu-sepupu kecil, mulai berkumpul satu per satu. Suasana hangat dan akrab terasa begitu kental di rumah tersebut.Pukul delapan malam, lampu hias yang berkilauan menyala menerangi taman rumah. Meja makan dihiasi dengan penuh cinta, dan area
Happy ReadingPagi itu, sinar matahari menyinari rumah kecil keluarga Adam dan Alya. Deniel, yang berusia lima tahun, melompat-lompat di sekitar ruang tamu dengan pakaian serba warna yang membuatnya terlihat semakin ceria."Ayo, Deniel! Hari ini kita akan pergi ke taman," seru Adam sambil memasang sepatu kecil Deniel."Yaay! Taman!" seru Deniel penuh semangat.Alya tersenyum melihat kebahagiaan anak mereka. "Jangan lupa, kita bawa bekal ya, Nak."Setelah persiapan selesai, mereka berangkat menuju taman yang berjarak beberapa langkah dari rumah mereka. Sesampainya di sana, Deniel langsung berlari ke taman bermain, sementara Adam dan Alya menyiapkan tempat piknik."Deniel, hati-hati ya, jangan terlalu cepat," seru Alya sambil tersenyum.Adam mengeluarkan bekal dari tas piknik. "Ada sandwich favoritmu dan juga minuman kesukaanmu, Nak."Deniel mengangguk dengan riang. "Terima kasih, Daddy!"Semenjak memiliki Deniel Adam jauh lebih hangat dan ekspresif, laki-laki itu tidak pernah menunjukk
Happy ReadingSetelah hari-hari yang penuh dengan tanggung jawab dan keberhasilan, Adam dan Alya menyadari bahwa keintiman di antara mereka adalah fondasi dari kebahagiaan keluarga mereka. Meskipun kesibukan sehari-hari, mereka berdua sadar akan pentingnya menjaga api cinta mereka tetap menyala. Suatu malam, ketika anak-anak sudah tertidur pulas, Adam dan Alya menciptakan momen kebersamaan yang penuh dengan kelembutan dan cinta di antara seprai.Alya, setelah menyiapkan diri dengan lembut, mengintip dari pintu kamar mandi. Adam, yang sedang membaca buku di ranjang, menoleh dan tersenyum. "Kamu cantik sekali, Sayang," ucapnya dengan penuh kelembutan.Alya tersenyum dan mendekati ranjang. Mereka bertatapan sejenak, suasana kamar dipenuhi dengan getaran keintiman. Adam memberi isyarat untuk duduk di sebelahnya, dan mereka mulai berbicara tentang hari mereka, impian, dan juga rasa cinta yang tak pernah luntur.Tangan Adam dengan lembut mengelus rambut Alya, membawa mereka ke dalam dunia p
Happy ReadingHari itu, matahari terbenam dengan warna oranye yang lembut, melukis langit senja. Rumah Alya dan Adam terlihat hangat dengan lampu-lampu kecil yang menyala di dalamnya. Sebuah aroma masakan yang lezat bercampur dengan suasana damai, mengisi rumah tangga mereka.Alya, seorang wanita yang penuh kehangatan, sibuk memasak di dapur. Adam, suaminya, duduk di ruang tamu sambil membaca buku. Mereka saling tersenyum melewatkan pandangan mata, merasakan keharmonisan yang kian mengakar seiring berjalannya waktu.Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dengan keras, mengundang tawa kecil dari keduanya. Seorang bocah lelaki kecil berusia empat tahun dengan senyum ceria melompat masuk, membawa mainan truk kesayangannya."Mommy...Daddy, hari ini di taman,Deniel berteman dengan anak baru. Namanya Ben!" seru Deniel dengan semangat, matanya berbinar-binar.Alya tersenyum dan mendekati Deniel, membelai lembut rambut kecilnya. "Itu bagus, sayang! Kamu senang berteman baru, ya?""Ya, Mommy! Ben bila
Happy ReadingEsok harinya, Alya memutuskan untuk duduk bersama Deniel untuk berbicara tentang aturan di rumah. Dia memilih sudut ruang tamu yang nyaman, dihiasi dengan warna-warna cerah yang disukai Deniel."Mommy ingin berbicara dengan Deniel tentang sesuatu yang penting," ucap Alya sambil mengajak Deniel untuk duduk di dekatnya."Dengar, sayang, Mommy tahu Deniel ingin melakukan banyak hal yang menyenangkan. Tapi, ada aturan-aturan yang harus kita ikuti di rumah ini," kata Alya dengan suara lembut.Deniel mendongak, matanya penuh dengan keingintahuan. "Kenapa, Mommy? Deniel tidak suka aturan.""Mommy mengerti, sayang. Tapi, aturan itu ada untuk menjaga kita tetap sehat dan bahagia. Misalnya, kita makan makanan sehat agar tubuh kita kuat," jelas Alya sambil berusaha membuat Deniel memahami."Alya juga ingin bicara tentang Daddy Adam. Dia adalah kepala keluarga kita dan pantas mendapat penghargaan," ucap Alya sambil tersenyum padu pada Deniel."Daddy Adam memberikan banyak cinta dan
Happy ReadingDi pagi yang cerah itu, rumah mewah Alya terasa tenang dan teratur. Namun, keheningan itu segera terguncang ketika Deniel, si kecil yang berusia empat tahun, bangun dari tidurnya."Mommy! Ayo bangun! Deniel ingin main mobil-mobilan," teriak Deniel dengan penuh semangat, membuat Alya terbangun dengan tergesa-gesa."Aduh, sudah pagi ya, sayang?" Alya melirik jam di meja samping tempat tidurnya. "Deniel, kenapa begitu semangat sekali?""Karena Deniel sudah besar, dan besar artinya bisa melakukan apa yang Deniel mau!" jawab Deniel sambil tertawa riang.Meskipun penuh semangat, Deniel tidak segera bersiap-siap. Dia malah berlarian ke dapur, merusak ketertiban yang telah dibuat para pelayan."Mommy mau sarapan apa?" tanya Deniel seraya membuka lemari kue dan menyebabkan kerusakan di sana."Aduh, Deniel, tolonglah. Kita makan sarapan yang sudah disediakan pelayan, ya?" ujar Alya sambil berusaha membersihkan kekacauan. Namun pada akhirnya yang membersihkan kekacauan tersebut pel
Happy ReadingProses penyembuhan Adam menjadi perjalanan panjang yang penuh tantangan, tetapi setiap langkah yang diambil disertai oleh kekuatan tak terduga dan cinta yang tidak tergoyahkan. Alya, sebagai pendamping sejati, berada di samping Adam sepanjang waktu, memberikan dukungan tak terbatas dan cinta yang menghangatkan.Hari-hari di rumah sakit dan sesi-sesi pengobatan membentuk pola kehidupan mereka. Alya belajar tentang berbagai perawatan, menyesuaikan jadwal dan rutinitas keluarga sesuai dengan kebutuhan Adam. Deniel, yang menjadi sumber kebahagiaan di tengah ketegangan, membawa senyuman di wajah mereka sepanjang perjalanan.Dalam keterbatasan fisiknya, Adam menunjukkan tekad dan semangat juang yang menginspirasi. Ia memusatkan pikirannya pada pemulihan, berfokus pada setiap langkah kecil yang membawanya mendekati kesehatan yang optimal. Alya, sebagai pendukung utama, menjadi pilar yang tak tergoyahkan.Setiap kunjungan ke dokter membawa harapan dan kekhawatiran. Alya selalu m
Happy ReadingBulan telah berlalu sejak hari-hari misterius itu, dan sekarang Deniel, buah hati Alya dan Adam, merayakan ulang tahunnya yang pertama. Rumah mereka dipenuhi dengan tawa dan keceriaan, dihiasi dengan balon berwarna-warni dan hiasan khusus untuk merayakan momen istimewa tersebut.Alya dan Adam sibuk menyusun persiapan untuk pesta ulang tahun Deniel. Mereka berdua bekerja sama memilih kue ulang tahun yang indah dan mengatur dekorasi ruangan. Deniel duduk di kursi tinggi, tersenyum riang, tidak tahu bahwa hari ini adalah hari spesial baginya.Tamu-tamu mulai berdatangan, termasuk keluarga besar Adam dan kolega-kolega dari pekerjaan mereka. Suasana penuh kebahagiaan dan cinta, semua orang berkumpul untuk merayakan pertumbuhan dan kebahagiaan keluarga kecil ini.Ketika Alya membawa Deniel ke ruang tamu, sorotan mata dan senyum lebar menghiasi wajahnya. Deniel sendiri tampak antusias melihat keadaan baru di sekelilingnya. Alya memeluknya erat sambil berkata, "Selamat ulang tah
Happy ReadingSetelah memiliki bayi fokus Alya terbagi pada bayi Deniel sehingga Ia dan Adam sangat jarak sekarang melakukan hubungan intim ini. Bagaimana tidak Adam pulang sudah larut malam sedangkan Alya jam segitu baru saja tidur seharian mengurus bayi tidaklah mudah. Walaupun dibantu oleh para asisten Alya sembilan puluh persen Ia yang mengurus semuanya. Mulai dari memperhatikan keadaan sang bayi yang harus memenuhi kebutuhannya hingga asi booster yang harus terjaga. Malam ini Alya baru saja menyusui bayinya setelah itu Ia langsung tidur. Belum lama Alya terlelap Adam pun tiba dengan masih dibalut jas, rasa lelah Adam terbayarkan dengan melihat bayinya dan juga Alya. Setelah melihat sebentar bayi Deniel Adam langsung bergegas ke kamar mandi untuk mandi, tidak sampai sepuluh menit Adam keluar. Saat Ia baru ingin berganti pakaian Ia sudah melihat Alya berdiri seraya menggendong bayi mereka. Melihat pandangan itu membuat Adam semakin bersyukur sudah diberi keluarga kecil yang sanga