Happy ReadingAlya Pov'Lo nggak akan pernah bisa maju kalau Lo nggak pernah mau mencoba, semua yang orang dapatkan saat ini adalah hasil kerja keras mereka tempo lalu. 'Aku percaya sama diri Aku sendiri, sekalipun orang lain tidak mempercayainya. Aku tidak akan bergantung pada siapapun karena Aku tau value diri Aku sendiri. Aku akan fokus dengan apa yang Aku lakukan saat ini terlepas dari semua kesalahan yang sudah Aku lakukan. Orang-orang mungkin Aku adalah perempuan yang sangat ambisius, cerdas dan karir di satu sisi ada orang-orang yang mengetahui bahwa Aku sugar baby, selingkuhan atau apa itu adalah makhluk yang paling egois, mementingkan diri sendiri dan tidak memikirkan kebahagiaan orang lain. Pada dasarnya semua orang harus mementingkan diri mereka terlebih dahulu sebelum akan memikirkan orang lain karena dengan begitu mereka akan paham cara memanusiakan manusia lain. Namun, tidak semuanya berpikir demikian orang-orang yang egois tentu selalu ingin didengarkan, dipedulikan
Happy ReadingAlya berlari kencang ketika Adam ingin menggapainya, gadis itu tidak menoleh sampai Adam pun berhasil mengurungnya. "Diam," ujar Adam menekan Alya yang mencoba untuk pergi gadis itu sudah setengah mabuk sedangkan Nesya hanya berdiri di parkiran melihat sahabatnya yang ada di dalam mobil sugar Daddy. Matilah Alya Ia tidak akan berhasil melarikan diri lagi jika sudah di tangan Adam. Mereka berdua memang sudah gila di tengah Adam yang memiliki masalah mereka justru pergi ke club, Alya tidak akan mengira jika Adam akan ke club tersebut. "Lepasin Dad," keluh Alya Ia juga masih kesal dengan Adam, apalagi mendengar berita mengejutkan itu secara tiba-tiba. Bukan Adam jika tidak obsesif pada Alya, Ia bahkan tidak ingin melepaskan gadis ini barang sedikit saja. Semakin kuat Adam memegangnya semakin Alya kesal dengan sedikit menaikkan nada bicaranya gadis itupun memekik."Daddy...." dengan itu Adam langsung melepaskan Alya. "Kenapa? Daddy nggak suka Aku clubbing?!" ujar Alya y
Happy ReadingSetelah mendengar kabar bahwa istri sugar Daddynya hamil, Alya terus berpikir dan bingung untuk pergi dari sini. Ia sudah berjalan terlalu sesat dan gadis ini juga merasa bahwa Ia sudah terperangkap. Belum lagi Daddy semakin ketat pada dirinya Alya merasa bahwa Daddy semakin obsesif pada dirinya. Malam itu, Alya merasa terperangkap dalam jaringan obsesi yang semakin rapat. Apartemen mewah tempatnya tinggal bersama sugar daddy-nya, menjadi saksi bisu dari pertarungan batin yang sedang dia alami.Adam yang semakin obsesif, terus memantau setiap gerak langkah Alya karena merasa gadis itu sudah berbeda akhir-akhir ini. Ponselnya selalu dipantau, percakapan dengan teman-temannya diawasi secara konstan, dan kehadirannya selalu dikontrol. Setiap tindakan kecil yang diambilnya menjadi bahan evaluasi bagi Adam.Dalam upayanya untuk mencoba melarikan diri dari cengkeraman obsesi ini, Alya merasa semakin terjebak. Meski merindukan kemerdekaan dan privasi, ketakutan akan kemarahan
Happy ReadingDi sisi lain, Adam semakin terperangkap dalam labirin obsesinya. Kehilangan kendali atas Alya memicu kemarahan dan frustrasi yang mendalam. Obsesinya membuatnya kehilangan pemahaman tentang batasan dan kenyataan. "Saya tidak bisa seperti ini," ujar Adam berbicara pada bawahannya. "Cepat cari terus keberadaannya!" perintah Adam seraya memijat kepalanya terasa pusing. Sementara itu, investigasi pribadinya terus berlanjut, membawanya ke ujung kota yang belum pernah dia jelajahi sebelumnya. Adam mendapatkan jejak Alya. Namun, saat Ia ingin pergi Amanda yang sedang dalam masa kehamilan itu membuatnya tidak bisa ke mana-mana. "Kenapa Nyonya?" tanya Adam yang sekarang berjalan masuk dengan cepat menuju ke lantai dua dimana keberadaan Amanda. "Perut Nyonya...emm anu Tuan." Pembantu itu berbicara dengan terbata membuat Adam tidak sabar dengan jawaban tersebut. "Apa?" tanya Adam yang geram sendiri. "Perutnya kesakitan Tuan," balas wanita itu lagi yang membuat Adam semakin c
Happy ReadingTiga bulan telah berlalu sejak Alya meninggalkan kehidupan Adam. Kota yang asing membuka lembaran baru dalam hidupnya. Di balik jendela apartemennya yang baru, Alya memandang jalan-jalan yang sibuk dengan orang-orang yang sibuk. Semuanya begitu berbeda, namun begitu menarik.Alya merasakan sentuhan udara yang berbeda, dan bau kopi dari kafe di seberang jalan menyapa hidungnya. Di dalam dirinya, ada campuran perasaan antara rindu pada kehidupan lama dan kegembiraan akan petualangan baru yang menantinya.Setiap langkahnya di kota ini membuka jendela ke dunia baru. Dia menjelajahi toko-toko yang penuh warna, mencoba makanan lokal yang eksotis, dan bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Meskipun kadang-kadang rasa rindu menyelinap, Alya menemukan kekuatan baru dalam kemandiriannya.Adam, di sisi lain, merasa kekosongan yang sulit diisi. Foto-foto Alya masih menghiasi dinding apartemen mereka, dan setiap sudut rumah penuh dengan kenangan. Setiap suara yang d
Happy ReadingBulan-bulan sebelumnyaAlya memandang layar ponselnya dengan ketegangan yang tak terucapkan. Pesan-pesan itu, sebaris kata-kata yang memuat ancaman dan kebencian, telah menciptakan badai dalam kehidupannya yang baru. Perasaan aman yang baru saja dia raih di kota asing seakan-akan hancur seketika.Setiap kali pesan baru muncul, ia merasakan getaran ketakutan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Bahkan dengan menutup ponsel, bayangan kata-kata itu masih menghantuinya, menempel seperti luka yang tak kunjung sembuh.Pesan tersebut menghancurkan keseimbangan mental yang baru-baru ini berhasil dia bangun. Alya, yang awalnya penuh semangat mengejar impian dan menemukan potensi diri, sekarang terkungkung oleh ketakutan yang tidak terlihat namun terasa nyata.Malam-malam sepi membawanya pada perjalanan pikiran yang gelap dan tak terduga. Ia mempertanyakan pilihan hidupnya, meragukan apakah keputusannya untuk pergi adalah langkah yang benar. Sesekali, dia mencari refleksi diri di ce
Happy ReadingBulan-bulan berlalu sejak Alya mengucapkan selamat tinggal pada perpisahan yang begitu berat baginya. Namun, seperti air mengalir di sungai yang tak pernah berhenti, waktu terus berjalan membawa perubahannya sendiri. Alya, dengan langkah kecil namun mantap, melangkah maju dalam perjalanan penerimaan diri.Pagi yang cerah menjadi saksi bagaimana Alya berkomitmen untuk memberikan waktu dan ruang yang tepat bagi dirinya sendiri. Dia menyadari bahwa proses penerimaan itu sendiri tidaklah instan, melainkan butuh waktu dan ketekunan. Dukungan dari teman-temannya dan keluarganya menjadi pendorong yang tak tergantikan, seperti angin yang meniupkan semangat pada layar perahunya.Alya mulai merenung, merangkai kembali memori-memori indah yang pernah dia miliki bersama orang-orang terkasih yang kini mungkin berada di tempat yang berbeda. Dia menyadari bahwa perpisahan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, seperti babak-babak dalam sebuah buku yang membentuk kisah keseluruha
Dalam ruang konseling yang tenang, Alya menemukan dirinya tenggelam dalam keputusasaan yang begitu mendalam. Ia menyadari bahwa saatnya untuk mengambil langkah berani, untuk menyelamatkan dirinya dari labirin emosional yang selama ini membelitnya. Dengan hati yang berdebar, Alya memutuskan untuk mencari bantuan profesional.Seorang konselor bijak menjadi tempat perlindungan tempat Alya bisa membuka hatinya yang terluka. Konselor ini, dengan penuh kesabaran, membantu Alya menggali lapisan-lapisan ketakutan dan trauma yang tertanam begitu dalam dalam dirinya. Bersama-sama, mereka menjelajahi jejak-jejak kegelapan yang selama ini menjadi beban berat di pundak Alya.Konseling menjadi ruang di mana Alya dapat berbicara tanpa takut dihakimi atau diabaikan. Setiap kata yang terlontar dari bibirnya menjadi sebuah terapi, meruntuhkan tembok emosional yang selama ini memisahkan dirinya dari kebahagiaan sejati. Dalam proses ini, konselor memandu Alya untuk melihat ke dalam dirinya sendiri, menem
Happy ReadingHari menjelang tahun baru, kegembiraan menyelinap di rumah keluarga besar Adam. Mereka berencana untuk mengadakan pesta tahun baru yang meriah sebagai cara untuk bersatu, berbagi kebahagiaan, dan menyambut awal tahun dengan penuh semangat. Adam dan Alya bersama Deniel, bersemangat mengatur segala persiapan untuk acara keluarga ini.Rumah besar keluarga Adam dipenuhi tawa, canda, dan keriuhan anak-anak kecil yang sudah tak sabar menanti pesta. Alya sibuk dengan hiasan dan memastikan meja makan dipenuhi dengan hidangan lezat. Adam membantu memeriksa sistem audio untuk memastikan musik tahun baru siap menghibur semua tamu.Sejak pagi, aroma masakan yang menggoda sudah mengisi seluruh rumah. Keluarga besar Adam, dari kakek nenek hingga sepupu-sepupu kecil, mulai berkumpul satu per satu. Suasana hangat dan akrab terasa begitu kental di rumah tersebut.Pukul delapan malam, lampu hias yang berkilauan menyala menerangi taman rumah. Meja makan dihiasi dengan penuh cinta, dan area
Happy ReadingPagi itu, sinar matahari menyinari rumah kecil keluarga Adam dan Alya. Deniel, yang berusia lima tahun, melompat-lompat di sekitar ruang tamu dengan pakaian serba warna yang membuatnya terlihat semakin ceria."Ayo, Deniel! Hari ini kita akan pergi ke taman," seru Adam sambil memasang sepatu kecil Deniel."Yaay! Taman!" seru Deniel penuh semangat.Alya tersenyum melihat kebahagiaan anak mereka. "Jangan lupa, kita bawa bekal ya, Nak."Setelah persiapan selesai, mereka berangkat menuju taman yang berjarak beberapa langkah dari rumah mereka. Sesampainya di sana, Deniel langsung berlari ke taman bermain, sementara Adam dan Alya menyiapkan tempat piknik."Deniel, hati-hati ya, jangan terlalu cepat," seru Alya sambil tersenyum.Adam mengeluarkan bekal dari tas piknik. "Ada sandwich favoritmu dan juga minuman kesukaanmu, Nak."Deniel mengangguk dengan riang. "Terima kasih, Daddy!"Semenjak memiliki Deniel Adam jauh lebih hangat dan ekspresif, laki-laki itu tidak pernah menunjukk
Happy ReadingSetelah hari-hari yang penuh dengan tanggung jawab dan keberhasilan, Adam dan Alya menyadari bahwa keintiman di antara mereka adalah fondasi dari kebahagiaan keluarga mereka. Meskipun kesibukan sehari-hari, mereka berdua sadar akan pentingnya menjaga api cinta mereka tetap menyala. Suatu malam, ketika anak-anak sudah tertidur pulas, Adam dan Alya menciptakan momen kebersamaan yang penuh dengan kelembutan dan cinta di antara seprai.Alya, setelah menyiapkan diri dengan lembut, mengintip dari pintu kamar mandi. Adam, yang sedang membaca buku di ranjang, menoleh dan tersenyum. "Kamu cantik sekali, Sayang," ucapnya dengan penuh kelembutan.Alya tersenyum dan mendekati ranjang. Mereka bertatapan sejenak, suasana kamar dipenuhi dengan getaran keintiman. Adam memberi isyarat untuk duduk di sebelahnya, dan mereka mulai berbicara tentang hari mereka, impian, dan juga rasa cinta yang tak pernah luntur.Tangan Adam dengan lembut mengelus rambut Alya, membawa mereka ke dalam dunia p
Happy ReadingHari itu, matahari terbenam dengan warna oranye yang lembut, melukis langit senja. Rumah Alya dan Adam terlihat hangat dengan lampu-lampu kecil yang menyala di dalamnya. Sebuah aroma masakan yang lezat bercampur dengan suasana damai, mengisi rumah tangga mereka.Alya, seorang wanita yang penuh kehangatan, sibuk memasak di dapur. Adam, suaminya, duduk di ruang tamu sambil membaca buku. Mereka saling tersenyum melewatkan pandangan mata, merasakan keharmonisan yang kian mengakar seiring berjalannya waktu.Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dengan keras, mengundang tawa kecil dari keduanya. Seorang bocah lelaki kecil berusia empat tahun dengan senyum ceria melompat masuk, membawa mainan truk kesayangannya."Mommy...Daddy, hari ini di taman,Deniel berteman dengan anak baru. Namanya Ben!" seru Deniel dengan semangat, matanya berbinar-binar.Alya tersenyum dan mendekati Deniel, membelai lembut rambut kecilnya. "Itu bagus, sayang! Kamu senang berteman baru, ya?""Ya, Mommy! Ben bila
Happy ReadingEsok harinya, Alya memutuskan untuk duduk bersama Deniel untuk berbicara tentang aturan di rumah. Dia memilih sudut ruang tamu yang nyaman, dihiasi dengan warna-warna cerah yang disukai Deniel."Mommy ingin berbicara dengan Deniel tentang sesuatu yang penting," ucap Alya sambil mengajak Deniel untuk duduk di dekatnya."Dengar, sayang, Mommy tahu Deniel ingin melakukan banyak hal yang menyenangkan. Tapi, ada aturan-aturan yang harus kita ikuti di rumah ini," kata Alya dengan suara lembut.Deniel mendongak, matanya penuh dengan keingintahuan. "Kenapa, Mommy? Deniel tidak suka aturan.""Mommy mengerti, sayang. Tapi, aturan itu ada untuk menjaga kita tetap sehat dan bahagia. Misalnya, kita makan makanan sehat agar tubuh kita kuat," jelas Alya sambil berusaha membuat Deniel memahami."Alya juga ingin bicara tentang Daddy Adam. Dia adalah kepala keluarga kita dan pantas mendapat penghargaan," ucap Alya sambil tersenyum padu pada Deniel."Daddy Adam memberikan banyak cinta dan
Happy ReadingDi pagi yang cerah itu, rumah mewah Alya terasa tenang dan teratur. Namun, keheningan itu segera terguncang ketika Deniel, si kecil yang berusia empat tahun, bangun dari tidurnya."Mommy! Ayo bangun! Deniel ingin main mobil-mobilan," teriak Deniel dengan penuh semangat, membuat Alya terbangun dengan tergesa-gesa."Aduh, sudah pagi ya, sayang?" Alya melirik jam di meja samping tempat tidurnya. "Deniel, kenapa begitu semangat sekali?""Karena Deniel sudah besar, dan besar artinya bisa melakukan apa yang Deniel mau!" jawab Deniel sambil tertawa riang.Meskipun penuh semangat, Deniel tidak segera bersiap-siap. Dia malah berlarian ke dapur, merusak ketertiban yang telah dibuat para pelayan."Mommy mau sarapan apa?" tanya Deniel seraya membuka lemari kue dan menyebabkan kerusakan di sana."Aduh, Deniel, tolonglah. Kita makan sarapan yang sudah disediakan pelayan, ya?" ujar Alya sambil berusaha membersihkan kekacauan. Namun pada akhirnya yang membersihkan kekacauan tersebut pel
Happy ReadingProses penyembuhan Adam menjadi perjalanan panjang yang penuh tantangan, tetapi setiap langkah yang diambil disertai oleh kekuatan tak terduga dan cinta yang tidak tergoyahkan. Alya, sebagai pendamping sejati, berada di samping Adam sepanjang waktu, memberikan dukungan tak terbatas dan cinta yang menghangatkan.Hari-hari di rumah sakit dan sesi-sesi pengobatan membentuk pola kehidupan mereka. Alya belajar tentang berbagai perawatan, menyesuaikan jadwal dan rutinitas keluarga sesuai dengan kebutuhan Adam. Deniel, yang menjadi sumber kebahagiaan di tengah ketegangan, membawa senyuman di wajah mereka sepanjang perjalanan.Dalam keterbatasan fisiknya, Adam menunjukkan tekad dan semangat juang yang menginspirasi. Ia memusatkan pikirannya pada pemulihan, berfokus pada setiap langkah kecil yang membawanya mendekati kesehatan yang optimal. Alya, sebagai pendukung utama, menjadi pilar yang tak tergoyahkan.Setiap kunjungan ke dokter membawa harapan dan kekhawatiran. Alya selalu m
Happy ReadingBulan telah berlalu sejak hari-hari misterius itu, dan sekarang Deniel, buah hati Alya dan Adam, merayakan ulang tahunnya yang pertama. Rumah mereka dipenuhi dengan tawa dan keceriaan, dihiasi dengan balon berwarna-warni dan hiasan khusus untuk merayakan momen istimewa tersebut.Alya dan Adam sibuk menyusun persiapan untuk pesta ulang tahun Deniel. Mereka berdua bekerja sama memilih kue ulang tahun yang indah dan mengatur dekorasi ruangan. Deniel duduk di kursi tinggi, tersenyum riang, tidak tahu bahwa hari ini adalah hari spesial baginya.Tamu-tamu mulai berdatangan, termasuk keluarga besar Adam dan kolega-kolega dari pekerjaan mereka. Suasana penuh kebahagiaan dan cinta, semua orang berkumpul untuk merayakan pertumbuhan dan kebahagiaan keluarga kecil ini.Ketika Alya membawa Deniel ke ruang tamu, sorotan mata dan senyum lebar menghiasi wajahnya. Deniel sendiri tampak antusias melihat keadaan baru di sekelilingnya. Alya memeluknya erat sambil berkata, "Selamat ulang tah
Happy ReadingSetelah memiliki bayi fokus Alya terbagi pada bayi Deniel sehingga Ia dan Adam sangat jarak sekarang melakukan hubungan intim ini. Bagaimana tidak Adam pulang sudah larut malam sedangkan Alya jam segitu baru saja tidur seharian mengurus bayi tidaklah mudah. Walaupun dibantu oleh para asisten Alya sembilan puluh persen Ia yang mengurus semuanya. Mulai dari memperhatikan keadaan sang bayi yang harus memenuhi kebutuhannya hingga asi booster yang harus terjaga. Malam ini Alya baru saja menyusui bayinya setelah itu Ia langsung tidur. Belum lama Alya terlelap Adam pun tiba dengan masih dibalut jas, rasa lelah Adam terbayarkan dengan melihat bayinya dan juga Alya. Setelah melihat sebentar bayi Deniel Adam langsung bergegas ke kamar mandi untuk mandi, tidak sampai sepuluh menit Adam keluar. Saat Ia baru ingin berganti pakaian Ia sudah melihat Alya berdiri seraya menggendong bayi mereka. Melihat pandangan itu membuat Adam semakin bersyukur sudah diberi keluarga kecil yang sanga