Share

Client tuan Formal 3

" lho katanya ke Hotel bintang 7 di ujung daerah sini tuan? Kok malah berhenti di restoran?" Tanya Sandra bingung karena client nya memberhentikan mobilnya di depan restoran tak kalah mewah.

 

" Saya ingat tadi anda tidak makan siang nona, nanti kalau anda jatuh sakit bukankah perusahaan anda akan menuntut?" 

 

" Gue emang laper sih, tapi..."

 

" Kenapa? "

 

" Gue gak suka makan di restoran, tuan Formal. Kalo elu pingin makan di restoran ya gak papa, tapi gue kagak ikut nih! Gue mau makan malam di warung pinggir jalan aja deh," jelas Sandra.

 

Sandra memang tidak suka makan di restoran apalagi kalau mewah seperti itu, dia lebih suka makan di warung pinggiran jalan, karena murah enak dan juga banyak.

 

" Baiklah, tolong beri tahu warung pinggir jalan mana anda ingin makan?"

 

" Ya elu makan disini aja gak papa, gue cari sendiri warung makan nya."

 

" Anda tidak mungkin jalan kaki kan nona?"

 

" Iya juga sih. Ya udah nanti habis anterin gue, elu langsung cus aja balik ke sini."

 

Sudah beberapa warung makan pinggiran jalan terlewati tapi tidak ada yang sesuai keinginan Sandra, karena menu yang dia cari belum kelihatan.

 

" Memangnya anda ingin makan apa ?" Tanya sang client melihat Sandra yang celingukan menatap warung-warung di pinggir jalan.

 

" Gue pengen Sate Kambing, tapi kok gak ada sih! Ya udah lah yang ada aja, tuh berhenti di warung depan sana! Gue mau makan Pecel Lele aja," jawab Sandra yang terlihat sedih tidak menemukan warung makan Sate Kambing kesukaanya.

 

Mobil pun di parkirkan pada tempatnya,  Sandra keluar dan menuju warung Pecel Lele itu, tanpa melihat client nya karena dia pikir pasti sang client akan segera kembali ke restoran mewah tadi.

 

" Bang, Pecel Lele nya 1 yak! Sama es teh anget nya bang," ucap Sandra pada penjual nya.

 

" Es teh anget? Es teh apa teh anget, neng?" Tanya penjual yang bingung mendengar pesanan Sandra.

 

" Es teh bang, tapi yang anget!"

 

" Gimana sih neng! Mana ada es yang anget?" Penjual semakin bingung.

 

" Yah si abang, tinggal teh panas kasih es batu dah!  Jadinya apa tuh? Es teh anget kan!" 

 

Mendengar Sandra, si penjual hanya terkekeh dan membuatkan pesanan pelanggan uniknya itu.

 

" Saya juga pesan menu yang sama dengan dia!" Ucap sang client yang ternyata mengikuti Sandra makan di pinggiran jalan.

 

Sandra yang melihat client nya pun heran.

 

" Yakin elu mau makan disini? "

 

" Sepertinya Pecel Lele enak, kenapa saya tidak mencoba!"

 

Sandra pun manggut-manggut saja, mereka duduk di meja yang masih kosong.

Tak menunggu waktu lama, Pecel Lele dengan nasi hangat beserta teh hangat sudah siap.

 

" Selamat makan!" Ucap Sandra pada client nya yang diam saja.

 

Tanpa memperdulikan sang client yang diam, Sandra dengan lahap memakan Pecel Lele nya, sungguh nikmat memang makan di warung pinggiran jalan seperti ini.

 

" Ayo makan! Keburu gue makan juga entar punya elu," goda Sandra yang kesal melihat client nya tidak memakan makanannya.

 

" Sok-sok an sih mau makan di pinggir jalan, mubazir kan itu jadinya. Sini deh buat gue aja! Tiga porsi aja mampu gue mah ngabisin makanan enak begini!"

 

Karena client nya masih diam saja memperhatikan Sandra yang lahap sekali akhirnya Sandra mencoel daging Lele ke sambal dan dengan sigap menyuapkan ke mulut client nya, sang client pun siap -tak siap membuka mulutnya.

 

Mata clientnya melotot atas apa yang di lakukan Sandra.

 

" Maaf ya tuan kalo saya lancang, tapi sayang banget kalo anda gak makan makanan yang sudah di pesan begitu, kasihan abang penjualnya tuh!"

 

Perlahan client itu mengunyah daging Lele yang sudah terlanjur masuk ke mulutnya, awalnya hanya pelan saja tapi lama-kelamaan cepat juga ngunyahnya.

Melihat gelagat client yang menikmati enaknya Pecel Lele itu Sandra tersenyum lebar.

 

" Enak kan? Hayok di makan lagi, nanti nyesel."

 

Dengan ragu client nya mau memakan makanannya, karena ini pertama kalinya makan di warung pinggiran jalan dan baru pertama kalinya juga makan dengan senikmat ini akhirnya lahap juga makan nya si client.

 

" Kenyang gue! Cuss lah kalo mau ke Hotel bintang 7 kata elu tadi," ucap Sandra setelah mereka selesai makan dan berada di mobil.

 

" Apakah setiap hari anda makan di warung pinggir jalan seperti tadi?"

 

" Iya, memangnya kenapa? Selain enak, murah dan kenyang itu juga membantu perekonomian kelas bawah. Enggak setiap hari juga sih, kadang-kadang gue masak sendiri kalo pas gak ada client sama sekali, jadi ya makan di warung nya cuman kalo pas nyelesain misi client plus kalo pas ada duit aja sih!" Terang Sandra yang masuk kategori curhat.

 

Client nya hanya menggangguk kan kepala saja, tanda mengerti.

 

" Kalo elu pasti setiap hari di masakin sama Chef pribadi kan? Gak heran sih gue sama orang kaya," tebak Sandra.

 

" Tidak juga, aku selalu masak sendiri. Makan di restoran pun hanya kalau sedang di luar saja."

 

" Kalo boleh tau, elu berapa lama pacaran sama Fio? Dan kenapa kok bisa Fio pergi gitu aja, bahkan dia mau ke Shanghai loh."

 

" Saya sejak kecil sudah bersama Fio, tapi dia selalu menolak kalau saya ajak menjalin hubungan, dia juga pergi karena aku sudah memberi tahunya kalau besok akan datang melamarnya," jelas client itu.

 

" Owh, kok elu bisa tau kalo Fio pergi karena elu mau lamar dia?"

 

" Iya, karena waktu saya tanya pada orang tuanya selalu tidak di beri tahu. Mereka bilang kalau aku tidak perlu mencari Fio apalagi menemuinya sebelum saya menikah."

 

" Lah, kenapa elu kagak nikah aja biar bisa ketemu lagi dengan Fio?"

 

" Tidak semudah itu, saya tidak mau nikah kontrak atau semacamnya hanya untuk memancing Fio kembali. Saya mencintai Fio sejak kecil setelah adik saya meninggal."

 

Sandra merasa ada yang aneh dengan penjelasan client nya, tapi entah apa dia juga tidak paham, biarlah! Toh sekarang mereka selangkah lebih dekat dengan Fio.

 

" Maaf tuan, tidak ada orang yang anda maksud di Hotel ini!" Jawab resepsionis ketika di tanya laki-laki itu.

 

" Terima kasih ya!" Ucap Sandra pada resepsionis dan kemudian pergi.

 

Wajah client nya terlihat murung dan putus asa.

 

" Sebaiknya kita kembali saja ke Hotel," pasrah si client.

 

" Baiklah, besok pagi kita langsung ke bandara Capung lagi aja, mudah-mudah seperti di film gagalin kepergian kekasih  dan misi ini selesai."

 

Sesampainya di Hotel mereka menginap, mereka langsung bersamaan naik lift. Di dalam lift pun hanya mereka berdua, dan hening! Tidak ada yang ingin berbicara karena lelah.

 

TING!

 

Lift terbuka, untuk saja kamar mereka tepat di dekat lift, jadi bisa langsung capcus masuk kamar. Bersamaan sepasang tamu di kamar 306 keluar.

 

" Fio?!" Ucap client Sandra yang sempat melihat sepasang tamu yang keluar dari dalam kamar sebelah nya.

 

Sang empu nama pun tak kalah kaget.

Sandra yang menyadari situasi tak jadi membuka pintu kamarnya.

 

" Kakak? Kakak kenapa di sini?" Tanya gadis muda berusia 22 tahun itu.

 

Jadi Fio memanggil nya kakak? Sekarang Sandra tau apa yang aneh dari cerita client nya tadi. Ya! Fio kabur dan tak mau di ajak memiliki hungungan oleh client nya karena Fio menanggap nya seorang kakak, tidak lebih! Mereka juga sudah kenal sejak kecil dan client bilang kalau dia mencintai Fio sejak adiknya meninggal. Bukankah si client belum tahu apa arti cinta sesungguhnya? Kemungkinan perasaan yang di miliki client Sandra adalah perasaan cinta pada seorang adik bukan cinta pria pada wanita!

 

" Aku kesini mencarimu," jawab laki-laki itu sembari mengeluarkan kalung yang sudah dia siapkan.

 

" Menikah lah dengan ku Fio!" Lanjut laki-laki itu.

 

" Kak, aku tidak mencintaimu layaknya pasangan! Aku mencintaimu sebatas kasih sayang adik pada kakaknya! Ku mohon kak mengerti perasaanku, kakak juga mencintai aku hanya sebatas adik, tidak lebih!" Jelas Fio ketika orang yang di panggil kakak olehnya.

 

" Tidak mungkin!" Elak laki-laki tak percaya pada perasaanya.

 

" Aku sudah punya pacar, aku mencintai dia layaknya wanita pada pria berbeda dengan aku mencintai kakak sebagai adik."

 

Ternyata pria muda yang keluar dari kamar 306 bersama Fio adalah pacarnya.

Laki-laki itu terdiam.

 

" Maaf kak, aku harus pergi! Jangan temui atau cari aku lagi kalau kakak belum mengerti dengan perasaan kakak!"

 

Fio yang sudah beruraian air mata menggandeng kekasihnya untuk segera pergi dari Hotel bintang 7 itu. Tinggal lah Sandra yang sedari tadi menonton dan client nya yang masih diam.

 

" Saya akan transfer uangnya beserta uang tip dan ongkos pulang ke rekening anda, misi nya sudah selesai, kan!"

 

" Tapi... Elu baik-baik aja ya kan?"

 

" Terimakasih tuan Formal! Kalau ada yang bisa di bantu silahkan hubungi admin SOLUTION OFFICE! SELAMAT MALAM!"

 

🥀🥀🥀🥀🥀

 

Lanjut gaesss judul misi baru. Masalah client apa lagi nih?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status