Share

MLMF 33

Penulis: nura0484
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kehamilan Aya berjalan lancar, coba lihat ekspresi bahagia Rifat.” Lila membuka suaranya membuat Tania dan Tina menatap kearah Rifat.

“Suami kamu pasti juga merasakan hal yang sama kalau tahu kehamilan kita baik-baik saja, lagian kenapa kamu heboh banget.” Tina memutar bola matanya malas membuat Tania tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

.

Lila mengerucutkan bibirnya “Aku bukan nggak senang malah senang banget lihat Rifat bahagia begitu.”

“Udah sana kerja nanti Pak Wijaya tanya hasilnya nggak tahu.” Tania melerai mereka berdua.

Tania memilih duduk di ruangan khusus yang biasanya digunakan untuk dirinya dan Tina saat bersama dengan anak-anak, Wijaya sengaja membuat ruangan ini untuk anak-anak karena tahu anak-anak akan ikut setiap kali Tania atau Tina ke kantor. Leo yang masih membutuhkan dirinya pasti ikut kemana saja Tania pergi, Nisa yang mengalami keterlambatan bicara juga bergabung bersama dengan mereka. Lucas, Rere dan Zee sudah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Love, My Future   MLMF 34

    Setiap bulan mereka pasti berkumpul, tanpa Bima dan Via yang sudah mulai sibuk dengan perusahaan di Singapore. Endi bersama dengan Rifat setelah menikah dengan Aya, walaupun membuat Via menatap kesal pada Rifat. Billy sempat ikut bersama dengan Via dan Bima, tapi Mili sudah mengambil kembali jadi mereka tidak pernah bertemu dengan Billy jika tidak ada Bima.“Udah besar ini perutnya.” Tania menatap Aya yang datang dengan perut besarnya.“Udah mau empat bulan.” Aya duduk disamping Tina. “Mas Rifat mau adain macam syukuran gitu nanti pas empat bulan, tapi katanya kalau dapat ijin cuti dari bos.”“Kamu ngomong gitu biar aku bantuin bilang sama bos?” Tania menatap sinis pada Aya yang hanya menganggukkan kepala dengan polosnya. “Kalau lihat kamu begini pasti provokatornya Mbak Lila atau Tina.”“Aku?” Lila menunjuk diri sendiri yang membuat Tania memutar bola matanya. “Bu bos terlalu berpikir negatif sama aku.” Lila berkata dengan wajah sedihnya.

  • My Love, My Future   MLMF 36

    Wijaya menjadi tidak tenang melihat Tania mendiamkannya, kejadian tadi pagi membuat Wijaya mendapatkan tatapan tajam dan tidak diajak bicara. Meskipun, tidak diajak bicara Tania tetap menyiapkan kebutuhannya dengan baik, hanya saja ada suatu hal yang kurang hari ini melihat Tania tidak mengajaknya bicara.“Mami marah sama papi?” suara Lucas membuat Wijaya menatap kearah mereka berdua.“Nggak, kenapa abang bisa mikir begitu?” tanya Tania dengan suara lembutnya.“Mami nggak ajak bicara papi, terus papi menatap mami dengan tatapan sedih.” Lucas menjelaskan dengan rinci membuat Wijaya dan Tania saling memandang satu sama lain.“Mami hanya lelah, abang nanti berangkat sama papi. Mami istirahat di rumah, nggak papa?” Lucas menganggukkan kepalanya “Nanti mami jemput.”“Ada sopir yang jemput, mami nggak perlu khawatir. Mami istirahat dan rawat Zee serta Leo dengan baik, pasti mami tidur malam sampai tubuhnya merah kena nyamuk begini.” L

  • My Love, My Future   MLMF 37

    Tania tidak bisa berkata apa-apa mendengar perkataan Wijaya, menatap Rifat yang hanya diam memang benar adanya. Tangannya dipegang Wijaya seakan menguatkan dirinya, Tania hanya diam tidak membuka suaranya sama sekali.“Apa aku harus....” “Tidak!” Wijaya memotong kata-kata Tania dan berkata dengan tegas. “Tidak ada bantahan dan jangan melakukan hal gila.” Wijaya memberikan tatapan peringatan. “Jangan jadi bodoh, cukup ikutin semua rencana kami.”Memilih tidak membantah dan memberikan pendapat, hanya saja melihat ekspresi wajah mereka berdua membuat Tania tidak tega sama sekali. Genggaman tangannya semakin erat membuat Tania membelai punggung tangan Wijaya dengan perlahan untuk sedikit menenangkannya, memilih keluar dari ruang kerja Wijaya dan bersama dengan anak-anak untuk menghilangkan pikiran tentang masalah yang Wijaya hadapi.“Itu bukan suatu masalah yang penting, jadi jangan terlalu dipikirkan.” Tania menatap Rifat yang berada disampi

  • My Love, My Future   MLMF 38

    “Semua tidak mudah.”Tania menghentikan langkahnya saat mendengar suara Devan, ingin tahu apa yang mereka bicarakan didalam ruang kerja Wijaya. Tania tahu jika mereka sedang membahas permasalahan baru dengan mantan mertuanya, dari dalam hati sebenarnya ingin membantu hanya saja Wijaya melarangnya, alasan mengenai larangan itu Tania sadar hanya saja kalau terlalu rumit seperti ini akan membuat media mereka akan semakin bermasalah.Media yang dimiliki oleh sahabatnya, Austin. Diberikan langsung pada Wijaya agar bisa dikembangkan dan tidak memiliki keturunan, menurut cerita yang Tania dengar media ini dibuat untuk Lila. Lila sendiri anak dari Yuta dan orang kepercayaan Austin, wanita yang membantu Austin dalam mengembangkan perusahaan media miliknya. “Kenapa depan pintu?” Devan mengerutkan keningnya.Tania menarik Devan agar ikut dengannya, mereka duduk disalah satu sofa ruang keluarga dengan tangan Tania memegang Devan. Menatap penuh selidi

  • My Love, My Future   MLMF 39

    GILASatu kata itu yang ada dalam dirinya saat ini, menyelesaikan masalah dengan bertemu mantan yang menjualmu. Tania tahu kalau Wijaya saat ini sedang menahan diri agar tidak emosi, bayangan Tania jika dirinya bertemu dengan Yudi semua akan selesai dengan baik, walaupun dalam dirinya yang lain tidak yakin jika ini semua berhasil.“Kamu yakin berhasil bertemu sama dia? Dia yang jual kamu loh.” Tina mencoba menyadarkan Tania.“Aku mengenal dia dengan baik, dia nggak akan melakukan itu kalau bukan keinginan orang tuanya.” Tania mencoba menjelaskan dari sifat Yudi yang selama ini dikenalnya.“Kamu hanya tahu dasarnya, kamu nggak melihat pengorbanan papa? Nggak sedikit loh uang yang dikeluarkan untuk melepaskan kamu dari mereka.” Tina mencoba sekali lagi.Tania sangat sadar dengan semua yang Tina katakan, semenjak kejadian itu dirinya belum bertemu dengan Yudi dan berbicara banyak. Kesempatan ini akan digunakan Tania sebaik-baiknya,

  • My Love, My Future   MLMF 40

    Suasana diantara mereka menjadi hening setelah Tania berkata seperti itu, memberikan tatapan datar dihadapan Yudi. Penampilannya memang banyak berubah, tapi Tania yakin jika Yudi masih memiliki perasaan dan pola pikir yang sama seperti dulu. Tania tidak salah dalam menilai pria yang ada dihadapannya saat ini, walaupun mereka sudah tidak bertemu selama beberapa waktu.“Kamu selalu nggak berubah dari dulu, langsung masuk kedalam poinnya.” Yudi tertawa dan menggelengkan kepalanya melihat Tania.“Kamu banyak berubah dari segi penampilan.” Tania membuka suara, “Aku yakin didalam dirimu tetap sama.”“Seyakin itu?” Yudi mengangkat alisnya mendengar kata-kata Tania. “Kamu nggak lupa kalau aku yang menjual kamu melalui Galih? Setidaknya aku bersyukur kamu bersama dengan pria tua yang sangat mencintai kamu, walaupun sejujurnya aku sempat takut kamu mendapatkan pria yang tidak baik-baik.” Yudi memandang lurus Tania dengan tatapan dalam. “Aku tahu tujuan dan mak

  • My Love, My Future   MLMF 41

    “Aku harap pertemuan ini menghasilkan.” Rifat membuka suaranya terlebih dahulu yang hanya diangguki Tania.Perjalanan mereka hanya keheningan, bertemu dengan Yudi membuatnya memikirkan keadaan pria itu. Banyak perubahan yang terjadi pada mantan suaminya, hal yang tidak pernah ada dalam bayangannya selama ini, perasaan sakit hati yang dilakukannya sudah tidak berdampak apapun. Berbeda jika pria yang bersamanya bukan Wijaya, andaikan Yudi melakukan seperti yang dilakukan keluarga dan istrinya bisa jadi Tania bukan seperti sekarang ini. Banyak hal yang membuatnya harus bersyukur setidaknya Tuhan masih menyayangi dirinya dengan bertemu Wijaya serta keluarganya, dalam hal ini anak-anak.“Aku mau beli sesuatu buat Lucas dulu, bisa?” Tania teringat titipan Lucas kapan itu. “Kalau kamu nggak keberatan.”“Apapun buat kamu kenapa nggak.” Tania menatap langsung kearah Rifat saat mengeluarkan kata-kata itu. “Kamu bosku jadi wajar kalau aku bicara begitu.” Rifat

  • My Love, My Future   MLMF 42

    Menggelengkan kepalanya saat melihat Wijaya duduk didepan bersama dengan anak-anak, Tania tahu kalau anak-anak hanya alasan untuk mendapatkan jawaban tentang pertemuannya dengan Yudi. Memilih menyapa anak-anak terlebih dahulu, lebih tepatnya karena Lucas berlari memeluk Tania yang diikuti dengan Zee berjalan pelan, sedangkan Leo berada di gendongan perawat dengan tangan kearah Tania.“Mami kenapa lama?” tanya Lucas membuka suaranya setelah melepaskan pelukan.“Mami sama Om Rifat sekalian beliin camilan abang sama papi, maaf kalau lama.” Tania memberikan tatapan menyesal kearah Lucas.“Terima kasih, Mami.” Lucas mencium Tania yang diikuti Zee.Mereka berlari kearah Rifat yang membawa kantong belanjaan, Tania berjalan kedalam untuk membersihkan tangannya sebelum menyentuh Leo. Salah satu kebiasaan yang selalu diterapkan pada siapapun jika ingin memegang bayinya, kembali melangkah keluar dan mendapati Wijaya sudah tidak berada di tempatnya, t

Bab terbaru

  • My Love, My Future   MLMF 122

    “Jadi kita tidak perlu mencari tahu tentang Mona lagi?” tanya Rifat setelah membaca surat yang Tania bawa.“Memang ketemu?” tanya Tania penasaran.“Menurutmu?” tanya Rifat malas.“Wow...hebat banget kamu!” Tania menepuk lengan Rifat pelan dengan bangga “Aku sudah bilang ke Wijaya kalau menolak semua rencana dia tentang kita.”Rifat menganggukkan kepalanya “Aku terserah apa katamu.”“Apa kamu nggak lebih baik mencari wanita lain?” tanya Tania hati-hati.“Melihat kamu sedih pas aku menikah sama dia? No! Aku tidak akan melakukan hal itu, aku akan menunggu dan bisa jadi kita tidak akan bersatu sama sekali, setidaknya Rey ada di tengah-tengah kita.” Tania tidak bisa mengatakan apapun, hidup mati seseorang tidak bisa ditebak sama sekali. Meninggalkan Wijaya dengan kondisi sakit seperti saat ini jelas tidak akan dilakukannya, beda cerita jika Mona ada disamping pria itu, tapi nyatanya wanita itu hanya menginginka

  • My Love, My Future   MLMF 121

    Proses penyembuhan Wijaya berjalan lambat, walaupun setidaknya sudah mulai ada perkembangan. Wijaya sudah tidak bisa melakukan aktivitas berat, selama beberapa bulan hubungan intim mereka berkurang. Tania tidak memikirkan itu semua, begitu juga dengan Rifat. Kata-kata Wijaya di rumah sakit sama sekali tidak dihiraukan Tania, tetap berada disampingnya dengan membantu semua kebutuhannya, tidak hanya Tania tapi juga anak-anak. Satu bulan setelah Wijaya keluar dari rumah sakit kabar duka hadir dimana Tina meninggalkan mereka selamanya, Wijaya semakin terpuruk dengan kehilangan Tina yang sudah dianggap sebagai anak sendiri. Devan memutuskan kembali setelah lama di Kalimantan, tinggal bersama dengan Emma yang sudah menjadi istri sahnya. Wijaya sudah merasa gagal menjaga Tina, membiarkannya melihat suaminya bersama dengan wanita lain, janjinya pada sahabatnya benar-benar tidak bisa dilaksanakan.Tari mencari rumah yang jaraknya tidak jauh dengan rumah Wijaya, membuat

  • My Love, My Future   MLMF 120

    “Semua akan baik-baik saja,” ucap Rifat menenangkan Tania dengan menepuk punggung tangannya pelan.“Aku jadi kasihan, melihat seperti ini membuatku tidak tega meninggalkan dia.” Tania menghembuskan nafas panjangnya.Waktu berjalan sangat lambat, kedua anak Wijaya sudah meninggalkan rumah sakit. Biasanya di saat seperti ini Tania akan ditemani Tina, tapi kondisi Tina semakin lama semakin menurun dan harus di rawat. “Apa perlu kita mencari Mona?” tanya Rifat hati-hati.“Entahlah, aku tidak peduli dengan keberadaannya sekarang.” Tania menjawab dengan tatapan kosong.“Rencana kita lebih baik...”“Aku sudah tidak memikirkan itu, sekarang yang ada didalam kepalaku adalah Wijaya sembuh.” Tania memotong perkataan Rifat.Keheningan menemani mereka, berdoa di dalam hati dilakukan Tania untuk Wijaya. Tidak siap jika Wijaya meninggalkan dirinya dan anak-anak, walaupun sebenarnya bisa saja hal itu terjadi. Tania tetap

  • My Love, My Future   MLMF 119

    Wijaya mengenalkan Mona pada rekan kerjanya, Tania memilih tidak hadir di setiap acara yang mengundang Wijaya. Alasan utama Tania tidak datang adalah bermain dengan anak Wijaya dan Mona yang bernama Gita, kehadiran Gita membuat anak-anak sedikit melupakan Sabi. Gita adalah pengganti Sabi, membuat dunia mereka kembali lagi. Mona sementara tinggal dalam satu atap dengan Tania, kamar yang di tempati adalah kamar yang dulu digunakan anak-anak pada saat kecil.“Kamu nggak berencana menikahi dia resmi?” tanya Tania saat Wijaya melepaskan penyatuan mereka.“Belum ada kearah sana.” Wijaya menjawab santai. “Sejauh ini aku masih adil sama kalian berdua.”“Aku yang merasa tidak baik-baik saja, Mona bisa merawatmu dengan baik jadi kamu bisa melepaskan aku.” “Melepaskan kamu?” tanya Wijaya dengan tatapan berpikir “Aku belum bisa.”Tania mengerucutkan bibirnya “Kamu benar-benar egois, aku tahu begini tidak akan mendukung atau membantumu saat

  • My Love, My Future   MLMF 118

    Mendatangi pengirim pesan dengan berbagai macam perasaan, sedikit terkejut ketika mendapatkan pesan tapi tetap berusaha untuk tenang. Menatap lingkungan sekitar dengan memastikan semuanya aman, menekan bel sebelum akhirnya yakin jika memang benar-benar aman.“Kamu datang juga, aku kira nggak akan datang.” Masuk ke dalam setelah diminta masuk, tidak menanggapi sama sekali perkataannya. Memilih masuk ke dalam dan duduk di tempat yang ada di ruangan, menatapnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.“Maaf, kalau aku tiba-tiba kabur.”“Apa alasanmu kabur? Kamu tidak memikirkan perasaan Wijaya, Mona?” Tania langsung bertanya semuanya.“Aku tahu kalau salah masuk ke dalam hubungan kalian, melihat bagaimana tatapannya padamu membuatku cemburu, harusnya aku tidak perlu memiliki perasaan itu karena sudah tahu dari awal jika hanya pelampiasan. Aku adalah salah satu wanita yang beruntung dinikahi Wijaya, bukan hanya melakukan hubungan inti

  • My Love, My Future   MLMF 117

    Kata-kata yang keluar dari bibir Wijaya membuat Tania tidak bisa berkata-kata, pembicaraan mereka terhenti dan tidak ada lanjutannya. Tania meminta Rifat mencari keberadaan Mona dan anak Wijaya, sampai sejauh ini belum mendapatkan jawaban sama sekali.“Kamu seakan sudah melupakan mereka,” ucap Tania saat Wijaya melepaskan penyatuan mereka.“Aku masih mencari bukan berarti dengan begini aku melupakan mereka, bagaimanapun Mona membawa darah dagingku.” Wijaya membaringkan badannya dengan menatap langit kamar.“Dia tidak akan melakukan hal-hal yang aneh, bagaimanapun anak yang dibawanya juga darah dagingnya.” Tania mengatakan untuk menenangkan Wijaya.Tania memeluk Wijaya dari samping yang membuat tubuh mereka saling bersentuhan, membelai tubuh Wijaya tanpa busana dan pelukan erat diberikan yang membuat Tania bisa merasakan detak jantung Wijaya.“Aku hanya takut sesuatu terjadi pada mereka.” Wijaya membuka suaranya.“Semu

  • My Love, My Future   MLMF 116

    Kelahiran anak Wijaya dengan Mona membuat Wijaya bahagia, anak perempuan dan melihat itu membuat Tania teringat kembali Sabi. Kebahagiaan tidak berlangsung lama saat mereka berada di rumah mendapatkan kabar jika Mona keluar dari rumah sakit dengan membawa bayi mereka, pada saat mendapatkan kabar memang waktunya mereka keluar dari rumah sakit.“Bagaimana bisa dia mikir buat....” Wijaya tidak bisa berkata-kata sambil mengusap kasar wajahnya.Tania hanya menepuk punggung Wijaya pelan, tidak tahu harus berbicara apa karena memang sama-sama terkejut. Awalnya Tania berpikir jika ini adalah salah satu trik Wijaya, tapi melihat reaksinya membuat Tania percaya jika memang Mona kabur bersama dengan anak mereka.“Kamu ada bayangan akan kemana dia?” tanya Tania yang hanya dijawab Wijaya gelengan kepala.“Dia itu nggak punya siapa-siapa.” Wijaya mengingatkan Tania.“Coba ke tempat kalian dulu atau tempat tinggal masa kecilnya.” Tania memberi

  • My Love, My Future   MLMF 115

    “CERAI!” Wijaya sedikit teriak mendengar permintaan Tania. “Win win solution,” ucap Tania santai. “Aku salah dan mengakui tapi sebelum kamu bertemu dengan Mona tidak ada permintaan gila ini.” Wijaya menatap tidak percaya dengan permintaan Tania yang baru saja keluar dari mulutnya “Kamu sudah tidak mencintaiku?” “Aku masih mencintaimu, melihat Mona mengingatkanku pada awal pertemuan kita.” “BEDA! KAMU DENGAN MONA BERBEDA! Kalian berbeda dan perasaanku pada kalian juga berbeda.” “Aku tahu, tapi...” “Tidak ada tapi, pembicaraan tentang permintaan kamu tidak akan pernah terjadi dan case close.” Wijaya mengatakan dengan nada datar. “Loh. Nggak bisa begitu!” Tania menatap Wijaya tajam “Kamu harus memenuhi permintaanku yang ini.” “Apa alasan kamu mau cerai? Rifat? Kalian sudah aku beri kesempatan bersama bahkan sampai anak, lalu sekarang kamu minta pisah?” Wijaya menatap Tania frustasi “Aku memang SALAH melakukan hal ini pada wanita lain, aku ng

  • My Love, My Future   MLMF 114

    Rifat hampir saja menghentikan mobil tiba-tiba mendengar pertanyaan Tania, mencoba tenang dengan tidak menjawab pertanyaannya. Tujuan mereka adalah rumah Rifat, tempat mereka bisa saling berbicara satu sama lain tanpa gangguan. Memasuki rumah dan langsung menutup pagarnya, tidak ada orang yang akan mengganggu mereka. Rifat sendiri tidak mempekerjakan asisten di rumah, masalah bersih-bersih orang tuanya mengirim asisten yang ada di rumah mereka. “Apa maksud pertanyaanmu itu? Tidak mungkin suami kamu setuju dengan ide gila itu.” Rifat langsung mengatakan apa yang ditahannya tadi. “Aku kan cerita tentang wanita tadi, jadi aku...” “Jangan mikir yang aneh-aneh,” potong Rifat langsung. “Artinya kalau aku cerai kamu tidak akan menikahiku?” tanya Tania dengan menatap dalam Rifat. “Sayang, aku akan tetap menikahi kamu nanti tapi jika Wijaya meninggal dunia.” Rifat memegang lengan Tania dengan memberikan tatapan dalam. “Lihat dia hamil buat aku jadi pen

DMCA.com Protection Status