Share

MLMF 40

Penulis: nura0484
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Suasana diantara mereka menjadi hening setelah Tania berkata seperti itu, memberikan tatapan datar dihadapan Yudi. Penampilannya memang banyak berubah, tapi Tania yakin jika Yudi masih memiliki perasaan dan pola pikir yang sama seperti dulu. Tania tidak salah dalam menilai pria yang ada dihadapannya saat ini, walaupun mereka sudah tidak bertemu selama beberapa waktu.

“Kamu selalu nggak berubah dari dulu, langsung masuk kedalam poinnya.” Yudi tertawa dan menggelengkan kepalanya melihat Tania.

“Kamu banyak berubah dari segi penampilan.” Tania membuka suara, “Aku yakin didalam dirimu tetap sama.”

“Seyakin itu?” Yudi mengangkat alisnya mendengar kata-kata Tania. “Kamu nggak lupa kalau aku yang menjual kamu melalui Galih? Setidaknya aku bersyukur kamu bersama dengan pria tua yang sangat mencintai kamu, walaupun sejujurnya aku sempat takut kamu mendapatkan pria yang tidak baik-baik.” Yudi memandang lurus Tania dengan tatapan dalam. “Aku tahu tujuan dan mak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Love, My Future   MLMF 41

    “Aku harap pertemuan ini menghasilkan.” Rifat membuka suaranya terlebih dahulu yang hanya diangguki Tania.Perjalanan mereka hanya keheningan, bertemu dengan Yudi membuatnya memikirkan keadaan pria itu. Banyak perubahan yang terjadi pada mantan suaminya, hal yang tidak pernah ada dalam bayangannya selama ini, perasaan sakit hati yang dilakukannya sudah tidak berdampak apapun. Berbeda jika pria yang bersamanya bukan Wijaya, andaikan Yudi melakukan seperti yang dilakukan keluarga dan istrinya bisa jadi Tania bukan seperti sekarang ini. Banyak hal yang membuatnya harus bersyukur setidaknya Tuhan masih menyayangi dirinya dengan bertemu Wijaya serta keluarganya, dalam hal ini anak-anak.“Aku mau beli sesuatu buat Lucas dulu, bisa?” Tania teringat titipan Lucas kapan itu. “Kalau kamu nggak keberatan.”“Apapun buat kamu kenapa nggak.” Tania menatap langsung kearah Rifat saat mengeluarkan kata-kata itu. “Kamu bosku jadi wajar kalau aku bicara begitu.” Rifat

  • My Love, My Future   MLMF 42

    Menggelengkan kepalanya saat melihat Wijaya duduk didepan bersama dengan anak-anak, Tania tahu kalau anak-anak hanya alasan untuk mendapatkan jawaban tentang pertemuannya dengan Yudi. Memilih menyapa anak-anak terlebih dahulu, lebih tepatnya karena Lucas berlari memeluk Tania yang diikuti dengan Zee berjalan pelan, sedangkan Leo berada di gendongan perawat dengan tangan kearah Tania.“Mami kenapa lama?” tanya Lucas membuka suaranya setelah melepaskan pelukan.“Mami sama Om Rifat sekalian beliin camilan abang sama papi, maaf kalau lama.” Tania memberikan tatapan menyesal kearah Lucas.“Terima kasih, Mami.” Lucas mencium Tania yang diikuti Zee.Mereka berlari kearah Rifat yang membawa kantong belanjaan, Tania berjalan kedalam untuk membersihkan tangannya sebelum menyentuh Leo. Salah satu kebiasaan yang selalu diterapkan pada siapapun jika ingin memegang bayinya, kembali melangkah keluar dan mendapati Wijaya sudah tidak berada di tempatnya, t

  • My Love, My Future   MLMF 43

    “Kenapa?” tanya Tania dengan suara lembutnya, memegang tangan Aya yang hanya diam.Aya hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Tania, pandangannya kosong yang semakin membuat Tania menatap penuh rasa khawatir. Suasana diantara mereka menjadi hening, tidak seakan menikmati kesunyian masing-masing dengan tatapan berbeda.“Aku pulang.” Aya melepaskan genggaman tangan Tania dengan berdiri langsung.“Nggak nunggu Rifat?” tanya Tania hati-hati yang dijawab dengan gelengan kepala. “Diantar supir kalau begitu.”Aya tidak menjawab apapun, Tania yang melihat itu memberi kode pada asistennya untuk memanggil supirnya dan mengantarkan Aya pulang. Berdiri didepan pintu mobil dengan tatapan kosong, tidak membuka suara membuat Tania semakin cemas dengan sendirinya.“Kamu mau aku temani?” tanya Tania kembali dengan hati-hati.“Temani aku di cafe sebentar.” Aya mengatakan dengan singkat

  • My Love, My Future   MLMF 44

    “Kamu akan cerita sama Rifat?” tanya Wijaya setelah Tania selesai bercerita.“Nggak, itu masalah mereka bukan aku.” Tania langsung menolak hal itu.“Kalau aku sebagai Rifat pasti akan marah sama kamu, lebih tepatnya kecewa karena kamu nggak memberitahukan semuanya ke aku.” Wijaya memberikan pendapatnya.“Aku hanya orang luar dalam hubungan mereka jadi nggak mungkin aku melakukan hal itu, apalagi aku bukan saudara mereka berdua.” Tania tetap dengan pendiriannya.”Rifat tidak akan berpikir pendek seperti itu, kamu pun juga sama nggak akan berpikir begitu. Rasa kecewa pasti ada, tapi kalian berdua akan berpikir secara logika dan memandang dari segala aspek.”Menghembuskan nafas panjang mendengar pembelaan dan perkataan Tania yang memang benar adanya, menatap Tania yang memainkan ponselnya membuat Wijaya menjadi kesal. Pembicaraan mereka dari tadi dan wanita ini sibuk dengan ponselnya, mengambil ponsel Tania dengan paksa membuatnya mendapatkan

  • My Love, My Future   MLMF 45

    “Ini cucuku.” Muklis membawa anak perempuan seusia Leo dan Zee.Tania tidak tahu kedatangan Muklis yang tiba-tiba membawa anak perempuan ke rumah, Tania menatap anak perempuan dengan gemas. Muklis tidak datang berdua, tapi juga membawa anaknya atau orang tua dari anak perempuan ini. Perasaannya saat ini tidak menentu, Wijaya pasti mengatakan sesuatu yang membuat Muklis dan anal serta cucunya datang kerumah.“Pak Muklis mau bicara tentang pekerjaan sama Pak Wijaya?” tanya Tina mengalihkan perhatian.Muklis menggelengkan kepalanya “Pak Wijaya bilang kalau Bu Tania penasaran sama cucu saya, jadinya saya bawa kesini.”Tina mengangkat alisnya mendengar jawaban Muklis, menatap Tania yang hanya mengangkat bahu tanda tidak tahu apa yang direncanakan Wijaya. Tania mengambil nafas panjang, mengajak cucu Muklis bergabung dengan anak-anaknya dan pastinya mengajak putri menantu Muklis masuk kedalam.“Zee.” Tania memanggil Zee yang sibuk deng

  • My Love, My Future   MLMF 46

    Suara barang yang dibanting terdengar sampai luar, anak-anak terkejut mendengar suara dalam ruang kerja Wijaya. Tania dan Tina saling memandang satu sama lain, mereka sama-sama tidak tahu apa yang terjadi didalam sana. Tania memilih berdiri dan menitipkan anak-anak pada asistennya yang ada bersama dengan mereka, diikuti Tina dibelakang mereka langsung membelalakkan matanya saat melihat beberapa kertas jatuh di lantai dan Rifat sedang mengambilnya dengan sabar. Tania dan Tina langsung melangkah kearah Rifat untuk membantunya setelah menutup pintu ruang kerja Wijaya, Devan bergabung bersama dengan mereka membantu Rifat. Wijaya sendiri hanya duduk dengan memejamkan matanya, beberapa kali Tania melirik kearah Wijaya yang seakan tidak sadar atas kehadirannya.“Ada apa? Suara kalian terdengar sampai luar dan anak-anak terkejut mendengar suara benda dibanting.” Tania membuat suaranya setelah berkas sudah rapi.Mengarahkan pandangan kearah Rifat yang menata lembar demi

  • My Love, My Future   MLMF 47

    “Kamu tanya gitu sama Rifat? Dalam kondisi kita yang seperti ini?” Wijaya menatap tidak percaya saat Tania menceritakan pertanyaannya pada Rifat.“Bibirku gatal dan akhirnya keluar kata-kata itu.” Tania mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.Wijaya menggelengkan kepalanya “Kalau gatal minta cium aku aja.”Tania mencibir perkataan Wijaya “Itu maunya kamu aja.”“Lebih baik daripada kamu buat keluarga yang baik-baik saja menjadi....” Wijaya tidak melanjutkan perkataannya membuat Tania memicingkan matanya “Bukan hal penting, tapi pastinya Rifat akan beetanya-tanya. Cuman aku yakin Rifat bisa professional nggak kaya Devan sama Bima.”“Mereka juga didikan kamu, bisa jadi sekarang juga karena kamu.” “Ada bedanya.” Wijaya menghembuskan nafas panjang.“Lalu ini gimana?” tanya Tania dengan khawatir.“Nanti aku bicara sama Rifat, tapi ada imbalannya.” Wijaya memainkan alisnya dengan menaik turunkannya.

  • My Love, My Future   MLMF 48

    Kerjasama tim yang luar biasa, hal tidak pernah Mili dapatkan saat menghadapi mereka. Tania tahu jika tidak boleh sombong, hanya saja saat ini merasa puas dengan kerjasama mereka semua, bukan artinya mereka akan tenang-tenang saja karena pastinya Mili tidak akan tinggal diam dengan semuanya.“Apa maksud dari perkataanmu saat itu?” suara Rifat membuat Tania terkejut.“Aku hanya bertanya tidak ada hal penting lainnya.” Tania menjawab dengan mencoba santai.“Apa yang kamu tahu tapi aku tidak tahu? Apa ini ada hubungannya sama Aya?” tembak Rifat langsung.Tania mencoba bersikap tenang, tidak mau terpancing dengan semua kata-kata yang Rifat katakan. Mengalihkan pandangan kearah anak-anak yang sibuk dengan permainannya, berusaha fokus pada mereka meskipun jantungnya berdetak sangat kencang.“Kalau memang tentang Aya pastinya kamu tahu lebih dulu daripada aku, pertanyaanku tentang temanku.” Tania membuka suara setelah menemukan jawaban

Bab terbaru

  • My Love, My Future   MLMF 122

    “Jadi kita tidak perlu mencari tahu tentang Mona lagi?” tanya Rifat setelah membaca surat yang Tania bawa.“Memang ketemu?” tanya Tania penasaran.“Menurutmu?” tanya Rifat malas.“Wow...hebat banget kamu!” Tania menepuk lengan Rifat pelan dengan bangga “Aku sudah bilang ke Wijaya kalau menolak semua rencana dia tentang kita.”Rifat menganggukkan kepalanya “Aku terserah apa katamu.”“Apa kamu nggak lebih baik mencari wanita lain?” tanya Tania hati-hati.“Melihat kamu sedih pas aku menikah sama dia? No! Aku tidak akan melakukan hal itu, aku akan menunggu dan bisa jadi kita tidak akan bersatu sama sekali, setidaknya Rey ada di tengah-tengah kita.” Tania tidak bisa mengatakan apapun, hidup mati seseorang tidak bisa ditebak sama sekali. Meninggalkan Wijaya dengan kondisi sakit seperti saat ini jelas tidak akan dilakukannya, beda cerita jika Mona ada disamping pria itu, tapi nyatanya wanita itu hanya menginginka

  • My Love, My Future   MLMF 121

    Proses penyembuhan Wijaya berjalan lambat, walaupun setidaknya sudah mulai ada perkembangan. Wijaya sudah tidak bisa melakukan aktivitas berat, selama beberapa bulan hubungan intim mereka berkurang. Tania tidak memikirkan itu semua, begitu juga dengan Rifat. Kata-kata Wijaya di rumah sakit sama sekali tidak dihiraukan Tania, tetap berada disampingnya dengan membantu semua kebutuhannya, tidak hanya Tania tapi juga anak-anak. Satu bulan setelah Wijaya keluar dari rumah sakit kabar duka hadir dimana Tina meninggalkan mereka selamanya, Wijaya semakin terpuruk dengan kehilangan Tina yang sudah dianggap sebagai anak sendiri. Devan memutuskan kembali setelah lama di Kalimantan, tinggal bersama dengan Emma yang sudah menjadi istri sahnya. Wijaya sudah merasa gagal menjaga Tina, membiarkannya melihat suaminya bersama dengan wanita lain, janjinya pada sahabatnya benar-benar tidak bisa dilaksanakan.Tari mencari rumah yang jaraknya tidak jauh dengan rumah Wijaya, membuat

  • My Love, My Future   MLMF 120

    “Semua akan baik-baik saja,” ucap Rifat menenangkan Tania dengan menepuk punggung tangannya pelan.“Aku jadi kasihan, melihat seperti ini membuatku tidak tega meninggalkan dia.” Tania menghembuskan nafas panjangnya.Waktu berjalan sangat lambat, kedua anak Wijaya sudah meninggalkan rumah sakit. Biasanya di saat seperti ini Tania akan ditemani Tina, tapi kondisi Tina semakin lama semakin menurun dan harus di rawat. “Apa perlu kita mencari Mona?” tanya Rifat hati-hati.“Entahlah, aku tidak peduli dengan keberadaannya sekarang.” Tania menjawab dengan tatapan kosong.“Rencana kita lebih baik...”“Aku sudah tidak memikirkan itu, sekarang yang ada didalam kepalaku adalah Wijaya sembuh.” Tania memotong perkataan Rifat.Keheningan menemani mereka, berdoa di dalam hati dilakukan Tania untuk Wijaya. Tidak siap jika Wijaya meninggalkan dirinya dan anak-anak, walaupun sebenarnya bisa saja hal itu terjadi. Tania tetap

  • My Love, My Future   MLMF 119

    Wijaya mengenalkan Mona pada rekan kerjanya, Tania memilih tidak hadir di setiap acara yang mengundang Wijaya. Alasan utama Tania tidak datang adalah bermain dengan anak Wijaya dan Mona yang bernama Gita, kehadiran Gita membuat anak-anak sedikit melupakan Sabi. Gita adalah pengganti Sabi, membuat dunia mereka kembali lagi. Mona sementara tinggal dalam satu atap dengan Tania, kamar yang di tempati adalah kamar yang dulu digunakan anak-anak pada saat kecil.“Kamu nggak berencana menikahi dia resmi?” tanya Tania saat Wijaya melepaskan penyatuan mereka.“Belum ada kearah sana.” Wijaya menjawab santai. “Sejauh ini aku masih adil sama kalian berdua.”“Aku yang merasa tidak baik-baik saja, Mona bisa merawatmu dengan baik jadi kamu bisa melepaskan aku.” “Melepaskan kamu?” tanya Wijaya dengan tatapan berpikir “Aku belum bisa.”Tania mengerucutkan bibirnya “Kamu benar-benar egois, aku tahu begini tidak akan mendukung atau membantumu saat

  • My Love, My Future   MLMF 118

    Mendatangi pengirim pesan dengan berbagai macam perasaan, sedikit terkejut ketika mendapatkan pesan tapi tetap berusaha untuk tenang. Menatap lingkungan sekitar dengan memastikan semuanya aman, menekan bel sebelum akhirnya yakin jika memang benar-benar aman.“Kamu datang juga, aku kira nggak akan datang.” Masuk ke dalam setelah diminta masuk, tidak menanggapi sama sekali perkataannya. Memilih masuk ke dalam dan duduk di tempat yang ada di ruangan, menatapnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.“Maaf, kalau aku tiba-tiba kabur.”“Apa alasanmu kabur? Kamu tidak memikirkan perasaan Wijaya, Mona?” Tania langsung bertanya semuanya.“Aku tahu kalau salah masuk ke dalam hubungan kalian, melihat bagaimana tatapannya padamu membuatku cemburu, harusnya aku tidak perlu memiliki perasaan itu karena sudah tahu dari awal jika hanya pelampiasan. Aku adalah salah satu wanita yang beruntung dinikahi Wijaya, bukan hanya melakukan hubungan inti

  • My Love, My Future   MLMF 117

    Kata-kata yang keluar dari bibir Wijaya membuat Tania tidak bisa berkata-kata, pembicaraan mereka terhenti dan tidak ada lanjutannya. Tania meminta Rifat mencari keberadaan Mona dan anak Wijaya, sampai sejauh ini belum mendapatkan jawaban sama sekali.“Kamu seakan sudah melupakan mereka,” ucap Tania saat Wijaya melepaskan penyatuan mereka.“Aku masih mencari bukan berarti dengan begini aku melupakan mereka, bagaimanapun Mona membawa darah dagingku.” Wijaya membaringkan badannya dengan menatap langit kamar.“Dia tidak akan melakukan hal-hal yang aneh, bagaimanapun anak yang dibawanya juga darah dagingnya.” Tania mengatakan untuk menenangkan Wijaya.Tania memeluk Wijaya dari samping yang membuat tubuh mereka saling bersentuhan, membelai tubuh Wijaya tanpa busana dan pelukan erat diberikan yang membuat Tania bisa merasakan detak jantung Wijaya.“Aku hanya takut sesuatu terjadi pada mereka.” Wijaya membuka suaranya.“Semu

  • My Love, My Future   MLMF 116

    Kelahiran anak Wijaya dengan Mona membuat Wijaya bahagia, anak perempuan dan melihat itu membuat Tania teringat kembali Sabi. Kebahagiaan tidak berlangsung lama saat mereka berada di rumah mendapatkan kabar jika Mona keluar dari rumah sakit dengan membawa bayi mereka, pada saat mendapatkan kabar memang waktunya mereka keluar dari rumah sakit.“Bagaimana bisa dia mikir buat....” Wijaya tidak bisa berkata-kata sambil mengusap kasar wajahnya.Tania hanya menepuk punggung Wijaya pelan, tidak tahu harus berbicara apa karena memang sama-sama terkejut. Awalnya Tania berpikir jika ini adalah salah satu trik Wijaya, tapi melihat reaksinya membuat Tania percaya jika memang Mona kabur bersama dengan anak mereka.“Kamu ada bayangan akan kemana dia?” tanya Tania yang hanya dijawab Wijaya gelengan kepala.“Dia itu nggak punya siapa-siapa.” Wijaya mengingatkan Tania.“Coba ke tempat kalian dulu atau tempat tinggal masa kecilnya.” Tania memberi

  • My Love, My Future   MLMF 115

    “CERAI!” Wijaya sedikit teriak mendengar permintaan Tania. “Win win solution,” ucap Tania santai. “Aku salah dan mengakui tapi sebelum kamu bertemu dengan Mona tidak ada permintaan gila ini.” Wijaya menatap tidak percaya dengan permintaan Tania yang baru saja keluar dari mulutnya “Kamu sudah tidak mencintaiku?” “Aku masih mencintaimu, melihat Mona mengingatkanku pada awal pertemuan kita.” “BEDA! KAMU DENGAN MONA BERBEDA! Kalian berbeda dan perasaanku pada kalian juga berbeda.” “Aku tahu, tapi...” “Tidak ada tapi, pembicaraan tentang permintaan kamu tidak akan pernah terjadi dan case close.” Wijaya mengatakan dengan nada datar. “Loh. Nggak bisa begitu!” Tania menatap Wijaya tajam “Kamu harus memenuhi permintaanku yang ini.” “Apa alasan kamu mau cerai? Rifat? Kalian sudah aku beri kesempatan bersama bahkan sampai anak, lalu sekarang kamu minta pisah?” Wijaya menatap Tania frustasi “Aku memang SALAH melakukan hal ini pada wanita lain, aku ng

  • My Love, My Future   MLMF 114

    Rifat hampir saja menghentikan mobil tiba-tiba mendengar pertanyaan Tania, mencoba tenang dengan tidak menjawab pertanyaannya. Tujuan mereka adalah rumah Rifat, tempat mereka bisa saling berbicara satu sama lain tanpa gangguan. Memasuki rumah dan langsung menutup pagarnya, tidak ada orang yang akan mengganggu mereka. Rifat sendiri tidak mempekerjakan asisten di rumah, masalah bersih-bersih orang tuanya mengirim asisten yang ada di rumah mereka. “Apa maksud pertanyaanmu itu? Tidak mungkin suami kamu setuju dengan ide gila itu.” Rifat langsung mengatakan apa yang ditahannya tadi. “Aku kan cerita tentang wanita tadi, jadi aku...” “Jangan mikir yang aneh-aneh,” potong Rifat langsung. “Artinya kalau aku cerai kamu tidak akan menikahiku?” tanya Tania dengan menatap dalam Rifat. “Sayang, aku akan tetap menikahi kamu nanti tapi jika Wijaya meninggal dunia.” Rifat memegang lengan Tania dengan memberikan tatapan dalam. “Lihat dia hamil buat aku jadi pen

DMCA.com Protection Status