Akhirnya ijab qobul itu terucap juga dari mulut Haidar setelah didampingi Yudha sebagai wali nikahnya dan salah satu ustad yang menjadi penghulu bagi pernikahannya dengan Shanum. Gadis itu sedari tadi hanya menunduk dengan wajah bersemu. Ditambah beberapa orang saksi yang tidak lain adalah salah satu sahabatnya, Keanu dan salah satu perawat dirumah sakit ini.
Keanu tampak terdiam memperhatikan Haidar dengan tatapan kosongnya saat mengucapkan ijab qobul yang sacral itu. Ia sebenarnya juga sudah tau yang sebenarnya tentang pernikahan siri yang dilakukan sahabatnya ini. Apalagi karena tiba-tiba Haidar menelponnya hanya untuk kemari dan ternyata malah menjadi saksi pernikahan sirinya. Karena pria itu memang sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain hanya saudara-saudara jauh dan dirinya sebagai sahabatnya sejak kecil. Sayangnya walau mereka satu profesi tapi Keanu praktek di ibukota, rencananya Haidar pun akan pindah kerja kesana karena Sofia, kekasih sekaligus calon istrinya tinggal disana. Tapi sekarang? Pria itu malah menikah dengan sahabatnya sendiri yang juga Keanu kenal baik. Ditambah ia pun juga mengenal almarhum kakak Shanum, Haikal. Mereka bertiga bersahabat sejak kecil.
Sayangnya Haikal meninggal saat kecelakaan waktu menjelang OSPEK kampus mereka dulu. Haikal juga harusnya menjadi dokter seperti mereka, sayangnya takdir berkata lain. Ia meninggal saat mengajak sang Ibu untuk mencari kebutuhan kampusnya. Saat itu Shanum masih SMP. Sejak saat itu sampai sekarang Keanu dan Haidar selalu menjadi teman sekaligus kakak bagi Shanum. Sampai akhirnya Shanum lulus menjadi dokter dan sekarang menjadi dokter umum di rumah sakit ini. Sementara Keanu menjadi dokter spesialis anak dan Haidar sebagai dokter spesialis penyakit dalam.
Keanu juga mengenal Sofia, kekasih Haidar sejak pria itu masih menjalani kuliah spesialis. Setau Keanu, Haidar mengenal Sofia dari social media hingga mereka akhirnya dekat dan berhubungan serius bahkan akan menikah bulan depan. Keanu juga tau jika Haidar sangat mencintai Sofia, lantas kenapa dia malah seperti ini sekarang? Ia butuh penjelasan.
"Ayah! Ayah!" Shanum tiba-tiba berteriak saat tubuh sang Ayah tiba-tiba menegang dan mesin EKG berbunyi dengan gambar garis lurus pada layarnya.
Haidar segera beranjak dan mengecek kondisi tubuh mertuanya itu namun sayang, detak jantung dan denyut nadinya sudah tidak terasa.
Shanum terus mengguncang-guncangkan tubuh Yudha, berharap ada keajaiban datang. Tangisannya begitu pilu terdengar." Ayah! Jangan pergi! Shanum gak punya siapa-siapa lagi disini!" ia memeluki tubuh ayahnya yang terasa dingin.
Haidar memegangi pundak Shanum dan menarik gadis itu dari ayahnya," sudah. Kamu jangan seperti ini. Kasihan ayah kamu. Dia sudah tidak sakit lagi sekarang."
Shanum menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tangisan yang semakin menjadi." Gak! Ayah pasti hanya tidur. Dia gak mungkin tega ninggalin aku sendirian."
"Ada aku dan Haidar. Kamu gak akan sendirian disini. Kami akan menjaga kamu," ucap Keanu yang ikut berusaha menenangkan Shanum. Gadis yang berumur lima tahun lebih muda dari mereka itu tampak begitu rapuh. Membuat Keanu sedikit tau kenapa Haidar sampai mau menikahi gadis yang sekarang hidup sebatang kara ini. Keanu tidak ingin banyak ikut campur, toh sahabatnya sudah dewasa. Dia pasti tau cara menghadapi masalah hidupnya sendiri.
..............
Usai pemakaman, Haidar membawa Shanum ke apartemennya. Pria itu membawakan koper milik istrinya untuk dibawa kesana, pindah dari rumah peninggalan ayahnya. Shanum bilang ia tidak sanggup tinggal di rumah yang penuh dengan kenangan itu. Ia takut dirinya malah semakin rapuh karena terus mengingatnya. Toh mereka juga sudah menikah walau hanya secara siri. Jadi sah-sah aja kan tinggal bersama?
"Aku menikahi kamu hanya karena pesan dari Om Yudha," ucap Haidar saat Shanum tengah membereskan baju-bajunya. Membuat gadis itu menghentikan aktifitasnya dan menatap ke manik mata suami yang berdiri dibelakangnya." Kamu tau aku akan menikah dengan Sofia bulan depan."
Kata-kata itu cukup menyayat hati Shanum. Meski sejak awal ia tau Haidar telah memiliki kekasih dan tentu sangat mencintainya. Ia dengan rela menerima pria itu sebagai suaminya. Lantas apakah sekarang hatinya akan kuat mengetahui dirinya benar-benar harus berbagi Haidar pada wanita lain? Tapi ia juga tak bisa mengelak apalagi membantah. Selain sekarang dirinya harus berbakti pada suaminya, ia juga tak berhak mengatur kehidupan Haidar setelah apa yang harus pria itu tanggung atas permintaan ayahnya. Pasti bukan hal mudah bagi Haidar menikahinya kemarin padahal dia akan menikahi kekasihnya bulan depan. Pasti pria itu sangat bimbang dan terbebani.
"Kamu tau aku sangat mencintai Sofia. Tapi aku tidak bisa menolak permintaan Om Yudha."
Shanum sangat tau soal perasaan Haidar. Perasaan Haidar yang tak pernah bisa ia miliki sejak dulu karena pria itu hanya menganggapnya sebagai adik saja. Tidak lebih. Tidak perlu Haidar tekankan, ia tau perasaan pria itu pada kekasihnya. Sementara dirinya sekarang? Hanya sebuah pernikahan siri sebagai bentuk bakti Haidar pada sahabat yang telah merawat almarhum ayahnya dulu.
Shanum kemudian mengangguk pelan kemudian menelan ludahnya sendiri," aku tau." Suaranya terdengar parau.
"Sofia tidak boleh tau soal hubungan kita. Aku tidak ingin menyakitinya."
Dan aku? Shanum membatin sedih. Jika Haidar selalu menjaga perasaan Sofia sejak dulu, lantas apakah Haidar pernah sekali saja menjaga perasaannya? Walau memang dia tidak tau jika Shanum mencintai pria yang juga sahabat almarhum kakaknya itu. Dan sekarang, Shanum kembali harus merasakan luka ketika Haidar pasti akan menutupi pernikahan mereka dari semua orang terutama Sofia dan pria itu akan tetap menikahi kekasihnya seperti rencana awal.
"Untuk tanggung jawabku, aku akan tetap melakukannya. Aku akan memberimu uang bulanan. Tapi untuk cinta apalagi kebutuhan batin ... maaf. Aku tidak akan pernah bisa melakukannya. Kamu tau aku selalu menganggapmu sebagai adikku sendiri sejak Haikal meninggal." Suara itu kembali melukai hati Shanum dengan perlahan.
"Lalu ... kamu jadi pindah dinas ke Ibukota?" tanya Shanum yang tau rencana Haidar untuk pindah praktek dirumah sakit kota tempat Sofia tinggal.
"Tentu saja." Haidar mengangguk," aku hampir menyelesaikan berkas-berkas kepindahanku. Dan kamu tetap disini."
Shanum menatap Haidar dengan nanar." Jadi aku akan sendirian disini?" tanyanya dengan jawaban yang jelas ia ketahui. Apa ini? Ia bahkan berani berharap jika Haidar akan menemaninya disini padahal pria itu akan menikahi Sofia bulan depan. Dasar bodoh!
"Mungkin sebulan sekali aku akan mengunjungimu. Selebihnya, tolong mengertilah. Aku juga punya kebahagiaan yang harus aku jalani."
Lalu aku? Apa aku tidak punya kebahagiaan? Shanum membatin miris. Ia sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini dan sekarang ia harus terikat dengan pria yang sama sekali tidak mencintainya. Sakit? Tentu saja.
"Dan jangan pernah menghubungiku jika aku tidak menghubungimu lebih dulu," tukas Haidar lagi yang hanya ditanggapi anggukan lemah dari gadis didepannya.
Ayah, tidak ada pria yang bisa mencintaiku sebesar kamu mencintaiku.
Keanu menatap Haidar yang sejak tadi terdiam sambil mengaduk-aduk kopi di cangkirnya. Tatapan sahabatnya itu kosong dan terkadang dia menghela nafas berat seolah ada beban yang begitu besar didalam dadanya."Lo manggil gue kesini ternyata buat jadi saksi pernikahan siri lo sama Shanum?" Keanu meminta penjelasan. Pria berambut hitam pekat dengan mata agak sipit itu mengerutkan keningnya." Terus pernikahan lo sama Sofia gimana?""Tetap berjalan. Memangnya harus bagaimana lagi?" jawab Haidar santai kemudian mengangkat cangkir didepannya dan menyesapnya perlahan. Aroma kopi itu cukup menenangkan dirinya saat ini."Sofia gak tau kan?" tanya Keanu lebih ke sebuah pernyataan."Jangan sampai dia tau. Gue gak mau dia terluka. Selama hampir lima tahun hubungan kami, aku tidak pernah menyakitinya. Hatinya pasti hancur.""Lalu Shanum? Kamu pikir hatinya dia gak hancur?" Keanu sedikit muak dengan ke
Sofia terus berceloteh soal kegiatannya selama LDR dengan Haidar. Wanita itu juga menunjukkan design-design undangan pernikahannya pada Haidar. Meskipun pria itu meminta mengirimnya lewat ponsel tapi Sofia tetap menunjukkannya secara langsung."Aku sih suka warna biru muda dan silver ini. Kamu gimana?" tanya Sofia sambil menunjukkan undangan pilihannya."Bagus juga. Aku sih setuju aja."Sofia mengerucutkan bibirnya." Kamu selalu setuju. Gak asik!" Wanita itu protes.Haidar tertawa," iya maaf." Ia mengulurkan tangannya dan mengusap kepala Sofia dengan lembut." Tapi kan kamu paling pintar memilih paduan warna. Lalu gimana soal prewedding kita?" Haidar mengalihkan pembicaraan."Aku ambil tema alam aja. Rencananya sih di gunung gede. Kan view disana bagus." Sofia kembali bersemangat menceritakan rencananya. Ia sangat bermimpi memiliki pernikahan impian dengan segala decorasi sesuai keinginannya. Ia ingi
Setelah makan siang bersama, Keanu mengantar Shanum kembali ke ruangannya. Mereka berdua hanya mengobrol ringan karena Shanum juga akan segera memulai prakteknya kembali."Besok hari terakhir aku disini. Mau nemenin jalan-jalan gak?""Haidar?" tanya Shanum yang merasa tidak enak. Suaminya itu melarangnya untuk menghubungi duluan sementara ia merasa tetap harus menjadi istri yang baik dengan selalu meminta ijin ke suami kemana pun. Tapi bagaimana ia bisa menghubunginya jika Haidar saja melarangnya?"Aku akan menghubunginya nanti. Dia pasti gak keberatan."Shanum akhirnya mengangguk," baiklah. Besok aku libur kok.""Kebetulan." Keanu tampak senang." Besok kita akan bersenang-senang. Gak enak tau liat muka kamu yang lecek kayak cucian belum disetrika itu."Wajah Shanum memerah," ih! Udah sana pergi. Aku mau kerja lagi."Keanu tertawa," oke. Selamat bekerja
Setelah liburan bersama, Keanu kembali ke Jakarta menggunakan kereta api. Shanum mengantar pria itu sampai ke stasiun. Pria itu mengusap puncak kepalanya seperti biasa dan tersenyum hangat. Perasaan Shanum terasa nyeri karena setelah Keanu pergi, ia akan benar-benar sendirian disini. Ia harus menjalani kehidupannya seperti biasa tanpa orang-orang terdekatnya. Rasanya begitu hampa."Nanti kapan-kapan aku kesini lagi dan kita jelajahi kota Solo. Jangan kerja mulu!" ucap Keanu sebelum masuk ke stasiun."Baiklah. Hati-hati.""Aku pergi dulu. Assalamualaikum.""Waalaikumsalam." Shanum melambaikan tangannya sampai sosok Keanu tak terlihat lagi. Gadis itu menghela nafasnya sejenak. Rasa hampa itu kian terasa. Ia menunduk membiarkan air matanya terjatuh. Tidak bisa. Ia tidak bisa begini terus. Ia harus terbiasa sendiri disini. Jika tidak, Shanum akan lemah. Ia memegangi dadanya sendiri yang te
"Wah! Keanu. Apa kabar?" sapa Sofia dengan nada hangat, sehangat senyumnya sambil menyalami sahabat Haidar itu." Udah lama ya gak ketemu."Walau satu kota dengan Sofia tapi Keanu memang tidak pernah bertemu kekasihnya Haidar itu kecuali mereka janjian seperti ini. Memang tak jarang Haidar mengajaknya bertemu Sofia saat dia berkunjung ke Jakarta setiap bulan. Katanya sekalian ketemu sahabat, takut Keanu merasa Haidar pilih kasih jika dia hanya bertemu Sofia sementara sahabatnya sendiri tidak ditemui. Pede banget memang Haidar itu. Siapa juga yang mau bertemu dengannya?"Kenapa Keanu yang disapa duluan?" tanya Haidar pura-pura tersinggung. Sofia langsung memeluk lengannya dengan manja." Kamu kan udah aku sapa dari kemarin-kemarin, sayang."Keanu memutar bola matanya. Hampir setiap bulan ia menjadi obat nyamuk diantara Haidar dan Sofia. Hanya tiga bulan ini Keanu sibuk dengan prakteknya jadi tidak sempat
Tiara membawakan minuman serta cemilan ke ruang tamunya. Ia memang menyewa rumah kontrakan kecil selama bekerja. Sebenarnya ada beberapa kamar dirumah ini dan teman-teman yang satu profesi dengannya ditempatnya bekerja juga tinggal disini. Hanya sekarang mereka sedang dinas sampai malam. Sementara ia sedang kebagian libur karena dokter Keanu juga sedang cuti dan ia memang biasa mendampingi dokter anak itu saat praktek dirumah sakit. "Diminum dulu, mbak. Maaf ya ala kadarnya," ucapnya dengan sopan sambil meletakkan nampan dimeja depan Shanum.Shanum tersenyum kecil," gak apa-apa kok. Aku yang harusnya minta maaf karena ngerepotin.""Gak kok. Aku malah senang ada teman tidurnya nanti malam." Kata Tiara dengan senyuman ramahnya." Oh iya, Keanu sering cerita loh tentang kamu.""Benarkah?" tanya Shanum sembari mengambil secangkir teh dan menyeruputnya sedikit. Tiara mengangguk," iya pokoknya dia banyak ceri
Usai solat isya, Shanum dan Keanu duduk di salah satu di salah satu pedagang sekuteng. Keanu memesan dua mangkuk sekuteng dan dua buah jagung bakar disana lalu menikmatinya bersama Shanum.Mereka berdua makan dalam diam. Shanum menatap hamparan kebun teh di hadapannya serta menikmati semilir angina yang menyentuh kulitnya. Keanu melepaskan jaket yang ia kenakan dan menyampirkannya di punggung Shanum." Disini dingin, gak seperti di Solo apalagi Jakarta. Nanti kamu bisa masuk angin.""Terimakasih, Mas.""Tidak masalah. Bagaimana perasaan kamu sekarang? Sudah lebih baik?"Shanum mengangguk pelan lalu menyendok sekuteng dan memasukkan ke mulutnya. Kuah jahe dari sekuteng ini langsung menghangatkan tenggorokannya. Ia menghela nafas dan terlihat sedikit kepulan uap efek udara yang dingin keluar dari mulutnya. "Gak sabar untuk kembali dan menjalani hari seperti biasa," ucapnya seraya tersenyu
Setelah jam prakteknya selesai, Shanum keluar dari ruangannya setelah Husna selesai menyimpan semua data pasien dan memastikan sudah tidak ada pasien lagi yang menunggu. Hari ini Shanum memang hanya praktek sampai siang saja.Saat di luar ruangannya, Shanum melihat Abizar sudah duduk menunggu di kursi pasien. Wajah pria itu terangkat dan langsung menatap Shanum dengan senyuman. Seolah pria itu memang sedang menunggunya. "Hai." Abizar beranjak dan menghampiri Shanum.
Sekembalinya Shanum dan Abizar dari Solo. Mereka pun mulai sibuk dengan persiapan pernikahan mereka lagi.Shanum diajak Jasmine untuk ke salon demi menjalani perawatan wajah dan tubuhnya. Shanum merasa seperti bersama Ibunya sendiri. Jasmine terlihat sangat menyayanginya seperti Ibunya dulu menyayanginya.
Setelah proses panjang dan sedikit percekcokan biasa akhirnya akan terbayarkan dengan pesta pernikahan yang sudah disiapkan sedemikian rupa. Dan tanpa terasa minggu depan adalah hari yang Shanum tunggu-tunggu. Yaitu pernikahannya dengan Abizar.Undangan pun sudah disebar, gedung sudah dipesan juga makanan-makanannya. Seserahan sudah dipesan. Hanya tinggal mempersiapkan diri saja.
"Mom. Dad." Abizar memeluk kedua orangtuanya saat mereka bertemu di stasiun." Gimana perjalanannya?""Lancar kok. Udah lama gak naik kereta api," ucap Jasmine sambil menyelipkan anak rambutnya yang keluar dari jilbabnya." Shanum. Sini sayang." Ia merentangkan tangannya pada Shanum.Shanum tersen
Esoknya Keanu dan Tiara berangkat ke Singapore untuk bulan madu mereka. Tadinya Tiara ingin di Indonesia saja bulan madunya seperti di Bali atau Lombok tapi kata Keanu, pria itu sekaligus akan mengunjungi adiknya yang sedang kuliah di sana. Jadi sekalian liburan dan mengunjungi adiknya juga. Karena Denis, adiknya Keanu tidak bisa menghadiri pernikahannya dikarenakan kesibukan adiknya yang sedang menjalani ujian di kampusnya. Keanu memaklumi dan tidak memaksakannya.Saat ke Bandara pun Keanu dan
Setelah foto prewedding dengan background sunset. Abizar mengajak Shanum untuk candle dinner di cafe yang sama. Shanum baru sadar jika bagian dalam cafe sudah didecor sedemikian rupa dengan sangat manis. Apalagi di bagian outdoornya. Ada satu meja bulat dan lebar di tengah dengan dua kursi yang berhadapan.Di sana sudah tersaji makanan dan minuman serta tak lupa lilin aromatik di bagian tengahnya. Langit yang sudah gelap membuat cahaya lilin itu berpancar jelas. Juga harum dari aroma lilinnya membuat Shanum tenang. Suara desir
Pagi-pagi sekali Shanum sudah siap untuk berangkat ke Bandung. Ia tinggal menunggu jemputan saja. Rencananya Abizar dan Keanu akan membawa mobil mereka masing-masing. Jadi nanti Shanum akan satu mobil dengan Abizar dan Haidar dengan Keanu. Shanum sih tak mempermasalahkannya.Shanum menyiapkan baju terbaiknya untuk bertemu dengan kedua orangtua Abizar nanti sekaligus calon mertuanya, itu pun jika kedua orangtua Abizar menerimanya.
Dalam perjalanan menuju Jakarta, Abizar tak bisa berhenti tersenyum ketika bayangan Shanum melintas di kepalanya. Ia sudah membayangkan Shanum akan tersenyum menyambutnya nanti. Ia tak sabar untuk memberitahu wanita itu soal berita baik untuk mereka. ia sudah mendapat restu untuk membawa Shanum menemui kedua orangtuanya setelah permasalahannya dengan keluarga Denaya sudah usai. Denaya pun malam itu juga kembali ke Jakarta meski kedua orangtuanya sudah menawari mereka untuk menginap. Tapi mereka menolak, mungkin terlanjur malu. Denaya pun tak banyak bicara dan dia diputuskan untuk melanjutkan KOAS di rumah sakit lain yang sepertinya akan di luar kota demi menutupi aibnya yang sedang hamil. Tentu saja bersama Richardo. Mungkin itu dilakukan kedua orangtua Dena
Denaya melirik Richardo yang sekarang duduk di sampingnya. Tadinya ia berharap jika pria ini tidak mau datang setelah ia hubungi dan menceritakan semua masalah yang terjadi dalam keluarganya. Tapi nyatanya pria itu malah datang dengan gayanya yang seolah sebagai seorang pahlawan. Padahal masalah ini ada karena dia.Setelah pembicaraan singkat dengan ayahnya, Richardo bilang dia memang berniat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan siap menikahi Denaya secepatnya. Tapi yang menghalangi adalah perjodohan yang sedang Denay
Keesokan harinya setelah Haidar mengabarkan ke Shanum soal mediasi yang akan dilakukan dari pihak kepolisian nanti sore, Keanu dan Haidar pun menjemput Shanum di apartemennya. Mereka pun pergi bersama-sama ke kantor kepolisian.Di sana Kinara dan kedua orangtuanya sudah berada di dalam sebuah ruangan khusus untuk mediasi antar pelapor dan yang terlapor. Kinara menatap sinis saat Shanum, Keanu dan Haidar masuk ke dalam ruangan.