"Wah! Keanu. Apa kabar?" sapa Sofia dengan nada hangat, sehangat senyumnya sambil menyalami sahabat Haidar itu." Udah lama ya gak ketemu."
Walau satu kota dengan Sofia tapi Keanu memang tidak pernah bertemu kekasihnya Haidar itu kecuali mereka janjian seperti ini. Memang tak jarang Haidar mengajaknya bertemu Sofia saat dia berkunjung ke Jakarta setiap bulan. Katanya sekalian ketemu sahabat, takut Keanu merasa Haidar pilih kasih jika dia hanya bertemu Sofia sementara sahabatnya sendiri tidak ditemui. Pede banget memang Haidar itu. Siapa juga yang mau bertemu dengannya?
"Kenapa Keanu yang disapa duluan?" tanya Haidar pura-pura tersinggung.
Sofia langsung memeluk lengannya dengan manja." Kamu kan udah aku sapa dari kemarin-kemarin, sayang."
Keanu memutar bola matanya. Hampir setiap bulan ia menjadi obat nyamuk diantara Haidar dan Sofia. Hanya tiga bulan ini Keanu sibuk dengan prakteknya jadi tidak sempat
Tiara membawakan minuman serta cemilan ke ruang tamunya. Ia memang menyewa rumah kontrakan kecil selama bekerja. Sebenarnya ada beberapa kamar dirumah ini dan teman-teman yang satu profesi dengannya ditempatnya bekerja juga tinggal disini. Hanya sekarang mereka sedang dinas sampai malam. Sementara ia sedang kebagian libur karena dokter Keanu juga sedang cuti dan ia memang biasa mendampingi dokter anak itu saat praktek dirumah sakit. "Diminum dulu, mbak. Maaf ya ala kadarnya," ucapnya dengan sopan sambil meletakkan nampan dimeja depan Shanum.Shanum tersenyum kecil," gak apa-apa kok. Aku yang harusnya minta maaf karena ngerepotin.""Gak kok. Aku malah senang ada teman tidurnya nanti malam." Kata Tiara dengan senyuman ramahnya." Oh iya, Keanu sering cerita loh tentang kamu.""Benarkah?" tanya Shanum sembari mengambil secangkir teh dan menyeruputnya sedikit. Tiara mengangguk," iya pokoknya dia banyak ceri
Usai solat isya, Shanum dan Keanu duduk di salah satu di salah satu pedagang sekuteng. Keanu memesan dua mangkuk sekuteng dan dua buah jagung bakar disana lalu menikmatinya bersama Shanum.Mereka berdua makan dalam diam. Shanum menatap hamparan kebun teh di hadapannya serta menikmati semilir angina yang menyentuh kulitnya. Keanu melepaskan jaket yang ia kenakan dan menyampirkannya di punggung Shanum." Disini dingin, gak seperti di Solo apalagi Jakarta. Nanti kamu bisa masuk angin.""Terimakasih, Mas.""Tidak masalah. Bagaimana perasaan kamu sekarang? Sudah lebih baik?"Shanum mengangguk pelan lalu menyendok sekuteng dan memasukkan ke mulutnya. Kuah jahe dari sekuteng ini langsung menghangatkan tenggorokannya. Ia menghela nafas dan terlihat sedikit kepulan uap efek udara yang dingin keluar dari mulutnya. "Gak sabar untuk kembali dan menjalani hari seperti biasa," ucapnya seraya tersenyu
Setelah jam prakteknya selesai, Shanum keluar dari ruangannya setelah Husna selesai menyimpan semua data pasien dan memastikan sudah tidak ada pasien lagi yang menunggu. Hari ini Shanum memang hanya praktek sampai siang saja.Saat di luar ruangannya, Shanum melihat Abizar sudah duduk menunggu di kursi pasien. Wajah pria itu terangkat dan langsung menatap Shanum dengan senyuman. Seolah pria itu memang sedang menunggunya. "Hai." Abizar beranjak dan menghampiri Shanum.
Setelah berbulan madu selama empat hari di Bali, Haidar dan Sofia kembali ke Ibukota untuk melanjutkan aktifitas mereka seperti biasa. Sofia yang kembali menjalankan bisnis butiknya yang bekerja sama dengan Kinara, sepupunya dan Haidar yang kembali bekerja sebagai dokter spesialis penyakit dalam di rumah sakit pusat setelah pria itu akhirnya bisa pindah dari rumah sakit cabang di kota Solo.Sofia lega setelah hampir tiga tahun menjalani hubungan jarak jauh, tepatnya setelah Haidar lulus menjadi dokter spesialis dan menjalankan
Selesai melakukan operasi, Abizar bersiap-siap untuk pulang ke apartemen yang ia sewa selama tiga bulan ke depan. Apartemen yang letaknya tidak jauh dari rumah sakit. Sebelum pulang, ia ingat jika stok bahan makanannya di kulkas habis. Tadinya ia mau mengajak Shanum untuk makan malam di luar. Karena ia malas jika harus makan sendirian apalagi di kota ini tidak terlalu banyak yang ia kenal. Hanya beberapa karyawan di rumah sakit dan beberapa rekan dokter. Kebanyakan pun sudah berkeluarga dan pastinya sibuk dengan keluarga masing-masing.Abizar pun mengendarai mobil BMW putihnya ke supermarket terdekat. Mobil ini dibawakan oleh salah satu asistennya sejak satu minggu yang lalu dari Jakarta karena ia yang memintanya. Karena biar memudahkan akomodasinya selama di kota ini. Tadinya ia memang ingin membawa mobil dari Jakarta ke Solo tapi mendadak ia merasa malas untuk mengendarai mobilnya sejauh itu. Sehingga ia lebih memilih untuk naik kereta api.
Saat Abizar sudah selesai dengan acara penyambutannya, ia pun turun dari podium dan sengaja menghampiri meja Shanum dan suaminya. Ia penasaran dengan wajah suami Shanum dan tidak bisa menahan rasa penasarannya lebih lama lagi. Apalagi jika harus menunggu acara seminar ini selesai. Bisa-bisa ia mati penasaran.Tapi saat langkahnya mendekat dan wajah suami Shanum terlihat lebih jelas, seketika langkahnya berhenti sebentar karena terkejut dengan wajah Haidar yang tidak ia kira sebelumnya.Dia pria yang membawa Sofia waktu itu. Abizar membatin..................Selama seminar berlangsung, tatapan Haidar tidak pernah lepas dari pria yang ternyata bernama Abizar itu. Ia ingin tau apa pria itu masih memiliki obsesi terhadap istrinya atau tidak. Atau bagaimana ekspresinya jika tau ia menikahi wanita yang dia perkosa? Pasti dia akan sangat terkejut.Tapi Haidar tidak ingin Abizar tau soal perni
Abizar menyandarkan tubuhnya di kursi putar ruang kerjanya. Pikirannya tentu masih tertuju pada Shanum dan suaminya yang ternyata adalah pria yang ia kenal. Tidak. Abizar bahkan tidak mengenalnya dulu. Ia hanya pernah melihat pria itu saat dia menarik Sofia darinya.Sirat kebencian tatapan Haidar padanya membuat Abizar sedikit sadar jika ada yang aneh. Jika pria itu marah hanya karena ia berbuat kasar pada Sofia, wanita yang bahkan belum Haidar kenal saat itu. Rasanya tidak mungkin jika Haidar membencinya hanya karena hal seperti itu. Dia saja tidak tau permasalahannya, masa tiba-tiba membencinya sampai saat ini.Kejadian itu sudah enam tahun yang lalu. Jika hanya karena masalah sepele itu Haidar membencinya, rasanya aneh. Kecuali jika ada kesalahpahaman yang lebih besar lagi. Padahal ia tidak mengenal Haidar, begitu pun sebaliknya. Jadi kenapa dia semarah itu?Cemburu kah karena ia menyapa Shanum?Tapi
"Aku serius." Abizar terlihat putus asa."Tau ah! Aku mau praktek sebentar lagi. Mending mas keluar sebelum ada yang sa ... " ucapan Shanum terpotong ketika ia mendorong Abizar untuk keluar dari ruangannya dan malah berpapasan dengan Husna.Wanita berjilbab putih itu menatap Abizar dan Shanum bergantian dengan tatapan yang sulit diartikan lalu Husna malah berbalik membelakangi mereka," anggap aku tidak melihat kalian," ucapnya sambil menunjukkan tanda 'peace' dengan jarinya.Shanum mendengus kemudian kembali mendorong Abizar untuk keluar." Bekerjalah yang benar. Jangan mikirin pernikahan orang terus."Abizar ikut mendengus dan menatap sebal pada Shanum," lebih sulit merebut istri orang, padahal saingannya hanya satu. Tapi jangan harap aku akan menyerah begitu saja. Dah! Assalamualaikum." Balasnya yang langsung pergi melewati Husna dan malah melempar senyum tengil pada perawat yang selalu mendampingi Shanum praktek i
Sekembalinya Shanum dan Abizar dari Solo. Mereka pun mulai sibuk dengan persiapan pernikahan mereka lagi.Shanum diajak Jasmine untuk ke salon demi menjalani perawatan wajah dan tubuhnya. Shanum merasa seperti bersama Ibunya sendiri. Jasmine terlihat sangat menyayanginya seperti Ibunya dulu menyayanginya.
Setelah proses panjang dan sedikit percekcokan biasa akhirnya akan terbayarkan dengan pesta pernikahan yang sudah disiapkan sedemikian rupa. Dan tanpa terasa minggu depan adalah hari yang Shanum tunggu-tunggu. Yaitu pernikahannya dengan Abizar.Undangan pun sudah disebar, gedung sudah dipesan juga makanan-makanannya. Seserahan sudah dipesan. Hanya tinggal mempersiapkan diri saja.
"Mom. Dad." Abizar memeluk kedua orangtuanya saat mereka bertemu di stasiun." Gimana perjalanannya?""Lancar kok. Udah lama gak naik kereta api," ucap Jasmine sambil menyelipkan anak rambutnya yang keluar dari jilbabnya." Shanum. Sini sayang." Ia merentangkan tangannya pada Shanum.Shanum tersen
Esoknya Keanu dan Tiara berangkat ke Singapore untuk bulan madu mereka. Tadinya Tiara ingin di Indonesia saja bulan madunya seperti di Bali atau Lombok tapi kata Keanu, pria itu sekaligus akan mengunjungi adiknya yang sedang kuliah di sana. Jadi sekalian liburan dan mengunjungi adiknya juga. Karena Denis, adiknya Keanu tidak bisa menghadiri pernikahannya dikarenakan kesibukan adiknya yang sedang menjalani ujian di kampusnya. Keanu memaklumi dan tidak memaksakannya.Saat ke Bandara pun Keanu dan
Setelah foto prewedding dengan background sunset. Abizar mengajak Shanum untuk candle dinner di cafe yang sama. Shanum baru sadar jika bagian dalam cafe sudah didecor sedemikian rupa dengan sangat manis. Apalagi di bagian outdoornya. Ada satu meja bulat dan lebar di tengah dengan dua kursi yang berhadapan.Di sana sudah tersaji makanan dan minuman serta tak lupa lilin aromatik di bagian tengahnya. Langit yang sudah gelap membuat cahaya lilin itu berpancar jelas. Juga harum dari aroma lilinnya membuat Shanum tenang. Suara desir
Pagi-pagi sekali Shanum sudah siap untuk berangkat ke Bandung. Ia tinggal menunggu jemputan saja. Rencananya Abizar dan Keanu akan membawa mobil mereka masing-masing. Jadi nanti Shanum akan satu mobil dengan Abizar dan Haidar dengan Keanu. Shanum sih tak mempermasalahkannya.Shanum menyiapkan baju terbaiknya untuk bertemu dengan kedua orangtua Abizar nanti sekaligus calon mertuanya, itu pun jika kedua orangtua Abizar menerimanya.
Dalam perjalanan menuju Jakarta, Abizar tak bisa berhenti tersenyum ketika bayangan Shanum melintas di kepalanya. Ia sudah membayangkan Shanum akan tersenyum menyambutnya nanti. Ia tak sabar untuk memberitahu wanita itu soal berita baik untuk mereka. ia sudah mendapat restu untuk membawa Shanum menemui kedua orangtuanya setelah permasalahannya dengan keluarga Denaya sudah usai. Denaya pun malam itu juga kembali ke Jakarta meski kedua orangtuanya sudah menawari mereka untuk menginap. Tapi mereka menolak, mungkin terlanjur malu. Denaya pun tak banyak bicara dan dia diputuskan untuk melanjutkan KOAS di rumah sakit lain yang sepertinya akan di luar kota demi menutupi aibnya yang sedang hamil. Tentu saja bersama Richardo. Mungkin itu dilakukan kedua orangtua Dena
Denaya melirik Richardo yang sekarang duduk di sampingnya. Tadinya ia berharap jika pria ini tidak mau datang setelah ia hubungi dan menceritakan semua masalah yang terjadi dalam keluarganya. Tapi nyatanya pria itu malah datang dengan gayanya yang seolah sebagai seorang pahlawan. Padahal masalah ini ada karena dia.Setelah pembicaraan singkat dengan ayahnya, Richardo bilang dia memang berniat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan siap menikahi Denaya secepatnya. Tapi yang menghalangi adalah perjodohan yang sedang Denay
Keesokan harinya setelah Haidar mengabarkan ke Shanum soal mediasi yang akan dilakukan dari pihak kepolisian nanti sore, Keanu dan Haidar pun menjemput Shanum di apartemennya. Mereka pun pergi bersama-sama ke kantor kepolisian.Di sana Kinara dan kedua orangtuanya sudah berada di dalam sebuah ruangan khusus untuk mediasi antar pelapor dan yang terlapor. Kinara menatap sinis saat Shanum, Keanu dan Haidar masuk ke dalam ruangan.