Setelah makan siang bersama, Keanu mengantar Shanum kembali ke ruangannya. Mereka berdua hanya mengobrol ringan karena Shanum juga akan segera memulai prakteknya kembali.
"Besok hari terakhir aku disini. Mau nemenin jalan-jalan gak?"
"Haidar?" tanya Shanum yang merasa tidak enak. Suaminya itu melarangnya untuk menghubungi duluan sementara ia merasa tetap harus menjadi istri yang baik dengan selalu meminta ijin ke suami kemana pun. Tapi bagaimana ia bisa menghubunginya jika Haidar saja melarangnya?
"Aku akan menghubunginya nanti. Dia pasti gak keberatan."
Shanum akhirnya mengangguk," baiklah. Besok aku libur kok."
"Kebetulan." Keanu tampak senang." Besok kita akan bersenang-senang. Gak enak tau liat muka kamu yang lecek kayak cucian belum disetrika itu."
Wajah Shanum memerah," ih! Udah sana pergi. Aku mau kerja lagi."
Keanu tertawa," oke. Selamat bekerja. Aku pergi dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
..............
Hari ini Haidar dan Sofia berkunjung ke tempat mereka akan memesan catering makanan. Disana mereka mencicipi berbagai menu sembari memilih menu apa saja yang akan mereka pesan nanti. Tidak hanya makanan berat tapi juga deesert dan minuman-minumannya.
"Semua enak," ucap Sofia dengan wajah berbinar. Apalagi gadis itu sangat menyukai makanan manis. Hampir semua menu cake dipesannya beserta beberapa pudding.
"Lebih ke menu nusantara?" tanya Haidar setelah mencicipi makanan disana yang kebanyakan makanan tradisional.
Sofia mengangguk." Tambah pasta-pasta juga kali ya. Sama salad buah biar segar," lanjutnya yang dibalas anggukan oleh Haidar.
Saat sedang menulis-nulis menu yang akan dipesan, Haidar merasa ponsel didalam saku celananya bergetar. Ia pun pamit pada Sofia untuk menerima telepon dulu. Wanita itu hanya mengangguk kemudian melanjutkan kegiatannya.
Haidar menatap layar ponselnya yang muncul nama Keanu lalu menekan tombol hijau disana. "Ya?"
"Assalamualaikum, Dar."
"Waalaikumsalam. Kenapa?"
Disebrang sana Keanu tertawa dengan nada ketus sahabatnya,"Cuma mau minta ijin ngajak istri lo jalan-jalan besok. Gak apa apa kan?"
Haidar mengerutkan keningnya lalu melirik kearah Sofia yang masih sibuk menulis-nulis menu." Terserah lo. Gue sibuk! Assalamualaikum," ucapnya yang langsung mengakhiri pembicaraan tanpa menunggu balasan salam dari Keanu." Ganggu aja."
.............
Shanum memperhatikan apartemen milik Haidar yang pria itu tinggali selama bekerja di rumah sakit yang sama dengan tempatnya praktek. Sebenarnya sejak Haidar lulus menjadi dokter spesialis penyakit dalam, mereka berdua sudah bekerja dalam rumah sakit yang sama selama dua tahun ini. Walau akhirnya Haidar harus menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya. Ia sendiri tidak menyangka akan bekerja dalam satu tempat yang sama dengan pria yang selama ini ia cintai.
Shanum semakin tidak bisa mengendalikan perasaannya. Padahal ia hampir bisa melupakan Haidar saat pria itu melanjutkan kuliah di Jakarta. Tapi ia tidak menyangka jika mereka malah dipertemukan di tempat kerja yang sama. Dan akhirnya Haidar pindah praktek ke rumah sakit di Jakarta karena pria itu akan segera menikah dengan Sofia yang memang berdomisili disana.
Bukannya Shanum tidak tau soal hubungan Haidar dan Sofia. Ia sangat tau apalagi ia berteman dengan semua social media milik Haidar yang selalu memposting kebersamaannya dulu sebelum LDR. Tak jarang Haidar setiap bulan ke Jakarta demi menemui Sofia. Shanum sangat tau bagaimana Haidar mencintai Sofia, hal yang paling ia inginkan selama ini.
Bahkan di apartemen ini banyak foto-foto Haidar dan Sofia yang terpajang dan mungkin sengaja tidak Haidar simpan atau setidaknya disembunyikan. Mungkin pria itu ingin menyadarkan Shanum agar tidak terlena dengan pernikahan mereka dan agar Shanum tetap tidak melewati garis batas diantara mereka. Agar Shanum selalu tau jika hati Haidar hanya untuk Sofia.
Pernikahan memang impian semua wanita. Apalagi menikah dengan pria yang dicintai. Indah bukan? Tapi jika cinta itu tidak terbalas, jangan tanya seberapa besar sakitnya. Saking besarnya jadi sulit diutarakan.
"Nanti juga terbiasa." Shanum berusaha tegas." Yang penting kami kan menikah bukan aku dijadikan simpanan." Ia berusaha menghibur dirinya sendiri.
Setelah sibuk dengan pikirannya sendiri, Shanum segera membersihkan dirinya dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Meski hatinya sesakit apapun, tapi saat ia bersimpuh diatas sajadahnya, Shanum akan merasa sangat tenang. Tak jarang ia menangis dalam sujudnya demi melegakan hatinya sendiri. Ia sadar dirinya sekarang tak punya siapa-siapa lagi untuk mengadu. Hanya Allah lah tempatnya untuk mengadukan segala rasa sakit yang ia alami. Ia berusaha kuat berdiri diatas kakinya sendiri tanpa berharap pada manusia mana pun. Karena ia tau berharap terlalu besar pada manusia hanya akan memberimu rasa sakit yang sama besarnya, lain jika berharap pada Allah yang tidak akan membuatmu kecewa.
"Jika semua rasa sakit ini akan meringankan beban ayahku disana, aku ikhlas ya Allah," lirih Shanum dengan suara bergetar." Aku ingin menjadi istri yang baik untuk suamiku. Tapi sekarang aku tidak bisa berbuat apa-apa. Jangankan berbakti, bertemu saja mungkin hanya bisa dihitung jari. Jika berdiam seperti ini menjadikan aku istri yang berbakti, aku akan melakukannya."
..............
Setelah perjalanan hampir tiga jam akhirnya Shanum dan Keanu sampai di tempat yang mereka tuju. Demi mengajak sahabatnya itu menenangkan pikiran, Keanu sampai cari-cari tempat yang bagus. Dan disinilah mereka sekarang.
Air terjun Jumog.
Walau perlu berjalan kaki yang jauh melewati semak-semak belukar, akhirnya Shanum dan Keanu sampai di air terjun yang sering disebut sebagai Surga yang hilang itu. Tentu karena tempatnya yang begitu indah namun tersembunyi. Kadang yang indah memang tidak selalu terlihat kan? Perlu perjuangan besar untuk mencapai agar bisa melihatnya. Seperti hati manusia. Walau Shanum sadar perasaan yang ia perjuangkan belum juga membuahkan hasil hingga kini. Yang ada malah membuat hubungannya dengan pria yang ia cintai memburuk.
Suara gemericik air dan udara sejuk benar-benar menenangkan hati gadis berjilbab coklat ini. Ia berjongkok dan menyentuh aliran air didekat kakinya, merasakan dingin dan segarnya air disini. Ini adalah pertama kalinya ia kesini. Ada banyak air terjun di Solo dan sekitarnya, tapi ini adalah yang terindah menurut Shanum.
"Bagus kan tempatnya?" tanya Keanu meminta pendapat.
Shanum mengangguk seraya tersenyum kecil," dari dulu aja kita kesini ya."
"Ya, kamu tau sendiri selama ini kita sama-sama sibuk. Terutama aku yang prakteknya di Jakarta. Jadi gak bisa menjaga kamu secara langsung ya seperti pesan Haikal. Maaf." Keanu merasa bersalah pada sahabatnya yang lebih dulu ke surga.
"Gak apa-apa kok. Lagian aku kan udah dewasa, bukan anak kecil lagi." Shanum tetap tersenyum hangat seperti biasa. Sebesar apapun rasa sakit yang ia rasakan kini, senyumnya tidak pernah memudar.
"Kamu baik-baik aja dengan pernikahanmu dengan Haidar?" tanya Keanu lagi yang tau ada sirat luka pada tatapan Shanum.
Kali ini senyum Shanum memudar, hanya sebentar sebelum gadis itu memaksakan senyumnya lagi." Tidak ada yang lebih baik selain mewujudkan amanah ayah aku, mas."
"Meskipun kamu tau jika pernikahan ini akan melukaimu?"
"Jika aku menganggap pernikahan ini sebagai beban, mungkin aku akan larut dalam lukaku sendiri. Tapi aku menganggap pernikahan ini sebagai sebuah ibadah seumur hidupku. Setidaknya aku tidak akan terlalu merasa terluka." Shanum lagi-lagi berusaha tegar.
"Hati kamu terbuat dari apa sih, Num? Kok bisa sekuat ini? Dibanding kamu mencari kebahagiaanmu sendiri, kamu malah memilih untuk menjalankan amanah ayahmu yang bahkan belum tentu membuat kamu bahagia."
"Aku yakin ayah tau yang terbaik untuk aku, mas. Jika ini memang jalanku, mungkin Allah tau jika aku sanggup melaluinya. Bukankah Allah tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan hambanya?"
"Kamu benar. Aku salut. Aku akan terus mendukungmu. Kamu jangan sungkan untuk curhat ke aku. Kamu sudah aku anggap seperti adikku sendiri, Num."
Shanum tersenyum haru. Ternyata ia masih memiliki orang-orang yang peduli pada dirinya. Ia tidak benar-benar sendirian disini." Terimakasih, Mas."
"Gak ada yang lebih aku inginkan kali ini selain kebahagiaan kamu, Num. Sudah cukup lama kamu terluka selama ini. Tapi aku salut, kamu gadis yang kuat."
"Allah yang memberiku kekuatan ini, mas. Tanpa Allah mungkin aku sudah menyerah sejak awal."
"Ya sudah. Kita nikmati hari ini sebelum kembali ke aktifitas semula ya. Jangan galau-galau." Keanu mengusap kepala Shanum kemudian mengajak gadis itu bermain air.
"Aku gak bawa baju ganti loh."
"Gak apa-apa nanti beli."
"Ih! Sombong!"
..............
Setelah liburan bersama, Keanu kembali ke Jakarta menggunakan kereta api. Shanum mengantar pria itu sampai ke stasiun. Pria itu mengusap puncak kepalanya seperti biasa dan tersenyum hangat. Perasaan Shanum terasa nyeri karena setelah Keanu pergi, ia akan benar-benar sendirian disini. Ia harus menjalani kehidupannya seperti biasa tanpa orang-orang terdekatnya. Rasanya begitu hampa."Nanti kapan-kapan aku kesini lagi dan kita jelajahi kota Solo. Jangan kerja mulu!" ucap Keanu sebelum masuk ke stasiun."Baiklah. Hati-hati.""Aku pergi dulu. Assalamualaikum.""Waalaikumsalam." Shanum melambaikan tangannya sampai sosok Keanu tak terlihat lagi. Gadis itu menghela nafasnya sejenak. Rasa hampa itu kian terasa. Ia menunduk membiarkan air matanya terjatuh. Tidak bisa. Ia tidak bisa begini terus. Ia harus terbiasa sendiri disini. Jika tidak, Shanum akan lemah. Ia memegangi dadanya sendiri yang te
"Wah! Keanu. Apa kabar?" sapa Sofia dengan nada hangat, sehangat senyumnya sambil menyalami sahabat Haidar itu." Udah lama ya gak ketemu."Walau satu kota dengan Sofia tapi Keanu memang tidak pernah bertemu kekasihnya Haidar itu kecuali mereka janjian seperti ini. Memang tak jarang Haidar mengajaknya bertemu Sofia saat dia berkunjung ke Jakarta setiap bulan. Katanya sekalian ketemu sahabat, takut Keanu merasa Haidar pilih kasih jika dia hanya bertemu Sofia sementara sahabatnya sendiri tidak ditemui. Pede banget memang Haidar itu. Siapa juga yang mau bertemu dengannya?"Kenapa Keanu yang disapa duluan?" tanya Haidar pura-pura tersinggung. Sofia langsung memeluk lengannya dengan manja." Kamu kan udah aku sapa dari kemarin-kemarin, sayang."Keanu memutar bola matanya. Hampir setiap bulan ia menjadi obat nyamuk diantara Haidar dan Sofia. Hanya tiga bulan ini Keanu sibuk dengan prakteknya jadi tidak sempat
Tiara membawakan minuman serta cemilan ke ruang tamunya. Ia memang menyewa rumah kontrakan kecil selama bekerja. Sebenarnya ada beberapa kamar dirumah ini dan teman-teman yang satu profesi dengannya ditempatnya bekerja juga tinggal disini. Hanya sekarang mereka sedang dinas sampai malam. Sementara ia sedang kebagian libur karena dokter Keanu juga sedang cuti dan ia memang biasa mendampingi dokter anak itu saat praktek dirumah sakit. "Diminum dulu, mbak. Maaf ya ala kadarnya," ucapnya dengan sopan sambil meletakkan nampan dimeja depan Shanum.Shanum tersenyum kecil," gak apa-apa kok. Aku yang harusnya minta maaf karena ngerepotin.""Gak kok. Aku malah senang ada teman tidurnya nanti malam." Kata Tiara dengan senyuman ramahnya." Oh iya, Keanu sering cerita loh tentang kamu.""Benarkah?" tanya Shanum sembari mengambil secangkir teh dan menyeruputnya sedikit. Tiara mengangguk," iya pokoknya dia banyak ceri
Usai solat isya, Shanum dan Keanu duduk di salah satu di salah satu pedagang sekuteng. Keanu memesan dua mangkuk sekuteng dan dua buah jagung bakar disana lalu menikmatinya bersama Shanum.Mereka berdua makan dalam diam. Shanum menatap hamparan kebun teh di hadapannya serta menikmati semilir angina yang menyentuh kulitnya. Keanu melepaskan jaket yang ia kenakan dan menyampirkannya di punggung Shanum." Disini dingin, gak seperti di Solo apalagi Jakarta. Nanti kamu bisa masuk angin.""Terimakasih, Mas.""Tidak masalah. Bagaimana perasaan kamu sekarang? Sudah lebih baik?"Shanum mengangguk pelan lalu menyendok sekuteng dan memasukkan ke mulutnya. Kuah jahe dari sekuteng ini langsung menghangatkan tenggorokannya. Ia menghela nafas dan terlihat sedikit kepulan uap efek udara yang dingin keluar dari mulutnya. "Gak sabar untuk kembali dan menjalani hari seperti biasa," ucapnya seraya tersenyu
Setelah jam prakteknya selesai, Shanum keluar dari ruangannya setelah Husna selesai menyimpan semua data pasien dan memastikan sudah tidak ada pasien lagi yang menunggu. Hari ini Shanum memang hanya praktek sampai siang saja.Saat di luar ruangannya, Shanum melihat Abizar sudah duduk menunggu di kursi pasien. Wajah pria itu terangkat dan langsung menatap Shanum dengan senyuman. Seolah pria itu memang sedang menunggunya. "Hai." Abizar beranjak dan menghampiri Shanum.
Setelah berbulan madu selama empat hari di Bali, Haidar dan Sofia kembali ke Ibukota untuk melanjutkan aktifitas mereka seperti biasa. Sofia yang kembali menjalankan bisnis butiknya yang bekerja sama dengan Kinara, sepupunya dan Haidar yang kembali bekerja sebagai dokter spesialis penyakit dalam di rumah sakit pusat setelah pria itu akhirnya bisa pindah dari rumah sakit cabang di kota Solo.Sofia lega setelah hampir tiga tahun menjalani hubungan jarak jauh, tepatnya setelah Haidar lulus menjadi dokter spesialis dan menjalankan
Selesai melakukan operasi, Abizar bersiap-siap untuk pulang ke apartemen yang ia sewa selama tiga bulan ke depan. Apartemen yang letaknya tidak jauh dari rumah sakit. Sebelum pulang, ia ingat jika stok bahan makanannya di kulkas habis. Tadinya ia mau mengajak Shanum untuk makan malam di luar. Karena ia malas jika harus makan sendirian apalagi di kota ini tidak terlalu banyak yang ia kenal. Hanya beberapa karyawan di rumah sakit dan beberapa rekan dokter. Kebanyakan pun sudah berkeluarga dan pastinya sibuk dengan keluarga masing-masing.Abizar pun mengendarai mobil BMW putihnya ke supermarket terdekat. Mobil ini dibawakan oleh salah satu asistennya sejak satu minggu yang lalu dari Jakarta karena ia yang memintanya. Karena biar memudahkan akomodasinya selama di kota ini. Tadinya ia memang ingin membawa mobil dari Jakarta ke Solo tapi mendadak ia merasa malas untuk mengendarai mobilnya sejauh itu. Sehingga ia lebih memilih untuk naik kereta api.
Saat Abizar sudah selesai dengan acara penyambutannya, ia pun turun dari podium dan sengaja menghampiri meja Shanum dan suaminya. Ia penasaran dengan wajah suami Shanum dan tidak bisa menahan rasa penasarannya lebih lama lagi. Apalagi jika harus menunggu acara seminar ini selesai. Bisa-bisa ia mati penasaran.Tapi saat langkahnya mendekat dan wajah suami Shanum terlihat lebih jelas, seketika langkahnya berhenti sebentar karena terkejut dengan wajah Haidar yang tidak ia kira sebelumnya.Dia pria yang membawa Sofia waktu itu. Abizar membatin..................Selama seminar berlangsung, tatapan Haidar tidak pernah lepas dari pria yang ternyata bernama Abizar itu. Ia ingin tau apa pria itu masih memiliki obsesi terhadap istrinya atau tidak. Atau bagaimana ekspresinya jika tau ia menikahi wanita yang dia perkosa? Pasti dia akan sangat terkejut.Tapi Haidar tidak ingin Abizar tau soal perni
Sekembalinya Shanum dan Abizar dari Solo. Mereka pun mulai sibuk dengan persiapan pernikahan mereka lagi.Shanum diajak Jasmine untuk ke salon demi menjalani perawatan wajah dan tubuhnya. Shanum merasa seperti bersama Ibunya sendiri. Jasmine terlihat sangat menyayanginya seperti Ibunya dulu menyayanginya.
Setelah proses panjang dan sedikit percekcokan biasa akhirnya akan terbayarkan dengan pesta pernikahan yang sudah disiapkan sedemikian rupa. Dan tanpa terasa minggu depan adalah hari yang Shanum tunggu-tunggu. Yaitu pernikahannya dengan Abizar.Undangan pun sudah disebar, gedung sudah dipesan juga makanan-makanannya. Seserahan sudah dipesan. Hanya tinggal mempersiapkan diri saja.
"Mom. Dad." Abizar memeluk kedua orangtuanya saat mereka bertemu di stasiun." Gimana perjalanannya?""Lancar kok. Udah lama gak naik kereta api," ucap Jasmine sambil menyelipkan anak rambutnya yang keluar dari jilbabnya." Shanum. Sini sayang." Ia merentangkan tangannya pada Shanum.Shanum tersen
Esoknya Keanu dan Tiara berangkat ke Singapore untuk bulan madu mereka. Tadinya Tiara ingin di Indonesia saja bulan madunya seperti di Bali atau Lombok tapi kata Keanu, pria itu sekaligus akan mengunjungi adiknya yang sedang kuliah di sana. Jadi sekalian liburan dan mengunjungi adiknya juga. Karena Denis, adiknya Keanu tidak bisa menghadiri pernikahannya dikarenakan kesibukan adiknya yang sedang menjalani ujian di kampusnya. Keanu memaklumi dan tidak memaksakannya.Saat ke Bandara pun Keanu dan
Setelah foto prewedding dengan background sunset. Abizar mengajak Shanum untuk candle dinner di cafe yang sama. Shanum baru sadar jika bagian dalam cafe sudah didecor sedemikian rupa dengan sangat manis. Apalagi di bagian outdoornya. Ada satu meja bulat dan lebar di tengah dengan dua kursi yang berhadapan.Di sana sudah tersaji makanan dan minuman serta tak lupa lilin aromatik di bagian tengahnya. Langit yang sudah gelap membuat cahaya lilin itu berpancar jelas. Juga harum dari aroma lilinnya membuat Shanum tenang. Suara desir
Pagi-pagi sekali Shanum sudah siap untuk berangkat ke Bandung. Ia tinggal menunggu jemputan saja. Rencananya Abizar dan Keanu akan membawa mobil mereka masing-masing. Jadi nanti Shanum akan satu mobil dengan Abizar dan Haidar dengan Keanu. Shanum sih tak mempermasalahkannya.Shanum menyiapkan baju terbaiknya untuk bertemu dengan kedua orangtua Abizar nanti sekaligus calon mertuanya, itu pun jika kedua orangtua Abizar menerimanya.
Dalam perjalanan menuju Jakarta, Abizar tak bisa berhenti tersenyum ketika bayangan Shanum melintas di kepalanya. Ia sudah membayangkan Shanum akan tersenyum menyambutnya nanti. Ia tak sabar untuk memberitahu wanita itu soal berita baik untuk mereka. ia sudah mendapat restu untuk membawa Shanum menemui kedua orangtuanya setelah permasalahannya dengan keluarga Denaya sudah usai. Denaya pun malam itu juga kembali ke Jakarta meski kedua orangtuanya sudah menawari mereka untuk menginap. Tapi mereka menolak, mungkin terlanjur malu. Denaya pun tak banyak bicara dan dia diputuskan untuk melanjutkan KOAS di rumah sakit lain yang sepertinya akan di luar kota demi menutupi aibnya yang sedang hamil. Tentu saja bersama Richardo. Mungkin itu dilakukan kedua orangtua Dena
Denaya melirik Richardo yang sekarang duduk di sampingnya. Tadinya ia berharap jika pria ini tidak mau datang setelah ia hubungi dan menceritakan semua masalah yang terjadi dalam keluarganya. Tapi nyatanya pria itu malah datang dengan gayanya yang seolah sebagai seorang pahlawan. Padahal masalah ini ada karena dia.Setelah pembicaraan singkat dengan ayahnya, Richardo bilang dia memang berniat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan siap menikahi Denaya secepatnya. Tapi yang menghalangi adalah perjodohan yang sedang Denay
Keesokan harinya setelah Haidar mengabarkan ke Shanum soal mediasi yang akan dilakukan dari pihak kepolisian nanti sore, Keanu dan Haidar pun menjemput Shanum di apartemennya. Mereka pun pergi bersama-sama ke kantor kepolisian.Di sana Kinara dan kedua orangtuanya sudah berada di dalam sebuah ruangan khusus untuk mediasi antar pelapor dan yang terlapor. Kinara menatap sinis saat Shanum, Keanu dan Haidar masuk ke dalam ruangan.