Keesokan paginya Arthur membuka matanya perlahan tubuhnya merasakan terpaan napas di tubuhnya, siapa lagi jika bukan istrinya.Tabitha menggeliat dari tidurnya saat merasakan telapak tangan besar suaminya yang membelai perlahan pipinya. Perlahan kedua kelopak mata Tabitha yang tertutup kini terbuka lebar. Ia menatap sang suami yang juga tengah menatapnya. "Apa?" tanya Tabitha saat mendapati tatapan aneh dari Arthur."Kau sangat cantik, sungguh," ucap Arthur dengan tampang serius."Dasar perayu!" rutuk Tabitha seraya bangkit dari baringannya dan ia pun menepuk bahu Arthur yang ternyata terdapat lebam disana.Langsung saja Arthur meringis merasakan nyeri yang menyerpa bahunya akibat tepukan dari Tabitha."Maafkan aku," sesal Tabitha dengan mengelus pelan bahu Arthur."Tak apa.""Baiklah."Tabitha kembali dengan niatan awalnya yaitu membersihkan dirinya.Arthur menatap punggung Tabitha yang mulai menjauh, ia melirik kearah nakas, tangannya meraih laptop dan mulai menghidupkannya.Jari ta
Arthur membalikkan tubuhnya menatap anak buahnya."Pekerjaan kita selesai, batalkan semua misi untuk satu tahun ke depan. Anggap saja itu cuti untuk kalian."Alexander dan Matthew sama-sama melebarkan senyumnya. Mereka saling pandang hingga. "YES, SIR," jawab mereka dengan tawa lebarnya.Brian yang gemas pun langsung menjitak kepala Matthew dan Alexander silih berganti. "Hai besok cutinya! Sekarang siapkan jet. Biss kita ingin pulang!""Sure!" Alexander dan Matthew langsung melaksanakan perintah Brian. Meninggalkan Brian dan Arthur.Arthur meraih cerutunya dan menghidupkannya. "Kau yakin?""Kau takut kekayaanku habis?""Tak mungkin!""Sudahlah Brian, ini cuti kita.""Ya, jika kau sudah berkata seperti itu aku bisa apa."Arthur terkekeh pelan, mereka pun sama-sama menikmati angin malam dengan cerutu yang saling terselip dibibir mereka.***5 tahun kemudian"Kakak! Kembalikan ice creamku!!" sentak bocah perempuan yang mengejar kakaknya."Kejarlah, ambil sendiri. Dasar lambat!" ejek boca
"Maafkan saya tuan, tapi saya janji akan melunasi hutang saya pada anda. Berikan saya waktu agar saya bisa mengumpulkan uang itu terlebih dahulu.""Perkataan itu sudah ku dengar sejak dua minggu yang lalu Mr. Smith," ujarnya dingin dan terdengar angkuh."Tapi kali ini saya berjanji untuk melunasinya Mr. De Lavega."Di tengah perdebatan itu muncul seorang gadis muda dari ambang pintu menatap dingin kepada daddy-nya.BRAKK!! "Hai Dad, ini ku bawakan makan siang dari Mom, dia berkata bahwa daddy harus menghabiskannya,” ucap sang gadis.Setelah mengucapkan itu dia tanpa menoleh sedikit pun pada tamu daddynya langsung duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut serta mengangkat satu kakinya."Tabitha, Sopan sedikit! Disini ada tamu Daddy!" peringat sang ayah."Dad, aku hanya duduk disini, apa salahnya?" ujarnya."Mrs.Smith sudah berapa kali kukatakan jangan pernah memakai baju yang kurang bahan seperti itu! Kenapa kau tak pernah mau mendengarkan Daddy?,” cap sang ayah."Ini trend Dad, mana
Seminggu berlalu setelah Jonathan mengatakan Tabitha akan menikah hari ini. Semenjak Tabitha mulai mencari tau latar belakang calon suaminya. Semenjak itu pula tak ada kabar dari Arthur. Dia pikir pernikahannya akan batal namun khayalannya hanya sebatas menjadi hayalan. Karena ternyata setelah seminggu menghilang, pernikahan ini tetap diadakan oleh pihak Arthur.Alhasil Tabitha pun hanya bisa menurut dan memikirkan masalah sekolahnya. Pernikahan akan diadakan jam 10 pagi, dan sekarang masih pukul 08.36 itu artinya dia masih bisa kabur. Tapi jika dia kabur akankah orang tuanya selamat?Akhirnya ia pun menuruti permainan Arthur.Pukul 09.45 WIB.Rombongan mempelai pria sudah datang dengan menggunakan berbagai super car, entahlah Tabitha merasa akan di nikahi oleh pangeran Inggris jika melihat rombongan Arthur.Arthur keluar dari mobil mewahnya, dan langsung memasuki rumah keluarga Smith. “Dimana calon istriku? Dia tidak kabur kan?" tanya Arthur dingin."Dia ada di kamarnya bersama istri
"Jadi dia adalah istrimu? Astaga Arthur apa yang ada di otakmu sampai kau berpikir untuk menikahinya? Dia hanya gadis biasa yang masih sangat muda!" Bentak Brian."Enough Brian, kau terlalu cerewet, dan kau baru saja mengomentari pakaian istriku bahkan mengatakan bahwa kau bergairah melihatnya! Aku bisa memecat mu sekarang juga Brian!" ancam Arthur. “Bahkan kau berani membentak ku!" lanjutnya."Baiklah maafkan aku Boss, tapi ini aneh ada apa denganmu sampai kau berpikir untuk menikahinya?""I don't know maybe i'm fallin love with her," ujar Arthur santai."Damn, i know it's impossible!" "You don't know anything about me Brian.""You fault, i know anything about you, about you and your secret from world, about you and your dark world Arthur," ujar Brian.Di tengah perbincangan mereka tiba-tiba seseorang mengetuk pintu. "Maaf, Tata ganggu om ya?""Tidak, masuklah!" ujar Arthur dingin."Tata mau pamit sekolah," ujar Tabitha."Mau ku antar?""Tidak usah, kan om lagi ada tamu.""Tak apa k
"Om!" teriak seseorang sembari membuka pintu ruang kerja Arthur kasar, sontak membuat Brian dan Arthur hampir terkejut."Kenapa?" tanya Arthur tanpa menoleh pada Tata."Kenapa? Om nggak tau apa yang udah om lakuin ke Tata?" jawab Tata sambil melangkah dan duduk di hadapan Arthur tanpa mempedulikan Brian. Arthur menatap Brian seolah memberitahu untuk meninggalkan ia dan istrinya, Brian pun mengerti dan langsung berdiri lalu bergegas untuk pergi namun."Brian, tetap di situ Tata mau Brian jadi saksi!" ucap Tabitha penuh penekanan.Arthur menganggukkan kepalanya pertanda agar Brian menuruti perintah Tata. "Jadi om bener-bener nggak tau maksud Tata?" tanya Tabitha."Emangnya apa yang sudah saya lakukan?" tanya Arthur polos."Om!" entak Tata sambil sedikit menggebrak meja Arthur yang sukses membuat Arthur mendongakkan kepalanya."Apa?" ucap Arthur lembut."Nih liat, ini semua perbuatan om kan?" ucap Tabitha sambil menunjukkan bekas merah di lehernya."Masa sih?" tanya Arthur menahan tawan
Hari ini Tabitha dijemput oleh Arthur karena supir Brian tak bisa menjemputnya, dan di sinilah Tabitha sekarang tepat di depan pagar sekolahnya namun setelah lima menit menunggu Arthur belum juga menjemputnya tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya."Hai, nungguin jemputan ya?" tanya si pria yang seumuran dengannya."Eh, Clark bikin kaget aja, iya nih lagi nungguin jemputan. Tumben lo pulang jam segini?" tanya Tabitha."Lo gimana sih Ta, biasalah gue kan harus latian basket dulu. Lo lupa ya?" tanya Clark."Eh iya, abisnya lo cute banget sih kayak oppa Korea jadi kan fokus gue teralihkan," ujar Tabitha diikuti cengiran kudanya."Ah, lo mah bisa aja. Pulang bareng aja yuk ini udah jam lima loh udah sore nggak baik cewek nunggu disini sendirian lagi. Ketahuan banget jomblonya," ucap Clark."Lagian kalo lo mau juga gue siap kok jadi cowok lo," lanjut Clark yang sukses membuat Tabitha tegang. Pasalnya ia pun mengharapkan untuk menjadi kekasih Clark. Dia mencintainya, namun karena pernikahan
"Ta, sudahkah kita hentikan acara peluk memeluk ini? Aku lapar," ucap Arthur diikuti cengiran kudanya."Ah, iya Tata lupa masak. Tunggu disini Tata mau ambil dulu.""Tak usah cukup lepaskan saja pelukan mu, lalu duduklah di sampingku aku akan memanggil maid ke sini." Tabitha pun akhirnya melepaskan pelukannya pada Arthur dan duduk tepat di sebelah Arthur. Arthur segera mengambil ponselnya dan tak lama berselang pintu terbuka. Tabitha sedikit kaget karena sepengetahuannya Arthur sudah mengunci pintu kamarnya. Di tengah keterkejutan Tabitha seorang maid membawa beberapa makanan dan mempersilakan Tabitha dan Arthur untuk menikmati hidangannya. Tabitha masih bingung dengan apa yang terjadi disini. "Kau tak usah bingung, aku tau kau sedang memikirkan dari mana datangnya maid-maid itu kan? Dan mengapa pintunya bisa dibuka?" tebak Arthur yang diikuti anggukan Tabitha."Aku sudah mengatur semua kegiatan di mansion ini. Jadi apapun bisa aku lakukan dan aku liat dari ponselku saja.""Fanta