Share

Bab 76. Tidak Ada Penyesalan

Membolak-balikan tubuhnya di antara ranjang, Arinda tidak bisa tidur lagi. Dia baru masuk setelah menyelesaikan tugas terakhir, menjelang malam dia yang baru beberapa saat terlelap sudah terbangun karena lapar. 

Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan saat dia meliriknya. Menyibak selimut, Arinda beranjak turun dan melangkah menuju pintu. Hari ini, karena dia yang di temukan hampir pingsan di dapur siang tadi, kepala pelayan melarangnya untuk pulang ke rumah sakit. Dia meminta Arinda untuk beristirahat agar tidak drop karena kelelahan. 

Karena desakannya itu, terpaksa dengan berat hati Arinda menganggukkan kepalanya dan melangkah menuju kamar. Lagipula itu untuk kebaikannya dan juga bayinya, bukan? Jadi, tidak ada salahnya jika dia menurut. 

"Aku lapar," gumamnya pelan, mengusap perutnya sambil melangkah keluar kamar. "Kamu lapar, ya? Kita cari makanan di luar, oke?"

Walaupun masih belum terlalu menerima, namun Arinda tak punya pilihan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status