Share

Extra Part 9

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Dahlah, fix namanya Albert!" Putus Arnold yang sontak membuat Linda mencak-mencak.

"Eh ... Kenapa bisa jadi Albert? Jauh banget dari deretan nama yang kita bahas, Ar!" Protes Linda sambil membelalakkan mata.

"Kan papanya Arnold, anaknya Albert. Dah gitu aja!" Gumam Arnold kekeuh lelah membahas nama untuk anaknya. Sejak tadi muter-muter malah jadi membahas silsilah keluarga kerjaan Inggris. Mana Arnold kenal sama mereka semua?

Gunawan tersenyum, ia terlempar kembali pada masa sekarang. Ia hanya diam menyimak keributan yang sejak tadi terjadi. Sambil menikmati kenangan yang bisa dibilang sedikit kelam.

Papanya setuju jika memang Linda adalah gadis yang Gunawan bidik hendak dinikahi. Tetapi keluarga Hartono bukan tipe orang yang suka jodoh menjodohkan. Dandi Hartono juga terkenal orang yang rendah hati. Apakah mereka akan setuju jika tiba-tiba Jamhari Argadana datang hendak meminta anak gadisnya untuk dijodohkan dengan Gunawan?

Terlebih dengan kondisi Lin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (21)
goodnovel comment avatar
Alfonso Pakpahan
part 2 maksudnya
goodnovel comment avatar
Alfonso Pakpahan
Lanjut part doang donk min
goodnovel comment avatar
Tika Crv
andingnya bikin bahagia anaknya...lah nasib Scarlett gmna ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 1 Tetangga Baru

    "Brruukkkk !" Fransisca tersentak luar biasa ketika suara gaduh itu mengejutkan dirinya yang tengah berkutat membuat curriculum vitae dan application letter untuk acara interview-nya besok pagi. Ia sontak bangkit dan melangkah ke luar rumah. "Ya ampun, heh kalau nyetir pakai mata dong!" umpatnya ketika rak tanamannya jatuh dan beberapa pot bunganya pecah. "Kok jadi elu yang ngegas sih, harusnya gue dong, lihat itu mobil gue jadi lecet gara-gara itu rak tanaman lu yang nggak jelas ini!" Fransisca melotot, sosok laki-laki itu sama melototnya. Siapa sih orang ini? Nggak sopan banget jadi orang? "Mobil elu lecet karena elu sendiri yang nggak pakai mata, bisa-bisanya sih rak di situ elu tabrak?" Fransisca tidak mau kalah, lagian ini kan wilayah rumah dia, sedang laki-laki asing ini bukan warga perumahan sini kan? "Elu yang salah, lu tau? Ini sudah masuk wilayah depan rumah gue!" Fransisca sontak makin melotot, "Depan rumah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 2 Interview

    Sisca mengerjapkan matanya ketika alarm dari iPhone miliknya berdering, sudah pukul lima dan ia harus segera bangun. Hari ini hari pentingnya, jadi ia harus segera bergegas. Ia duduk di ranjangnya, mengikat rambut panjangnya dan menguap sejenak. Sisca berusaha membuka matanya lebar-lebar, rasa kantuk itu masih menguasainya. Setelah ia rasa nyawanya sudah full terisi, ia bergegas turun dari ranjang dan melangkah ke luar kamar. Pertama yang ia lakukan adalah mencuci mukanya, air dingin yang menyapa wajahnya sontak membuat wajahnya segar seketika. Sisca tersenyum, ia kemudian melangkah ke depan rumah guna mengambil handuk yang ia jemur di jemuran depan rumah. Ia melirik sekilas tetangga rese barunya, masih sepi. Rumahnya gelap, mungkin dia belum bangun. Namun Sisca tidak peduli, ia bergegas kembali masuk guna mandi dan bersiap-siap berangkat interview. Bodoh amat sama laki-laki rese sebelahnya itu. Ia melangkah ke dalam kamar mandi, melepas semua bajuny

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 3 Dia Siapa?

    Sudah waktunya pulang, Sisca membereskan barang bawaannya. Hari pertama lancar, semuanya berjalan sesuai harapannya. Lancar tanpa gangguan apapun. Dan harapannya untuk selanjutnya tetap seperti ini. Terus seperti ini. "Kak, masih ada pekerjaan nggak?" tanya Sisca basa-basi, semoga aja tidak ada, jadi dia bisa langsung pulang. "Nggak ada Sis, kamu pulang aja nggak apa-apa," guman Rizky sambil tersenyum, ia sendiri sudah memberesi barang bawaannya dan bersiap pulang. "Yasudah Sisca balik duluan ya, Kak." Rizky hanya mengangguk dan tersenyum, membuat Sisca kemudian melangkah keluar ruangan itu, menyusuri koridor office perusahaan itu. Perusahaan ini adalah perusahaan besar, dan ia benar-benar gembira bukan main bisa diterima bekerja di sini. Ia merogoh tasnya, meraih iPhone miliknya hendak menghubungi nomor Dita. Ia sudah janji hendak mentraktir sahabatnya itu bukan? Dan hari ini juga dia akan menepati janjinya. Sebagai ucapan terima kasih juga.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 4 Harus Bertahan!

    Arnold menghela nafas panjang, ia mematikan mesin mobilnya lalu melangkah turun dari mobil. Rasanya kepalanya pusing, pening dan sangat lelah. Ia dengan malas melangkah ke dalam rumah, ketika hendak memutar kunci rumahnya, sepeda motor itu melintas dan berhenti di rumah yang ada disebelahnya. Rupanya cewek aneh itu! Dasar cewek jam segini baru balik, eh tapi ini belum malam banget kan ya? Di London sana malah kebanyakan pada nggak balik ke rumah, teller di pub, booking bersama on night stand-nya. "Dari mana lu cewek jam segini baru balik," teriak Arnold sambil melirik cewek yang tengah melepas helmnya itu. "Apa urusannya sama elu? Lu siapa gue?" cewek itu balas berteriak. "Ya iseng aja, pasti cewek modelan kayak elu tuh hobinya jalan-jalan nggak jelas dan habisin duit kan!" ejek Arnold sambil menanyakan bibirnya. "Eh elu cowok tapi mulut lu macam emak-emak berdaster tau nggak? Rese banget!" tampak cewek itu menjulurkan lidahnya lalu melangkah masuk ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 5 Bos Itu

    Hari kedua. Sisca masih begitu menikmati pekerjaannya, belum ada masalah yang berarti yang ia temui. Sejauh ini semua temannya baik-baik semua, tidak ada bullying atau sikap semena-mena dari teman-teman sekantor yang biasanya merasa lebih senior. Sisca sangat berharap semuanya bisa seperti ini, tidak ada drama-drama menyebalkan yang membuat ia jadi tidak betah dan kemudian memutuskan untuk resign, ia tidak ingin resign dari perusahaan besar itu. "Sis, kamu nggak makan siang nih?" sapa Natalie, teman satu divisinya ketika Sisca sedang sibuk menyusun laporan pengeluaran perusahaan bulan ini. "Ntar aja deh Kak, ini nanggung banget deh, duluan aja. Maaf ya Kak," desis Sisca lirih, jujur ia merasa tidak enak, namun mau bagaimana lagi? Ia sedang fokus pada pekerjaan dan mau pekerjaan ini segera selesai. "Oke, santai aja. Aku duluan ya," Natalie tersenyum, lalu melangkah keluar ruangan meninggalkan Sisca yang tengah berkutat dengan tumpuka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 6 New Job

    "Oke, gue udah bilang ke HRD, mulai sekarang elu jadi personal asisten gue!" guman Arnold lalu meletakkan gagang telepon dan menatap gadis yang duduk di hadapannya itu lekat-lekat."Terus sekarang nih gue ngapain?" tanya Sisca sedikit gemas. Semoga aja sosok itu tidak berusaha mengerjai dirinya."Pertama lu, eh siapa nama lu?" tanya Arnold yang masih menatap wajah Sisca dalam-dalam."Fransisca Andania, panggil saja Sisca." jawab Sisca singkat."Oke Sisca, karena sebentar lagi gue sibuk meeting dan lain-lain, sementara semua sudah diatur sekretaris kantor, jadi elu mending pulang dulu beberes rumah, oke?""Astaga, gue beneran jadi pembokat elu?" teriak Sisca gemas, tapi gajinya? Astaga ... okelah nggak apa-apa dia jadi pembokat, penting duitnya banyak."Kan elu sudah setuju tadi! Dan sini gue butuh nomor elu, ntar lu minta juga nomor sekretaris gue, jadi kalian koordinasi jadwal gue

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 7 Tubuh Itu

    Arnold bergegas keluar rumah dan melangkah ke rumah yang ada di sebelahnya, siapa lagi kalau bukan rumah si Sisca, ia benar-benar kesal dan gemas dengan gadis satu itu. Bisa nggak sih gadis itu bersikap waras sedikit saja?"Sis ... Sisca, bukan pintunya!" teriak Arnold sambil mengetuk-ngetuk pintu rumah Sisca."Sis! Woi jangan sembunyi deh!" ia terus mengetuk pintu rumah Sisca, gadis itu tidak nampak, rumahnya sepi, dia kemana? Kenapa tidak nampak?Arnold menekan knop pintu rumah itu, pintu terbuka dan rumah itu tampak sepi. Arnold mengerutkan keningnya, memang kemana gadis itu? Motornya ada di rumah, tapi kenapa orangnya tidak ada?Arnold melangkah ke salah satu kamar, kosong! Kamar satunya juga kosong! Arnold menggaruk kepalanya, kemana sih orang itu? Masa iya pergi rumah nggak dia kunci sih?? Ia hendak melangkah ke belakang ketika kemudian secara tidak sengaja ia menabrak seseorang hingga dia terjatuh di lantai.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 8 Blow Job (21++)

    Pagi ini Sisca sudah begitu rapi dengan kemeja lengan pendek yang ia padukan dengan rok span hitam serta blazer warna biru tua. Rambutnya sudah rapi dan ia bergegas keluar rumah guna pergi ke rumah yang ada disebelahnya itu.Rumah kemarin sudah beres kok, paling tinggal angkat cucian, ia taruh dulu di ruang cuci untuk nanti sore di setrika. Ya ampun, seumur-umur dia tidak pernah membayangkan akan bekerja seperti ini.Rumah masih nampak sepi, iya lah masih pukul setengah lima. Ia bebas keluar masuk karena kunci cadangan ada di tangannya. Ketika hendak pergi ke halaman belakang, pintu kamar itu terbuka sedikit membuat Sisca melongok menengok sang empu rumah.Tawa Sisca hampir meledak ketika melihat sosok itu tengah tidur berselimut bedcover gambar Kerropi itu. Benar-benar lucu dan membuat dia geli."Foto lucu nih!" Sisca bergegas merogoh ponselnya, mengambil diam-diam gambar bosnya yang tengah lelap tertidur itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 9

    "Dahlah, fix namanya Albert!" Putus Arnold yang sontak membuat Linda mencak-mencak. "Eh ... Kenapa bisa jadi Albert? Jauh banget dari deretan nama yang kita bahas, Ar!" Protes Linda sambil membelalakkan mata. "Kan papanya Arnold, anaknya Albert. Dah gitu aja!" Gumam Arnold kekeuh lelah membahas nama untuk anaknya. Sejak tadi muter-muter malah jadi membahas silsilah keluarga kerjaan Inggris. Mana Arnold kenal sama mereka semua? Gunawan tersenyum, ia terlempar kembali pada masa sekarang. Ia hanya diam menyimak keributan yang sejak tadi terjadi. Sambil menikmati kenangan yang bisa dibilang sedikit kelam. Papanya setuju jika memang Linda adalah gadis yang Gunawan bidik hendak dinikahi. Tetapi keluarga Hartono bukan tipe orang yang suka jodoh menjodohkan. Dandi Hartono juga terkenal orang yang rendah hati. Apakah mereka akan setuju jika tiba-tiba Jamhari Argadana datang hendak meminta anak gadisnya untuk dijodohkan dengan Gunawan? Terlebih dengan kondisi Lin

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 8

    "Bagusan juga William, Ar!" Linda tidak cocok dengan nama David yang hendak Arnold gunakan. Entah kenapa Linda lebih suka dengan William. Bayangan putera mahkota calon penerus kerajaan Inggris, Pangeran William Philip Artur Louis itu tergambar dalam ingatannya. Arnold sontak garuk-garuk kepala. Sisca belum kembali dari ruang pulih sadar, kini mereka berlima berkumpul di ruangan membahas nama yang akan diberikan kepada jagoan kecil penerus trah Argadana itu. Mereka begitu sibuk berdiskusi hingga tidak sadar satu dari mereka malah terlempar jauh dalam kenangan masa lalu. Gunawan terpekur di tempatnya duduk. Matanya menatap lelaki yang beberapa rambutnya sudah memutih itu. Lelaki yang dulu bahkan mungkin hingga sekarang masih ada di hati sang istri. Lelaki itu begitu baik. Gunawan akui itu. Burhan lelaki yang tangguh, gentle dan berhati besar yang pernah Gunawan temui. Dari sorot mata yang begitu teduh itu, Gunawan bisa lihat bahwa dia masuk dala

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 7

    Gunawan dan Linda masih berharap-harap cemas di ruang tunggu yang ada di depan ruang operasi ketika dua orang itu melangkah mendekati mereka dengan begitu tergesa. Mereka kompak menoleh, besan mereka rupanya yang datang, membuat keduanya lantas tersenyum dan bangkit guna menyambut mereka. "Gimana Pak? Operasinya belum selesai?" Tanya Burhan seraya menjabat tangan Gunawan dan Linda bergantian. Wajah itu nampak begitu panik. "Belum, Pak. Mungkin sebentar lagi." Jawab Gunawan sambil mempersilahkan Burhan duduk. Burhan lantas duduk tepat di sisi Gunawan, sementara Retno duduk di sebelah Linda. Wajah mereka berempat begitu panik dan risau. Menantikan kabar mengenai bagaimana kelanjutan dari prosedur operasi yang harus Sisca jalani.Mereka berempat nampak saling berbincang dan berbagi kabar hingga suara derit pintu itu lantas membungkam mereka bersamaan. Pandangan mereka tertuju pada pintu. Nampak Arnold melangkah keluar dengan wajah memerah, diikuti

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 6

    Ruangan itu begitu dingin, sangat dingin sekali dan jangan lupa bahwa Sisca tidak mengenakan pakaian apapun kecuali baju operasi berwarna biru yang melekat di tubuhnya saat ini. Rambutnya tertutup nurse cap, kateter sudah terpasang dan jangan lupa selang infus. Ia terbaring di ruang tunggu, menanti di dorong masuk dan kemudian semua tindakan itu akan dia jalani. Sedikit banyak Sisca sudah membaca perihal apa itu sectio caesarea. Dia sudah banyak mencari tahu di blog-blog konsultasi kesehatan dengan tenaga medis. Membaca prosedur hingga efek apa saja yang akan dia alami pasca operasi itu akan dilakukan. Ah! Tidak perlu mengingat-ingat apa-apa saja perihal sectio caesarea! Bukankah setelah ini Sisca akan mengalaminya secara langsung? Dia akan menjalani operasi guna membantunya melahirkan janin yang sudah dia kandung sembilan bulan lamanya. Sosok yang sudah begitu ingin Sisca temui dan bawa dalam gendongan. Pintu terbuka, membuat Sisca mendongak dan meliha

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 5

    Burhan tengah mengajar ketika ponselnya berdering cukup nyaring. Ia menatap mahasiswanya satu persatu lalu melangkah menuju meja guna meraih benda itu. Matanya membelalak ketika Arnold yang ternyata meneleponnya sepagi ini. Pikiran Burhan sontak buyar, bayangan Sisca dengan perut membesarnya langsung otomatis tergambar dengan begitu jelas di dalam otak Burhan."Saya izin angkat telepon dulu, ya? Kalian bisa lanjut untuk baca materinya dulu.""Baik, Pak!" jawab mereka kompak.Burhan dengan tergesa melangkah keluar ruangan dan langsung menjawab panggilan itu dengan jantung yang berdegub dua kali lebih cepat."Ha--.""Pa ... maaf menganggu, Arnold cuma mau kasih kabar kalau Sisca sudah di rumah sakit. Udah bukaan tiga, Pa!"Jantung Burhan rasanya seperti hendak mau lepas. Jadi benar dugaannya? Bahwa Arnold menelepon hendak mengabarkan perihal kondisi Sisca dan calon cucunya?"Di-di rumah sakit mana, Ar?" wajah Burhan sontak

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 4

    Malam ini entah mengapa rasanya Sisca begitu gerah. Sudah pukul satu pagi dan dia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Berkali-kali dia pindah posisi, tapi sama saja, tidak memberi efek apa-apa. AC yang menyala pun seolah tidak lagi terasa apa-apa. Sisca menyibak selimutnya, duduk sambil menatap sang suami yang tertidur begitu pulas. Senyum Sisca tersungging, jujur ia rindu bisa tidur senyaman itu. Ia rindu bisa tidur dalam dan dengan posisi apapun seperti saat belum hamil dulu. Sisca refleks mengelus perutnya yang sudah begitu besar. Sudah mendekati HPL, selain rasa tidak sabar, rasa cemas dan sedikit takut itu menghantui Sisca dengan begitu luar biasa. Apakah dia mampu nantinya? Mampu melahirkan anaknya dengan lancar dan mampu mengurusinya dengan baik?Tapi siapa yang bilang kalau Sisca akan mengurus mereka sendiri? Arnold bahkan sudah mempersiapkan dua baby sitter untuk anak mereka kelak.Sisca kembali tersenyum. Satu hal yang membuat dia benar-b

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 3

    Sisca dan Arnold melangkah memasuki gedung rumah sakit. Hari ini jadwal Sisca periksa kandungan, dan khusus untuk mereka obsgyn rumah sakit swasta mahal di kota mereka sudah ready menanti tanpa harus repot-repot mengantri giliran."Selamat pagi Bapak-Ibu, mari sudah ditunggu dokter!"Bahkan mereka tidak perlu menjelaskan tujuan mereka dan bertanya apapun, para perawat dan petugas medis sudah kenal dan tahu betul tujuan Arnold dan Sisca kemari."Dokter Adjie nggak ada jadwal operasi, kan, Sus?" tanya Arnold mengikuti langkah perawat itu. Tangannya menggenggam tangan Sisca dan membantu Sisca agar tetap aman di sisinya."Siang nanti, Bapak. Beliau masih harus standby di poli sampai jam sebelas." jelas perawat itu sambil tersenyum.Arnold lantas mengangguk, yang penting tidak ada operasi gawat yang mendadak saja sampai Sisca dan calon anaknya selesai diperiksa. Mereka terus melangkah hingga kemudian sampai pada ruangan yang Arnold sudah hafal betul ruangan milik

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 2

    "Sayang! Ayolah!" Sisca terus merengek dan bergelayut manja di bahu Arnold yang baru saja pulang kerja. Ada sesuatu yang begitu dia ingin sampai merengek-rengek macam anak kecil pada Arnold yang baru saja tiba di rumah."Astaga! Harus banget sekarang? Besok aja, ya?" Arnold mengendurkan dasinya, berusaha membujuk Sisca yang perutnya sudah lebih besar."Capek ya? Nanti aku pijitin deh." rayu Sisca sambil mengedipkan sebelah mata dengan manja.Arnold tersenyum, mengelus lembut pipi sang istri sambil menatap matanya dengan begitu serius."Bukan soal capek, Sayang. Masalahnya jam segini cari rujak buah di mana?" itu yang jadi masalah, bukan karena dia lelah sehabis kerja atau apa. Kalau pun lelah, demi Sisca dan calon anak mereka, apapun akan Arnold lakukan."Coba deh ke Hypermart, kali aja ada!" Sisca tidak menyerah, membuat Arnold lantas menghela napas panjang dan mengangguk pelan."Oke! Pergi sekarang kalau gitu!"

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 1

    Sisca berdercak kagum melihat betapa indah rumah yang papi-mami mertua hadiahkan untuk mereka. Rumah dua lantai itu begitu mewah. Bangunan hampir mirip dengan bangunan rumah keluarga Argadana di Jakarta. Kental dengan arsitektur Eropa. Arnold tersenyum penuh arti, merangkul pundak sang istri yang begitu cantik dengan dress motif bunga berwarna cerah.Semenjak mereka menikah dan Sisca hamil, dia tidak diperbolehkan Arnold memakai celana jeans dan mengganti celana-celana itu dengan dress casual yang tidak hanya aman dan nyaman untuk ibu hamil macam Sisca, tetapi juga membuat penampilan Sisca jadi lebih manis dan cantik."Suka?" tanya Arnold yang tahu betul, istrinya nampak begitu terkejut dengan hadiah apa yang orang tuanya berikan ini."Banget!" jawab Sisca apa adanya. "Tapi ini serius nggak kebesaran?" Sisca menoleh, menatap ragu ke arah sang suami.Arnold sontak membelalakkan mata, tawanya pecah melihat betapa Sisca begitu polos dan masih sangat

DMCA.com Protection Status