Share

CHAPTER 50

Author: MarniHL
last update Last Updated: 2025-04-24 00:25:51

"Sekarang aku mau nanya sama mas. Kenapa mas masih nyari tahu perempuan itu? Perempuan yang jelas-jelas udah ninggalin mas. Kak Arin itu udah berusaha banget loh jadi istri yang baik buat mas Bagas, tapi apa pernah mas berusaha jadi suami yang baik buat kak Arin? Disaat kak Arin berusaha buat jadi istri yang baik, mas malah masih cari perempuan yang udah nyakitin mas. Sorry, ya, mas, Fira gak maksud buat menggurui atau apapun, tapi aku rasa kali ini mas emang udah keterlaluan. Aku kalau jadi kak Arin juga bakal marah."

Bagas mengajak bertemu dengan Safira ketika selesai bekerja. Tentunya mereka bertemu di luar, tidak di rumah. Karena Bagas tidak mau pembicaraan mereka sampai terdengar oleh ayah dan bunda mereka dan berujung Bagas akan dimarahi oleh kedua orang tuanya.

"Jawab pertanyaan aku, mas. Jangan diam aja." Safira tampak kesal.

Bagas jadi menyesal karena sudah memberitahu adiknya, tapi kalau dia memberitahu Juan pun pasti sahabatnya itu akan memberikan reaksi yang sama seperti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • My Cold Husband   CHAPTER 1

    "Bagas, gak sarapan dulu? Aku udah masakin nasi goreng," ucap Arin ketika Bagas sudah bersiap-siap hendak pergi ke kantor.Bagas menggeleng. "Udah kenyang." Setelah berucap demikian Bagas pun pergi.Arin berdecak kesal. "Belum makan apa-apa kok udah bilang kenyang." Arin melahap nasi gorengnya sembari menggerutu. "Emang masakan gue gak enak apa? Setiap gue masakin gak pernah dimakan. Apa jangan-jangan dia mikir gue mau ngeracunin dia?" Arin segera menggeleng tidak mau peduli. "Bodoh amat! Yang penting gue udah ngelakuin tugas gue sebagai istri."Arinda Pratiwi nama lengkapnya. Hampir setengah tahun Arin menjalani pernikahan dengan seorang pria bernama Bagaskara Pratama, namun dia tidak merasakan kalau pernikahan mereka begitu indah. Mungkin orang-orang akan berpikir kalau Bagas adalah suami yang baik dan romantis, tapi itu semua hanyalah palsu. Karena Bagas hanya berpura-pura bersikap romantis padanya di depan orang-orang. Tapi, ketika hanya mereka berdua boro-boro romantis. Mengobrol

    Last Updated : 2025-01-10
  • My Cold Husband   CHAPTER 2

    Arin menghela napas lega ketika selesai menata semua makanan di meja. Tadi Arin pulang lebih cepat dari restauran karena dia harus mempersiapkan makan malam. Malam ini keluarganya dan juga keluarga Bagas akan makan malam bersama di rumah. Sudah menjadi kebiasaan semenjak mereka menikah kalau mereka harus berkumpul setidaknya sebulan sekali. Dan kali ini tempat berkumpulnya adalah di rumah Bagas dan juga Arin.Karena sudah selesai, Arin pun pergi mandi sebelum keluarganya datang. Tak butuh waktu lama untuk Arin selesai mandi.Arin menatap layar ponselnya. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, tapi Bagas belum juga pulang. Padahal Bagas sudah tahu kalau hari ini mereka akan makan malam bersama keluarga. Sebelum mandi tadi Arin sudah menghubungi Bagas untuk mengingatkan, tapi tidak ada balasan darinya."Coba telfon deh." Arin pun menelepon Bagas, namun tidak diangkat.Ketika sedang sibuk dengan ponselnya, terdengar bel rumah berbunyi."Sebentar." Arin segera pergi untuk membuka pintu.

    Last Updated : 2025-01-10
  • My Cold Husband   CHAPTER 3

    "Kok kamu ada di sini?" Arin cukup terkejut begitu melihat Bagas berada di rumah orangtuanya. Saat di depan tadi Arin memang melihat mobil yang begitu mirip dengan mobil Bagas, tapi sama sekali tidak terlintas di pikirannya kalau mobil itu adalah mobil Bagas.Bagas tersenyum. "Iya, aku ke sini mau minta maaf sama papa dan mama karena kemarin gak ikut makan malam.""Asik! Ada kue kesukaan gue nih. Tahu aja lagi pengin gue. Thanks ya kak." Baru saja Aaron ingin mengambil kotak kue yang dipegang Arin, tapi gagal karena Arin langsung menjauhkannya."Gue bakal kasih, tapi lo siapin kuenya terus bawa ke sini. Sisanya boleh lo makan.""Siap!""Jadi apa papa sama mama mau maafin Bagas?" tanya Bagas.Hery dan Rika tersenyum lalu mengangguk. "Kita sama sekali gak marah sama kamu kok. Kita ngerti kalau kamu sibuk. Lagipula kan kita masih bisa kumpul lagi bulan depan.""Makasih pa, ma.""Kuenya sudah datang." Aaron membawa sepiring kue yang sudah dipotong. "Bang, cobain dulu kuenya. Gue jamin lo

    Last Updated : 2025-01-11
  • My Cold Husband   CHAPTER 4

    "Gak habis pikir gue sama Bagas. Bisa-bisanya dia ninggalin kita gitu aja," omel Ela."Dia gak betah. Soalnya dia kan gak suka golf," ujar Juan."Ya gue paham kalau dia gak suka, tapi yang gue gak paham kenapa dia pergi gitu aja? Padahal kan ada Arin, istrinya dia.""Udah, gak usah dipikirin. Gue gak papa kok," ucap Arin sembari tersenyum.Justru Arin malah merasa lebih tenang karena Bagas sudah pergi. Bukan tanpa alasan, melainkan karena Arin masih kesal dengan Bagas. Bukan masih, lebih tepatnya selalu."Nanti gue coba ngomong sama dia biar gak kayak gitu lagi.""Emang lo harus ngomong sama dia. Bilangin ke temen lo yang sok dingin itu. Sama istri sendiri cueknya kebangetan."Arin tertawa kecil. Rasanya lucu ketika mengingat kembali ucapan Ela sebelum bertemu dengan Bagas. Jika dibandingkan dengan sekarang sungguh jauh berbeda reaksi Ela. Malah sekarang Ela yang lebih marah dibanding dirinya."Kok lo malah ketawa sih?""Gue cuma lucu aja sama lo. Perasaan waktu kita belum ketemu Baga

    Last Updated : 2025-01-11
  • My Cold Husband   CHAPTER 5

    Pagi ini Arin memasak pancake untuk sarapan. Setelah selesai, Arin memakannya sendiri. Dia tidak mau basa-basi untuk menawarkan Bagas karena itu hanya membuang-buang waktu. Arin juga malas untuk berbicara dengan Bagas. Ditambah dia masih kesal dengan pria itu karena kejadian semalam. Sedangkan Bagas kali ini menyantap sereal sebagai sarapannya.Bagas berdeham. "Malam ini grand opening toko kosmetik. Acaranya jam tujuh. Saya harap kamu bisa datang karena ini acara penting."Perusahaan Bagas adalah perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik dan saat ini sudah memiliki lebih dari sepuluh cabang. Sama seperti Arin yang melanjutkan bisnis restauran orangtuanya, Bagas juga mengalami hal yang sama. Bedanya Bagas memang mengambil jurusan bisnis. Arin sendiri hanya diam tidak mau menanggapi Bagas. "Papa sama mama juga udah saya kasih tahu. Mereka bakal datang."Arin tahu Bagas sengaja memberitahunya agar dia tidak bisa menolak untuk pergi. Karena jika kedua orangtuanya datang, sedangkan dia

    Last Updated : 2025-01-12
  • My Cold Husband   CHAPTER 6

    "Gas, itu Arin, kan? Kok dia ada di sini? Itu cowok siapa?" Pertanyaan beruntun diberikan Juan pada Bagas.Mereka baru saja tiba di sebuah cafe untuk makan siang. "Kok malah diam sih? Gimana kalau kita samperin aja?" Baru saja Bagas hendak menolak, Arin sudah lebih dulu memanggil mereka."Nah, itu dipanggil sama Arin. Ayo." Mau tidak mau Bagas mengikuti Juan."Mau makan siang, ya?" Arin bertanya. Walaupun sebenarnya masih kesal dengan Bagas, tidak mungkin dia menunjukkan rasa kesalnya pada Bagas di depan Juan dan Revan."Iya nih, biasa. Suami lo kalau gak gue samperin ke kantornya mana mau dia makan siang di luar. Ngomong-ngomong tumben di sekitaran sini. Gak ke resto?""Iya, ada urusan sedikit. Oh iya, kenalin ini Revan teman SMA gue." Arin memperkenalkan Revan pada Bagas dan Juan.Revan pun menjulurkan tangannya untuk berkenalan. Juan dengan senang hati menyambut tangan Revan. Namun, Bagas hanya diam ketika Revan ingin berkenalan dengannya."Gas." Juan langsung menyikut Bagas aga

    Last Updated : 2025-01-13
  • My Cold Husband   CHAPTER 7

    "Akh!"Bagas yang baru saja bangun dan hendak mandi seketika mengurungkan niatnya ketika mendengar teriakan Arin dari dalam kamar. Bagas segera menuju kamar Arin lalu mengetuk pintunya. "Arin. Ada apa?""Gak ada apa-apa."Jawaban Arin justru membuat Bagas tidak percaya. Dia pun membuka pintu kamar Arin. Bagas segera mendekati Arin yang sedang terduduk di lantai sembari memegang kakinya. Arin yang meringis langsung diam karena Bagas masuk ke kamarnya. "Kamu kenapa?" Bagas hendak membantu Arin berdiri, namun Arin menolak. "Saya bisa sendiri." Arin perlahan mencoba berdiri, namun dia kesulitan. "Saya bantuin." Bagas segera menggendong Arin membuatnya seketika membulatkan mata. "Ngapain digendong? Saya kan udah bilang saya bisa sendiri."Bagas mendudukkan Arin di ranjang. "Kenapa bisa jatuh?" Bagas bertanya."Mau ganti lampu," jawab Arin ogah-ogahan.Bagas baru menyadari kalau ada tangga lipat. "Kenapa gak minta tolong?""Karena saya bisa sendiri.""Kalau bisa sendiri gak mungkin ja

    Last Updated : 2025-01-14
  • My Cold Husband   CHAPTER 8

    "Loh, kok mama ada di sini?" Arin terkejut ketika bangun dan mendapati Karina sedang berada di dapur.Karina menoleh lalu menaruh masakannya yang baru matang di meja makan."Tadi Bagas telfon mama. Katanya kamu lagi sakit jadi gak bisa masak. Bagas minta tolong ke mama buat masakin kamu. Kaki kamu gimana? Udah mendingan?"Untuk beberapa saat Arin tertegun. Bagas lagi-lagi perhatian padanya. Ini benar-benar bukan Bagas. "Rin? Kok malah diam?""Udah lumayan membaik kok, ma.""Lagian kok bisa sih kamu jatuh? Emang kamu ngapain?"Bagas memang memberitahu Karina kalau Arin sempat jatuh sehingga kakinya terkilir, tapi Bagas tidak memberitahu penyebab Arin jatuh."Aku mau ganti lampu kamar yang putus, tapi malah jatuh.""Emang kamu gak minta tolong sama Bagas? Kok malah kamu yang ganti?""Gak sempat, ma. Soalnya kan Bagas sibuk terus.""Ya kalau Bagas gak bisa kan kamu bisa manggil tukang. Gak harus kamu sendiri. Lain kali jangan ngelakuin kerjaan kayak gitu. Itu kerjaan laki-laki bukan per

    Last Updated : 2025-01-15

Latest chapter

  • My Cold Husband   CHAPTER 50

    "Sekarang aku mau nanya sama mas. Kenapa mas masih nyari tahu perempuan itu? Perempuan yang jelas-jelas udah ninggalin mas. Kak Arin itu udah berusaha banget loh jadi istri yang baik buat mas Bagas, tapi apa pernah mas berusaha jadi suami yang baik buat kak Arin? Disaat kak Arin berusaha buat jadi istri yang baik, mas malah masih cari perempuan yang udah nyakitin mas. Sorry, ya, mas, Fira gak maksud buat menggurui atau apapun, tapi aku rasa kali ini mas emang udah keterlaluan. Aku kalau jadi kak Arin juga bakal marah."Bagas mengajak bertemu dengan Safira ketika selesai bekerja. Tentunya mereka bertemu di luar, tidak di rumah. Karena Bagas tidak mau pembicaraan mereka sampai terdengar oleh ayah dan bunda mereka dan berujung Bagas akan dimarahi oleh kedua orang tuanya. "Jawab pertanyaan aku, mas. Jangan diam aja." Safira tampak kesal.Bagas jadi menyesal karena sudah memberitahu adiknya, tapi kalau dia memberitahu Juan pun pasti sahabatnya itu akan memberikan reaksi yang sama seperti

  • My Cold Husband   CHAPTER 49

    "Kamu ngapain pegang hp saya?" Bagas seketika langsung menarik ponselnya dari Arin, membuat Arin cukup terkejut. "Kita kan udah punya perjanjian buat gak pegang hp kita satu sama lain. Kenapa kamu langgar?" Bagas terlihat jelas tidak suka Arin memegang ponselnya tanpa sepengetahuannya."Maaf, tadi ada telfon masuk. Awalnya mau aku biarin sampe kamu balik dari toilet, tapi karena hp nya bunyi terus aku kasihan sama yang telfon. Takutnya ada hal penting yang mau diomongin.""Apapun alasannya kamu tetap gak ada hak untuk itu. Harusnya kamu ngerti sama peraturannya. Apa perlu saya bikin peraturan tertulisnya biar kamu ingat dan gak asal sentuh barang-barang saya?!"Arin mengembuskan napas menahan kesal. "Gue akuin gue emang salah, tapi gue udah minta maaf. Dan soal peraturan gue sama sekali gak lupa, gue cuma mau bantu, tapi kalau emang lo gak suka gue gak bakal lakuin lagi. Jadi lo gak perlu ngomong sama gue dengan nada tinggi." Arin mengambil tasnya di meja, lalu pergi tanpa berpamitan

  • My Cold Husband   CHAPTER 48

    "Kenapa lo, bang? Lagi ada masalah?" Aaron menghampiri Bagas yang diam termenung di tepi kolam.Bagas tersenyum tipis. "Gak. Cuma lagi pengin istirahat bentar.""Gue ganggu, ya? Gue cabut aja, ya.""Gak papa di sini aja.""Beneran bang? Gue takut ganggu. Orang introvert kan biasanya kalau lagi pengin sendiri gak mau diganggu.""Emang keliatan?""Bang, walaupun kita jarang ketemu langsung keliatan kalau lo itu introvert banget. Setiap kali kita kumpul-kumpul kan bang Bagas sering banget mojok. Gue sering perhatiin kok. Terus gue liat-liat lo sering bengong kayak mikirin banyak hal. Apa jadi boss emang sepusing itu, ya?""Ya gitulah, semua profesi pasti ada enak gak enaknya.""Iya sih.""Kamu udah ada rencana habis kuliah mau kerja di mana?""Em, sementara sih gue masih nyari loker yang sesuai sama background gue biar pas udah wisuda gak nganggur.""Mau coba kerja di kantor saya?""Bukannya mau nolak tawaran bang Bagas, tapi untuk sementara gue mau berusaha sendiri dulu.""Oke, nanti ka

  • My Cold Husband   CHAPTER 47

    "Mas Bagas masakin buat kak Arin? Aku gak salah dengar, nih?" Safira cukup terkejut mendengar cerita Arin. Safira kebetulan sedang berada di restauran Arin. Safira ingin mengambil oleh-oleh dari Bandung yang dia minta pada Arin. Padahal Arin sudah bilang kalau dia yang akan mengantarnya ke rumah, tapi Safira sepertinya tidak sabar untuk bertemu Arin.Arin mengangguk. "Dia masakin aku nasi goreng sama telur ceplok.""Gimana rasanya? Pasti gak enak, kan?" tanya Safira."Enak kok, malah aku abisin.""Hah? Kak Arin beneran gak sih apa aku lagi dibohongin?""Bener kok. Ngapain juga aku bohongin kamu?""Iya sih, tapi aneh aja kalau mendadak masakan mas Bagas enak. Secara aku tahu banget kalau mas Bagas sama sekali gak bisa masak. Pernah waktu itu dia bikinin aku bubur pas aku lagi sakit. Aku udah nolak karena yakin dia gak bisa masak bubur, tapi dia ngotot kalau dia bisa. Dan bener aja bubur yang dia masak kurang air jadinya belum matang mana keasinan lagi. Semenjak itu aku gak pernah mau

  • My Cold Husband   CHAPTER 46

    "Akhirnya kamu datang juga. Aku pikir kamu gak bakal datang. Soalnya kamu gak balas chat aku." Arin tersenyum lebar ketika Bagas ternyata mau datang ke restauran yang sudah dia pesan. Arin sengaja memilih restauran yang tidak terlalu jauh dari kantor Bagas, agar Bagas tidak kecapekan menyetir jauh dan juga kalau dekat pasti Bagas mau datang. Dan ternyata dugaannya benar. Padahal, Arin tidak berharap lebih kalau Bagas akan datang karena Bagas sama sekali tidak menjawab pesannya. Ditambah Arin sudah menunggu hampir satu jam. Tadinya Arin hendak pulang, tapi entah kenapa dia memilih untuk menunggu sedikit lebih lama karena dia masih berharap kalau Bagas akan datang. Untungnya harapannya terkabul."Tadi saya lagi ada kerjaan jadi gak sempat balas. Kamu udah daritadi?""Enggak kok, aku juga belum lama nyampe." Arin berbohong karena tidak mau Bagas merasa bersalah karena membuatnya menunggu lama. "Btw, aku udah pesanin, bentar lagi juga nyampe makanannya.""Kenapa tiba-tiba ngajak makan di

  • My Cold Husband   CHAPTER 45

    Bagas pergi ke dapur untuk mengambil minum, namun ketika dia melihat Arin yang sedang memasak seketika Bagas langsung teringat kejadian kemarin. Karena kejadian jatuh kemarin, semalam Bagas tidak bisa tidur nyenyak. Pikirannya benar-benar terganggu akan kejadian tersebut dan entah kenapa dia malah merasa harus menghindari Arin."Gas."Bagas yang sudah berbalik hendak pergi dari dapur seketika menghentikan langkahnya."Kamu belum siap? Bentar lagi sarapannya jadi."Bagas berbalik menghadap Arin. "Iya, ini mau mandi.""Terus ngapain ke sini?""Mau ambil minum, tapi gak jadi." Bagas pun segera pergi ke kamarnya.Memilih tidak peduli, Arin kembali melanjutkan kegiatan memasaknya.***"Em, Gas."Bagas yang sedang makan menyahut, namun tidak menatap Arin."Soal yang kemarin aku minta maaf, ya. Aku ngaku emang sempat fotoin kamu waktu kamu tidur, tapi aku udah hapus kok.""Iya, saya juga minta maaf kemarin ambil hp kamu.""Gak papa kok, kalau aku jadi kamu juga aku bakal lakuin hal yang sama

  • My Cold Husband   CHAPTER 44

    "Rin. Bangun, udah sampe." Bagas membangunkan Arin yang tertidur begitu lelap.Arin perlahan membuka matanya. "Udah sampe?" Bagas mengangguk, lalu turun dari taksi. "Gak mau turun? Atau mau balik bandara?" tanya Bagas karena Arin masih bergeming.Arin yang masih setengah mengantuk pun keluar dari taksi."Terima kasih, ya, pak.""Sama-sama, kalau begitu saya permisi, pak, bu." Setelah mengeluarkan barang-barang mereka dari bagasi, sang supir taksi pun pergi.Walaupun cuma bepergian selama satu hari, tapi barang-barang yang mereka bawa pulang cukup banyak. Tentunya barang-barang tersebut bukan milik Bagas, melainkan Arin. Semua barang-barang itu adalah oleh-oleh yang akan dia berikan pada keluarganya, keluarga Bagas, dan juga karyawan restonya. Sangat baik hati, bukan? Karena oleh-oleh tersebut Bagas sempat memarahinya. Bagaimana tidak marah, Bagas yang direpotkan membawa semua barang tersebut. Sedangkan Arin hanya menenteng ranselnya."Gas, mau ke mana?""Masuk lah.""Bantuin aku bawa

  • My Cold Husband   CHAPTER 43

    "Buruan, Gas. Kamu jalannya lama banget, sih."Bagas yang berada cukup jauh di belakang Arin berulang kali menguap. Bagas masih sangat mengantuk. Tadi Arin membangunkannya tepat jam lima pagi, hanya karena Arin ingin pergi ke kebun stroberi. Karena siangnya mereka harus kembali ke Jakarta, jadi Arin tidak mau membuang-buang kesempatan untuk berpetualang di Bandung."Kalau mau cepat kenapa gak pergi sendiri aja?""Ya gak bisa dong nanti kita gak ada foto bareng. Kan buat dokumentasi juga buat dikirim ke bunda. Biar bunda tahu kalau kita ke sini itu beneran jalan-jalan bukan cuma di villa.""Berapa lama lagi sampenya?" tanya Bagas."Harusnya setengah jam lagi nyampe sih. Makanya kamu jalannya agak cepet biar makin cepet sampenya.""Oke." Bagas seketika mempercepat langkahnya, hingga meninggalkan Arin."Tungguin Gas!"***Bagas menatap Arin yang begitu antusias memetik stroberi. Tanpa sadar dia tersenyum. Arin sepertinya begitu bahagia menghabiskan waktu di Bandung. Bagas juga merasa cuk

  • My Cold Husband   CHAPTER 42

    "Kamu tahu gak aku tuh suka banget sama kebun teh. Waktu kecil aku sempat ke Bandung dan aku bisa ngabisin waktu berjam-jam buat main di kebun teh," cerita Arin begitu antusias ketika mereka berjalan menyusuri kebun teh.Arin menoleh pada Bagas yang hanya diam. "Kok kamu diam aja? Kamu gak suka ya aku ajak ke sini?""Berapa lama lagi kamu mau di sini?" Alih-alih menjawab pertanyaan Arin, Bagas malah memberikan pertanyaan."Kenapa? Kamu mau balik villa, ya? Sorry ya udah ngajakin kamu ke sini. Kalau aku tahu kamu gak suka ke kebun teh aku gak ngajak kamu tadi.""Pertanyaan saya belum dijawab.""Kemungkinan sih masih agak lama. Kamu kalau mau balik ke villa duluan gak papa. Nanti aku balik sendiri.""Ya udah."Arin sudah menduga Bagas pasti akan langsung pergi ketika dia menyuruhnya, tapi tetap saja dalam hati kecilnya Arin ingin Bagas ada rasa sedikit peduli padanya.Baru beberapa langkah berjalan Bagas berhenti lalu menoleh. "Jangan lama-lama."Arin tersenyum. "Iya, jangan kangen, ya."

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status