"Bukankah aku sudah membunuhmu berulangkali di masa Swifolges masih berdiri? Kenapa ... kenapa kamu masih tetap bernafas hingga detik ini?" Aku mengeluarkan banyak sihir berwarna ungu–khusus penyerangan.Pria yang kuajak bicara hanya diam, tetapi terus melangkah maju. Telinganya sepertinya sengaja mengabaikan suaraku. "Apakah kamu pria yang tuli? Kamu tidak pernah sekali pun mau mendengarkanku," ucapku bertanya lagi."Membunuh tanpa perasaan. Bagaimana aku bisa mati, jika kamu membunuh lewat pikiran?" Ia akhirnya membuka suara juga, setelah banyak pertanyaan kulemparkan padanya."Aku tidak pernah menyia-nyiakan sekali pun kesempatan untuk selalu membunuhmu, Horris!" "Tidakkah kamu berpikir ini adalah suatu realita? Jika aku mati, aku tidak akan berdiri di depanmu, Nona," katanya.Horris adalah pria yang pernah melamarku, hingga membuatku percaya dunia adalah milik kami berdua. Dia datang lebih dulu, bahkan jauh sebelum Pangeran Ergo, dan Pangeran Arsenio menjadi bagian dari kisah hi
Horris kewalahan, dan kehilangan salah satu tangannya. Aku telah selesai mengobati luka gores di leher Lucer. Untunglah pria bermata kuning keemasan di depan sana datang tepat waktu, bersamaan dengan Chel."Aku sudah menyelesaikan cahaya portalnya," kata Chel padaku."Chel, terima kasih atas bantuanmu." Aku menyeka air mata yang hampir turun.Lucer perlahan mulai sadar. Wujudnya telah kembali ke bentuk manusia. Awalanya, dia panik, mungkin karena belum bisa menggerakkan lehernya. "Tenanglah, Lucer! Kamu akan segera sembuh nanti. Sekarang kita harus pergi, dan berpindah ke masa kita!" Aku menopang tubuhnya."Kita harus melihat gabungan tiga kekuatan sebelum pergi, Ret. Percuma aja kita ke sini, kalo nggak lihat momen epik itu." Lucer enggan diajak pergi, bahkan kakinya menahan di tempat yang sama.Bisa-bisanya dia masih memikirkan tentang gabungan sihir, di dalam situasi menegangkan."Oi, kita harus pergi atau tetap tinggal sebentar?" Frey menendang tubuh Horris. "Aku sudah bosan berm
Kekuatan yang sudah berbentuk gelembung besar sudah mencapai taraf sempurna. Kami berhasil menaruh Chel ke dalam gelembung magis gabungan. Frey berkata, harus menunggu masa pemisahan racun selesai, baru bisa pulang ke masa depan.Pangeran Arsenio memberikan banyak bantuan, dan kami sangat merasa berhutang budi. Ketika aku ingin berterima kasih, dia malah menolak dengan berbagai alasan–dia menolong tanpa pamrih.Sambil menunggu proses Chel selesai, Lucer menceritakan banyak hal pada reinkarnasinya, agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Jika dia yang ada di masa depan memberitahu, mungkin masa lalu juga akan ikut berubah."Takdir kematian, ambisi, pengorbanan, semua itu tidak ada yang bisa diubah. Kita hidup mengikuti takdir hati, Lucer. Jika aku mengubah masa lalu hanya untukmu, maka kita berdua egois." Pangeran Arsenio menepuk pundak Lucer pelan."Kok dirimu yang ada di masa lalu lebih bijak, ya, Cer?" Frey mengejek, "kalo kamu mah pasti udah gegabah duluan. Hahaha.""Tapi jik
Chel sudah membaik. Racun yang keluar dari tubuhnya banyak sekali. Aku membersihkan gudang dengan kain pel. Pangeran Arsenio sudah pergi, karena Pangeran Ergo berteriak di depan pintu gudang, tiga belas menit sebelumnya.Pertemuan yang sangat singkat. Kasihan sekali Lucer. Dia terlihat murung, semenjak leluhurnya tidak ada lagi bersama kami. Frey meniru aksi badut di sirkus, tetapi temannya itu hanya tersenyum tipis."Margaret, aku minta maaf. Mungkin aku bukanlah sahabat yang baik," ucap Chel sambil membantuku mengepel.Aku adalah orang yang tidak mau kembali, jika ia sudah berkhianat. Namun, setiap orang punya kesempatan kedua."Kamu hanya terbawa emosi werewolf. Tapi aku juga masih bingung kenapa kamu menuduhku yang tidak-tidak?" Aku memeras kain pel, lalu menjemurnya di dekat jendela.Chel membuang ember berisi air kotor ke luar jendela. "Aku diadu domba sama Necia. Dia yang selalu bikin aku panas, dan membujukku untuk terus menyakitimu.""Apa? Necia? Ma maksudmu Gracia Benecia?"
"Teknik itu adalah sebuah cara agar para bangsa werewolf tidak bisa bergerak. Ya, alias memaksa mereka berhenti, dan mengendalikan mereka dalam genggaman pikiran." Tuan Peter menyeringai, seakan menaruh makna tersendiri.Aku sepertinya pernah mendengar teknik itu sebelumnya. Pada saat bulan darah kedua di Kota Aluna, Frey memanfaatkan kekuatan pembaca pikirannya, untuk mengendalikan para bawahan Lucer.Dulunya aku berpendapat, kekuatan esper hanya sebatas pembaca pikiran, tetapi ternyata lebih hebat daripada itu."Aku membutuhkan banyak waktu untuk mengambil alih isi pikiran mereka semua. Margaret, Ayah, tolong bantu Lucer!" Aku langsung pergi meninggalkan Frey dan Chel di depan kastil. Kemudian, menuju ke arah Lucer yang sudah lebih dulu tiba di dekat batas portal.Dia nampak membujuk, tetapi tidak didengarkan. Aku menjadi iba, karena dia agaknya kesulitan."Bukan begitu cara menjadi pemimpin yang bersahaja, Lucer Ford." Tuan Peter membantunya berdiri, setelah lama bersimpuh di tana
Ada dua kabar buruk, dan juga kabar baik yang disampaikan oleh Frey kepadaku. Katanya, dia memang bisa mengambil alih, dan menetralisir pengendalian pikiran oleh Necia. Namun, dia tidak bisa mengambil alih keseluruhan, jika jumlah werewolf terlampau banyak.Lucer memberi jalan kepadaku untuk membawa ke luar wilayah. Hujan deras membuat tanah licin, sehingga kami kesulitan untuk berlari lebih cepat. Celah yang semakin rapat, kami harus bergegas."Frey, kita nggak papa, kan, berpisah di sini?" Lucer berhenti, lalu menoleh ke belakangku. Frey menimpal, "Chel dan aku akan pergi ke tempat yang aman. Bangsa vampir yang ada di belakang akan menyusul."Kabur adalah satu-satunya jalan, selain bertarung, dan menghabisi tenaga. Mereka tidak mengincar kastil, tetapi kami. Necia mungkin berniat untuk membunuh kami satu per satu, makanya melancarkan serangan besar.Tuan Peter tidak selamat. Dia terbunuh oleh manusia serigala yang membawa obor di mulut berliurnya. Dalam suasana berduka, kami terpak
"Nah, menurut buku magis tingkat atas, kita harus mencari sang alpha untuk mengambil alih pikiran para omega dan beta," ucapku menjelaskan padanya."A ... apa!? Ta ... tapi aku nggak bisa jadi pemimpin mereka." Lucer menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia agaknya sedang menutupi tangis."Kamu harus bisa mengendalikan mereka di bawah tanganmu. Walaupun, sang pemimpin alpha terbaik hanya diraih oleh Pangeran Arsenio, selebihnya, tidak ada yang sebanding." Aku mendekapnya di dalam peluk hangat, menyalurkan banyak semangat di sana.Suara isak tangis terdengar menyayat hati kecilku. Aku bukanlah seorang ibu yang mampu memberikannya apa pun. Namun, aku senantiasa berusaha selalu ada untuknya, baik dalam keadaan duka, maupun suka.Lolongan serigala yang memekakkan telinga, membuatku melepaskan dekapan. Dia harus bisa, dan bagaimana pun perang harus dielakkan. Jika bangsa manusia serigala menguasai seluruh wilayah Hutan Valerie, maka tidak ada lagi daerah untuk para vampir tinggali
Peperangan melibatkan dua komponen. Satu musuh, dan yang lainnya pahlawan. Mereka yang menang akan dianggap sebagai yang terhebat. Sedangkan yang kalah akan dianggap sebagai orang, atau kelompok yang gagal.Memaafkan musuh adalah jalan yang mungkin sebagian orang enggan melakukannya. Ada dua hal yang menjadi alasan besarnya:Pertama, jika dimaafkan, dan dibiarkan bebas, mungkin ia akan mengulangi kesalahan yang sama. Ya, sama seperti Necia yang bebal.Kedua, musuh yang dihukum mati, atau dibunuh dengan sadis tidak akan memperpendek masalah. Ya mungkin akan menimbulkan dendam pada pengikut-pengikutnya. Aku mengambil langkah besar di dalam hidup. Tidak akan kubiarkan Necia mengendalikan Lucer. Bertarung dengan tangan kosong adalah opsi akhir. Jika aku tidak bisa mematahkan ambisinya, jangankan Hutan Valarie, Kota Aluna juga mungkin dikuasai olehnya."Pilihan yang salah, ya, Margaret?" Necia menangkis tendanganku. Kemudian, membalikan serangan.Aku kesulitan menghindar, karena kondisi y