Share

Dia Bukan Pria Biasa

"Bukankah aku sudah membunuhmu berulangkali di masa Swifolges masih berdiri? Kenapa ... kenapa kamu masih tetap bernafas hingga detik ini?" Aku mengeluarkan banyak sihir berwarna ungu–khusus penyerangan.

Pria yang kuajak bicara hanya diam, tetapi terus melangkah maju. Telinganya sepertinya sengaja mengabaikan suaraku.

"Apakah kamu pria yang tuli? Kamu tidak pernah sekali pun mau mendengarkanku," ucapku bertanya lagi.

"Membunuh tanpa perasaan. Bagaimana aku bisa mati, jika kamu membunuh lewat pikiran?" Ia akhirnya membuka suara juga, setelah banyak pertanyaan kulemparkan padanya.

"Aku tidak pernah menyia-nyiakan sekali pun kesempatan untuk selalu membunuhmu, Horris!"

"Tidakkah kamu berpikir ini adalah suatu realita? Jika aku mati, aku tidak akan berdiri di depanmu, Nona," katanya.

Horris adalah pria yang pernah melamarku, hingga membuatku percaya dunia adalah milik kami berdua. Dia datang lebih dulu, bahkan jauh sebelum Pangeran Ergo, dan Pangeran Arsenio menjadi bagian dari kisah hi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status