Home / Romansa / My Boss Behavior / 1. Skenario Pertunangan Zara

Share

My Boss Behavior
My Boss Behavior
Author: Aloegreen

1. Skenario Pertunangan Zara

Author: Aloegreen
last update Last Updated: 2022-11-11 16:08:23

"Zara, aku ingin membatalkan pertunangan kita!" ujar Ryo menggema di tengah gedung.

"Apa maksudmu?" tanya Zara terguncang. 

Kemeriahan pesta berubah menjadi sorotan media. Zara Azuri Frazanista dicampakkan di depan publik oleh Ryo Akarey, tunangannya sendiri. 

"Maaf, tapi Forin lah yang akan menjadi pendamping hidupku selamanya. Kau bebas pergi kemanapun kau mau sekarang," ucapnya seolah menjadi bintang panggung. 

Bagai dihantam batu keras, mata Zara membulat sempurna. Sungguh tidak terduga. Ini kabar paling buruk di hidupnya secara tiba-tiba.

Kamera pewarta selalu memotret dalam setiap detiknya.

"Kau memang gadis tercantik yang pernah kulihat, tapi kau penuh siasat nan licik! Aku tidak akan membiarkan Ryo jatuh ke tanganmu lagi!" cibir Forin seraya memegang lengan Ryo erat. 

Gelap sudah tatapan Zara pada mereka. Dia geram sampai mengepalkan tangan. 

Gaun merah berpadu pita bunga hitam yang dia pakai sangat kontras dengan rambut bergelombangnya yang terurai sepinggang.

Seluruh perhatian tertuju padanya. Namun, bukannya marah, Zara justru menatap Ryo lugu.

"Kau membuangku demi wanita ini? Kurasa kau telah disihir olehnya," ucapnya menekan suara sambil mengerjap polos.

Tangan Ryo terkepal, "Intinya pertunangan kita berakhir di sini. Kita sudah tidak ada hubungan lagi."

Zara tercengang. Lalu, tersenyum dan menumpuk tangannya dalam genggaman.

Sosok wanita anggun kini ada pada dirinya. 

Ryo terkesiap. 

"Sepertinya aku memang tidak pantas untuk Tuan Muda sempurna sepertimu. Kalau begitu, aku doakan agar kau dan Nona Forin bahagia. Aku akan senang bisa melihat senyummu selamanya, Ryo." 

Huru-hara terjadi. Gadis itu menunduk penuh hormat bersedia menelan malu mentah-mentah. 

Tidak merasa sedih karena terbuang. Aksi Zara hanya untuk mempertahankan harga dirinya. Dia gadis yang kuat.

Lain dengan Ryo yang panik saat semua orang membela Zara dan menggosipkan dirinya. Lalu, Zara pergi meninggalkan gedung pesta. 

"Hah! Leganya! Di dalam sana penuh orang-orang membosankan! Menyesakkan! Sayangnya, aku tidak punya tempat tinggal sekarang." bergumam sembari merenggangkan otot-otot tangannya. 

Dia berhenti di depan gerbang. Senyumnya memudar menjadi wajah lesu. 

Pernyataan Ryo memberi dampak yang menyakitkan. Dia langsung mendapat pesan kecaman dari orang tuanya.

"Ayah dan ibu mengusirku karena aku tidak jadi menikah dengan keluarga kaya." 

Kepalanya sedikit tertunduk. Kemudian, mendongak tegas penuh semangat. 

"Aku tidak bisa tinggal diam. Aku tidak selemah itu sampai mengalah pada Ryo. Intinya sekarang harus bisa bertahan hidup dulu. Bagaimana caraku mendapat rumah dan uang dalam waktu semalam?" pikirnya bingung. 

Tiba-tiba angin berhembus kencang.

Menerbangkan dedaunan yang berjatuhan di sekitar trotoar. Zara menutupi wajahnya dengan lengan. 

"Sial! Di saat begini justru angin mentertawakanku." matanya menyipit. 

Pandangannya mengarah ke mana dedaunan itu pergi. Lantas terbelalak dengan apa yang dia lihat. Sebuah tiang listrik yang terdapat sebuah tempelan kertas.

"Selebaran apa itu?" 

Mendekati tiang tersebut dan mengambil kertasnya. Keningnya pun berkerut.

"Kontes kecantikan di pusat kota dengan hadiah fantastis menanti. Sebuah kunci apartemen dengan sejumlah uang tunai?! Wah, takdir macam apa ini?! Kebetulan sekali!" pekiknya setelah membaca perlahan. 

Senyum antusias Zara pun terbit. Dia memegang kertas itu erat-erat. 

"Baiklah! Kalau begitu ayo pergi ke pusat kota! Kita kalahkan seluruh gadis cantik di Jakarta, haha!" serunya ceria. 

Menggunakan taksi, dia berhasil tiba di pusat kota dengan gaun yang sama. Keramaian di mana-mana. 

Semua berpakaian mewah. Zara sempat terpesona dan kini dia menjadi salah satu kontestan. 

"Wah, megahnya!" gumamnya mengedarkan pandangan ke segala arah. 

Dia berdiri di depan panggung.

Dikelilingi warna-warni cahaya gemerlapan membuat matanya melebar indah. Kepercayaan dirinya mulai membuncah.

"Baiklah, para hadirin sekalian! Kita langsung saja memasuki ronde pertama!" seru sang pembawa acara menggema ke segala sudut panggung. 

Seluruh peserta berbaris di panggung, begitu juga Zara. Riuh tepuk tangan menyambut. 

Tiba-tiba semua lampu padam. Semua orang panik. Zara mengedarkan pandangan ke sekeliling yang teramat gelap. 

"Astaga! Kenapa bisa mati lampu? Apa ada kesalahan teknis?"

Saat panggung terguncang akan aksi padamnya listrik, sebuah lampu besar dari atas panggung mendadak menyala dan jatuh di posisi Zara yang ada di tengah-tengah peserta. 

Sontak seluruh perhatian tertuju pada Zara. 

"Eh?!" pekik Zara jauh lebih terkejut.

"A-apa ini? Kenapa aku disorot? Apa aku melakukan kesalahan?" teriaknya panik. 

Mencoba menghindar, tetapi percuma. Cahaya itu selalu mengikutinya sampai-sampai peserta lain menepi darinya. Kerusuhan pun kembali terjadi. 

'Sial! Lagi-lagi aku menjadi bahan sorotan. Hei, setidaknya jangan permalukan aku lebih dari tadi. Apa panitianya tidak tau kalau aku baru saja putus dengan tunanganku?' batin Zara sebal. 

Namun, microfon pembawa acara kembali menyala dan dia berdeham menginterupsi seluruh perhatian, termasuk Zara. 

"Ehm! Mohon perhatian semuanya. Pemenang dari kontes kecantikan malam ini sudah ditetapkan oleh perintis acara dan tanpa menunggu hingga tibanya penghujung acara, mari kita sambut pemenangnya! Inilah dia, gadis tercantik dengan keanggunan dan karakteristik luar biasa di malam penuh gemerlap bintang hari ini, Zara Azuri Frazanista!" 

Sorak sorai memenuhi seisi panggung seolah kebingungan yang melanda hilang tanpa jejak.

Seruan sang pembawa acara menghebohkan pusat kota. 

"Eh?!!!" teriak Zara heboh. 

Dia mematung, melotot, dan berkedip-kedip mencerna segalanya. 

"Tu-tunggu! Apa maksudnya semua ini? Kenapa namaku dipanggil? Kenapa aku dinobatkan menjadi pemenang utama? Ki-kita bahkan belum memasuki ronde pertama!" bingung menoleh ke segala arah. 

Namun, tak mengelak jika ada sedikit rasa berbunga-bunga bahkan pipinya bersemu. 

'Mendadak aku jadi pemenangnya? Aku? Ah, ayolah, jangan bercanda! Aku tidak secantik itu sampai menang dengan mudah, haha, tapi aku suka. Sayangnya ini terlalu mengganjal,' pikir Zara.

Kemudian, seseorang muncul dari pintu panggung di belakang kontestan yang terbuka.

Seketika jeritan kagum menggema jauh lebih parah dari saat Zara terpilih menjadi kandidat paling cantik. 

"Eh? Eh? Apa lagi sekarang? Seseorang tolong beritahu aku apa yang sebenarnya terjadi!" jerit Zara frustasi sembari mendongak kesal menatap lampu besar. 

"Biar kujelaskan," ujar seseorang dengan tenang di belakang Zara. 

"Ahaha, terima kasih banyak!"

Gadis itu refleks menoleh ke belakang tersenyum manis, berpikir akhirnya ada malaikat baik hati bersuara merdu yang datang membantu. 

Menyadari bahwa itu suara laki-laki, Zara terkejut mundur satu langkah. 

"Hah?! Siapa kau?" 

Tatapannya beradu dengan orang itu. Panik dalam diri Zara berubah redup. Zara mulai terhanyut dalam mata tajam dengan netra hitam pekat yang disinari sorotan lampu. 

Hanya melihatnya saja Zara mendadak tenang. Sosok itu mampu menghipnotis apapun di sekitarnya hanya dengan kemunculan dirinya.

Zara tersadar. Dia menggeleng membuang ekspresi diamnya yang bodoh. 

"Si-siapa kau?!" 

Ingat jika dipermainkan sekarang sehingga tidak segan-segan menunjuk orang itu yang dipenuhi kharisma dan aura orang kaya yang mendominasi. 

'Siapa laki-laki tampan ini?! Sialan! Aku ... jantungku sesak,' kata Zara jujur dalam hati.

Aroma parfum kuat yang melumuri jas hitam pria itu sangat memabukkan, membuat Zara ingin bersin.

Tiba-tiba orang itu mendekatkan kepalanya.

Menilik visual Zara dari ujung rambut hingga ujung kaki membuat Zara memundurkan kepalanya seraya mengetatkan gigi.

'Apa yang dia lakukan?! Kenapa melihatku seperti ini?!' batinnya menjerit.

Zara mati gaya sampai orang itu kembali ke posisi normal.

"Gadis yang aneh," ujar orang itu datar.

Sontak Zara terbelalak. 

"Apa kau bilang? Aku aneh?!" heran sekaligus tidak terima. 

"Alexa!" panggil orang itu memudarkan kefokusan Zara.

"Saya, Tuan!" tiba-tiba muncul seorang wanita dari samping pembawa acara.

"Astaga, siapa lagi sekarang?!" Zara menoleh ke sumber suara dan syok.

Berparas laki-laki dengan rambut panjang berponi lurus diikat seperti ekor kuda dan membawa tablet berwarna hitam.

Mulut Zara tak berhenti terbuka kala gadis itu berjalan tegas ke arahnya dan akhirnya mereka saling berhadapan. 

"Aku memilihnya." ujar laki-laki itu singkat. 

Kemudian, berbalik badan menghilang di balik pintu panggung yang tertutup. 

"Hah?!" sudut mata Zara berkedut terlalu heran.

'Tunggu sebentar, ini bukan kontes namanya. Ini tidak seperti yang ada di poster. Apa jangan-jangan penipuan?!' pikirnya sangat curiga.

"Silahkan ikut denganku, Nona Zara." ujar perempuan yang dipanggil Alexa itu.

Begitu sopannya sampai rela membungkukkan badan. Zara tersentak dalam diam.

"Apa? Aaa, tidak, tidak! Kenapa juga aku harus ikut denganmu? Siapa kalian? Acara ini penipuan atau jebakan untuk ... aaaa, jangan tarik aku! Lepaskan aku! Seseorang, tolong aku! Pak Pembawa Acara, tolong siarkan kalau aku bukan pemenangnya. Aku tidak lagi berharap menang!"  

Gadis itu berteriak sebab Alexa menarik tangannya paksa hingga akhirnya Zara menghilang dari kontes kecantikan selamanya. 

"Begitulah kisah kontestan yang terpilih malam ini! Baiklah, mari kita lanjutkan kontes kecantikan yang sesungguhnya! Inilah para kontestan yang tersisa di panggung besar pusat kota ...," seperti itulah pembawa acara menyiarkan kembali acara tersebut dengan meriah. 

Tentu saja tepuk tangan orang-orang menjadi musik utama. Zara masih bisa mendengarnya samar-samar sebelum dipaksa masuk ke mobil mewah. 

Dia syok berat. Lagi dan lagi Zara merasa dibuang seolah tidak diinginkan berpartisipasi dalam acara. 

"Hiyaaaa! Keluarkan aku dari sini! Kalian mau menculikku, benar, 'kan? Itu tidak ada gunanya karena aku sendirian sekarang. Beberapa jam yang lalu aku diputuskan tunanganku dan aku yakin beritanya sudah menyebar. Jika tidak percaya lihat saja di surat kabar. Jadi, percuma jika ingin minta tebusan. Aku hanya mau merubah nasib yang ...," protesan Zara dipotong Alexa dengan tenang yang duduk di samping kursi kemudi.

"Zara Azuri Frazanista, putri tunggal manajer perusahaan dari tunanganmu yang bernama Ryo Akarey selaku pewaris perusahaan konstruksi yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini. Berusia dua puluh lima tahun, terkenal licik dan cerdas, selalu bertindak menggunakan akal sehat, dan tidak memiliki tujuan hidup. Kelebihan utama adalah cantik. Beberapa jam yang lalu kehilangan harga diri di depan media karena dicampakkan akibat kehadiran model cantik bernama Forin Sazuma Nafari sebagai pengganti. Aku mengetahui semuanya," sela Alexa tanpa menoleh. 

Wanita berwajah dingin itu memandang lurus ke depan.

Sungguh Zara dibuat gila. Pikirnya bagaimana bisa seorang perempuan bicara sedatar itu seperti robot? 

Syok karena Alexa mengetahui identidasnya dengan detail. Zara tidak mengenalnya, jadi dari mana Alexa mendapatkan informasinya?

"Kenapa kau tau diriku sebanyak itu? Apa kau stalker? Sejak kapan kau mengetahuinya?" pekik Zara hampir memukul sandaran kursi Alexa karena terlalu penasaran.

'Ck, tidak perlu sekejam itu untuk menyanjung penghinaanku, Nona. Aku cukup baik tidak menampar Ryo tadi dan aku sudah memiliki tujuan hidup sekarang,' kesalnya menyambung dalam hati. 

"Izinkan aku memperkenalkan diri. Aku Alexandra Johanna, asisten sekaligus tangan kanan Tuan Reon Varezan Dailendra, CEO perusahaan parfum terbesar di negeri ini. Dia yang membuat kontes kecantikan ini dan secara langsung memilihmu menjadi pemenangnya. Aku ada di mana pun beliau berada. Selamat datang, ke dunia Raja Iblis yang pangsa pasarnya mencapai tingkat internasional!" 

Zara mematung sekarang. 

"Ha?" 

Respon yang keluar begitu saja. Dia tidak paham dengan apa yang Alexa katakan. Apapun itu, ini sudah di luar nalar. 

Bukannya mendapat kehidupan baru, justru tersesat dalam permainan yang penuh drama. Ditambah munculnya kata Raja Iblis membuat otaknya kosong seketika. 

Related chapters

  • My Boss Behavior   2. Menikahi Raja Iblis Tampan

    Layaknya bangsawan yang dibiarkan duduk di kursi belakang tanpa diajak bicara. Memang agak kesal, tetapi Zara menahannya demi mengetahui apa yang terjadi. Dia tidak sebodoh itu sampai membiarkan dirinya terjerumus dalam tipu muslihat. Zara ingin tahu siapa orang-orang ini.Satu hal yang dia pastikan, laki-laki tadi adalah orang yang dijuluki Raja Iblis. 'Reon Varezan Dailendra? Sepertinya aku pernah mendengarnya, tapi di mana? CEO perusahaan parfum ternama? Apa karena itu dia tadi sewangi bunga? Aargh, sialnya! Harumnya itu memang mematikan! Rasanya masih menempel di hidungku sampai sekarang,' batin Zara.Pandangannya selalu jatuh pada Alexa. Dilihat dari segi manapun juga mereka seperti orang berada. Kilauan cahaya di mata Zara berubah menjadi kecurigaan. Tidak lama kemudian, dia tiba di rumah besar bak istana yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Rahang Zara hampir bersatu dengan tanah. "Ru-rumah raksasa?!" teriaknya kebingungan bercampur takjub. Dia melongo di depan pintu.B

    Last Updated : 2022-11-11
  • My Boss Behavior   3. Pelayan Khusus

    Hawa dingin masih berlanjut. Kini Zara telah kembali ke hadapan Reon. Dia ingin mendekati Reon demi memudahkan tujuannya. "Hei, Tuan! Karena aku sudah menjadi pelayanmu yang cantik, apa kau mau membantu masalahku?" tanya Zara penuh harap dengan senyum ceria.Senyuman itu melupakan perihal daging manusia. Namun, tidak ada mimik humor di wajah Reon. "Siapa juga yang mau membantumu?!" tegas Reon keras."Eh?" senyum Zara kaku. Matanya menajam dan berhenti menyangga kepala. Aura hitam semakin bertambah di sekujur tubuh Reon. Zara syok, tanpa sadar kakinya gemetar mundur. "Baru kuangkat sebagai pelayan sudah berani meminta bantuanku?!" Reon berdiri murka.Tak sengaja Zara mengeluarkan pekikan kecil. Dia meringis takut."Sangat tidak sopan!" Reon menekan kata-katanya.Bentakan itu membuat Zara tersentak hebat. Dia kesulitan berkata-kata, hanya sudut bibirnya yang terus berkedut.'Aaa! Da-dari mana datangnya badai kegelapan di padang pasir begini? Aku terintimidasi!' pekik Zara dalam hati

    Last Updated : 2022-11-11
  • My Boss Behavior   4. Senyuman Istimewa Tuan

    Gedung jahat yang memperkerjakan manusia. Itulah makian Zara setelah tiba di depan bangunan megah menjulang tinggi, yaitu perusahaan parfum Reon. Pengalaman pertamanya duduk satu mobil dengan Reon sangatlah mencekam. Tidak ada pembicaraan yang keluar. Setelah itu, dia cemberut memasuki salah satu ruangan di lantai tiga. "Lihat, aku punya pelayan cantik sekarang." Reon menunjuk Zara datar. Zara tersentak di pojokan. 'Haa?! Aku dipamerkan!!!' syok dalam hati. Orang yang diajak bicara Reon tersenyum semangat, meneleng menatap Zara. "Apa? Lihat, lihat, coba lihat! Wah, sangat cantik! Dari mana kau memungutnya?" Mata berbinar orang itu kembali beralih pada Reon. Zara semakin mendelik kaku. 'Dasar gila! Dikira aku sampah?!' pekik Zara tak terima dalam hati. Tangannya terkepal sekarang. Zara mengerti, ruangan yang dia masuki adalah ruang rapat. Artinya orang yang menghinanya secara halus itu adalah rekan rapat Reon. "Hmm, aku menemukannya tersesat." Reon mengangguk tanpa rag

    Last Updated : 2022-11-18
  • My Boss Behavior   5. Perintah untuk Pelayan

    Zara kembali dikejutkan dengan aksi Alexa yang memukul Zack setelah menemukan Zack. Mereka berakhir berkelahi kecil dan Zara hanya diam menyaksikan. Jam digital di layar handphone telah menunjukkan pukul dua belas malam.Helaan napas panjang pun luruh. Pandangan Zara beralih sayu pada mereka.'Dua ajudan Reon tidak mau berhenti. Hanya karena Zack lari, Alexa sampai marah. Dia memukuli Zack tanpa bersuara dan laki-laki itu hanya menghindar sambil protes. Aku tidak mengerti dengan mereka,' ujarnya dalam hati. Alexa mendapati pandangan Zara yang aneh membuatnya berhenti menyerang Zack, tetapi tangannya masih memegang kerah pakaian Zack. "Zara, sebentar lagi rapatnya selesai. Tuan memberiku perintah untuk meninggalkan kalian berdua. Selanjutnya, kau yang akan mengurus Tuan Reon. Pergilah ke ruang rapat!" jelas Alexa sambil mempertahankan cengkeramannya karena Zack berusaha melarikan diri.Zara mendelik tajam, "Apa? Aku tidak mau! Kenapa harus aku sendirian?" "Sayonara!" Alexa menarik

    Last Updated : 2022-11-19
  • My Boss Behavior   6. Kerapuhan Reon

    Zara tidak menyangka kerapuhan juga terjadi pada Reon. Laki-laki itu benar-benar terlelap dalam waktu singkat. "Lihat, dia seperti Raja di kursi belakang. Aku doakan kau mimpi buruk dikejar hantu! Hah, kesalnya! Hanya bisa mengandalkan navigasi di handphone demi menemukan jalan pulang. Oh, benar juga! Bagaimana kalau aku buang saja dia di hutan? Lalu, aku akan menguasai rumahnya, hahaha! Aku jahat juga!" Zara terus melantur seraya mengikuti arah anak panah dalam navigasi. "Tutup mulutmu!" tekan Reon tanpa membuka mata. Suara bariton itu menyadarkan Zara. Seketika menginjak rem sampai berderit tanpa menepikan mobilnya. "Hah? Kau masih bangun?!" pekiknya menoleh ke belakang. Reon pun membuka matanya yang memicing dingin. Zara meringis ngilu. 'Gawat! Dia mendengarku!' batinnya berteriak. "Zara! Ternyata ini yang terpendam di otakmu," desis Reon tajam tiada ampun.Tatapannya seakan menguliti Zara. Pucat sudah wajah gadis itu tak bisa bergerak. Malam pun kembali berubah lebih gelap

    Last Updated : 2022-11-20
  • My Boss Behavior   7. Hujan Abu di Kamar CEO

    "Pulanglah! Siapkan kamar penuh parfum untukku!" titah Reon setelah kopi pahit itu ada di mejanya. "Hah?! Maksudnya bagaimana?" heran Zara mendelik. Nampan masih digenggam jemarinya. Reon mendesah lelah. Mata sayunya membuat Zara melengkungkan bibir ke bawah. "Aku akan pulang nanti sore. Pelayanku, kau jangan kabur! Siapkan saja kamar yang harum nan cantik sepertimu," ujarnya mendayu sendu. Napas Zara tercekat di tenggorokan. 'Ada apa lagi dengannya?!' teriak dalam hati. Rumah besar Reon yang dihuni banyak pelayan. Saat ini Zara menjadi salah satunya. Dia menguap sambil mengucek matanya dan berjalan menuju kamar. Mengerjap-ngerjap menyesuaikan pandangan. "Huft! Aku lelah sekali! Dia benar-benar Raja Iblis! Tidak membiarkanku tidur, tapi menyuruh ini dan itu. Pasti enak kalau berbaring di kasur," gumamnya dengan bibir mengerucut. "Ahahaha! Ternyata ini pelayan baru yang konon gadis tercantik di kota? Hah? Yang benar saja? Apa mata Tuan kita sudah rabun?" Zara merasa diin

    Last Updated : 2022-11-21
  • My Boss Behavior   8. Terpaan Kelembutan Kegelapan

    Terungkap sudah misteri percakapan Reon dengan Alexa. Tidak disangka bersangkutan dengan peristiwa semalam. Belum puas terlena dengan ucapan majikannya, Zara sudah dibuat kualahan lagi dengan berbagai tugas. "Aku ... harus membuang semua ini! Hiyaaa!" Zara membuang seprai dan gorden penuh semangat sampai bersin. Sebenarnya terlalu kesal, sehingga melampiaskannya pada semangat."Masa bodoh dengan tubuh yang hampir remuk! Mata berkunang-kunang pun bukan halangan bagiku! Lihat saja, Iblis sialan! Aku akan membuatmu terkesan dan kau akan bersedia membantuku, hahaha! Aku akan menjadikanmu bonekaku, maka apapun tugasmu pasti kuladeni! Gejolak gunung berapi sekarang ada di nadiku!" Berteriak layaknya monster dengan mata memerah sembari mencengkeram seprai.Reon menyuruhnya membersihkan hujan abu dan menghiasi kamarnya dengan aroma parfum terbarunya. Lalu, membuat karangan bunga dan menyiapkan hidangan utama. Sepertinya akan kedatangan tamu. Walau keringat bercucuran, Zara tidak berhenti

    Last Updated : 2022-11-22
  • My Boss Behavior   9. Izinkan Aku Melayanimu

    Jantung Zara masih berdegup kencang. 'Gawat! Ini tidak aman. Kenapa jantungku terus berdebar saat Reon ada di dekatku? Aku tidak mungkin terpesona sungguhan, 'kan?' pikirnya bingung. Meringis memegang dada. Reon sudah pergi, kini dia sendirian di kamar. Mendesah lesu sembari memandang semangkuk bubur hangat di meja. "Huft, tapi dia memang mempesona! Tidak salah jika dia sombong sedikit. Sudah merawatku dan ternyata sadar telah mempermainkanku."Matanya sedikit berbinar. Dia tersenyum ringan. "Yah, apapun itu yang jelas aku harus berterima kasih sekaligus mengajukan permintaan. Dia harus membantuku."Semangatnya kembali sampai menepuk tangannya. Demi memulihkan tenaga, dia rela memakan bubur buatan Azuma dengan sedikit kesal.Mengganti pakaian pelayan dengan yang baru. Sepertinya Zara mulai menyukai pakaian itu, terlebih lagi bagian bando putih. Rambutnya kini diikat menjadi satu. Namun, Reon sedang menemui tamu di ruang tamu. Pupus sudah harapan Zara. Dia bersembunyi di balik pin

    Last Updated : 2022-11-23

Latest chapter

  • My Boss Behavior   110. Kisah Raja Iblis dan Pelayan Cantik

    Diam-diam mengintip di celah pintu. Kamar Reon membuat bulu kuduk Zara merinding. Kakinya gemetaran, meringis dalam diam. "Aduh! Kenapa aku malah ke sini? Tadinya hanya penasaran apa yang Reon lakukan, kenapa aku benar-benar datang mengintipnya?" mencicit bodoh. Tiba-tiba pintu terbuka membuat Zara berteriak hampir jatuh tersungkur. "Aaa, sakit sekali!" Bangkit mengusap lutut yang terbentur keras dengan lantai. Ada kaki besar di sampingnya. Seketika Zara mati gaya. Dia berdiri cepat dan memberi senyuman manis. "Ah, Tuan. Tidak bisa tidur, ya?" Senyum itu menjadi kikuk. Reon menatapnya begitu dalam sampai Zara terpaksa memutar-mutarkan pandangannya. "Zara," panggil Reon membuat Zara terjingkat. "Hiii! Iya, Tuan!" Seketika Zara bersikap tegap. "Apa kau tidak keberatan menyukai mantan Pembunuh Rahasia sepertiku?" Tatapan redup Reon mengatakan segalanya. Zara mendelik heboh bahkan sulit bernapas. 'Kenapa tiba-tiba begini?! Apa yang merasukinya?!' memekik dalam hati

  • My Boss Behavior   109. Pernyataan Janji

    "Zara Azuri Frazanista, kuucapkan terima kasih sudah mendampingi Tuan tanpa memerasnya seperti rencanamu pada awalnya," ujar Aoi tanpa melepas rokok di sudut mulutnya. Zara mendelik meringis. 'Sial! Kenapa gadis ini bisa setenang Alexa? Tidak, Alexa lebih gelap dari ini,' batin Zara. "Aku tidak bermaksud memerasnya, tapi memanfaatkannya." bela Zara malas menepis udara. "Omong-omong, kau sangat cantik!" Aoi mengeluarkan asap rokok dari mulutnya seperti mainan. Zara terperangah langsung memegang kedua pipi. "Iya, haha, jangan begitu. Aku tidak secantik itu."Dia tersipu. "Bicaranya jadi malu-malu." Bastian mendelik.Ekspresi Zara berubah seketika ketika menoleh ke Bastian. "Jadi, apa yang kalian lakukan?" Pertanyaan yang cukup serius. Bastian melengos. "Hanya bermain," jawabnya santai. Zara memicing tidak percaya. Dia pun berdiri membuat mereka mendongak. "Bastian, kutunggu penjelasanmu. Yah, terserah kalian mau bermain atau tidak, aku tidak berhak mengaturnya, tetapi aku

  • My Boss Behavior   108. Perayaan Besar Sepanjang Sejarah

    "Semuanya telah berakhir?" Di gerbang kantor polisi, Ryo bertanya kepada Zara. Zara mengangguk mantap. "Sudah berakhir!" Mereka berjabat tangan dan menukar senyum.Tidak akan ada pembalasan dendam lagi yang menyulitkan semua orang. Zara sudah bisa lega sepenuhnya. Kegelisahan di hati pun hilang. "Aku akan pergi ke jalanku. Temui aku jika membutuhkan sesuatu. Setelah ini apa rencanamu?" Ryo melepaskan jabatan tangan mereka. Zara berkedip polos. "Hmm? Aku akan kembali bekerja di rumah Tuan Reon, apa lagi?" Ryo pun menepuk dahi. "Gadis payah!" "Ha? Apa? Kenapa kau bilang begitu?" Zara seperti orang bodoh yang dikerjai. Namun, jalan memisahkan mereka sehingga Zara tidak mendapat jawabannya. Ryo kembali mengatur perusahaannya dan Zara kembali ke rumah Reon bersama orang-orang penting yang berbunga-bunga akannya. Setibanya di rumah, dia baru sadar bahwa Bastian dan Aoi menghilang, padahal Reon beserta kedua ajudannya ada di sana. "Bibi, ke mana Bastian dan Aoi? Tadi mereka p

  • My Boss Behavior   107. Asmara Bersemi Kembali

    Keesokan harinya, Zara sudah tidak menjadi tahanan asmara. Ryo berniat untuk menyelesaikan segalanya dan memulai sesuatu yang baru. Dengan didampingi Zara, Ryo berniat menuju kantor polisi, akan tetapi tanpa diduga Forin menghadang di depan rumahnya. "Astaga! Forin?!" Zara yang terkejut sampai mundur hampir kembali ke teras. Ryo juga terkejut, tetapi dia mematung. 'A-apa yang dilakukannya di sini?! Pagi-pagi sekali sudah ada masalah?! Oh, tidak, kapan ini akan selesai?!' batin Zara menjerit. Memandang mereka berdua bergantian sampai matanya melebar. Ekspresi Forin nampak segan bercampur malu, tetapi terdapat niat yang kuat. Mereka diam sampai Forin membuka percakapan. Dia sangat gelisah sebelum memantapkan langkah dan memandang Ryo dalam. "Ryo, aku ingin mengakhiri hubungan denganmu," ujar Forin tegas. Sontak pagi yang cerah itu menjadi mendung bagi Ryo. Zara membekap mulutnya. Syok tak berkesudahan dengan keberanian Forin dalam bermain-main, akan tetapi kali ini mantan mode

  • My Boss Behavior   106. Pertarungan Hati Selesai

    Demam melanda, panas-dingin di sekujur badan. Hujan petir di luar menambah gelapnya kamar. Zara menyelimuti Ryo dengan satu-satunya selimut dan menyuruhnya duduk menekuk lutut setelah sadar. Laki-laki itu begitu lembab. Tubuhnya membiru nan pucat. Zara panik tak karuan. "Ada apa denganmu? Kenapa bisa begini? Kau bermain hujan? Seperti anak kecil saja!" Marah Zara akan kekhawatirannya. Ryo yang terpuruk menatap Zara dengan makna berbeda. Sisi perhatian nan baik itu membuatnya berdecak dalam hati. Memalingkan pandangan kembali pada kesedihan yang mendalam. Kemudian, dia menceritakan segalanya. Tentang Forin yang berkhianat.Zara terperangah, "Apa ... kau bilang?" Tangan lemah tak lagi memegang selimut yang menutupi Ryo dari kepala hingga kaki. Laki-laki itu pun mengangguk lemah. Zara tidak bisa berucap sepatah kata pun. Meskipun telah mengetahui perasaan Forin pada Reon, tetapi keberanian Forin menyelamatkan Reon dan mengakui cintanya pada Ryo itu terlalu memukul. Bahkan Zara

  • My Boss Behavior   105. Terpuruk dalam Dua Cinta

    "Karena aku mencintaimu!" Jantung Reon bergemuruh. Langit menghadirkan guntur dan awan mendung dari segala sisi. Bulan separuh yang bersinar mulai tertutup mendung. Musim kemarau lenyap untuk malam ini. Rintikan air mulai turun mengguyur seluruh sudut Jakarta. Pernyataan Forin hanyut bersamaan turunnya hujan. "Kau gila!" Reon menggeleng. Forin justru berbinar. "Ini pertama kalinya kau menggunakan ekspresimu untukku selain senyuman sinis dan marah. Aku senang sekali!" Reon memejamkan mata meredam emosi. "Terima kasih, tapi aku tidak punya banyak waktu. Membebaskanku hanya akan menambah masalah bagimu." Reon hendak pergi, tetapi Forin menariknya berjongkok di dekat pintu belakang. "Ssttt! Aku punya rencana untuk membawa Zara ke sisimu."Forin mengangguk pasti. Reon terpancing."Zara?" Tatapannya sedikit berubah. "Ryo menjaganya sangat ketat. Jika aku yang membawanya keluar pasti tidak akan masalah. Percayalah padaku!" Reon hendak membalas, akan tetapi sebuah tepuk tangan te

  • My Boss Behavior   104. Penghianatan Forin

    Bastian masih menganga tak percaya. Bagaimana bisa seorang gadis berubah menjadi kepala sipir yang mengerikan?Bagaimana pula tubuh kecil itu berkembang menjadi besar? Di depan cermin, Bastian tak kunjung reda menunjukkan wajah bodohnya. "Aku siap! Kau jangan mengacaukan rencanaku. Jika tidak, kau juga akan kugantung!" Aoi berbalik sembari memakai sarung tangan putih. Bastian tersentak mundur. "Haaa! Suara ... suaramu juga berubah seperti laki-laki!" Syok yang tak berkesudahan itu membuat Aoi mendesah panjang."Ayo pergi!" Terpaksa menyeret Bastian dengan menarik kamera yang terkalung di leher. Sungguh malam yang indah penuh gairah. Perempuan bisa menjadi sangat kuat dari dua sisi. Zara hanya bisa merenung membayangkan langit gelap penuh bintang. Andai saja pertarungan juga terjadi padanya sekarang. "Menendang pintu juga tidak berhasil. Sialan! Ryo, kau melanggar janjimu!" Ribuan kali Zara memaki tak mempan menghilangkan dendamnya. Semua untaian perasaan Ryo sebelumnya len

  • My Boss Behavior   103. Terbebasnya Forin dan Mario

    Ryo memberitahu siksaan yang Reon terima di penjara kepada Zara. Terus mengancam dan mendorong mental Zara agar bersedia membebaskan Forin dan Mario. Gadis itu begitu tangguh, meskipun mendengar Reon disiksa. Ini sudah lewat satu hari. Semuanya masih berjalan monoton. Hingga pada akhirnya, di pagi ini Ryo kembali datang membawa sebuah video rekaman. "Pergilah!" usir Zara. Ryo tersenyum miring setelah mengunci pintu."Kenapa? Ayo kita bermain-main, Sayang! Akan kuperlihatkan kehidupan penjara padamu." Langkah tertata memaksa keberanian Zara mundur hingga terealisasikan. Zara menabrak kepala ranjang dan Ryo semakin mendekatinya. Kemudian, rekaman video itu pun diputar. Bagai tersapu badai seorang diri, kesadaran Zara menghilang. Mata seakan buta dan telinga tidak mendengar.Ryo tersenyum jahat melihat Zara yang membatu tak berdaya. Ketangguhan Reon yang tak menjerit sama sekali dalam menerima semua siksaan itu tiba-tiba meluruhkan air mata Zara. Tanpa suara, gadis itu menangis

  • My Boss Behavior   102. Aksi Aoi dan Bastian

    Sementara Reon yang terus disiksa, perusahaannya masih berjalan dengan normal. Alasannya karena Zack dan Alexa dipaksa bekerja dari penjara. "Haha, ini menarik! Akan kukenang seumur hidup. Ternyata penjara tidak sepahit itu. Yah, jika aku mau kubisa merusak besi-besi ini kapan saja, tapi demi Pak Reon dan Zara aku harus menahannya. Ah, aku pegal. Azuma, bisakah kau buatkan aku kopi?" Zack dengan lihai mengolah dokumen di laptop dalam jeruji besi. Dia bertolakbelakang dengan Alexa yang juga sedang bekerja. Azuma hanya memandang mereka di pojokan. "Hanya debu yang bisa kuberikan padamu, Tuan Zack. Huft, kenapa Tuan Reon harus menerima pukulan yang menyakitkan itu demi kita? Kenapa tidak membiarkan kita menanggungnya juga? Aku sangat sedih!" lirih Azuma. "Menjijikkan!" maki Alexa datar. Seketika bibir Azuma semakin melengkung ke bawah. "Itulah kualitas terbaik Tuan kita, bukan?" Zack meredupkan matanya.Di sisi lain, Ryo membawakan makanan untuk Zara. Zara berdiri tegap mengepal

DMCA.com Protection Status