Chapter: 37. Merebut Hati Para AtasanDaripada terus berlarut dalam ketakutan yang tiada sebab, Nayla menyeret Shaka untuk angkat kaki dari kost tersebut. Laki-laki itu menurut saja daripada Nayla terserang trauma kegelapan listrik padam. Akhirnya mereka berujung di jalanan. Mata sudah seperti bohlam rusak, bahaya jika terus berkendara. "Huft, kita ke hotel." Shaka menghela napas lelah. Nayla menoleh, "Tapi itu lumayan jauh, loh." "Lebih jauh rumah orang tua kita yang sama-sama di Bekasi. Daripada mengumbar malu balik dan tidur di kantor, lebih aman kita ke hotel," terang Shaka. Nayla menatap kaca depan yang sepi, "Kenapa nggak dari tadi aja? Bikin jantung aku mau copot rasanya. Kost satu hari itu mengerikan." bulu kuduk Nayla berdiri lagi. "Itu karena mati listrik tau," kilah Shaka. "Tapi suara di balkon nyata tau," balas Nayla seolah ketakutannya akan bangkit. Shaka menghela napas saja mengakhiri pembicaraan. Jika dipaksa bicara mereka berdua bisa pingsan kelelahan. Benar, sekarang pukul dua dini hari. Akhirnya
Terakhir Diperbarui: 2025-02-05
Chapter: 36. Pemadam Listrik Serentak dan Ketakutan NaylaNayla menggigil bukan karena sikap dingin Shaka, melainkan hawa malam tiba-tiba dingin seperti es. "Sshhh, Shaka ... ini masih di tenah kota, 'kan? Kenapa rasanya kayak di pegunungan?" Nayla menggosok kedua lengannya sambil mendesis. Hembusan napas pun menjadi asap. "Itu karena kami berdiri di balkon. Cepat masuk. Aku ajak kamu pulang supaya bisa tidur, bukan bergadang." Shaka mengayunkan tangannya memanggil Nayla dari ambang pintu kamar. Nayla mendekat dn pintu pun ditutup Shaka. "Haaaa! Kipasnya nyala!" Teriakan Nayla membuat bulu kuduk Shaka berdiri . "Apa, sih?!" Shaka kaget. "Se-sejak kapan ada kipas di situ? Perasaan tadi nggak ada. Kenapa juga bisa nyala?!" jari Nayla gemetaran menunjuk kipas berdiri di pojokan. Wajah Shaka pucat seketika. "Nayla, sejak kapan kamu buta?" geleng-geleng kepala memilih tidur dan menutup kepala dengan bantal. Membiarkan Nayla heboh dengan pikiran negatifnya. Gadis itu sibuk menunjuk semua hal dengan mata tajam dan leher yang dingin. "Apa
Terakhir Diperbarui: 2025-02-03
Chapter: 35. Kost Satu MalamAtmosfer ruangan kantor yang sepi memperkuat ikatan batin. Telepati menembus jantung itu bisa Nayla rasakan. Apa Shaka bodoh dan tidak bisa membacanya? Nayla sudah menahan gejolak ingin bunuh diri ditelan malu menggoda seperti itu meskipun membolak-balikkan kata"A-aku beri waktuku setiap hari ke kamu, 'kan?" Shaka membuang pandangannya. Nayla makin cemberut, "Bohong! Jangan lupa kalau kita lagi pacaran, ya." Seketika heran dengan ucapannya sendiri. "Emangnya orang kalau pacaran itu kayak gimana?" Shaka tersenyum tipis, "Ah, aku paham." Nayla masih meneleng. "Akan kuberikan sebanyak yang kamu mau." Shaka menggenggam tangan Nayla. Wajah Nayla menghangat, "Eh?!" Kemudian, Shaka membawanya masuk kembali ke ruangan Nayla dan pamit untuk pulang atas nama Nayla membuat Nayla kebingungan harus menghentikannya sekaligus geram karena orang-orang terutama Vira menggodanya dengan cuitan apa anak ABG. Nayla hendak melepas tautan tangan mereka, tetapi mustahil. Daya cengkeram Shaka melebi
Terakhir Diperbarui: 2025-01-31
Chapter: 34. Waktu Shaka yang BerhargaNayla menceritakan tentang kebakaran kemarin sore. Reaksi Gilang hampir membuat seisi kantin memarahinya karena Gilang hampir berteriak. Beruntung saja Nayla menjejali es batu ke mulut Gilang sehingga laki-laki itu kedinginan dan tutup mulut. "Yang bener aja Mbak Nayla sama Verlin ngerebutin mas Shaka berdua?! Orang ganteng emang beda level. Nggak heran aku." Gilang geleng-geleng sampai pusing. "Nggak heran, kok, mangap." Nayla cemberut agak malu. "Sshhh, terus mbak Vira bilang Verlin bakal dateng ke sini sekarang gitu?" Gilang sok berpikir. Nayla manggut-manggut. "Artinya ...," ucapan Gilang mengambang. Keduanya saling pandang dengan mata melebar. "Insiden laporan keuangan ada kaitannya dengan Verlin?" terkadang Gilang. Nayla membuang napas cepat, "Ya, aku sempat berpikir begitu." Meminum es sampai habis dan menimbulkan suara, "Semoga aja nggak benar." Bahkan ketika waktunya pulang Vira masih berkutat di mejanya. Berkas-berkas dan juga tabel penuh perhitungan dan angka yang
Terakhir Diperbarui: 2025-01-30
Chapter: 33. Laporan Keuangan yang BerantakanNayla tak henti-hentinya mengomel sampai Shaka diamkan saja karena tahu gadis itu cemburu lagi. Shaka harus curi-curi tawa dalam hati dan memasang wajah datar. Sampai Nayla melihat ada pedagang es kelapa muda dari jendela. "Oh, Shaka, aku mau es itu." menunjuk jendela polos membuat Shaka melirik mengikuti arahnya. Tidak diduga Nayla sangat bahagia meminum es kelapa muda di tempatnya langsung. Meskipun ini di luar trotoar sekalipun. "Haha, seger banget! Padahal mau magrib, loh, ini. Kelapa muda emang terbaik!" Shaka heran Nayla memekik demikian. "Sejak kapan mie instan tergantikan sama es kelapa muda? Lagian kenapa matamu berbinar begitu? Tiba-tiba pengen minum ini kayak lagi ngidam aja." Shaka juga meminumnya perlahan. "Apaan ngidam? Aku nggak hamil tau." Nayla masih semangat meminumnya. "Aku tau. Aku, 'kan, belum berbuat apa-apa." Shaka memakan isian itu dengan santai. Seketika acara minum Nayla berhenti, "Ha? Artinya kamu pengen ngelakuin hal-hal begituan sama aku?" Shaka
Terakhir Diperbarui: 2025-01-29
Chapter: 32. Kegagalan Topeng Bermuka Dua yang Pertama"Kamu nggak apa-apa? Ada yang terluka?" Shaka mengecek seluruh tubuh Verlin dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Nggak apa-apa. Untung aja ada kamu. Kalau enggak aku nggak tau bakal minta tolong siapa." Verlin menggeleng elegan ala wanita berkelas yang kepanikan. Shaka menghela napas panjang menatap oven yang hangus terbakar dan juga perabotan lain serta dinding gosong bahkan kabel-kabel yang terputus karena api. Untung saja Shaka mematikan listriknya tadi. "Tapi gimana bisa kebakaran? Semua karyawan udah pulang, 'kan?" Shaka mengetuk dagu. "Eee, kayaknya salah satu koki lupa matiin ovennya," elak Verlin. Mereka terus berbincang di depan Nayla. Sedangkan Nayla sudah meremas pinggiran pintu sampai hampir remuk. Di sisi satunya Vira gigit-gigit jari melihat Nayla cemburu. "Wah, wah! Cemburu sebesar itu masih nggak sadar juga? Kamu bodoh apa polos sebenarnya?" gumam Vira menatap Nayla bingung. Lalu, mobil pemadam kebakaran datang. Meskipun terlambat merek tetap mencatat laporanny
Terakhir Diperbarui: 2025-01-28
Chapter: 110. Kisah Raja Iblis dan Pelayan CantikDiam-diam mengintip di celah pintu. Kamar Reon membuat bulu kuduk Zara merinding. Kakinya gemetaran, meringis dalam diam. "Aduh! Kenapa aku malah ke sini? Tadinya hanya penasaran apa yang Reon lakukan, kenapa aku benar-benar datang mengintipnya?" mencicit bodoh. Tiba-tiba pintu terbuka membuat Zara berteriak hampir jatuh tersungkur. "Aaa, sakit sekali!" Bangkit mengusap lutut yang terbentur keras dengan lantai. Ada kaki besar di sampingnya. Seketika Zara mati gaya. Dia berdiri cepat dan memberi senyuman manis. "Ah, Tuan. Tidak bisa tidur, ya?" Senyum itu menjadi kikuk. Reon menatapnya begitu dalam sampai Zara terpaksa memutar-mutarkan pandangannya. "Zara," panggil Reon membuat Zara terjingkat. "Hiii! Iya, Tuan!" Seketika Zara bersikap tegap. "Apa kau tidak keberatan menyukai mantan Pembunuh Rahasia sepertiku?" Tatapan redup Reon mengatakan segalanya. Zara mendelik heboh bahkan sulit bernapas. 'Kenapa tiba-tiba begini?! Apa yang merasukinya?!' memekik dalam hati
Terakhir Diperbarui: 2023-02-09
Chapter: 109. Pernyataan Janji"Zara Azuri Frazanista, kuucapkan terima kasih sudah mendampingi Tuan tanpa memerasnya seperti rencanamu pada awalnya," ujar Aoi tanpa melepas rokok di sudut mulutnya. Zara mendelik meringis. 'Sial! Kenapa gadis ini bisa setenang Alexa? Tidak, Alexa lebih gelap dari ini,' batin Zara. "Aku tidak bermaksud memerasnya, tapi memanfaatkannya." bela Zara malas menepis udara. "Omong-omong, kau sangat cantik!" Aoi mengeluarkan asap rokok dari mulutnya seperti mainan. Zara terperangah langsung memegang kedua pipi. "Iya, haha, jangan begitu. Aku tidak secantik itu."Dia tersipu. "Bicaranya jadi malu-malu." Bastian mendelik.Ekspresi Zara berubah seketika ketika menoleh ke Bastian. "Jadi, apa yang kalian lakukan?" Pertanyaan yang cukup serius. Bastian melengos. "Hanya bermain," jawabnya santai. Zara memicing tidak percaya. Dia pun berdiri membuat mereka mendongak. "Bastian, kutunggu penjelasanmu. Yah, terserah kalian mau bermain atau tidak, aku tidak berhak mengaturnya, tetapi aku
Terakhir Diperbarui: 2023-02-09
Chapter: 108. Perayaan Besar Sepanjang Sejarah"Semuanya telah berakhir?" Di gerbang kantor polisi, Ryo bertanya kepada Zara. Zara mengangguk mantap. "Sudah berakhir!" Mereka berjabat tangan dan menukar senyum.Tidak akan ada pembalasan dendam lagi yang menyulitkan semua orang. Zara sudah bisa lega sepenuhnya. Kegelisahan di hati pun hilang. "Aku akan pergi ke jalanku. Temui aku jika membutuhkan sesuatu. Setelah ini apa rencanamu?" Ryo melepaskan jabatan tangan mereka. Zara berkedip polos. "Hmm? Aku akan kembali bekerja di rumah Tuan Reon, apa lagi?" Ryo pun menepuk dahi. "Gadis payah!" "Ha? Apa? Kenapa kau bilang begitu?" Zara seperti orang bodoh yang dikerjai. Namun, jalan memisahkan mereka sehingga Zara tidak mendapat jawabannya. Ryo kembali mengatur perusahaannya dan Zara kembali ke rumah Reon bersama orang-orang penting yang berbunga-bunga akannya. Setibanya di rumah, dia baru sadar bahwa Bastian dan Aoi menghilang, padahal Reon beserta kedua ajudannya ada di sana. "Bibi, ke mana Bastian dan Aoi? Tadi mereka p
Terakhir Diperbarui: 2023-02-08
Chapter: 107. Asmara Bersemi KembaliKeesokan harinya, Zara sudah tidak menjadi tahanan asmara. Ryo berniat untuk menyelesaikan segalanya dan memulai sesuatu yang baru. Dengan didampingi Zara, Ryo berniat menuju kantor polisi, akan tetapi tanpa diduga Forin menghadang di depan rumahnya. "Astaga! Forin?!" Zara yang terkejut sampai mundur hampir kembali ke teras. Ryo juga terkejut, tetapi dia mematung. 'A-apa yang dilakukannya di sini?! Pagi-pagi sekali sudah ada masalah?! Oh, tidak, kapan ini akan selesai?!' batin Zara menjerit. Memandang mereka berdua bergantian sampai matanya melebar. Ekspresi Forin nampak segan bercampur malu, tetapi terdapat niat yang kuat. Mereka diam sampai Forin membuka percakapan. Dia sangat gelisah sebelum memantapkan langkah dan memandang Ryo dalam. "Ryo, aku ingin mengakhiri hubungan denganmu," ujar Forin tegas. Sontak pagi yang cerah itu menjadi mendung bagi Ryo. Zara membekap mulutnya. Syok tak berkesudahan dengan keberanian Forin dalam bermain-main, akan tetapi kali ini mantan mode
Terakhir Diperbarui: 2023-02-08
Chapter: 106. Pertarungan Hati SelesaiDemam melanda, panas-dingin di sekujur badan. Hujan petir di luar menambah gelapnya kamar. Zara menyelimuti Ryo dengan satu-satunya selimut dan menyuruhnya duduk menekuk lutut setelah sadar. Laki-laki itu begitu lembab. Tubuhnya membiru nan pucat. Zara panik tak karuan. "Ada apa denganmu? Kenapa bisa begini? Kau bermain hujan? Seperti anak kecil saja!" Marah Zara akan kekhawatirannya. Ryo yang terpuruk menatap Zara dengan makna berbeda. Sisi perhatian nan baik itu membuatnya berdecak dalam hati. Memalingkan pandangan kembali pada kesedihan yang mendalam. Kemudian, dia menceritakan segalanya. Tentang Forin yang berkhianat.Zara terperangah, "Apa ... kau bilang?" Tangan lemah tak lagi memegang selimut yang menutupi Ryo dari kepala hingga kaki. Laki-laki itu pun mengangguk lemah. Zara tidak bisa berucap sepatah kata pun. Meskipun telah mengetahui perasaan Forin pada Reon, tetapi keberanian Forin menyelamatkan Reon dan mengakui cintanya pada Ryo itu terlalu memukul. Bahkan Zara
Terakhir Diperbarui: 2023-02-07
Chapter: 105. Terpuruk dalam Dua Cinta"Karena aku mencintaimu!" Jantung Reon bergemuruh. Langit menghadirkan guntur dan awan mendung dari segala sisi. Bulan separuh yang bersinar mulai tertutup mendung. Musim kemarau lenyap untuk malam ini. Rintikan air mulai turun mengguyur seluruh sudut Jakarta. Pernyataan Forin hanyut bersamaan turunnya hujan. "Kau gila!" Reon menggeleng. Forin justru berbinar. "Ini pertama kalinya kau menggunakan ekspresimu untukku selain senyuman sinis dan marah. Aku senang sekali!" Reon memejamkan mata meredam emosi. "Terima kasih, tapi aku tidak punya banyak waktu. Membebaskanku hanya akan menambah masalah bagimu." Reon hendak pergi, tetapi Forin menariknya berjongkok di dekat pintu belakang. "Ssttt! Aku punya rencana untuk membawa Zara ke sisimu."Forin mengangguk pasti. Reon terpancing."Zara?" Tatapannya sedikit berubah. "Ryo menjaganya sangat ketat. Jika aku yang membawanya keluar pasti tidak akan masalah. Percayalah padaku!" Reon hendak membalas, akan tetapi sebuah tepuk tangan te
Terakhir Diperbarui: 2023-02-07