Home / Romansa / My Beautiful Bride / Hangat dan Nyaman

Share

Hangat dan Nyaman

Author: Pinnacullata
last update Last Updated: 2021-02-12 14:50:56

Sebentar lagi pintu lift terbuka, aku harus langsung melesat menjauhi pria ini, tadi dia kesannya tak sudi bicara denganku, tapi sekarang dia malah mengikutiku. Aku merasakan pandangan pria itu di belakangnya. Aish, kenapa dia mengikutiku sih! jeritku dalam hati. Pintu terbuka 3...2...1 go!

Aku segera berlari secepat mungkin, sepatu baru ini menyusahkan saja, kalau aku lepaskan, kira-kira lantai rumah sakit bersih nggak ya? aku menimbang-nimbang, tetapi sepertinya waktu aku membuka sepatu, aku bisa ditangkapnya.

"Anna!" panggilnya dari belakang, aku segera mempercepat langkahku, kakiku sempat terpeleset, seketika dia bisa mengejarku.

Ethan meraih lengan bajuku dengan kasar, ada bunyi krek tiba-tiba, ada yang robek, dia menarikku masuk ke dalam mobil. Aish ternyata dress ini robek, dari bagian ketiak sampai pinggang, haduuuh bagaimana ini? Aku  terpaksa harus diam di dalam mobil, sesalku dalam hati. Semua gara-gara pria menyebalkan di sebelahku ini. Aku memandangnya dengan kesal.

Dia menyetir dengan cepat keluar dari rumah sakit. Aku baru pertama kali naik mobil yang seperti ini. Aku hanya duduk diam sambil memegang bagian yang robek.

Harusnya aku pakai kaos dan jeans aja, semua ini karena Mama yang menyuruh aku memakai gaun, pasti ini gaun tua Mama lagi deh, jahitannya bisa lepas begini? keluhku dalam hati.

Tiba-tiba handphone Ethan berdering panjang, dia segera meminggirkan mobilnya, dan mengangkat handphonenya. Dia tiba-tiba berbicara dengan Bahasa Inggris yang fasih.

Ah ini pasti meeting yang dia tadi ceritakan, ternyata dia bisa tuh meeting tanpa berkas yang dia bicarakan tadi, cih dasar tukang bohong! pikirnya kesal.

Selama dia berbicara di sebelahnya, aku jadi bebas memperhatikan wajahnya. Wajahnya tirus dengan mata yg tajam berwarna hitam pekat, hidung mancung dan alis tebal, kulitnya putih mulus, cih tidak wajar seorang pria memiliki kulit semulus itu! pikirku dalam hati.

Dia berbicara cepat mengenai kenaikan harga saham, dan sebagainya yang aku tak mau ambil pusing, tanganku mulai pegal memegangi bagian yang robek, karena gelap begini mungkin tidak akan kelihatan kalau aku lepas pegangan tanganku? pikirku melepaskan genggaman tangan pada robekan gaunku.

Ethan juga masih terus berbicara sambil melihat ke arah yang lain jadi aman lah, pikirku masih memandangi dia.

Rambutnya lurus, poninya hampir menutupi wajahnya. Kalau lagi berbicara seperti ini, dia terlihat tampan, aku harus mengakuinya, tapi entah mengapa kelakuannya selalu membuat aku ingin selalu marah dengannya.

Hujan tiba-tiba turun, aku seketika melihat ke arah jendela. Ah, bagaimana ini kenapa bisa hujan? Aku meratap dalam hati memandangi air hujan yang turun deras.

"Hmm..." panggilnya lagi, aku benar-benar kehabisan sabar dengan pria ini, sudah berulang kali aku harus bilang kepadanya, panggil dengan namaku! kataku geram dalam hati, sambil menoleh ke arahnya. Dia sepertinya sudah selesai meeting.

"Panggil aku dengan...-" ucapanku terpotong karena jarinya menunjuk robekan gaunku yah terbuka lebar memperlihatkan BH dan sebagian Perutku! Astagaaaa! jeritku dalam hati, langsung kembali menggenggam gaun yang robek itu.

Gaun Mama benar-benar membuatku malu hari ini! pikirku dalam hati, aku segera menatapnya, mau melihat reaksinya. Dia tiba-tiba membuka jasnya, oh... oh... apa yang dia lakukan, dia tidak bermaksud untuk... tiba-tiba dia mendekatiku, aku mundur, dia semakin mendekat sampai aku tidak bisa mundur lagi, mau apa dia? aku semakin panik.

"JANGAN!" jeritku sambil mendorongnya.

"Apaan sih!" serunya kaget terkena doronganku.

"Jangan dekat-dekat, kamu mau apa!" teriakku panik. Emosi wajahnya tidak dapat kubaca, antara marah dan geli.

"Ya sudah kalau ga mau pake!" Dia menarik jasnya yang dari tadi ternyata sudah di pangkuanku.

"Eh, ... mau!" seruku sambil langsung menarik jasnya. Aku segera mengenakannya, rasanya hangat walau kebesaran untukku. Dia mendengus, lalu menjalankan mobil kembali.

Aku tiba-tiba merasa lapar, karena tadi panik menemani Opa aku sama sekali tidak makan kecuali tadi makan siang bersama Opa tadi. Kira-kira Mama di rumah masak ga ya? Mama suka makan Indimie saja kalau aku ga ada.

tapi ga apalah makan Indimie hujan-hujan begini enaknya juga.

Tapi jalan ini bukan ke rumahku, dan aku juga belum memberikan alamatku.

"Kita mau kemana?" tanyaku bingung memperhatikan sekitarku, hujan masih deras aku terperangkap di mobil ini.

"Makan." jawabnya seenaknya.

Aku memegang perutku, apa tadi tanpa aku sadar perutku berbunyi ya? kataku takut dalam hati. Kalau meetingnya jam 10 malam, mungkin sekarang sudah jam 11, makan dimana yang masih buka jam segini? pikirku lagi dalam hati.

Mobil seketika belok ke restoran berlambang M besar berwarna kuning itu, oh... iya benar jam segini memang hanya restoran fast food seperti ini yang pasti buka.

Dia masuk ke layanan drive through, dan membuka jendelanya, angin hujan langsung masuk ke dalam.

"Mau makan apa?" tanyanya singkat.

"Paket double cheese minum ganti teh, makasi." Aku menjawab pasti. 

Restoran ini merupakan salah satu restoran kesukaanku. Ethan terkejut karena pesananku ternyata sama dengannya, dia memesan lalu maju ke konter lain untuk mengambil pesanan.

Kami segera makan dengan diam, aku lapar sekali sehingga dalam sekejap aku langsung menghabiskan pesananku bahkan sebelum Ethan menyelesaikan makannya.

"Cepet aja, laper ya?" tanyanya menyindir. Aku melirik ke arahnya dengan sebal.

"Sudah pasti, aku nungguin Opa dari siang sampai malam ini, kalau aku sih khawatir ya kalau Opa ku kenapa-kenapa, nggak kaya seseorang yang sok sibuk, sampai nggak bisa ditelepon," jawabku kembali menyindir.

Dia mendelik ke arahku dan seperti mau mengatakan sesuatu, tapi handphone-ku berbunyi. Aku mengangkat tanganku menyuruh dia berhenti.

"Anna, kamu dimana, sudah jalan pulang kan?" tanya Mama bingung, aku jarang pulang malam.

"Kamu pulang naik taksi kan, uang yang tadi masih cukup?" tanya Mama lagi.

"Ya, Mama aku dah jalan pulang kok, iya aku aman, aku naik taksi kok," jawabku sekenanya. 

Pria itu semakin melotot ke arahku tapi aku meletakkan jari telunjukku di bibirku dan dia mulai menjalankan mobil dengan kesal.

"Mama tidur aja, aku kan bawa kunci, dah malem Mah." ucapku memandang keluar, air masih turun dengan derasnya.

"Oke, tapi kamu cepat pulang, ya sepertinya mau hujan nih," seru mama, tampaknya disana belum hujan.

"Oke Mama sayang." Aku mematikan handphone sambil tersenyum. 

"Rumahku di Akasia TV3 nomor 1." ucapku memberi tahu, aku mendengar dia mendengus tapi sepertinya dia mengerti dan mengarahkan mobil ke sana.

Aku memperhatikan air hujan yang jatuh di jendela, sambil merebahkan tubuhku ke bangku mobil yang nyaman. Jas Ethan pas sekali menutupi tubuhku, sehingga aku terasa hangat. aku menguap karena tiba-tiba merasa ngantuk, aku tidak boleh tertidur... aku tidak boleh tertidur, ucapku dalam hati memperingatkan diriku.

Related chapters

  • My Beautiful Bride   Tidak Bisa Pulang

    Pembicaraanku dengan New York berjalan lancar, kantor pusat setuju dengan keputusan yang aku ambil, iklan yang berjalan yang menyesatkan publik itu akan ditarik dan akan kami buat baru lagi, walau akan keluar biaya baru, tapi pihak pusat akhirnya tidak keberatan. Aku sangat suka bekerja dengan perusahaan ini yg memiliki integritas ini.Setelah selesai bicara aku merasa lapar, wanita ini pasti juga lapar sudah hampir jam 11 malam dan kami belum makan malam. Aku memandang ke arahnya untuk menanyakan apakah ia lapar, tapi pemandangan yang aku lihat lebih menakjubkan.Gaunnya ternyata robek jahitannya dari dada sampai ke pinggang, walaupun aku tak ada bermaksud melihat tetapi naluri kelaki-lakianku langsung muncul dan menatap tubuhnya yang te

    Last Updated : 2021-02-13
  • My Beautiful Bride   Yang Terjadi Semalam

    Aku terbangun dengan puas, sudah lama aku tidak tidur senyaman ini. Matahari masuk dengan indahnya di antara sela-sela tirai putih. Nyamannya, berada di pelukannya tenyata begitu nyaman.Pelukan? Tirai putih? Aku dimana? jeritku dalam hati. Aku segera melirik ke samping, Kenapa bisa ada dia di sampingku? Lengannya yang berat ada di pinggangku. Oh Tuhan apa yang terjadi?Aku segera keluar dari selimut secepat tapi selembut mungkin, agar dia tidak terbangun. Suara napasnya yang teratur menyatakan kalau dia masih tertidur lelap, aku aman. Syukurlah aku masih berpakaian lengkap, dengan jasnya juga. Aku masih membutuhkan ini, aku segera beranjak meninggalkan kamarnya.

    Last Updated : 2021-02-14
  • My Beautiful Bride   Seharusnya Dia Tidak Ada Di sini

    Wanita itu tertidur seperti kerbau, dia bahkan tidak terbangun ketika aku meletakkannya di tempat tidurku. Ternyata walau dia terlihat mungil dan langsing, membawanya masuk ke dalam rumah sambil menggendongnya itu sulit sekali."Cih, tidurnya pulas sekali!" gumamku kesal, setelah menaruhnya di tempat tidurku. Badanku terasa pegal, ternyata dia berat sekali! Wajahnya terlihat tenang dengan rambutnya yang terurai di belakang kepalanya. Terdapat beberapa helai rambut yang masuk ke dalam mulutnya.Aku menatapnya sebentar lalu duduk di sampingnya, tanganku bergerak sendiri untuk menarik rambut itu, dia bergerak sedikit ketika merasa rambutnya tertarik, dan tersenyum, entah bermimpi apa. Jika dia diam seperti ini, dia terlihat seperti bidadari,

    Last Updated : 2021-02-18
  • My Beautiful Bride   Penyesalan

    "Nanti kalau Opa bangun bagaimana?" tanyaku kesal dengan sikap tidak pedulinya. Dia malah menaikkan salah satu sudut bibirnya."Ada Daniel." Matanya yang hitam menatap ke sekretaris opa Jacob yang langsung mengangguk. Dia kembali tersenyum sinis lalu segera pergi."Tapi Daniel tidak bisa menggantikanmu, cucunya kan kamu!" teriakku kesal, nanti kalau ada apa-apa dengan opa jangan sampai kamu menyesal, pikirku dalam hati, aku tahu penyesalan itu rasanya seperti apa, aku sudah merasakannya, pikirku dalam hati. Aku tahu dia mendengarku, suaraku bergaung di lorong rumah sakit, tapi dia terus melangkahkan kakinya yang panjang menjauhiku."Mari kita ke rua

    Last Updated : 2021-02-19
  • My Beautiful Bride   Penyesalan Datang Terlambat

    Ruang duka, aku kembali ke Ruang duka. Dalam sekejap berita duka Opa menyebar kemana-mana, aku terkejut dengan kesigapan Daniel mengatur segalanya.Tapi memang berbeda, Ruang duka Opa Jacob sangat mewah, kakek disemayamkan di ruang besar, dengan tirai berenda-renda, karangan bunga, lampu kristal dan lilin dimana-mana. Orang-orang datang melayat juga membawa bunga, sampai penuh dipajang di jalan masuk ruang duka Opa.Suasana riuh, walaupun ini harusnya dalam suasana berduka, tapi orang yang datang tidak ada yang benar-benar berduka, mereka semua saling sibuk menegur bahkan tidak ada yang merasa aneh saat mereka bercanda dan tertawa.Hanya sesosok itu yang terlihat terpukul, wajahnya mengeras seperti patung. Dia mengenakan kaus polo hitam dengan celana panjang hitam, Daniel tiba-tiba membawakan baju itu tadi.Aku memperhatikannya dari tadi, semua orang datang kepadanya mengucapkan turut berdukacita, dia hanya mengangguk menyalami lalu kembali membeku menatap Op

    Last Updated : 2021-02-22
  • My Beautiful Bride   Wajah Yang Membatu

    Ruang duka, aku kembali ke Ruang duka. Dalam sekejap berita duka opa menyebar kemana-mana, aku terkejut dengan kesigapan Daniel mengatur segalanya.Tapi memang berbeda dengan pemakaman papaku dulu, ruang duka opa Jacob sangat mewah, kakek disemayamkan di ruang besar, dengan tirai berenda-renda, karangan bunga, lampu kristal dan lilin dimana-mana. Orang-orang datang melayat juga membawa bunga, sampai penuh dipajang di jalan masuk ke ruang duka Opa.Suasana riuh, walaupun ini seharusnya dalam suasana berduka, tapi orang yang datang tidak ada yang benar-benar berduka, mereka semua saling sibuk menegur bahkan tidak ada yang merasa aneh saat mereka bercanda dan tertawa.

    Last Updated : 2021-02-24
  • My Beautiful Bride   Pesanggrahan Indah

    Aku tak pernah menyangka hari ini akan datang begitu cepat, hari dimana opa Jacob meninggalkanku sendiri. Hanya dia keluargaku yang ada, dan kini dia juga meninggalkanku. Sekilas ada rasa marah kepadanya yang terbujur kaku di hadapanku, teganya opa meninggalkanku! Tapi kini aku menatapnya dan berharap dia bangun dan berkata dia hanya bercanda seperti biasanya.Aku menatap ke sekelilingku, penuh dengan orang asing, yang bahkan tidak merasa perlu untuk berpura-pura sedih, mereka makan dan minum sambil mengobrol, saling bercanda.Mataku tertuju kepada seorang wanita kurus mengenakan kaos polo hitam dan jeans yang terlihat sangat terpukul. Dia pasti lelah, segala usahanya terbuang sia-sia, opa tetap saja pergi.

    Last Updated : 2021-02-27
  • My Beautiful Bride   Mencuri Ciuman

    Kali ini aku sudah tidak canggung lagi menggendongnya, Anna hanya mengigau sedikit kata-kata yang aku tidak mengerti saat aku mengangkatnya dari kursi penumpang. Sepasang kaki putihnya telanjang, karena sepatunya tertinggal di mobil, biarlah besok bisa diambil. Aku sudah sangat lelah, pemakaman Opa direncanakan dimulai pukul 10 besok pagi.Aku meletakkannya di sisi tempat tidur yang sama seperti kemarin, dia langsung menekuk tubuhnya dan menarik selimut tanpa sadar. Cih, Anna sudah merasa seperti di kamarnya sendiri. Wajahnya merengut, tidak seperti kemarin, mungkin dia sedang bermimpi buruk, aku menghela napas panjang lalu menghampirinya dan membetulkan letak posisi kakinya yang keluar dari selimut, lalu segera membersihkan diri.Saat ak

    Last Updated : 2021-02-28

Latest chapter

  • My Beautiful Bride   My Beautiful Bride

    "Oh Anna," desah Ethan terengah-engah merasakan sentuhan Anna yang semakin mendesak. Dia semakin bersemangat untuk meninggalkan jejak di cerukan leher Anna, tapi wanita itu segera menghindar."Jangan, ah kita kan mau ke dokter, nanti malu ah," seru Anna sambil terkikik geli merasakan bibir suaminya di lehernya yang jenjang."Ish, biar saja, biar mereka semua tahu kamu ada yang punya," ujar Ethan masih mau menikmati kulit putih sempurna milih istrinya itu, tapi Anna menggeliat dengan sedemikian rupa sehingga Ethan tetap tak bisa menyesap leher sempurna itu.Dia lalu memegang kedua tangan istrinya sambil tersenyum miring. Wanita itu menatapnya dengan mata coklat mudanya yang cantik. Matanya membulat karena terkejut."Kareba bergerak terus aku akan ikat kamu!" Ethan bergaya tegas, tapi tatapan mata Anna yang memelas membuatnya tidak tega, dia mendengus lalu menyerah."Aku menc

  • My Beautiful Bride   Kebahagiaan 21+

    Saat Daniel menanyakan hal itu, Anna keluar dari kamar dan mengambil alih Jacob. Anna hanya mendengar sekilas ucapan Daniel, tapi dia mengerti apa yang sedang dibicarakan."Aku ikut, saat kamu ke dokter aku ikut!" ujarnya cepat lalu meletakkan Jacob kembali ke kursinya. Batita itu kembali merenggut dan merengek, dia maunya di gendong, dia tak suka berada di kursi. Dia mulai meraung, tapi ketiga orang dewasa di sekitarnya tak ada yang peduli padanya."Oh... haruskah hari ini?" tanya Ethan sambil meletakkan daging asap mengepul di tengah meja."Ethan, kita tak tahu sampai kapan kamu akan sadar, nanti kalau kamu tiba-tiba menghilang bagaimana?" tanya Daniel dengan penuh kekhawatiran. Anna, membuat makanan untuk Jacob, lagi-lagi instan karena dia belum belanja. Ethan mencari pengalihan perhatian."Makan apa dia? Mengapa instan begitu? Seharusnya kamu masak makanan sehat untuknya jangan yang instan, Dani,

  • My Beautiful Bride   Tidak Boleh Tidur

    “Aku akan selalu bersamamu sayang.” Mereka menyatu dengan sempurna, Anna mengangguk setitik air mata terjatuh di pipinya.“Kamu sangat sempurna untukku, Anna. Aku mencintaimu.” Mereka saling terengah-engah memuaskan diri dan emosi mereka yang kini saling berpadu. Napas mereka memburu dengan detak jantung yang saling bertalu-talu. “Oh, betapa aku mencintainya, jangan lupakan aku, Ethan!” pinta Anna dalam hati. Dia memekik bersamaan dengan Ethan yang melenguh panjang. Pria itu menatapnya lalu mengecup air matanya.“Terima kasih sayang, karena kembali kepadaku.” Anna bergelung di dada suaminya. “Terima kasih karena telah mengingatku.” desah Anna dalam hati.Ethan berdiri untuk mengambil kaosnya dan mengenakannya kembali merebahkan dirinya di samping Anna. Pria itu menarik pinggang Ana yang ramping. Istrinya masuk kedalam pelukannya, namun walaupun Anna

  • My Beautiful Bride   Membuat Dunia Sendiri

    Dia berdiri diatas bangku berusaha mengikat tali di bagian atas langit-langit ruangan. Namun palang yang dulunya ada untuk mamanya mengikat kini bisa tidak ada. Tadi ada, namun kini hilang, lalu saat dia sadari, tali yang dia pegang pun tak ada? Kemana itu semua? Dia berteriak dengan frustasi sampai pintu ruangan itu terbuka dengan kasar. Wanita tadi masuk dengan air mata bercucuran di pipinya."Sayang, jangang sayang maafkan aku, oh Tuhan, maafkan aku, sayang turunlah!" pekik Anna dengan sangat takut. Wajah Ethan begitu gelap. Dia berdiri diatas bangku dengan canggung, wajahnya bingung seperti mencari sesuatu yang tiba-tiba menghilang."Ethan Samuel, turun kamu dari situ!" teriak Anna berusaha dengan tegas seakan dia sedang memarahi Jacob yang membuang-buang makanannya. Pria itu menoleh dengan bingung."Aku bilang turun, kamu harus turun!" Walau air mata Anna mengalir deras, dia merasa, Ethan harus dikagetkan, dengan ca

  • My Beautiful Bride   Jangan Lupakan Aku

    "Sayang…," desah Ethan sambil menciumi kelopak telinga Anna sehingga Anna tekikik geli. Tubuhnya mulai bergoyang tak terkendali, merespon tiap sentuhan Ethan. Jemari Anna mulai meraih kancing kemeja kerja Ethan. Dan dengan terampil kancing demi kancing dilepaskannya. Ethan tersenyum miring saat merasakan kemejanya sudah terlepas semua, dan jemari Anna mulai merasakan dadanya."Hmm, geli Anna," Ethan mendesah saat Anna terus menyusuri kulit perutnya yang berkotak-kotak.Anna tersenyum nakal, sambil terus merasakan hangatnya tubuh Ethan. pria itu dengan cepat melepas kemejanya sehingga kedua tangan Anna bebas menyentuhnya. Mata wanita itu berbinar-binar melihat tubuh Ethan yang kurus namun berotot itu."Kamu harus makan lebih banyak ya? Tubuhmu kurus sekali," Anna menyu

  • My Beautiful Bride   Putaran Waktu

    "Sayang, maafkan aku, kamu sudah pulang dan aku malah membuatmu takut, kembalilah padaku, aku sangat merindukanmu," desah Ethan di telinga Anna, pelukannya terasa nyata. Anna tak lagi berusaha melepaskan diri. Dia menoleh untuk menatap Ethan, dan menilai.Mata pria itu kembali hangat sebagaimana Anna mengingatnya. Dia tersenyum sedih, memandang Anna penuh harap. Anna menatap Jacob yang sudah kembali merasa aman di pelukan mamanya, batita itu sudah sibuk bermain dengan kancing baju mamanya. Tapi tiba-tiba dia menyentuh hidung papanya"Pa….pa," cengirnya memperlihatkan gusi yang kemerahan."Iya sayang, aku papamu." Ethan menangis menatap bayinya, bukan dia sudah besar sudah bukan bayi lagi. Betapa dia sudah kehilangan waktu, apa yang terjadi? Anna terk

  • My Beautiful Bride   Aku Istrimu, Ibu dari Anakmu

    "Aku Anna, Anna Federica, istrimu, ibu dari Jacob anakmu. Aku berhak ke lantai tiga, atau kemanapun aku mau karena aku… ini… istri...mu!" pekiknya marah sambil memukul Ethan yang terlihat linglung. Anna marah dan kecewa, baru saja dia berpikir, Ethan sembuh dan mereka bisa kembali seperti sedia kala. Namun dalam sekejap semua harapannya pecah berkeping-keping.Dia terus memukuli Ethan sampai kedua tangannya dipegang Ethan dengan kuat sehingga dia tidak bisa memukulnya."Apa, kamu kamu apa?" teriak anna marah berusaha melepaskan diri yang percuma."Aku mau ini." Pria itu lalu menunduk mengecupnya lagi. Dia terus mendorongnya ke dinding, sambil terus menciumnya dengan panas. Anna menerima ciuman itu dengan bingung, namun gairahnya muncul dan kem

  • My Beautiful Bride   Cemburu Pada Diri Sendiri

    Ethan tak dapat berpikir, untuk sementara dia hanya mengagumi kecantikan alami wanita di hadapannya. Dia bergerak otomatis mendekati wanita itu saat dia sedang sibuk mengeringkan rambutnya. matanya membesar saat menyadari Ethan sudah ada dihadapannya."Mau apa kamu?" tanya Anna mundur. Tapi Ethan semakin mendekat, dan dia sudah menempel di dinding kaca boks mandi."Mengapa kamu sangat mengganggu?" Dia mengangkat tangannya dan mengelus pipi Anna dengan lembut, wanita itu terperangah, merasakan sentuhan Ethan setelah beberapa lama, rasanya luar biasa. Mereka saling pandang yang terasa sangat intens dan ketika insting membawa Ethan untuk menunduk dan merasakan bibir wanita itu dia mundur. Kaget dengan apa yang ada di kepalanya."Astaga, apa yang baru saja dia pikirkan?" batin Ethan, bagaimana dia bisa mau mencium wanita lain selain Anna. Wanita itu menatapnya lalu segera meninggalkannya yang bingung di dalam kam

  • My Beautiful Bride   Membuatmu Mencintaiku Lagi

    Daniel menatap Ethan yang kini makan dengan lahapnya di meja makan. Walaupun pikirannya belum sembuh setidaknya hari ini sudah ada makanan yang masuk."Dani, chef-nya pintar yang kali ini, boleh dipertahankan. Nanti siang aku mau masakan dia lagi," ucap Ethan mengambil lagi nasi goreng dari bakul. Daniel mengangguk dengan senyuman di bibir karena mengetahui kalau itu adalah masakan Anna. Semoga dengan keberadaan Anna, Ethan bisa pulih."Dani, kamu bisa jadwalkan dokter buat Anna? Dia sepertinya kesakitan sekali kemarin, punggungnya pegal, dia kan sudah masuk bulan ke-7?" Dan harapan Daniel kembali pupus. Entah kenapa, ingatan Ethan selalu berhenti di Anna hamil 7 bulan. Setiap hari perintahnya selalu sama. Namun Daniel hanya mengangguk dan meninggalkannya masih asyik makan.

DMCA.com Protection Status