Home / Romansa / My Beautiful Bride / Seharusnya Dia Tidak Ada Di sini

Share

Seharusnya Dia Tidak Ada Di sini

Author: Pinnacullata
last update Last Updated: 2021-02-18 07:47:15

Wanita itu tertidur seperti kerbau, dia bahkan tidak terbangun ketika aku meletakkannya di tempat tidurku. Ternyata walau dia terlihat mungil dan langsing, membawanya masuk ke dalam rumah sambil menggendongnya itu sulit sekali.

"Cih, tidurnya pulas sekali!" gumamku kesal, setelah menaruhnya di tempat tidurku. Badanku terasa pegal, ternyata dia berat sekali! Wajahnya terlihat tenang dengan rambutnya yang terurai di belakang kepalanya. Terdapat beberapa helai rambut yang masuk ke dalam mulutnya.

Aku menatapnya sebentar lalu duduk di sampingnya, tanganku bergerak sendiri untuk menarik rambut itu, dia bergerak sedikit ketika merasa rambutnya tertarik, dan tersenyum, entah bermimpi apa. Jika dia diam seperti ini, dia terlihat seperti bidadari, tetapi jika dia sudah mulai berbicara, wanita ini dengan mudahnya membuat emosiku memuncak.

Aku kembali berdiri dan membersihkan diriku. Selesai mandi aku merasa sangat lelah, Aku kembali menatap wanita itu yang dengan lelapnya tertidur di tempat tidurku. Ada kamar lain di atas, kamar tamu, tapi mengapa aku yang harus mengalah, dia yang tamu seharusnya dia yang tidur di atas.

Aku kembali duduk di sebelahnya sambil menatap wajahnya yang cantik. Aku tidak mau mengangkatnya lagi ke atas, aku lelah dan ini kamarku, maka aku segera merebahkan diriku di sebelahnya dan jatuh ke alam mimpi, sebenarnya aneh karena aku biasanya susah tidur.

Mimpiku selalu sama, aku berjalan di lorong rumahku, mencari mama yang berjanji akan membacakan buku cerita untukku. Buku itu baru, aku belum pernah membacanya.

Tapi mama menghilang di rumah yang besar ini. Kaki kecilku membawaku menuju kamar Mama, tapi dia tidak ada di sana dan aku mulai merasa takut.

Aku melangkah menuju kamar dimana mama selalu berada jika dia tidak mau diganggu. Seharusnya aku tidak ada di sana, seharusnya aku tidak perlu membuka pintu itu, tapi aku sudah melakukan semua itu lalu menatap kaki mamaku yang melayang, kepalanya terkulai aneh karena terikat tali di langit-langit rumah.

Aku membeku ketakutan, mamaku kenapa? tanpa terasa air seniku keluar karena aku terlalu takut, aku berlari menjauh, berlari dan terus berlari sampai akhirnya aku terbangun.

Aku membenci diriku karena aku selalu memimpikan hal itu, aku begitu lemah karena tidak bisa mengontrol diriku, napasku terengah-engah, dan terasa berat. Tiba-tiba ada tangan yang memelukku dan seketika aku merasa aman dan akhirnya bisa kembali tertidur tanpa mimpi.

Aku terbangun dengan rasa puas yang tak pernah kurasakan sejak lama. Baru kali ini aku merasakan nyamannya tempat tidurku. Aku bangkit dari tempat tidurku dan menyadari kalau dia sudah pergi, ada rasa kehilangan aneh yang langsung kuhapus dari hatiku.

"Cih cepat sekali dia sudah bangun, tanpa permisi, dasar wanita tidak tahu ditolong!" gumamku kesal lalu segera mandi dan bersiap ke kantor.

---

"Pak Ethan sebaiknya anda segera ke rumah sakit, keadaan opa Jacob tidak baik!" seru Daniel dari balik telepon, aku yang sedang menyetir ke arah kantor segera berbalik arah menuju rumah sakit.

Saat aku masuk rumah sakit, hatiku terus terasa tidak enak, firasatku mengatakan bahwa sebentar lagi akan ada peristiwa yang menyedihkan, tapi aku terus membuang pikiran itu jauh-jauh.

Daniel menjemputku di depan pintu ICU, ternyata opa Jacob kembali mengalami serangan saat subuh tadi dan sekarang sedang ditindak dalam ICU, operasi tidak dapat ditunda lagi, secepatnya aku menandatangani pernyataan persetujuan operasi, agar operasi segera dilakukan.

Aku ikut mengantar opa ke ruang operasi, dengan takut aku memanggilnya, tapi dia sudah tidak sadar, hatiku mencelos ketika menyadari bahwa kemungkinan ini adalah saat terakhirku melihat opa Jacob.

"Kenapa... kenapa bisa begini!" teriak panik wanita di belakangku, aku menoleh dan terkejut karena dia bisa ada di sini.

"Kenapa kamu ada di sini?" tanyaku marah tanpa sebab.

"Aku di telepon!" Matanya yang kecoklatan membesar semakin memancing amarahku.

"Kamu... siapa kamu sampai kamu yang di telepon!" Aku baru menyadari bahwa seharusnya aku yang di telepon pihak rumah sakit bukannya dia.

"Kemarin kan opa masuk bersama aku, jadi nomor teleponku yang tercatat." Anna terlihat kesal, dia ikut berdiri di depan pintu operasi.

Hari ini dia terlihat lebih segar daripada kemarin, mungkin karena wajahnya yang bebas make-up dan hanya mengenakan jeans dan lagi-lagi kaus oblong berwarna kuning muda. Rambutnya diikat jadi satu di belakang.

"Kalau mau tetap disini jangan berisik!" ucapku duduk di kursi tunggu.

"Tapi kenapa bisa begini, kemarin Opa baik-baik saja saat kita pulang? kenapa tiba-tiba kondisi Opa jadi memburuk begini?" Anna kembali bertanya, wanita itu tidak bisa berhenti bertanya, aku mulai merasa pusing dengan suaranya yang terus bertanya.

"Berisik!" tukasku kesal. Dia berbalik menatapku dengan kesal, lalu tiba-tiba duduk di sebelahku. Dia membuka handphone-nya yang ternyata sedang bergetar, dengan kasar.

"Yak? gue lagi di rumah sakit, iya ntar siangan, kali gue bisa masuk, tolong ijinin  ke Bu Ema yak," ucapnya dengan logat yang aku baru dengar. Terdengar suara balasan laki-laki tapi aku tidak bisa menangkap kata-katanya.

"Iye, gampang, dah ah berisik banget lo ye?" ucapnya lagi. Aku memandangnya dengan bingung.

"Kenapa?" tanyanya cepat melirik ke arahku.

"Nggak, kenapa-kenapa," jawabku langsung memandang kearah lain.

"Ngomong-ngomong kenapa tadi pagi kamu pergi begitu saja?" tanyaku tanpa melihatnya, hening tak ada jawaban.

Aku mengerutkan keningku lalu menoleh untuk melihatnya, ternyata tanpa kusadari dia sudah pindah duduk di hadapanku, wajahnya merah padam karena malu. Bodoh sekali baru merasa malu sekarang, harusnya kemarin saat kamu memelukku! pikirku dalam hati sambil mendengus geli. Setelah beberapa lama yang menegangkan, dokter akhirnya keluar dan aku segera menghampirinya.

"Bagaimana Dok?" tanyaku segera, Anna segera berdiri mendekati kami juga.

"Prosedurnya berjalan lancar, ring nya sudah terpasang dengan baik, kini kita hanya tinggal menunggu Opa siuman ya?" ucapnya tersenyum lalu segera kembali masuk ke ruang bedah.

Hatiku langsung merasa lega. Tanpa sadar aku dan Anna saling tatap dan tersenyum karena berita baik yang dikatakan dokter. Tapi aku segera tersadar dan mengendalikan perasaanku.

"Hmm, aku akan kembali kerja, aku ada rapat jam 10 dengan Singapura, Daniel saya tinggal dulu ya," ucapku kepada Daniel yang berdiri di samping Anna.

"Kamu sungguh akan pergi?" tanyanya tidak percaya.

"Iya, kamu nggak dengar tadi, meeting jam 10, Singapura?" ulangku kesal. Mengapa aku merasa harus menjelaskan segala sesuatu kepadanya? pikirku dalam hati.

"Nanti kalau Opa bangun bagaimana?" tanyanya menatapku sungguh-sungguh.

"Ada Daniel." jawabku asal lalu segera meninggalkannya. Wanita itu harus belajar untuk tidak mengurus orang lain! pikirku kesal.

"Tapi Daniel tidak bisa menggantikanmu. Cucunya kan kamu!" teriaknya di belakangku, tapi aku pura-pura tidak mendengarnya.

Aku harus ingat nanti, aku harus menghapus nomor teleponnya dari daftar rumah sakit. Dia seharusnya tidak ada disini.

Related chapters

  • My Beautiful Bride   Penyesalan

    "Nanti kalau Opa bangun bagaimana?" tanyaku kesal dengan sikap tidak pedulinya. Dia malah menaikkan salah satu sudut bibirnya."Ada Daniel." Matanya yang hitam menatap ke sekretaris opa Jacob yang langsung mengangguk. Dia kembali tersenyum sinis lalu segera pergi."Tapi Daniel tidak bisa menggantikanmu, cucunya kan kamu!" teriakku kesal, nanti kalau ada apa-apa dengan opa jangan sampai kamu menyesal, pikirku dalam hati, aku tahu penyesalan itu rasanya seperti apa, aku sudah merasakannya, pikirku dalam hati. Aku tahu dia mendengarku, suaraku bergaung di lorong rumah sakit, tapi dia terus melangkahkan kakinya yang panjang menjauhiku."Mari kita ke rua

    Last Updated : 2021-02-19
  • My Beautiful Bride   Penyesalan Datang Terlambat

    Ruang duka, aku kembali ke Ruang duka. Dalam sekejap berita duka Opa menyebar kemana-mana, aku terkejut dengan kesigapan Daniel mengatur segalanya.Tapi memang berbeda, Ruang duka Opa Jacob sangat mewah, kakek disemayamkan di ruang besar, dengan tirai berenda-renda, karangan bunga, lampu kristal dan lilin dimana-mana. Orang-orang datang melayat juga membawa bunga, sampai penuh dipajang di jalan masuk ruang duka Opa.Suasana riuh, walaupun ini harusnya dalam suasana berduka, tapi orang yang datang tidak ada yang benar-benar berduka, mereka semua saling sibuk menegur bahkan tidak ada yang merasa aneh saat mereka bercanda dan tertawa.Hanya sesosok itu yang terlihat terpukul, wajahnya mengeras seperti patung. Dia mengenakan kaus polo hitam dengan celana panjang hitam, Daniel tiba-tiba membawakan baju itu tadi.Aku memperhatikannya dari tadi, semua orang datang kepadanya mengucapkan turut berdukacita, dia hanya mengangguk menyalami lalu kembali membeku menatap Op

    Last Updated : 2021-02-22
  • My Beautiful Bride   Wajah Yang Membatu

    Ruang duka, aku kembali ke Ruang duka. Dalam sekejap berita duka opa menyebar kemana-mana, aku terkejut dengan kesigapan Daniel mengatur segalanya.Tapi memang berbeda dengan pemakaman papaku dulu, ruang duka opa Jacob sangat mewah, kakek disemayamkan di ruang besar, dengan tirai berenda-renda, karangan bunga, lampu kristal dan lilin dimana-mana. Orang-orang datang melayat juga membawa bunga, sampai penuh dipajang di jalan masuk ke ruang duka Opa.Suasana riuh, walaupun ini seharusnya dalam suasana berduka, tapi orang yang datang tidak ada yang benar-benar berduka, mereka semua saling sibuk menegur bahkan tidak ada yang merasa aneh saat mereka bercanda dan tertawa.

    Last Updated : 2021-02-24
  • My Beautiful Bride   Pesanggrahan Indah

    Aku tak pernah menyangka hari ini akan datang begitu cepat, hari dimana opa Jacob meninggalkanku sendiri. Hanya dia keluargaku yang ada, dan kini dia juga meninggalkanku. Sekilas ada rasa marah kepadanya yang terbujur kaku di hadapanku, teganya opa meninggalkanku! Tapi kini aku menatapnya dan berharap dia bangun dan berkata dia hanya bercanda seperti biasanya.Aku menatap ke sekelilingku, penuh dengan orang asing, yang bahkan tidak merasa perlu untuk berpura-pura sedih, mereka makan dan minum sambil mengobrol, saling bercanda.Mataku tertuju kepada seorang wanita kurus mengenakan kaos polo hitam dan jeans yang terlihat sangat terpukul. Dia pasti lelah, segala usahanya terbuang sia-sia, opa tetap saja pergi.

    Last Updated : 2021-02-27
  • My Beautiful Bride   Mencuri Ciuman

    Kali ini aku sudah tidak canggung lagi menggendongnya, Anna hanya mengigau sedikit kata-kata yang aku tidak mengerti saat aku mengangkatnya dari kursi penumpang. Sepasang kaki putihnya telanjang, karena sepatunya tertinggal di mobil, biarlah besok bisa diambil. Aku sudah sangat lelah, pemakaman Opa direncanakan dimulai pukul 10 besok pagi.Aku meletakkannya di sisi tempat tidur yang sama seperti kemarin, dia langsung menekuk tubuhnya dan menarik selimut tanpa sadar. Cih, Anna sudah merasa seperti di kamarnya sendiri. Wajahnya merengut, tidak seperti kemarin, mungkin dia sedang bermimpi buruk, aku menghela napas panjang lalu menghampirinya dan membetulkan letak posisi kakinya yang keluar dari selimut, lalu segera membersihkan diri.Saat ak

    Last Updated : 2021-02-28
  • My Beautiful Bride   Salah Ukuran

    Aku bermimpi indah sekali. Aku menjadi putri salju yang sedang bermain-main dengan binatang-binatang di hutan, lalu datang seorang nenek sihir memberikan aku gelas plastik bekas. Dia menyuruhku untuk membuangnya ke tong sampah, tapi anehnya saat aku memegang gelas plastik bekasnya, aku langsung jatuh ke lantai tak sadarkan diri. Untunglah ada pangeran yang langsung menangkapku, dan meletakkanku di atas tumpukan jerami kering, dia tersenyum lalu menciumku.Aku terbangun dengan puas, ah mimpiku indah sekali, lalu menyadari aku tidak ada di kamarku, tetapi kamar ini terasa familiar, ah tidak! apa aku ada di kamarnya lagi? aku segera memeriksa baju dan celanaku, syukurlah masih lengkap, walau bagian selangkanganku agak sakit karena tidur mengenakan celana jeans.

    Last Updated : 2021-03-01
  • My Beautiful Bride   Pemakaman Opa Jacob

    Aku tahu seharusnya aku mengalihkan pandanganku tapi rasa keingintahuanku melampaui logika. Aku maju lebih dekat dan bersembunyi di balik pintu kamar pakaian, aku melihat Anna masuk kembali ke kamar mandi sambil mengambil salah satu setelan baju secara asal.Aku mengulang pemandangan indah tadi, air masih menetes dari rambutnya, pundaknya putih dan jenjang, dadanya tidak serata yang aku pikirkan, ukurannya pas untuk tubuhnya yang mungil, perutnya rata dengan bagian bokong yang penuh, hatiku penuh rasa bersalah mengintipnya seperti itu.Saat dia masuk ke kamar mandi lagi, aku segera keluar dari kamar pakaian tapi tiba-tiba Anna keluar lagi saat aku sudah di dekat pintu."Kamu! mau apa kamu?" jeritnya kaget. Aku berusaha mengalihkan perhatianku, tapi sungguh itu hal yang sulit. Anna sangat sexy di hadapanku. Dia masih mengenakan handuk walau terlihat dia sudah mengenakan BH hitam dibalik handuknya."Keluaaar!" jeritny

    Last Updated : 2021-03-05
  • My Beautiful Bride   Sepatu 15 Juta

    Kami sampai dalam waktu cepat karena rumah Ethan terletak tidak terlalu jauh dari Ruang Duka. Aku kembali menatap Opa Jacob yang tertidur abadi di peti matinya, betapa menakjubkan kehidupan itu, hanya sesaat yang lalu kami makan dan bercanda bersama, kini Opa hanya bisa terbujur kaku di sana.Ibadah tutup peti terasa singkat, dalam beberapa waktu peti segera ditutup, alunan lagu dinyanyikan untuk menguatkan hati, aku kembali terisak, dan memandang Ethan. Dia berdiri kokoh, tapi matanya memperlihatkan kehilangannya, aku berdiri disampingnya, merangkul lengannya, setidaknya hanya itu yang aku bisa lakukan.Ethan menyetir dalam diam saat mengikuti mobil jenasah yang membawa Opa ke peristirahatan terakhirnya. Upacara segera dimulai, orang yang ikut ke penguburan semakin sedikit, kemana semua orang-orang yang bercanda tawa kemarin? sepertinya mereka tidak mau repot-repot mengotori sepatunya dengan tanah basah.Aku benar-benar kesulitan untuk mendaki bukit kecil menuju l

    Last Updated : 2021-03-06

Latest chapter

  • My Beautiful Bride   My Beautiful Bride

    "Oh Anna," desah Ethan terengah-engah merasakan sentuhan Anna yang semakin mendesak. Dia semakin bersemangat untuk meninggalkan jejak di cerukan leher Anna, tapi wanita itu segera menghindar."Jangan, ah kita kan mau ke dokter, nanti malu ah," seru Anna sambil terkikik geli merasakan bibir suaminya di lehernya yang jenjang."Ish, biar saja, biar mereka semua tahu kamu ada yang punya," ujar Ethan masih mau menikmati kulit putih sempurna milih istrinya itu, tapi Anna menggeliat dengan sedemikian rupa sehingga Ethan tetap tak bisa menyesap leher sempurna itu.Dia lalu memegang kedua tangan istrinya sambil tersenyum miring. Wanita itu menatapnya dengan mata coklat mudanya yang cantik. Matanya membulat karena terkejut."Kareba bergerak terus aku akan ikat kamu!" Ethan bergaya tegas, tapi tatapan mata Anna yang memelas membuatnya tidak tega, dia mendengus lalu menyerah."Aku menc

  • My Beautiful Bride   Kebahagiaan 21+

    Saat Daniel menanyakan hal itu, Anna keluar dari kamar dan mengambil alih Jacob. Anna hanya mendengar sekilas ucapan Daniel, tapi dia mengerti apa yang sedang dibicarakan."Aku ikut, saat kamu ke dokter aku ikut!" ujarnya cepat lalu meletakkan Jacob kembali ke kursinya. Batita itu kembali merenggut dan merengek, dia maunya di gendong, dia tak suka berada di kursi. Dia mulai meraung, tapi ketiga orang dewasa di sekitarnya tak ada yang peduli padanya."Oh... haruskah hari ini?" tanya Ethan sambil meletakkan daging asap mengepul di tengah meja."Ethan, kita tak tahu sampai kapan kamu akan sadar, nanti kalau kamu tiba-tiba menghilang bagaimana?" tanya Daniel dengan penuh kekhawatiran. Anna, membuat makanan untuk Jacob, lagi-lagi instan karena dia belum belanja. Ethan mencari pengalihan perhatian."Makan apa dia? Mengapa instan begitu? Seharusnya kamu masak makanan sehat untuknya jangan yang instan, Dani,

  • My Beautiful Bride   Tidak Boleh Tidur

    “Aku akan selalu bersamamu sayang.” Mereka menyatu dengan sempurna, Anna mengangguk setitik air mata terjatuh di pipinya.“Kamu sangat sempurna untukku, Anna. Aku mencintaimu.” Mereka saling terengah-engah memuaskan diri dan emosi mereka yang kini saling berpadu. Napas mereka memburu dengan detak jantung yang saling bertalu-talu. “Oh, betapa aku mencintainya, jangan lupakan aku, Ethan!” pinta Anna dalam hati. Dia memekik bersamaan dengan Ethan yang melenguh panjang. Pria itu menatapnya lalu mengecup air matanya.“Terima kasih sayang, karena kembali kepadaku.” Anna bergelung di dada suaminya. “Terima kasih karena telah mengingatku.” desah Anna dalam hati.Ethan berdiri untuk mengambil kaosnya dan mengenakannya kembali merebahkan dirinya di samping Anna. Pria itu menarik pinggang Ana yang ramping. Istrinya masuk kedalam pelukannya, namun walaupun Anna

  • My Beautiful Bride   Membuat Dunia Sendiri

    Dia berdiri diatas bangku berusaha mengikat tali di bagian atas langit-langit ruangan. Namun palang yang dulunya ada untuk mamanya mengikat kini bisa tidak ada. Tadi ada, namun kini hilang, lalu saat dia sadari, tali yang dia pegang pun tak ada? Kemana itu semua? Dia berteriak dengan frustasi sampai pintu ruangan itu terbuka dengan kasar. Wanita tadi masuk dengan air mata bercucuran di pipinya."Sayang, jangang sayang maafkan aku, oh Tuhan, maafkan aku, sayang turunlah!" pekik Anna dengan sangat takut. Wajah Ethan begitu gelap. Dia berdiri diatas bangku dengan canggung, wajahnya bingung seperti mencari sesuatu yang tiba-tiba menghilang."Ethan Samuel, turun kamu dari situ!" teriak Anna berusaha dengan tegas seakan dia sedang memarahi Jacob yang membuang-buang makanannya. Pria itu menoleh dengan bingung."Aku bilang turun, kamu harus turun!" Walau air mata Anna mengalir deras, dia merasa, Ethan harus dikagetkan, dengan ca

  • My Beautiful Bride   Jangan Lupakan Aku

    "Sayang…," desah Ethan sambil menciumi kelopak telinga Anna sehingga Anna tekikik geli. Tubuhnya mulai bergoyang tak terkendali, merespon tiap sentuhan Ethan. Jemari Anna mulai meraih kancing kemeja kerja Ethan. Dan dengan terampil kancing demi kancing dilepaskannya. Ethan tersenyum miring saat merasakan kemejanya sudah terlepas semua, dan jemari Anna mulai merasakan dadanya."Hmm, geli Anna," Ethan mendesah saat Anna terus menyusuri kulit perutnya yang berkotak-kotak.Anna tersenyum nakal, sambil terus merasakan hangatnya tubuh Ethan. pria itu dengan cepat melepas kemejanya sehingga kedua tangan Anna bebas menyentuhnya. Mata wanita itu berbinar-binar melihat tubuh Ethan yang kurus namun berotot itu."Kamu harus makan lebih banyak ya? Tubuhmu kurus sekali," Anna menyu

  • My Beautiful Bride   Putaran Waktu

    "Sayang, maafkan aku, kamu sudah pulang dan aku malah membuatmu takut, kembalilah padaku, aku sangat merindukanmu," desah Ethan di telinga Anna, pelukannya terasa nyata. Anna tak lagi berusaha melepaskan diri. Dia menoleh untuk menatap Ethan, dan menilai.Mata pria itu kembali hangat sebagaimana Anna mengingatnya. Dia tersenyum sedih, memandang Anna penuh harap. Anna menatap Jacob yang sudah kembali merasa aman di pelukan mamanya, batita itu sudah sibuk bermain dengan kancing baju mamanya. Tapi tiba-tiba dia menyentuh hidung papanya"Pa….pa," cengirnya memperlihatkan gusi yang kemerahan."Iya sayang, aku papamu." Ethan menangis menatap bayinya, bukan dia sudah besar sudah bukan bayi lagi. Betapa dia sudah kehilangan waktu, apa yang terjadi? Anna terk

  • My Beautiful Bride   Aku Istrimu, Ibu dari Anakmu

    "Aku Anna, Anna Federica, istrimu, ibu dari Jacob anakmu. Aku berhak ke lantai tiga, atau kemanapun aku mau karena aku… ini… istri...mu!" pekiknya marah sambil memukul Ethan yang terlihat linglung. Anna marah dan kecewa, baru saja dia berpikir, Ethan sembuh dan mereka bisa kembali seperti sedia kala. Namun dalam sekejap semua harapannya pecah berkeping-keping.Dia terus memukuli Ethan sampai kedua tangannya dipegang Ethan dengan kuat sehingga dia tidak bisa memukulnya."Apa, kamu kamu apa?" teriak anna marah berusaha melepaskan diri yang percuma."Aku mau ini." Pria itu lalu menunduk mengecupnya lagi. Dia terus mendorongnya ke dinding, sambil terus menciumnya dengan panas. Anna menerima ciuman itu dengan bingung, namun gairahnya muncul dan kem

  • My Beautiful Bride   Cemburu Pada Diri Sendiri

    Ethan tak dapat berpikir, untuk sementara dia hanya mengagumi kecantikan alami wanita di hadapannya. Dia bergerak otomatis mendekati wanita itu saat dia sedang sibuk mengeringkan rambutnya. matanya membesar saat menyadari Ethan sudah ada dihadapannya."Mau apa kamu?" tanya Anna mundur. Tapi Ethan semakin mendekat, dan dia sudah menempel di dinding kaca boks mandi."Mengapa kamu sangat mengganggu?" Dia mengangkat tangannya dan mengelus pipi Anna dengan lembut, wanita itu terperangah, merasakan sentuhan Ethan setelah beberapa lama, rasanya luar biasa. Mereka saling pandang yang terasa sangat intens dan ketika insting membawa Ethan untuk menunduk dan merasakan bibir wanita itu dia mundur. Kaget dengan apa yang ada di kepalanya."Astaga, apa yang baru saja dia pikirkan?" batin Ethan, bagaimana dia bisa mau mencium wanita lain selain Anna. Wanita itu menatapnya lalu segera meninggalkannya yang bingung di dalam kam

  • My Beautiful Bride   Membuatmu Mencintaiku Lagi

    Daniel menatap Ethan yang kini makan dengan lahapnya di meja makan. Walaupun pikirannya belum sembuh setidaknya hari ini sudah ada makanan yang masuk."Dani, chef-nya pintar yang kali ini, boleh dipertahankan. Nanti siang aku mau masakan dia lagi," ucap Ethan mengambil lagi nasi goreng dari bakul. Daniel mengangguk dengan senyuman di bibir karena mengetahui kalau itu adalah masakan Anna. Semoga dengan keberadaan Anna, Ethan bisa pulih."Dani, kamu bisa jadwalkan dokter buat Anna? Dia sepertinya kesakitan sekali kemarin, punggungnya pegal, dia kan sudah masuk bulan ke-7?" Dan harapan Daniel kembali pupus. Entah kenapa, ingatan Ethan selalu berhenti di Anna hamil 7 bulan. Setiap hari perintahnya selalu sama. Namun Daniel hanya mengangguk dan meninggalkannya masih asyik makan.

DMCA.com Protection Status