Home / Urban / Mutiara Hati Yang Terabaikan / 12. Erika memberikan pembelaan

Share

12. Erika memberikan pembelaan

Author: mic.assekop
last update Last Updated: 2024-10-20 20:00:40

Jam 10 pagi di kos Jery.

Raden baru saja terbangun dan melihat Jery sedang sibuk memainkan game judol di ponselnya. Melihat dia begitu asyik bermain, Raden jadi ikut pula mau bermain.

Singkat cerita, Raden kembali lagi sebagai penjudi setelah cukup lama berhenti.

“Aku rindu masa-masa seperti ini, Jon!” seru Jery sambil menghisap asap rokoknya dalam-dalam. “Aku senang sekali rasanya kau bisa kembali lagi. Tiga tahun lebih aku lebih sering sendiri. Kadang juga aku suka ngumpul sama teman yang lain, tapi tidak akur. Gak seru. Gak asyik. Lebih enak kalau sama kau, Jon.”

Mereka main sampai malam hari.

Seperti inilah kegiatan mereka di waktu dulu selama bertahun-tahun lamanya.

Pada awal permainan, seperti biasanya, Raden diberikan kemenangan oleh bandar, sehingga dia semakin bersemangat main.

Sebenarnya dia main saat ini entah tidak ada tujuan apa pun selain dari karena ingin menghibu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   13. Uang pemberian Erika dibuat modal judi

    Molek menggeram. “Raden! Dari mana kau bisa membayar hutang mu dan membangun toko itu lagi. Semua isinya ludes. Uang habis semua. Kau tahu uangnya tidak sedikit? Kau sadar kau tidak mungkin bisa mengembalikan semuanya?” Raden menunduk dan mengakui semuanya. “Aku akan bertanggung jawab, Bu. Aku yang akan melunasi semua hutang. Aku yang akan mengurus toko lagi.” “Kapan? Bagaimana caranya? Sementara selama ini saja kau masih menumpang sama orang tua dan kerja ikut Ayah?” koar ibuku berapi-api. “Secepatnya, akan aku usahakan secepatnya, Bu.” “Mustahil!” bantah Molek cepat-cepat. “Kau tidak akan bisa dapat uang puluhan sampai ratusan juta dalam waktu cepat. Selama ini saja kau masih bergantung pada orang tua. Raden, kau tahu sendiri kita keluarga miskin, tapi kenapa kau masih belum jera juga? Apa kau tidak kasihan sama orang tua mu ha?” Mata Raden berkaca-kaca saat berkata, “Maafkan aku, Bu. Maafkan aku. Aku menye

    Last Updated : 2024-10-21
  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   14. Semakin dalam

    Sungguh di luar perkiraan, sangat tidak bisa diterima. Belum dua jam main, delapan juta itu ludes. Rungkad! Raden benar-benar rubuh. Tak berhenti sampai di sana. Ada-ada saja jalan dalam menuju kemaksiatan. Saat tidak mungkin berhutang dengan keluarga maupun teman, dia teringat dengan pinjol. Dari tiga aplikasi yang dicoba, total dia dapat pinjaman sepuluh juta rupiah. Apa yang dia lakukan? Karena dulu pernah merasakan kemenangan besar dalam waktu singkat, dia tetap percaya diri bisa melakukannya kembali hari ini. Dia masukkan sepuluh juta itu sebagai modal main. Belum juga azan zuhur berkumandang, semuanya habis! Hutang rentenir masih 60 juta. Uang pemberian istri 8 juta. Hutang pinjol yang harus dibalikkan 12 juta. Biaya toko kisaran 50-100 juta. Belum lagi uang dari dompet yang juga telah habis. Dia benar-benar remuk dan tak berdaya.

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   15. Pekerjaan dari Masayu

    Molek mengerutkan alis dan agak menyeringai lalu berkata, “Masayu memang beda dengan mu, Erika. Beda jauh. Dia bisa diandalkan di saat Raden jatuh dalam masalah.” Padahal, Molek tidak tahu kalau Erika sudah mengorbankan maskawin, tabungan, dan uang gajinya, total sekitar sepuluh juta, demi Raden. Sebenarnya Erika bisa membela diri dan mengungkit kebaikannya. Tapi dia bukan tipe wanita yang suka mengumbar kebaikan. Molek dengan terang-terangan memaki, “Kau bukan cuma wanita dusun yang tidak berpendidikan dan penyakitan, tapi juga tidak bisa diandalkan.” Untung saja Cik Mat melerai kericuhan ini. “Sudah cukup. Hentikan. Bu, kau tiap hari bicara seperti itu pada Erika. Sudahlah!” Ayahku merengut dan masih membela Erika. Molek melengos dan membalas, “Ayah malah tiap hari membela wanita mandul ini. Untuk apa dibela? Lagi pula aku bicara kenyataan? Dia memang dari dusun, tidak bependidikan, penyakitan, mandul, dan

    Last Updated : 2024-10-23
  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   16. Masayu cuma pembohong

    Yang agak mengejutkan adalah pada saat mereka baru saja tiba di parkiran, beberapa orang di sana seperti satpam dan pekerja lainnya memberikan sapaan hangat pada Masayu seakan-akan mereka telah kenal lama. Bahkan ada pengunjung yang memang sudah mengenal Masayu di sana. Dari apa yang Raden lihat dan dengar, kuat kemungkinan kalau Masayu bukanlah pemain baru di sini, dalam artian Masayu memang orang lama dan cukup populer. Dengan setelan celana jeans dan sweater abu, Masayu begitu mengikat pandangan beberapa orang di sana. Tadi Masayu menghubungi seseorang melalui telepon. Tidak lama berselang seorang pria berpakaian casual biasa saja menghampiri. Dia adalah Ricko, pemilik tempat hiburan malam ini. Nama dan wajahnya tidak terlalu asing. Hanya saja Raden baru kali ini bisa berbincang dengan dirinya. Sementara Masayu meminta agar pembicaraan segera dilakukan, wanita itu lantas meninggalkan kami dan masuk ke dalam. “Aku mau mi

    Last Updated : 2024-10-24
  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   17. Erika ingin tahu

    Masayu mengatakan secara jujur bahwa dia didesak oleh orang tuanya agar punya suami orang Palembang asli. Dia adalah anak satu-satunya dan orang yang akan menerima semua warisan keluarga. Jika dia tidak menuruti apa kemauan orang tuanya, dia tidak akan mendapatkan sepeser pun. “Orang tuaku sudah melakukan pembicaraan dengan orang tua mu tentang nasib kita. Papa dan Mamaku sudah mendesak agar aku mau menjadi istri mu. Titik. Kali ini aku tidak berbohong. Aku agak merangkai cerita karena aku ingin menarik perhatian dan minat kalian supaya menyukai aku. Tidak mungkin aku jujur pada orang tua mu kalau aku LC. Jadi terpaksa aku katakan kalau aku pekerja kantoran.” Meski begitu, pada kenyataannya Masayu memang orang kaya, berpendidikan, dan punya reputasi. Hal tidak memang benar adanya. Hanya saja, Masayu terjebak dalam dunia yang gemerlap sehingga menjadikannya seperti sekarang. Dia tidak mau menikah karena takut akan meninggalkan segalanya. B

    Last Updated : 2024-10-25
  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   18. Bayaran besar sesuai risiko

    Ketika telah sampai di halaman parkir club malam itu, Raden memarkirkan sepeda motor lalu segera menelepon Ricko. “Aku sudah tiba.” Begitu mereka sudah ketemu di ruangan kerja, Ricko pun berkata pada. “Sekitar lima belas menit lagi barang masuk. Den, kebetulan malam ini jumlah yang masuk terbilang banyak. Tapi kau tidak perlu khawatir. Aku sudah menyiapkan paket khusus untuk pegawai baru dan kau pasti tidak akan kecewa. Kau akan puas dan menikmati pekerjaan mu. Hehe.” Lalu Ricko mengaparkan satu bungkusan di atas meja. Paketan ini bisa untuk tiga orang sebenarnya. Tapi justru untuk Raden sendirian. Asli, sudah gila! Tiga tahun hijrah dan berusaha jadi orang baik, rupanya tidak menjamin sama sekali kalau dia tidak bakalan terjerumus kembali ke lembah hitam, tidak menjamin sama sekali kalau dia akan selalu berada di jalan yang lurus. Buktinya dia pun terbuai. “Silakan kau eksekusi!” ucap Ricko sambil senyum

    Last Updated : 2024-10-26
  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   19. Hanya Erika yang masih peduli

    Namun Raden tetap menolaknya. “Ini aku tidak bisa terima. Aku kembalikan.” Ricko tercengang dengan putih mata yang melebar. Dia lantas berkata dengan sangat heran. “Jadi kau tidak pakai itu selama kerja tiga hari ini? Serius?” Raden cuma mengangguk. “Aku juga tidak bisa menerima bungkusan barusan yang kau kasih. Silakan ambil lagi dua bungkusan itu.” Tak percaya, Ricko sampai menggelengkan kepala. Siapa yang mau menolak dua bungkusan ini darinya? Banyak anak buahnya setiap hari merengek hanya untuk diberikan paketan kecil. Nah sekarang Raden malah menolak dua paketan yang cukup besar darinya. Ricko menatap dengan pandangan heran dari atas sampai ke bawah. “Bukan cuma tidak mengurangi timbangan, kau bahkan menolak pemberian dariku. Luar biasa.” Ricko semakin kagum. Karena dia sudah sangat niat ingin memberikan dua barang itu tapi Raden tidak mau menerimanya, akhirnya dia pun bermaksud menukarnya dengan uang.

    Last Updated : 2024-10-27
  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   20. SLOT

    Raden menggerutu : Orang tuaku tidak peduli padaku. Istriku tetap saja tampak menyebalkan. Sementara aku didesak supaya bisa dapat uang banyak dalam waktu cepat. Ah, aku tidak bisa sabar menunggu uang hasil dari kerjaku sama Ricko. Aku tidak sabar agar bisa dapat uang banyak dalam waktu cepat. Dulu aku bisa dapat uang puluhan juta dalam waktu satu malam saja lewat judi online. Dan sekarang aku yakin bisa melakukannya kembali. Aku ingin dapat uang lebih dari seratus juta malam ini juga lewat judi dengan modal uang tujuh juta ini. Setelah ini, semua masalahku kelar, dan orang tuaku tidak akan lagi marah dan benci padaku. Beberapa minggu yang lalu Jery datang padaku dengan membawa uang yang banyak kemudian mengajakku hepi-hepi. Kini aku akan membalas kebaikannya walaupun uang yang aku bawa tidak terlalu banyak. Tapi cukuplah buat modal main malam ini. Dan, inilah ujian bera

    Last Updated : 2024-10-28

Latest chapter

  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   65. Siapa wanita dimaksud?

    Mayoritas atau bahkan semua pria ingin punya istri cantik dan fisiknya bagus. Dan Dennis tidak mungkin bisa membohongi dirinya bahwa dia mau punya istri yang enak dipandang. “Istri yang cantik bisa buat pria betah di rumah. Dan kalau pria sudah merasa puas, ketika berada di luar rumah, dia tidak akan berani macam-macam, dia tidak akan melirik wanita lain.” Canda Dennis dan tidak mau terlalu serius ketika menjawab pertanyaan Erika. “Memang tidak ada jaminan bahwa pria akan pasti selamat ketika berada di luar. Tapi setidaknya begitu dia mendapatkan istri yang cantik dan bikin betah di rumah, peluang untuk berzina di luar akan jauh lebih berkurang.” Jawaban dari Dennis lebih diplomatis dan memang dari dirinya sendiri. Dan tentu saja jawaban tersebut sebenarnya mewakili dari sekian banyak pria di dunia ini. Mendengar jawaban tersebut, Erika cuma bisa menahan senyum kemudian menanggapi. “Tapi cantik itu

  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   64. Ide Erika

    Raden bisa membaur dengan baik bersama warga sekitar. Lebih dari itu, pencapaian bagi dirinya sendiri tentu saja dia telah berhasil mengubah hidupnya kembali pada jalan yang benar. Meski dia masih menjadi buronan dari bos besar narkoba, namun setidaknya dia berhasil keluar dari kubangan lumpur maksiat yang telah menyeretnya pada banyak perkara dosa. Ketika malam hari dan sedang sendiri di beranda rumah milik temannya, Raden lantas teringat dengan sosok yang lebih dari tiga tahun ini menemani hidupnya. Dia teringat dengan Erika, istri yang selama ini selalu peduli padanya. Dia membatin, “Erika, maafkan aku karena selama ini aku kerap menyusahkan dan menyakiti mu. Maafkan aku.’ Mulai detik ini Raden berjanji akan menemui istrinya lagi. Dia mengakui bahwa dirinya memang salah besar karena telah menyiakan orang yang sangat baik pada dirinya. Dia menyesal telah membohongi istrinya dan bahkan berniat ingin menceraikan pula.

  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   63. Mengubah cara pandang

    Pokok kesembilan adalah bersabar dalam mengemban ilmu dan mengamalkannya. Raden berkata, “Seseorang tidak akan meraih ilmu kecuali dengan kesabaran. Baik sabar dalam menuntut ilmu, mengamalkan, maupun menyampaikannya.” Para ulama bersabar dalam menahan lapar, sedikit tidur, dan berjalan kaki ribuan kilo meter dalam proses belajar. Selanjutnya Raden masuk pada pokok kesepuluh, yakni berpegang teguh pada adab-adab ilmu. “Ibnu Qayyim berkata : Adabnya seseorang adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesannya. Dan tidak beradab merupakan kunci kehancuran dan kebinasaannya.” “Seorang ulama berkata : Dengan adab engkau akan memahami ilmu.” “Ibnu Sirin berkata : Dahulu mereka mempelajari adab layaknya mereka mempelajari ilmu.” Bahkan dari para salaf mendahulukan untuk mempelajari adab sebelum mempelajari ilmu. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk mempelajari adab

  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   62. Ceramah pertama

    Meski Raden merasa berat menerima permintaan tersebut, namun karena terus didesak, akhirnya dia pun menerimanya. Dia berusaha menguatkan diri dan menumbuhkan kepercayaandiri. “Insya Allah, semoga Allah mudahkan.” Pak Syarif sontak mengucapkan kata syukur. “Alhamdulilah.” Karena Raden tidak tahu kapan dia akan pergi dari kampung ini, maka dia bilang pada Pak Syarif supaya jadwal mengajar dia dipercepat saja. Mungkin bisa jadi tiga hari lagi, atau satu pekan lagi dia mesti meninggalkan kampung ini.*** Keesokan paginya. Tepatnya pada hari Minggu di masjid. Lebih dari lima puluh jamaah pria dan wanita dari berbagai kalangan usia telah hadir di sana. Pak Syarif sebagai salah satu ketua di kampung tersebut telah meminta kepada masyarakat sekitar untuk menghadiri sebuah kajian. Maka sebagian masyarakat pun berbondong-bondong untuk pergi. Dan baiknya Pak Syarif, dia mengeluarkan uang sekitar satu juta untuk membeli k

  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   61. Ditawari menjadi penceramah

    Keberadaan Raden di sana telah membuat suasana baru dalam beribadah dan itulah yang semestinya terjadi. Tidak ada maksud apa pun sebelumnya dari Raden untuk mencari perhatian atau pun dengan sengaja ingin menata ulang sesuatu yang telah lama terjadi. Pastinya ini adalah kehendak dari Yang Maha Kuasa. Setidaknya dengan ini dia telah melakukan sesuatu yang benar dan sesuai dengan tuntunan. Lebih dari itu, setelah terpuruk karena ditimpa masalah yang amat berat, kini dia kembali mendapatkan ketenangan dan juga hidayah untuk kembali pada jalur yang benar. “Aku cuma menyampaikan kebenaran,” tuturnya pada semua orang di sana. Mayoritas orang-orang di masjid tersebut bersyukur atas kehadiran Raden yang telah meluruskan apa yang selama ini bengkok. Pasalnya urusan agama bukanlah sesuatu yang dianggap enteng, jika ada suatu kebenaran yang datang, entah itu dari siapa berasal, maka sudah barang tentu semestinya diterima.

  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   60. Diskusi agama

    Kemudian Raden membuat analogi sederhana. Ada orang tua yang mewariskan sebuah rumah pada anaknya dan berpesan pada anaknya tersebut untuk tetap menjaga rumah itu tanpa melakukan perubahan apa pun sama sekali. Orang tua itu melarang anaknya melakukan perubahan sedikit pun. Cukup tinggal dan menjaganya saja. Tidak lebih dari itu. Namun, karena anaknya mereka sok pintar dari orang tuanya dan punya pemikiran lebih baik, akhirnya dia pun mengubah warna cat rumah, membongkar, mengganti pajangan, merombak isi di dalamnya, sehingga rumah tersebut sangat berbeda dari pada sebelumnya. “Kalian sebagai orang tua suka dengan anak yang suka berinovasi seperti itu?” tanya Raden. Mereka semua serempak menggeleng. Tidak ada satu pun dari mereka yang setuju. Seperti itu juga dalam beragama. Nabi telah mewariskan sesuatu yang sempurna pada umatnya. Ketika kita menerima segalanya, lantas apa hak kita untuk mengub

  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   59. Kehidupan Raden mulai berubah

    Raden memimpin shalat berjamaah di masjid tersebut. Tak pernah terpikir di benaknya sama sekali setelah melewati masa-masa kelam dan penuh dosa akhirnya Allah memberikan hidayah dan keberkahan padanya. Jika Allah hendak membuat hamba berada pada jalan yang lurus, maka tidak ada satu pun yang bisa menghalangi. Sekarang hidayah dan pertolongan itu pun datang dan Raden tidak akan menyiakannya. Tentu saja hal yang saat ini dia lakukan menjadi pemicu untuk dia segera bangkit dari keterpurukan. Tidak ada tempat berserah diri dan meminta tolong, kecuali hanya pada Allah semata. Usai memimpin shalat maghrib berjamaah tadi, Raden membalik badan dan duduk menghadap jamaah, lalu berdzikir dengan suara kecil. Hal yang dia lakukan tentu tak biasa seperti yang biasa dilakukan masyarakat sekitar. Biasanya mereka melakukan dzikir dan doa bersama. Namun malam ini ceritanya sedikit berbeda, dan itu tentu saja membuat mereka bertanya-tanya.

  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   58. Erika punya ide

    “Coba kalau kemarin Anti kasih lihat foto Dennis pada ana. Mungkin ceritanya bakal beda,” ujar Erika. “Kan kemarin ana pernah mau lihat wajah pria terakhir yang jadi kenalan Anti.” Laura mengangguk. “Benar sih. Coba waktu itu ana kasih lihat fotonya. Hm. Tapi kok bisa kebetulan gitu yah.” “Qadarullah. Jadi, Ukhti masih kesal sama ana?” Cepat Laura menggelengkan kepala. “Tidak. Tidak lagi. Untuk apa pula ana kesal sama Ukhti?” “Baguslah kalau begitu.” Erika punya ide, dan mudah-mudahan idenya nanti berhasil. *** Sementara itu, di suatu tempat yang cukup jauh, Raden sedang berusaha menghilangkan kegelisahan dan keresahan di hati saat dia masih saja berada pengejaran bosnya. Tidak disangka kehidupannya bakal jadi berantakan seperti sekarang. Jika saja waktu itu dia tidak terjerat judi online, jika saja waktu itu dia tidak bekerja di tempa

  • Mutiara Hati Yang Terabaikan   57. Yang sebenarnya terjadi

    Ketika sudah berada di kosnya, Erika mencoba menelepon Laura bermaksud menanyakan kenapa tiba-tiba dia hari ini tampak berbeda. Tapi Laura tidak mengangkat telepon itu sama sekali. Begitu Erika mengirimkan chat, Laura pun tidak juga membalasnya. Hal itu membuat Erika lantas semakin bertanya-tanya, kira-kira apakah gerangan yang membuat Laura begitu jutek padanya. Saat ini Erika tidak punya sahabat yang sangat dekat selain Laura. Tidak ada tempat curhat bagi Erika kecuali hanya pada Laura seorang. Namun kini Laura tidak menanggapinya sama sekali. Karena penasaran, akhirnya keesokan harinya dia berkeinginan mengunjungi rumah Laura selepas dari pulang mengajar. Mulanya Laura tidak menerima kehadiran Erika di rumahnya, tapi tidak mungkin juga Laura mengusirnya. “Ada apa mau main ke sini?” tanya Laura dengan cuek. Erika senyum dan berkata, “Maaf, Laura. Ada sesuatu yang ingin ana bicarakan. Bisakah minta waktunya

DMCA.com Protection Status