Molek mengerutkan alis dan agak menyeringai lalu berkata, “Masayu memang beda dengan mu, Erika. Beda jauh. Dia bisa diandalkan di saat Raden jatuh dalam masalah.”
Padahal, Molek tidak tahu kalau Erika sudah mengorbankan maskawin, tabungan, dan uang gajinya, total sekitar sepuluh juta, demi Raden. Sebenarnya Erika bisa membela diri dan mengungkit kebaikannya. Tapi dia bukan tipe wanita yang suka mengumbar kebaikan. Molek dengan terang-terangan memaki, “Kau bukan cuma wanita dusun yang tidak berpendidikan dan penyakitan, tapi juga tidak bisa diandalkan.” Untung saja Cik Mat melerai kericuhan ini. “Sudah cukup. Hentikan. Bu, kau tiap hari bicara seperti itu pada Erika. Sudahlah!” Ayahku merengut dan masih membela Erika. Molek melengos dan membalas, “Ayah malah tiap hari membela wanita mandul ini. Untuk apa dibela? Lagi pula aku bicara kenyataan? Dia memang dari dusun, tidak bependidikan, penyakitan, mandul, danYang agak mengejutkan adalah pada saat mereka baru saja tiba di parkiran, beberapa orang di sana seperti satpam dan pekerja lainnya memberikan sapaan hangat pada Masayu seakan-akan mereka telah kenal lama. Bahkan ada pengunjung yang memang sudah mengenal Masayu di sana. Dari apa yang Raden lihat dan dengar, kuat kemungkinan kalau Masayu bukanlah pemain baru di sini, dalam artian Masayu memang orang lama dan cukup populer. Dengan setelan celana jeans dan sweater abu, Masayu begitu mengikat pandangan beberapa orang di sana. Tadi Masayu menghubungi seseorang melalui telepon. Tidak lama berselang seorang pria berpakaian casual biasa saja menghampiri. Dia adalah Ricko, pemilik tempat hiburan malam ini. Nama dan wajahnya tidak terlalu asing. Hanya saja Raden baru kali ini bisa berbincang dengan dirinya. Sementara Masayu meminta agar pembicaraan segera dilakukan, wanita itu lantas meninggalkan kami dan masuk ke dalam. “Aku mau mi
Masayu mengatakan secara jujur bahwa dia didesak oleh orang tuanya agar punya suami orang Palembang asli. Dia adalah anak satu-satunya dan orang yang akan menerima semua warisan keluarga. Jika dia tidak menuruti apa kemauan orang tuanya, dia tidak akan mendapatkan sepeser pun. “Orang tuaku sudah melakukan pembicaraan dengan orang tua mu tentang nasib kita. Papa dan Mamaku sudah mendesak agar aku mau menjadi istri mu. Titik. Kali ini aku tidak berbohong. Aku agak merangkai cerita karena aku ingin menarik perhatian dan minat kalian supaya menyukai aku. Tidak mungkin aku jujur pada orang tua mu kalau aku LC. Jadi terpaksa aku katakan kalau aku pekerja kantoran.” Meski begitu, pada kenyataannya Masayu memang orang kaya, berpendidikan, dan punya reputasi. Hal tidak memang benar adanya. Hanya saja, Masayu terjebak dalam dunia yang gemerlap sehingga menjadikannya seperti sekarang. Dia tidak mau menikah karena takut akan meninggalkan segalanya. B
Ketika telah sampai di halaman parkir club malam itu, Raden memarkirkan sepeda motor lalu segera menelepon Ricko. “Aku sudah tiba.” Begitu mereka sudah ketemu di ruangan kerja, Ricko pun berkata pada. “Sekitar lima belas menit lagi barang masuk. Den, kebetulan malam ini jumlah yang masuk terbilang banyak. Tapi kau tidak perlu khawatir. Aku sudah menyiapkan paket khusus untuk pegawai baru dan kau pasti tidak akan kecewa. Kau akan puas dan menikmati pekerjaan mu. Hehe.” Lalu Ricko mengaparkan satu bungkusan di atas meja. Paketan ini bisa untuk tiga orang sebenarnya. Tapi justru untuk Raden sendirian. Asli, sudah gila! Tiga tahun hijrah dan berusaha jadi orang baik, rupanya tidak menjamin sama sekali kalau dia tidak bakalan terjerumus kembali ke lembah hitam, tidak menjamin sama sekali kalau dia akan selalu berada di jalan yang lurus. Buktinya dia pun terbuai. “Silakan kau eksekusi!” ucap Ricko sambil senyum
Namun Raden tetap menolaknya. “Ini aku tidak bisa terima. Aku kembalikan.” Ricko tercengang dengan putih mata yang melebar. Dia lantas berkata dengan sangat heran. “Jadi kau tidak pakai itu selama kerja tiga hari ini? Serius?” Raden cuma mengangguk. “Aku juga tidak bisa menerima bungkusan barusan yang kau kasih. Silakan ambil lagi dua bungkusan itu.” Tak percaya, Ricko sampai menggelengkan kepala. Siapa yang mau menolak dua bungkusan ini darinya? Banyak anak buahnya setiap hari merengek hanya untuk diberikan paketan kecil. Nah sekarang Raden malah menolak dua paketan yang cukup besar darinya. Ricko menatap dengan pandangan heran dari atas sampai ke bawah. “Bukan cuma tidak mengurangi timbangan, kau bahkan menolak pemberian dariku. Luar biasa.” Ricko semakin kagum. Karena dia sudah sangat niat ingin memberikan dua barang itu tapi Raden tidak mau menerimanya, akhirnya dia pun bermaksud menukarnya dengan uang.
Raden menggerutu : Orang tuaku tidak peduli padaku. Istriku tetap saja tampak menyebalkan. Sementara aku didesak supaya bisa dapat uang banyak dalam waktu cepat. Ah, aku tidak bisa sabar menunggu uang hasil dari kerjaku sama Ricko. Aku tidak sabar agar bisa dapat uang banyak dalam waktu cepat. Dulu aku bisa dapat uang puluhan juta dalam waktu satu malam saja lewat judi online. Dan sekarang aku yakin bisa melakukannya kembali. Aku ingin dapat uang lebih dari seratus juta malam ini juga lewat judi dengan modal uang tujuh juta ini. Setelah ini, semua masalahku kelar, dan orang tuaku tidak akan lagi marah dan benci padaku. Beberapa minggu yang lalu Jery datang padaku dengan membawa uang yang banyak kemudian mengajakku hepi-hepi. Kini aku akan membalas kebaikannya walaupun uang yang aku bawa tidak terlalu banyak. Tapi cukuplah buat modal main malam ini. Dan, inilah ujian bera
Singkat cerita dari keseruan mereka, Raden tetap tidak mau main Slot, tapi Jery selalu memaksa. Pada akhirnya Raden mengalah dan kasih modal sepuluh juta lagi. Jery main dengan sangat percaya diri. Lima belas menit main, HABIS! Di situ Raden semakin gerah. Asli, tidak beres, sungguh tidak beres! Dia putuskan untuk tidak lagi kasih modal pada Jery. Terserah Jery mau bilang apa. Sisa dua puluh juta kemudian Raden mainkan Poker. Sempat naik lagi jadi tujuh puluh juta bahkan sampai seratus dua puluh juta pas malamnya. Tapi dia tidak puas kalau belum sampai dua ratus juta. Dan bodohnya, ditambah nafsu, dia naikkan lagi bet-nya. Dia lagi hoki. Sangat hoki. Tiga kali dapat JP. Sampai uangnya menyentuh angkat 170 juta. 'Kalau aku WD, permainan akan berubah.' pikirnya. Diteruskan main dari malam sampai pagi hari karena ingin menembus angka 200 juta. Namun,
Naik turun naik turun. Pernah sampai menyentuh angka kemenangan seratus juta. Raden merasa di atas angin dan sangat yakin bisa mendapatkan uang dua ratus juta lebih dengan modal sepuluh juta. Hebatnya, dia bisa bertahan dari hari Jum'at sampai Senin. Celaka, Senin subuh, dia ambruk lagi. Semua kemenangan itu kembali lagi ke tangan bandar hingga tidak ada satu pun yang tersisa. Sengaja dia pulang ke rumah sekitar jam sembilan pagi, saat tidak ada satu pun orang di sana. Dia mengurung diri di dalam kamar berjam-jam lamanya. Pada akhirnya dia pun menyadari bahwa ini adalah titik awal dari kehancuran hidupnya. Hutang di rentenir belum dibayar, duit untuk membangun toko belum juga terkumpul, pinjaman pada Erika sudah tak tahu lagi berapa jumlahnya. Aset yang tersisa hanyalah HP dan motor. Nilainya tak lebih dari sepuluh juta. Lantas, apakah barang-barang itu yang akan jadi sasara
Ah, Raden malas mengingat-ingat ilmu yang pernah dia pelajari dahulu. Yang dia pelajari tampak tidak relevan dengan apa yang dialami sekarang. Realitanya tidak sesuai dengan apa yang tertulis di buku. Erika masih berusaha menyadarkan. “Aku tidak merasa lelah ketika harus sering mengingatkan mu tentang kesabaran dan kebaikan. Soal uang, aku akan terus mengusahakannya. Dan soal anak keturunan, aku juga masih berusaha. Aku berobat ke dokter untuk menyembuhkan penyakitku. Dan kabar baiknya adalah aku masih punya peluang untuk hamil.” Tapi semua sudah terlambat. Erika kepalang jelek di mata Raden. Kalau saja mereka punya anak sejak dua tahun lalu atau dia tidak telat terlalu lama, ceritanya tidak akan seperti sekarang. Erika tidak mungkin jadi bulan-bulanan dan bahan hinaan. Tidak bakalan ada bahasan tentang dia wanita dusun dan tidak berpendidikan. Perkara itu muncul lantaran dia mandul. Intinya, jika dia sehat dan subur, semua akan baik-baik