*Rumah Sakit Medika
Sopir Luis Bernado terlambat datang ke rumah Gerald. Rumah sudah dalam keadaan sepi, hanya satpam dan bik War yang ada di rumah.
“Mas Jo. Mbak Debora sudah tidak ada di rumah, tadi pergi bersama Yantodan istrinya, baru saja pergi kata bik Warti,” kata Soleh sopir dari sang mama.
“Kamu sekarang di mana?” tanya Joshua panic.
“Saya sambil jalan Mas, siapa tahu masih kelihatan mobilnya. Kata satpam tadi pakai mobil biasanya,” jawab Soleh. “Mas, sudah dulu ya, kayanya kelihatan mobilnya,” kata Soleh kemudian menutup teleponnya.
Gerald yang masih harus menunggu cairan infusnya menatap tanya pada Joshua. Namun belum juga mendapat penjelasan dari Joshua, karena Joshua menelepon temannya untuk meminta tolong mencari mobil yang di pakai Yanto biasanya.
“Jo,” bentak Gerald yang tidak sabar lagi.
Joshua yang masih berpikir, terkejut dengan suara lantang Gerald. Gerald
Debora dalam keadaan terikat tangannya dan mulut yang di lakban, duduk di bangku belakang di sebelah Arum, sambil memangku kepala Ginny yang tertidur di pangkuannya setelah kelelahan menangis.Di bangku depan duduk Yanto dan seorang pria yang sama sekali tidak di kenali Debora. Debora tidak menyangka jika dirinya akan tertipu oleh Arum dan Yanto yang mengajaknya untuk menemui Gerald yang kecelakaan, namun ternyata, bukannya di bawa ke tempat Gerald, Debora justru di bawa keluar kota, dan jadi satu mobil dengan mobil yang membawa Ginny dari sekolahnya.Debora sendiri juga sudah kelelahan memberontak dari Arum dan Yanto begitu sadar dari obat bius yang di berikan oleh Arum begitu Debora masuk dalam mobil.Debora hanya bisa menatap Arum yang sebenarnya terlihat menaruh belas kasihan pada dirinya. Wajah lugu Arum dan Yanto tidak pantas untuk menjadi orang jahat. Debora menjadi bertanya-tanya, apa yang membuat mereka tega melakukannya, sedangkan saat Debora ber
Sifat ular yang merasa terancam akan semakin agresif membuat Debora menjadi panic. Begitupun pak Yanto yang menyusul Debora dan Ginny menjadi ikut panic, melihat ular yang siap mengeluarkan bisanya.Ular yang berwarna hitam kecoklatan dengan kepala tegak dan mulut tumpulnya sudah memengaga, dapat menjangkau jarak satu meter saat menyemprotkan bisanya.Debora terus waspada, Ginny memeluk kaki Debora dengan wajah ketakutan.“Dari mana ular itu datang, Mbak?” tanya Pak Yanto berteriak.“Dari tumpukan dahan-dahan itu Pak. Tiba-tiba saja muncul, saya juga tidak menganggunya,” jawab Debora masih tetap waspada dengan tongkat kayunya.Saat sang ular yang memiliki panjang kurang lebih satu meter itu melompat ke arah Debora, sebuah letusan dari senjata api mengelegar bersamaan dengan jeritan Debora dan Ginny.Dua buah anak peluru membuat sang ular yang sudah di udara jatuh ke tanah dengan keras. Sang ular tidak berdaya la
Malam merambat naik ke angkasa, menggantikan senja yang tidak bisa Gerald nikmati dengan nyaman, meski dirinya berada di balkon kamar menatap cakrawala yang akan menyembunyikan matahari.Pikirannya kacau, bingung tidak tahu apa yang bisa dia lakukan. Setelah berkabar dengan opa dari kekasih Joshua, Gideon. Gerald di minta menunggu, berjaga-jaga jika Pak Yanto atau siapapun yang bekerja sama dengannya menghubungi dirinya.Gerald belum tahu maksud dari Pak Yanto membawa pergi Debora.“Bik War,” gumam Gerald. Ya, Gerald teringat pada wanita sepuh yang sudah lama menemani dirinya. Kalau Pak Yanto yang keponakan bik War belum ada sepuluh tahun bersama Gerald. Sejak Gerald masuk rumah sore tadi, dia belum juga bertemu, ataupun mendengar suara wanita itu.Gerald turun dari kamarnya, berteriak memanggil dan mencari Bik War. Seluruh ruangan dan kamar Gerald datangi, namun tidak ada tanda-tanda bik War di rumah.Kamar bik War terlihat rapi,
Gerald masih berdiskusi dengan ketiga tamunya dan keluarganya hingga menjelang pagi. Karena Alfat sang tamu, sudah menyuruh anak buah Gideon yang ada di sekitar Jakarta-Bogor untuk menuju tempat yang di curigai menjadi persembunyian Namura di Indonesia.“Sudah ada dua mobil yang bergerak ke Bogor, di mana kakak Arum tinggal, berdasarkan alamat yang diberikan orang tua Arum,” kata Alfath menerima laporan anak buahnya.“Tadi sore mereka tidak mau memberi alamat lengkapnya Al,” kata Joshua “Jangan bilang kalau anak buah kamu siksa kedua orang tua renta itu?”“Tidak Josh, cukup gertak saja, kalau mereka tidak mau kasih tahu, mereka akan ikut di penjara. Tapi kalau mau kasih tahu, akan dapat hadiah,” jawab Alfath sambil tersenyum.Gerald tersenyum bangga dengan cara anak muda didepannya bernegosiasi.“Jangan heran Kak, meski masih muda sudah banyak macam orang yang dia hadapi. Dari kecil dia su
* Bogor, Kediaman Kakak ArumGerald dan rombongan berhasil menemui wanita yang merupakan kakak tiri Arum. Benar dugaan Gerald dan Joshua, jika wanita itu adalah Muslimah yang akrab di panggil Mumu oleh Gerald.Mumu dan keluarga adiknya duduk di sofa dalam penjagaan empat anak buah Gideon yang bersenjata. Mumu tersenyum melihat Gerald datang.“Kamu kangen sama aku Gerald?” tanya Mumu dengan senyum bahagia.“Kurang ajar,” kata Gerald emosi, hampir saja Gerald menampar Mumu, kalau tidak di cegah oleh Joshua. “Dek,” seru Gerald tidak terima tangannya di tarik oleh Joshua.“Sabar kak.” Joshua dan Alfath menepuk bahu Gerald agar tenang.Anak buah Gideon memberi rombongan Gerald tempat duduk, menghadapi keluarga kakak Arum.“Mereka adik kamu Gerald. Kalau kamu menolak aku, aku mau dengan mereka,” kata Mumu menatap Joshua dan Alfath bergantian. Pesona dua anak muda itu memang t
Gerald mengemudikan mobilnya dengan ugal-ugalan, jalanan perkampungan yang sepi dan gelap, Gerald terjang tanpa peduli ada lubang dan batu yang akan membuatnya tidak nyaman, atau bahkan merusak mobilnya. Joshua hanya bisa diam dan perpeganggan erat sambil melihat lurus ke depan. Di belakang mobil mereka, dua mobil anak buah Gideon yang juga pengawal Alftah mengikutinya. Meski agak berlebihan membawa banyak tukang pukul untuk mencari Debora dan Ginny, tapi mereka jug tidak tahu kekuatan musuh mereka. Bisa saja mereka akan menghadapi puluhan Yakuza yang terkenal kejam itu. Suara burung malam dan jangkrik menambah sunyinya malam mejelang subuh di area perkebunan. Mereka sudah memasuki jalan tanah yang sempit. Sebuah cahaya yang kecil sudah terlihat. Mobil pun segera mendekat dan berhenti mengelilingi dua pondok yang berjajar dengan cahaya seadanya. Sebuah mobil mini bus hitam tanpa plat nomor terparkir di samping pondok. Sayup-sayup, Gera
Letupan suara senjata api dari Namura membuat perdebatan Gerald, Mumu, Joshua dan Yanto berakhir. Alfath langsung berlari melihat Debora yang roboh di antara orang-orang yang berdebat. Satu letupan senjata meletus mengenai Ginny yang tak jauh dari Debora. Gerald mendorong Yanto yang menghalanginya untuk mendekati anak istrinya. Pengawal Alfath yang baru datang langsung mengamankan Namura yang tertawa senang, meski masih butuh pertarungan sengit untuk menaklukkan Namura. Gerald memangku Ginny yang terkena tembakan di lengannya, sambil menatap Debora yang terluka di pengkuan Alfath memegangi dadanya. Joshua segera menghidupkan Mobil. Gerald segera membawa Ginny masuk dalam mobil “Bertahan ya sweetheart,” kata Gerald kemudian kembali mendekati Debora yang sudah bersimbah darah, begitupun Alfath. “Kak, jangan memejamkan mata, tetap sama kami kak. Ayo kak bertahan,” kata Alfath memberi semangat Debora. “Babe, bertahan ya. Kita ke ru
Masa-masa KritisRumah Sakit Bogor KotaSudah satu minggu Debora tidak sadarkan diri. Syaraf otaknya tidak merespon semua rangsangan. Pancawati mendengar kabar itu, langsung panik dan meminta pada Gerald untuk pulang ke Jakarta.Sebagai ibu, Pancawati ingin mengurusi anaknya, melihat perkembangan anaknya. Meski sang anak sudah dewasa, seorang ibu akan tetap menganggapnya anaknya selalu menjadi anak kecil. Itulah ibu, ingin selalu menggendong dan menyusui anaknya, meski sudah dewasa.Gerald mengizinkan Pancawati untuk pulang, jika kesehatan Sang mertua sudah membaik da nada izin dari Dokter untuk Pancawati melakukan perjalanan jauh.Tak di sangka, sebelum Gerald mengirimkan pesawatnya untuk menjemput ke Singapura, Pancawati mengabarkan jika Mr Kang mengantarkan dirinya ke Jakarta.Gerald yang tidak tahu menahu tentang kedekatan Mr Kang menjadi bingung sendiri.“Babe, ibu sudah dalam perjalanan ke sini. Dan tahukah kamu yang buat