Di sebuah gudang terbengkalai di pinggiran kota Roundvill, terdengar suara tawa dari para pemuda yang sedang berkumpul di sana.
BYURRRR! Guyuran air menimpa wajah pemuda bertubuh tinggi yang saat ini terikat di tiang yang ada di tengah-tengah gudang tersebut.
“Hah-hah-hah!” Deru napas pemuda itu yang tengah gelagapan karena terkejut ketika guyuran air itu membangungkannya dari pingsan yang baru dialaminya.“Hahaha!” tawa puas kelima laki-laki yang sedang membully pemuda tersebut.Salah seorang berandal tersebut segera menarik rambut pemuda yang masih terikat di tiang itu, hingga membuat wajahnya terangkat dan menatap ke arahnya.“Hey Jagoan! Buka mata kamu lebar-lebar!” teriak pemuda yang sedang menarik rambut pemuda tersebut.“Lihat, siapa yang ada di sini?” imbuh laki-laki bertato yang tengah berdiri agak jauh dari laki-laki tersebut dengan nada mengejek.Mata pemuda yang masih diikat di tiang itu pun menatap sayu melihat seorang gadis yang sedang terbaring di atas meja di dekat para berandal tersebut.
"Lepaskan dia," ucap pemuda itu dengan lemah. Bibir dan wajahnya yang lebam dengan kepala yang masih meneteskan darah membuatnya tak bisa melawan, bahkan untuk berteriak pun rasanya sulit untuknya.
Kemudian seorang berandal dengan cepat menyibak rok gadis yang saat ini berada atas meja dengan tubuh gemetar. Gadis itu pun semakin ketakutan saat tangan laki-laki tersebut mengusap pahanya.
“Ayo panggil kakakmu!” hardik pemuda bertato sambil menarik rambut gadis tersebut.“Kak, Kak Key!” teriak gadis yang berumur sekitar 17 tahunan itu.“Lepaskan adikku,” ucap Keanu sekali lagi dengan suara yang sedikit lebih bertenaga dari sebelumnya.“Apa? Aku tidak mendengarnya,” ujar salah satu berandal yang ada di dekat Keanu.“Aku mohon lepaskan dia,” ujar Keanu sekali lagi, sekarang lebih seperti orang yang sedang mengemis.“Gimana? Kita lepasin gadis cantik ini nggak? Kasihan tuh, kakaknya sudah ngemis-ngemis,” ejek salah satu berandal yang sedang menarik rambut gadis tersebut.“Ya sudah, kamu lepaskan saja. Hehehe!” ujar yang lainnya dengan arti yang berbeda.Sesaat kemudian, laki-laki bertato yang berada di dekat gadis tersebut dengan cepat melucuti pakaian gadis itu satu persatu.
Gadis tersebut terus meronta, melawan sekuat tenaga namun semuanya sia-sia.
“Hei Jagoan, lihat tuh adikmu! Bukankah dia sangat menggoda? Hahaha!” tawa laki-laki yang kini tengah menarik kasar rambut Keanu. Laki-laki itu memang sengaja membuat Keanu melihat gadis yang kini tengah dikerubungi oleh para laki-laki tadi."Bajingan kalian," ujar Keanu yang ingin berteriak tapi tak mampu dan hanya menyisakan suara tak seberapa.
"Kami memang bajingan, hahaha!"
Teriakan demi teriakan terdengar dari gadis tersebut. Gadis itu pun berkali-kali memanggil nama Keanu. Dan Keanu dengan sisa-sisa tenaganya terus berusaha melepaskan diri dari ikatannya, tapi semua hal itu sia-sia.
Suara teriakan gadis tersebut semakin lama semakin lemah dan perlahan mulai menghilang, tergantikan oleh suara para laki-laki yang tengah seru membicarakan tubuh adik angkat Keanu tersebut.
“Jenny,” lirih Keanu.
Tekanan yang kuat dan tubuhnya yang lemah, membuat Keanu pingsan kembali,***Keesokan harinya.
Keanu kini mulai sadar, dan ketika membuka matanya, ia segera melihat ke sekeliling.
“Ini rumah sakit,” gumamnya.Ia pun segera berusaha bangun dari ranjangnya dengan sekuat tenaga.Pemuda tampan dengan kulit bersih itu pun berjalan tertatih keluar dari ruangan tersebut. Ia lalu bertanya pada beberapa perawat yang ada di dekat ruangannya, dan setelah bertanya pada orang ke empat akhirnya ia pun menemukan tempat di mana adik angkatnya di rawat saat ini.
Keanu berdiri beberapa saat di depan pintu kamar tersebut, sambil menghela napas beberapa kali mencoba menguatkan hatinya.
Dan ketika ia masuk ke dalam ruangan itu, terlihat tubuh gadis yang disayanginya kini tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit yang ada di sana.
Ia pun segera mendekat ke arah gadis tersebut. “Jen, Jenny maafkan aku. Aku tidak mampu menjaga kamu,” ujarnya sambil menggenggam erat tangan adik angkatnya itu.Lalu gadis itu pun membuka matanya, sebuah senyum manis terlihat di wajah pucat gadis tersebut. “Ada apa Kak?” tanyanya pelan.“Jen, ini semua salahku. Aku tidak bisa menjaga kamu dengan baik, ini semua gara-gara Kakakmu yang bodoh ini.” Keanu terus menyalahkan dirinya sendiri.Gadis tersebut lalu tersenyum kembali sambil menatap ke arah Keanu dengan lemah. “Apa sih Kak, kenapa kamu menyalahkan diri sendiri. Mungkin ini semua sudah garis kehendak yang kuasa. Memangnya siapa yang mau berada di posisi kita,” sahut Jenny dengan tenang.“Aku janji, aku akan mencari orang-orang itu. Aku akan membuat mereka mendapat balasan yang setimpal,” ucap Keanu sambil mengepalkan tangannya merasakan amarah berkecamuk di dalam dirinya.Jenny pun dengan cepat menggenggam tangan kakak angkatnya itu. “Kak, kamu harus janji padaku jangan terus memikirkan hal ini. Kamu harus hidup dengan lebih baik dan bahagia, agar tidak ada lagi orang yang bisa menghina dan meremehkan kamu.” “Tapi Jen—”“Husst!” Jenny menempelkan jari telunjuknya pada bibirnya sendiri. “Janji ya Kak, kamu harus merubah hidup kamu,” pintanya dengan sebuah senyuman kecil mengakhiri kalimat tersebut.“Baik Jen, aku janji akan berusaha merubah hidup kita. Tidak akan ada lagi yang bisa menghina aku, kamu dan juga keluarga kita.”
“Nah, gitu dong … itu baru namanya Kak Anu, kakaknya Jenny.” Sebuah senyuman mengembang sekali lagi dari wajah gadis mungil tersebut.
Tak terlihat sedikitpun rasa sedih atau sejenisnya pada diri gadis belia itu, padahal, harusnya saat ini ia sedang menangis tersedu-sedu meratapi nasibnya.Keanu lalu menggenggam erat tangan adik angkatnya tersebut. “Jen kalau kamu merasa sedih atau apapun, menangislah … ada Kakak di sini. Kakak janji akan menjaga kamu seumur hidup Kakak.”“Halah apaan sih, aku nggak apa-apa kok. Yang penting sekarang kakak istirahat supaya cepat sembuh, aku juga mau istirahat, capek.”“Kamu yakin nggak mau aku temenin?" tanya Keanu merasa ada yang janggal dengan adik angkatnya tersebut. "Kalau kamu butuh teman, Kakak akan terus di sini tidak akan kemana-mana," imbuhnya.“Apaan si, aku kan bukan anak kecil lagi. Dan ingat kata-kataku tadi, kamu harus berubah mulai sekarang, janji!” ujar Jenny sambil mengacungkan jari kelingkingnya. Keanu pun segera menautkan jari kelingkingnya pada jari adik angkatnya itu. “Aku janji akan berubah menjadi laki-laki yang lebih baik, dan tidak akan ada seorang pun yang bisa menghina dan menyakiti kita lagi,” ujar Keanu dengan lantang.Jenny pun cekikikan ketika melihat Keanu mengatakan hal tersebut dengan konyol.“Kenapa kamu malah ngetawain Kakak?” tanya Keanu sambil mengernyitkan keningnya.“Ya habisnya lucu."Keanu lalu menggaruk-garuk pelipisnya. “Masa iya lucu?”“Iya dong, lucu banget. Ya sudah, sekarang kamu kembali sana! Aku mau tidur, jangan ganggu!” ucap Jenny dengan tingkah lucunya lalu berbalik badan.“Hisss, gitu banget sama Kakaknya. Ya sudah aku kembali ke kamar dulu, nanti aku ke sini lagi,” ucap Keanu lalu berjalan tertatih keluar dari kamar tersebut.
Setelah keluar dari kamar Jenny tersebut, Keanu pun berjalan dengan pelan kembali ke ruangannya yang memang terpisah cukup jauh dari ruangan adik angkatnya itu.
Dan ketika ia baru saja sampai di dalam kamarnya, tiba-tiba ia teringat sesuatu.
“Oh iya, aku belum mencari tahu siapa yang membawa kami kemari,” ujarnya sambil membaringkan tubuhnya di ranjang kamar tersebut. “Ah sudahlah, lebih baik nanti saja aku cari tahunya.'
Setelah gumaman kecil tersebut, Keanu pun memejamkan matanya. Namun beberapa saat kemudian terdengar suara heboh di luar kamar itu.
"Ada apa," gumamnya lalu ia pun bangun kembali dan segera keluar dari ruangan tersebut, mencoba mencari tahu apa yang terjadi.
“Sus ada apa?” tanya Keanu pada seorang perawat yang sedang lewat dengan raut wajah tegang.“Itu, ada pasien yang bunuh diri,” jawab Perawat tersebut lalu berlari ke arah lain.'Bunuh diri,' batin Keanu dengan tubuh yang tiba-tiba gemetar.
"Tidak, ini pasti bukan dia," ujar Keanu sambil berjalan secepat mungkin dengan tangan yang memegangi dinding di sekitarnya sebagai tumpuan karena rasa nyeri di kakinya semakin terasa menusuk.
“Jen, kumohon itu bukan kamu kan. Aku janji akan berubah, aku akan melakukan seperti apa yang kamu katakan, aku janji,” ucapnya di sepanjang langkahnya tersebut.
Dan ketika sampai depan ruangan Jenny ...
Wajah Keanu memucat ketika melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan tersebut. Matanya menatap nanar ke arah ranjang yang ada di dalam ruangan tersebut, seolah masih terlihat jelas ketika beberapa saat yang lalu adik angkat yang disayanginya berbaring di sana dengan sebuah senyum hangat mengiringi setiap kalimatnya.Namun saat ini semuanya berubah, ruangan itu kini dipenuhi oleh para perawat dan juga beberapa dokter yang sedang kebingungan dan juga sibuk menghadapi apa yang terjadi.Dan beberapa saat kemudian, seorang perawat memperhatikan Keanu lalu bertanya, “Apa kamu keluarga pasien?”Mulut Keanu terkunci, ia tak menjawab sedikit pun pertanyaan perawat tersebut. Ia pun terus melangkan kakinya dengan tatapan nanar ke arah jendela, melewati orang-orang yang kini sedang menatapnya dengan bingung, hingga ak
“Aura jahat, pembawa sial, dia ini pembawa bencana,” ujar laki-laki paruh baya tersebut sambil menunjuk wajah Keanu dengan tatapan tajam menyertainya.Keanu pun mengernyitkan keningnya. ‘Pembawa sial,’ batinnya yang kini menatap heran ke arah laki-laki tua tersebut."Apa maksud kamu?" tanya Nyonya Reina yang merasa tak terima mendengar kalimat tersebut.Laki-laki itu pun menjawab dengan yakin, "Dia adalah pembawa sial, aura negatif menyelimuti tubuh anak ini.""Aku tidak percaya, tidak ada yang seperti itu," sahut Nyonya Reina sambil berjalan maju ke depan Keanu, seolah ingin melindungi anak angkatnya itu. Tak lama kemudian terlihat seorang pria 30 tahunan berlari ke sana dengan tergopoh-gopoh. “Tenang, i
Keanu dan laki-laki yang sudah berumur itu pun saling menatap beberapa saat. Ada rasa familiar di pikiran Keanu saat menatap laki-laki berkacamata tersebut, tapi ia tidak tahu itu dari mana.“Tuan Muda,” panggil laki-laki tersebut sekali lagi sambil mengernyitkan keningnya, menatap heran ke arah Keanu.“Kamu siapa?” tanya Keanu pada laki-laki berusia lanjut tersebut.Laki-laki penuh uban itu pun langsung mengarahkan pandangannya pada dokter yang sedang berdiri di samping ranjang Keanu.Dokter itu mengangguk pelan, lalu bertanya pada Keanu, “Tuan Muda, apa Anda kehilangan ingatan sebelumnya?”Keanu pun terdiam."Tolong Anda menjawab pert
Gustavo pun hanya menggeleng lemah melihat hal tersebut. Kemudian masuklah lima orang laki-laki dengan memakai setelan jas seperti yang digunakan oleh Gustavo dan para bawahannya tadi.Kelima laki-laki tersebut segera berdiri tegap dan berjejer di dekat ranjang Keanu.“Hufff.” Keanu menghela napas dalam. “Jadi kalian orang suruhan kakek?” tanyanya sambil tersenyum sinis.“Benar Tuan Muda, kami diberi perintah oleh Tuan Besar untuk membawa Anda kembali ke mansion.”Keanu yang tersenyum sinis pun langsung mengambil sebuah gelas yang ada di samping ranjangnya. Kemudian …PYARRR! Suara gelas itu kini pecah berantakan di lantai setelah menghantam salah satu orang dari ke lima la
"Gadis sialan," gumam Keanu yang dengan cepat membungkam mulut gadis tersebut dan segera mendorongnya ke dinding pembatas balkon yang tak begitu tersorot lampu.Tentu saja, setelah mendengar teriakan gadis tadi, anak buah Tuan Howard pun dengan cepat menatap ke arah balkon tempat di mana Keanu dan gadis tersebut berada. Mereka pun segera mengarahkan senter ke arah balkon tersebut."Ck, aku pikir apa, ternyata kucing kawin," ujar salah satu anak buah Tuan Howard ketika menyorotkan lampu senter tepat ke punggung Keanu.Sesaat kemudian orang tersebut mematikan lampu tersebut, dan kembali mencari bersama yang lain.\*Sedangkan yang sebenarnya terjadi di sana."Awas kalau kamu berani berteriak lagi," ucap Keanu sembari mencengkeram leher gadis di hadapannya itu.Gadis itu pun berusaha keras melepaskan cengkeraman tangan Keanu dari lehernya, namun
Anak buah tuan Howards pun satu persatu membuka masker para pegawai yang sedang berjejer itu sembari menodongkan pistol yang ada di tangan mereka. Dengan cepat satu persatu orang tersebut meninggalkan tempat tersebut, hingga tiba digiliran Keanu dan …"Maaf Tuan, saya mempunyai penyakit menular," ucap Keanu dengan menyamarkan suaranya, sebelum melepaskan maskernya.Sebuah alasan konyol itu sukses membuat anak buah kakeknya berpikir beberapa saat dan saling menatap. Dan pada akhirnya mereka pun melewati Keanu dan berganti pada orang setelah dirinya.Melihat hal itu Keanu pun tersenyum tipis. 'Dasar konyol, bagaimana mereka bisa percaya kalau ada pegawai rumah sakit yang punya penyakit menular dan diizinkan berkeliaran,' batinnya merasa senang.Kemudian ia pun segera berbalik dan melangkah pergi.Namun saat baru selangkah
Keesokan paginya. Pagi itu, seluruh anggota keluarga penghuni mansion keluarga Howgins sudah berkumpul di ruang makan. Mereka semua sudah duduk di tempatnya masing-masing, termasuk tuan Howards yang kini duduk di kursi utama di ruangan tersebut.Suasana di ruangan itu pun terlihat sangat tenang seperti biasanya, hingga para pelayan datang ke ruang makan tersebut sembari membawa menu sarapan pagi hari itu."Bagaimana kerjasama dengan HM?" tanya Tuan Howards pada laki-laki paruh baya yang kini duduk di dekatnya.Laki-laki paruh baya tersebut langsung menjawab dengan santai, "Semua lancar Pa. Awalnya ada beberapa orang yang menghalangi, tapi semua sudah disingkirkan.""Hemm," gumam Tuan Howards menanggapi keterangan anak angkatnya tersebut.Kemudian wanita yang duduk di samping anak angkat Tuan Howards pun menyahut, "Siang malam
"Ehem!" Tuan Howards langsung memotong kalimat anak angkatnya tersebut dan langsung beralih menatap ke arah Keanu. "Setelah ini kamu ikut ke ruang baca.""Baik Kek," sahut Keanu dengan santai dan seolah tanpa beban.Semua anggota keluarga Tuan Stenly pun saling melirik ketika mendengar ucapan orang yang paling dihormati di keluarga tersebut.Sedangkan Keanu yang melihat ekspresi dari orang-orang itu pun langsung tersenyum tipis. 'Ini bahkan belum dimulai,' batinnya lalu memberi tanda pada pelayan yang sedari tadi sudah memegangi piring untuknya tapi belum berani mendekat karena tak berani menyela adegan drama yang baru saja terjadi itu.\* Setengah jam pun berlalu, kini semua orang pun sudah meninggalkan meja makan, termasuk Keanu yang saat ini sedang berjalan ke ruang baca untuk menemui laki-laki tua yang selalu bertentangan dengannya itu
Setelah beberapa saat menahan, rasa sakit di perut Eve meningkat. Ia pun segera melambaikan tangannya pada salah seorang pelayan di pesta itu dan menyuruhnya untuk memanggil Keanu."Tuan," panggil Pelayan tersebut pada Keanu yang saat ini sedang berbincang dengan beberapa kliennya."Ya?" sahut Keanu sambil berbalik menatap ke arah Pelayan tersebut."Tuan, Nyonya Eve mencari Anda," ucap Pelayan tersebut dengan cepat.Mata Keanu terbelalak mendengar hal itu. Ia tanpa berpikir panjang langsung meninggalkan para rekan bisnisnya begitu saja dan melangkah ke tempat Eve."Kamu kenapa?" tanya Keanu sambil melihat Eve yang saat ini sedang meringis manahan sakit dengan keringat dingin mengucur membasahi tubuhnya."Sakit Key," jawab Eve lalu menghela napas panjang mencoba meringankan rasa sakitnya.Keanu pun dengan cepat menggendong tubuh istrinya, membawanya melewati para tamu undangan yang langsung saja heboh melihat hal itu."Tuan, saya akan memanggilkan ambulans," ujar satpam hote
Setelah beberapa saat mendengarkan pembicaraan Keanu, pengacara dan Polisi dengan wajah tercengang, kemudian Gustafo mundur beberapa langkah ketika Keanu berjalan mendekati sel tempatnya ditahan sementara ini."Kamu yang menjebakku!" teriak Gustafo menunjukkan sisi lain dirinya."Ya, aku memang menjebakmu Paman," sahut Keanu dengan tenang. "Terima kasih selama ini sudah memberiku banyak pelajaran, aku tidak akan melupakan kebaikan Anda," ujarnya sambil membungkukkan badannya di depan Gustafo."Kamu, dasar manusia tidak tahu balas budi!" maki Gustafo dengan mata membulat karena tak terima jika dirinya saat ini sudah benar-benar kalah. "Aku pasti akan membalasmu dan seluruh keluargamu."Keanu yang saat ini kembali berdiri tegap di depan Gustafo pun menghela napas panjang. "Sudahlah Paman, berhenti bicara konyol," tukas Keanu. "Aku sudah membekukan semua anak buahmu, bahkan rekeningmu sudah berada dalam pengawasan. Aku harap setelah ini kamu bisa merenungkan semua perbuatanm
Setelah itu Keanu pun dengan cepat memanggil beberapa orang yang sudah membawa penawar racun untuk Tuan Howgins. Awalnya Tuan Howgins terkejut karena mendegar banyak orang di sekitarnya tanpa ia bisa melihat orang-orang tersebut. Ia pun langsung menolak untuk diobati karena waspada."Kakek, mereka akan memberikan kamu penawar racun," ucap Keanu sambil menatap Tuan Howgins dari samping."Racun, racun apa?" tanya Tuan Howgins yang terkejut mendengar hal itu."Sudahlah biarkan saja jika dia tidak ingin dibantu. Jika dia terus seperti itu, tentu saja akan lebih baik," sahut Tuan Alex yang saat ini berdiri dengan santai di dekat Keanu."Diam kamu!" sergah Tuan Howgins tanpa tahu di mana Tuan Alex berada."Baiklah Key, lakukan saja seperti yang kamu inginkan. Tapi di mana Gustafo dan apa yang terjadi tadi?" tanyanya yang juga penasaran karena mendengar suara ribut di luar ruangannya tadi."Setelah ini, saya akan menceritakan semuanya pada Anda," jawab Keanu dengan tenang.Tuan Gus
Seperti yang sudah direncanakan, siang ini Keanu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Tuan Howgins. Seperti kemarin, ia masih bersama anak buahnya yang selalu menemaninya.Ia berjalan dengan tenang, hingga akhirnya membuka pintu kamar tempat Kakeknya dirawat."Sedang makan?" tanya Keanu ketika baru saja masuk ke sana.Mendengar suara Keanu, Tuan Howgins pun langsung memberi tanda pada Gustafo agar berhenti menyuapinya. "Kamu Keanu?" tanya Tuan Howgins sambil menatap ke arah lain.Keanu berpura-pura terkejut melihat hal itu, ia dengan cepat menatap ke arah Gustafo dengan penuh tanda tanya. Gustafo yang melihat tatapan dari Keanu pun segera berdiri dari kursinya dan kemudian melangkah ke arah Keanu setelah meletakkan makanan Tuan Howgins di atas nakas. "Kondisi Tuan Besar makin memburuk, sepertinya penglihatannya mulai terganggu," bisik Gustafo pada Keanu.Keanu pun langsung mengepalkan tangannya, lalu menghembus panjang dan kemudian mengangguk tanda mengerti apa yang Gus
Tiga jam lebih berlalu, saat ini Keanu sedang berada di depan sebuah rumah sakit yang berada cukup jauh dari perusahaan. Tak lama kemudian munculah wanita istimewa yang sudah lebih dari lima belas menit ditunggunya."Key," panggil wanita tersebut bersama seorang laki-laki di belakangnya.Dan ketika mereka berdua sudah sampai di depan Keanu, Keanu pun langsung menatap ke arah laki-laki di belakang wanita yang berstatus sebagai istrinya itu sambil berkomentar, "Jadi dia orang yang kamu pilih?""Key, jangan mulai," protes Eve. Keanu pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Eve. "Aku itu penasaran sekali, kenapa kamu tidak mau menerima orangku dan malah memilih orang-orang Papa?""Itu karena ... pertama, dia sudah terbukti bisa diandalkan. Kedua, orang-orang kamu membuatku malu.""Malu?""Mereka itu mengawalku seperti seorang tahanan," Eve menunjuk wajah Keanu. "Jangan bilang kalau kamu memang menyamakan aku dengan tahanan?" Eve mendebat. Ia sengaja tak mau kalah. Jika t
"Kenapa tidak?" tanya Keanu sembari mengerutkan dahinya menatap Gustavo yang saat ini terus berekspresi tenang."Kondisi tuan tidak memungkinkan untuk membawanya ke luar negeri, lebih baik dia dirawat di sini, seperti itu yang saya dengar dari dokter," jawab Gustafo.Keanu menghela napas panjang mendengar keterangan Gustavo. "Setelah ini aku harus kembali ke tempat proyek untuk membantu mencari Leon," ucap Keanu yang berpura-pura resah memikirkan masalah Leon dan juga kakeknya secara bersamaan.Lalu sebuah tepukan di pundak Keanu membuatnya mengangkat wajahnya dan menatap kembali ke arah Gustafo. "Tenang saja, saya yakin Tuan Howgins tidak akan kenapa-napa. Saya akan membantu menjaganya di sini," ucapnya seolah sedang menenangkan Keanu.Lalu sesaat kemudian Keanu pun menyungging senyum di wajahnya. "Terima kasih Paman, aku berhutang banyak pada kamu," ujarnya.Setelah membicarakan beberapa hal tentang kegelisahan Keanu terhadap —karangannya— masalah hilangnya Leon pada Gustafo, dan Gu
Eve pun langsung mengganti ekspresi terkejutnya dengan sebuah senyum. "Aku terkejut karena tidak sadar sejak kapan Paman ada di belakangku," jawab Eve dengan lebih santai."Maaf jika mengejutkan Anda, Nona," jawab Gustafo sambil memberikan senyuman yang selalu ditunjukkannya.Eve pun mengangguk mendengar ucapan Gustafo. "Oh iya Paman, Kakek sedang apa sekarang?" tanya Eve berpura-pura tetap santai walaupun sebenarnya ia sedang sangat berhati-hati."Dokter baru memeriksanya.""Hem," gumam Eve untuk menanggapi keterangan Gustafo sambil melangkah kembali."Ah iya Paman, apa Paman tahu kabar terbaru Dokter Leon? Soalnya Keanu tak mau menjawab saat kutanyai."Gustafo yang saat ini sedang berjalan beriringan dengan Eve pun menyahut dengan tenang, "Maaf Nona saya tidak begitu tahu, tapi kabar terakhir yang saya dengar, tim yang dikirim masih terus melakukan pencarian."Eve pun mengangguk-ngangguk mendengar hal itu. "Kasian Yualit, aku berharap Dokter Leon bisa segera ditemukan," ujarnya."Be
Keesokan paginya. Saat ini Eve dan Keanu sedang berada di ruang makan, menunggu beberapa pelayan menyiapkan makanan untuk mereka."Harusnya kamu bilang saja," gerutu Eve sambil mengusap-usap pipinya yang masih memerah, bekas cubitan Keanu semalam."Siapa yang menyuruh kamu berpikir sekonyol itu," sahut Keanu sambil tersenyum hangat menatap Eve yang masih bermuka masam."Ya ... tadi malam aku kan memang tidak melihat seorang pun saat kamu membawa aku ke sana," ucap Eve yang merujuk pada kamar di rooftop semalam."Itu karena aku memang menyuruh mereka untuk pergi," terang Keanu. "Aku pikir kamu tidak akan nyaman kalau ada orang di rumah ini saat kita me—""Key," potong Eve. "Kamu semakin lama semakin tidak tahu malu," komentarnya."Terima kasih pujiannya, ini semua juga berkat ajaran kamu," sahut Keanu dengan ringan."Tidak, aku ini bukan orang yang mes—" Eve memutus kalimatnya karena merasa apa yang ingin ia katakan ini salah."Jangan malu untuk mengakui," ledek Keanu yan
Setelah beberapa saat berbicara dengan kedua orang tua Mac, akhirnya Keanu dan Eve pun berpamitan untuk meninggalkan restoran tersebut."Kamu sangat sopan pada mereka?" tanya Eve yang saat ini sedang berjalan pelan di samping Keanu."Kita baru bertemu dan kamu menanyakan hal lain," sahut Keanu dengan ketus.Eve pun mengangkat sisi kanan bibirnya menanggapi kalimat suaminya tersebut."Kenapa hanya diam?" tanya Keanu.Sebuah pertanyaan yang sebenarnya merupakan sebuah tuntutan itu pun langsung membuat Eve menghela napas berat. "Baik. Bagaimana kabar kamu, lama tidak bertemu. Apa kamu sudah melupakan aku?" Pertanyaan itu membuat Keanu langsung menarik tangan Eve dan membuat mereka berdua berhenti setelahnya. "Aku sangat merindukan kamu," jawabnya lalu mengecup kening Eve.Mata Eve membulat ketika mendapat kecupan di tempat umum seperti itu. Wajahnya pun langsung memerah karenanya. "Ini tempat umum Key," ucap Eve sambil mencubit lengan suaminya itu dan kemudian melangkah mening