Wajah Keanu memucat ketika melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan tersebut. Matanya menatap nanar ke arah ranjang yang ada di dalam ruangan tersebut, seolah masih terlihat jelas ketika beberapa saat yang lalu adik angkat yang disayanginya berbaring di sana dengan sebuah senyum hangat mengiringi setiap kalimatnya.
Namun saat ini semuanya berubah, ruangan itu kini dipenuhi oleh para perawat dan juga beberapa dokter yang sedang kebingungan dan juga sibuk menghadapi apa yang terjadi.
Dan beberapa saat kemudian, seorang perawat memperhatikan Keanu lalu bertanya, “Apa kamu keluarga pasien?”
Mulut Keanu terkunci, ia tak menjawab sedikit pun pertanyaan perawat tersebut. Ia pun terus melangkan kakinya dengan tatapan nanar ke arah jendela, melewati orang-orang yang kini sedang menatapnya dengan bingung, hingga akhirnya ia sampai di tepi jendela tersebut.
Dan sebelum menerima kenyataan, ia menarik napasnya dalam-dalam lalu melihat ke arah apa yang sedari tadi dilihat oleh semua orang."Jenny," gumamnya. Tubuhnya merosot setelah melihat tubuh adik kesayangannya itu kini bersimbah darah di lantai dasar yang ada luar gedung rumah sakit tersebut.
Semua orang pun menatap iba ke arah Keanu, namun saat ini kedua matanya terbuka tapi telinga dan bibirnya terkunci, Ia tak bisa mendengar suara orang-orang di sekitar yang terus mencoba menyadarkan dirinya.
**
Dua jam kemudian.
Saat ini Keanu sudah kembali ke dalam ruangannya. Ia terus saja diam di atas ranjang yang ada di sana tanpa sepatah kata pun terucap dari bibirnya. Hingga, tak lama kemudian terdengar suara ketukan di pintu masuk ruangan itu.
"Masuk,” sahutnya dengan suara lirih.
Kemudian terlihat sepasang wanita dan laki-laki paruh baya masuk ke dalam ruangan itu dengan pelan.
Keanu yang melihat kedatangan kedua orang tersebut langsung menundukkan kepalanya. “Maaafkan aku, aku tidak becus menjaganya. Aku orang bodoh, aku ...." Ia tak bisa melanjutkan kalimatnya karena semua rasa bersalah yang menancap dalam, hingga membuatnya tak bisa berpikir lagi saat itu.
“Siapa yang mengatakan hal seperti itu? Ini sudah kehendak dari yang di atas. Ibu percaya pada kamu, kamu sudah berusaha menjaga Jenny dengan baik. Hanya saja ….” Ibu angkat Keanu pun tak dapat meneruskan kalimatnya.
“Seorang laki-laki tidak boleh lemah. Kami sudah mengikhlaskanya, mungkin Tuhan lebih menyayanginya,” ujar laki-laki paruh baya yang saat ini sedang menepuk-nepuk pundak wanita paruh baya di sampingnya, sambil terus berusaha menguatkan hatinya sendiri.
Keanu pun langsung berdiri dari ranjangnya dan dengan cepat memeluk kedua orang tua angkatnya tersebut. “Ayah-Ibu, aku bersyukur bisa menjadi bagian keluarga kalian," ujarnya dengan setetes air mata mengaliri wajahnya yang saat ini penuh dengan luka lebam bekas pukulan para berandal kemarin.
**
Hari demi hari pun berganti, Keanu terus bekerja keras demi mewujudkan pesan adiknya. Semenjak hari itu, Keanu bertekad untuk berubah. Dan benar saja, kini laki-laki tampan itu benar-benar berubah menjadi orang yang keras dan lebih pendiam dari pada sebelumnya.
Beberapa orang yang sering membully dirinya pun sudah tak lagi muncul, ia membuktikan perubahannya dengan menghajar habis-habisan orang-orang tersebut. Hingga pada akhirnya, kejadian tersebut membuat Keanu masuk ke dalam daftar sebagai salah satu orang yang tidak boleh disinggung di wilayah tersebut.
Hari ini, seperti biasanya Keanu sedang bekerja di salah satu tempat servis yang berjarak tidak begitu jauh rumah orang tua angkatnya. Namun tiba-tiba terdengar sebuah teriakan dari luar tempat tersebut.
"Key!"
Mendengar namanya dipanggil, Keanu pun segera keluar. “Apa?” tanyanya pada pemuda yang kini berdiri tidak jauh darinya.
“Key, Paman, Key!”
“Ayah kenapa?” sahut Keanu yang terlihat kebingungan melihat tingkah pemuda tersebut.
“Itu paman … ah, kamu pulang sajalah,” ujar pemuda itu lagi yang terlihat bingung untuk melanjutkan kalimatnya.
'Kenapa ini,' batin Keanu lalu dengan cepat masuk kembali ke dalam tempat tersebut untuk meminta izin.
Setelah mendapat izin, Keanu dan pemuda tadi pun berlari secepat mungkin kembali ke rumah keluarga angkatnya. Dan ketika sampai di sana, terlihat beberapa tetangga sedang berkerumun di depan rumah tersebut.
Jantung Keanu pun berdegup kencang ketika melihat sebuah kain putih terikat di tiang rumah tersebut. 'Jangan-jangan,' batinnya lalu dengan cepat berlari masuk ke dalam rumah tersebut.
Dan benar saja apa yang ada di dalam pikirannya, kini ayah angkatnya tengah terbujur kaku di dalam rumah tersebut.
“Ayah,” ucap Keanu lalu dengan cepat duduk di samping ibu angkatnya dengan mata yang terus menatap ke arah tubuh ayah angkatnya yang kini terbujur kaku di sana.
“Yang sabar,” ujar salah seorang tetangga yang berada di belakang Keanu sambil menepuk-nepuk pundak Keanu pelan, mencoba memberi dukungan padanya.
Setelah itu, semua prosesi pemakaman pun dilakukan. Keanu pun mengikuti semua prosesi tersebut, sedangkan ibu angkatnya kini tengah terbaring di ranjang tak kuat menghadapi kenyataan, karena sekali lagi ia harus kehilangan orang yang dikasihinya
**
Tiga bulan berlalu dengan cepat,
Keanu pun terus tinggal bersama ibu angkatnya. Ia merawat ibu angkatnya yang mulai sering sakit-sakitan. Wajah wanita paruh baya tersebut terlihat pucat dan sering sekali melamun, hanya sesekali saja saat bertemu dengan Keanu, ia akan tersenyum.
Hingga suatu malam …
“Key,” panggil Nyonya Reina, ibu angkat Keanu yang baru saja keluar dari kamar dan kini duduk di ruang tamu.
“Ya,” sahut Keanu yang masih sibuk dengan pekerjaannya.“Kemari, Ibu mau bicara sesuatu."Keanu yang duduk tak jauh dari sofa ruang tamu pun segera beranjak dari kursi kerjanya, kemudian berpindah dan duduk di dekat ibu angkatnya tersebut.“Kenapa?” tanyanya sembari menatap Nyonya Reina dengan aneh.Reina pun menghela napas panjang, lalu mengeluarkan sesuatu dari tas yang kini sedang dipegangnya erat. “Maafkan Ibu, ayah dan juga Jenny yang menyembunyikan benda ini dari kamu," ujarnya sambil mengambil sesuatu dari dalam tas tersebut.
Keanu mengerutkan keningnya saat melihat amplop coklat yang baru saja dikeluarkan dari tas tersebut.
"Ambilah," ucap Nyonya Reina sambil menyodorkan amplop coklat tersebut.
Keanu pun menerima amplop tersebut. "Apa ini?" tanyanya sambil menatap wajah ibu angkatnya dengan penasaran.
"Buka saja," sahut Nyonya Reina sambil menunjuk ke arah amplop itu.
Keanu lalu menghela napas dalam, kemudian dengan hati-hati membuka amplop coklat tersebut dan melihat isi di dalamnya. “Ini ….”
“Iya, itu identitas asli kamu. Kami menyimpannya atas usulan dokter. Saat itu dokter mengatakan, jika kami memberitahukan tentang identitas kamu yang sebenarnya secara mendadak, itu bisa berakibat buruk untuk kamu," ujar Nyonya Reina dengan sebuah rasa bersalah tercetak jelas di wajahnya. “Tapi ini juga salah kami karena merahasiakan ini dari kamu terlalu lama.” imbuhnya.
Keanu pun tersenyum kecil mendengar hal tersebut. “Tidak apa-apa, aku tahu ini semua kalian lakukan dengan memikirkan kebaikanku juga," ujarnya dengan tenang.Nyonya Reina pun bernapas lega setelah mendengar jawaban Keanu tersebut. "Terimakasih Key, Ibu tahu kamu memang anak yang baik."Setelah berbincang beberapa hal lagi, kemudian Nyonya Reina kembali ke kamarnya. Sedangkan Keanu masih di sana, menatap benda-benda yang kini tengah dipegangnya itu.
“ID, Paspor, kartu kredit, bahkan SIM,” gumamnya sambil menatap fotonya yang tertempel jelas di benda-benda tersebut. “Sepertinya ini benar-benar milikku," ujarnya lagi sambil terus menatap benda-benda tersebut.“Keanu Cristian Howgins,” ia mengucap nama yang ada di ID card tersebut, "sepertinya aku pernah mendengar nama ini, tapi di mana ...," gumamnya lalu mengambil ponsel yang ada di sakunya.
"Howgins-Howgins," gumamnya terus menerus sambil mencari nama itu di internet.
Dan seesaat kemudian, mata Keanu pun terbelalak melihat apa yang ditemukannya di internet.
“Jangan-jangan aku ini benar orang kaya. Tapi, di data keluarga Howgins ini tidak ada data tentang Keanu, apa mungkin hanya mirip ya,” gumamnya.
Keanu terus mencari data tentang keluarga Howgins yang merupakan nama belakangnya, tak lupa ia juga mencari tahu tentang alamat rumah yang ada di ID card-nya, namun tak banyak yang bisa ia temukan di internet.
Hingga pada akhirnya sebuah decakan kesal dan mengacak-acak rambut adalah tindakan terakhirnya setelah merasa pusing tak menemukan hasil yang dicarinya.
Dan disaat ia tengah pusing, tiba-tiba terdengar ketukan keras di pintu utama rumah tersebut
“Ck, apa lagi," decaknya kesal lalu berjalan ke arah pintu masuk rumah tersebut.
Keanu pun mempercepat langkahnya ketika ketukan kasar itu berubah menjadi gedoran yang sangat menggangu. Hingga akhirnya ia pun membuka pintu rumah tersebut. "Siapa?" tanyanya dengan suara lantang yang bercampur kesal.
Suasana di depan rumah tersebut mendadak hening seketika, saat Keanu menatap tajam ke arah orang-orang yang kini sedang berjejer di depannya.
"Apa ini?" tanyanya lagi pada orang-orang tersebut dengan suara menggelar.
Sesaat kemudian, Nyonya Reina pun keluar dari dalam rumah tersebut dengan tergesa-gesa. "Ada apa?" tanyanya yang terlihat kebingungan.
Tak lama kemudian terlihat seorang laki-laki tua berjalan melewati orang-orang tersebut dan langsung berdiri tepat di depan Keanu. "Aura jahat, pembawa sial, dia ini pembawa bencana," ujarnya sambil menunjuk wajah Keanu.
“Aura jahat, pembawa sial, dia ini pembawa bencana,” ujar laki-laki paruh baya tersebut sambil menunjuk wajah Keanu dengan tatapan tajam menyertainya.Keanu pun mengernyitkan keningnya. ‘Pembawa sial,’ batinnya yang kini menatap heran ke arah laki-laki tua tersebut."Apa maksud kamu?" tanya Nyonya Reina yang merasa tak terima mendengar kalimat tersebut.Laki-laki itu pun menjawab dengan yakin, "Dia adalah pembawa sial, aura negatif menyelimuti tubuh anak ini.""Aku tidak percaya, tidak ada yang seperti itu," sahut Nyonya Reina sambil berjalan maju ke depan Keanu, seolah ingin melindungi anak angkatnya itu. Tak lama kemudian terlihat seorang pria 30 tahunan berlari ke sana dengan tergopoh-gopoh. “Tenang, i
Keanu dan laki-laki yang sudah berumur itu pun saling menatap beberapa saat. Ada rasa familiar di pikiran Keanu saat menatap laki-laki berkacamata tersebut, tapi ia tidak tahu itu dari mana.“Tuan Muda,” panggil laki-laki tersebut sekali lagi sambil mengernyitkan keningnya, menatap heran ke arah Keanu.“Kamu siapa?” tanya Keanu pada laki-laki berusia lanjut tersebut.Laki-laki penuh uban itu pun langsung mengarahkan pandangannya pada dokter yang sedang berdiri di samping ranjang Keanu.Dokter itu mengangguk pelan, lalu bertanya pada Keanu, “Tuan Muda, apa Anda kehilangan ingatan sebelumnya?”Keanu pun terdiam."Tolong Anda menjawab pert
Gustavo pun hanya menggeleng lemah melihat hal tersebut. Kemudian masuklah lima orang laki-laki dengan memakai setelan jas seperti yang digunakan oleh Gustavo dan para bawahannya tadi.Kelima laki-laki tersebut segera berdiri tegap dan berjejer di dekat ranjang Keanu.“Hufff.” Keanu menghela napas dalam. “Jadi kalian orang suruhan kakek?” tanyanya sambil tersenyum sinis.“Benar Tuan Muda, kami diberi perintah oleh Tuan Besar untuk membawa Anda kembali ke mansion.”Keanu yang tersenyum sinis pun langsung mengambil sebuah gelas yang ada di samping ranjangnya. Kemudian …PYARRR! Suara gelas itu kini pecah berantakan di lantai setelah menghantam salah satu orang dari ke lima la
"Gadis sialan," gumam Keanu yang dengan cepat membungkam mulut gadis tersebut dan segera mendorongnya ke dinding pembatas balkon yang tak begitu tersorot lampu.Tentu saja, setelah mendengar teriakan gadis tadi, anak buah Tuan Howard pun dengan cepat menatap ke arah balkon tempat di mana Keanu dan gadis tersebut berada. Mereka pun segera mengarahkan senter ke arah balkon tersebut."Ck, aku pikir apa, ternyata kucing kawin," ujar salah satu anak buah Tuan Howard ketika menyorotkan lampu senter tepat ke punggung Keanu.Sesaat kemudian orang tersebut mematikan lampu tersebut, dan kembali mencari bersama yang lain.\*Sedangkan yang sebenarnya terjadi di sana."Awas kalau kamu berani berteriak lagi," ucap Keanu sembari mencengkeram leher gadis di hadapannya itu.Gadis itu pun berusaha keras melepaskan cengkeraman tangan Keanu dari lehernya, namun
Anak buah tuan Howards pun satu persatu membuka masker para pegawai yang sedang berjejer itu sembari menodongkan pistol yang ada di tangan mereka. Dengan cepat satu persatu orang tersebut meninggalkan tempat tersebut, hingga tiba digiliran Keanu dan …"Maaf Tuan, saya mempunyai penyakit menular," ucap Keanu dengan menyamarkan suaranya, sebelum melepaskan maskernya.Sebuah alasan konyol itu sukses membuat anak buah kakeknya berpikir beberapa saat dan saling menatap. Dan pada akhirnya mereka pun melewati Keanu dan berganti pada orang setelah dirinya.Melihat hal itu Keanu pun tersenyum tipis. 'Dasar konyol, bagaimana mereka bisa percaya kalau ada pegawai rumah sakit yang punya penyakit menular dan diizinkan berkeliaran,' batinnya merasa senang.Kemudian ia pun segera berbalik dan melangkah pergi.Namun saat baru selangkah
Keesokan paginya. Pagi itu, seluruh anggota keluarga penghuni mansion keluarga Howgins sudah berkumpul di ruang makan. Mereka semua sudah duduk di tempatnya masing-masing, termasuk tuan Howards yang kini duduk di kursi utama di ruangan tersebut.Suasana di ruangan itu pun terlihat sangat tenang seperti biasanya, hingga para pelayan datang ke ruang makan tersebut sembari membawa menu sarapan pagi hari itu."Bagaimana kerjasama dengan HM?" tanya Tuan Howards pada laki-laki paruh baya yang kini duduk di dekatnya.Laki-laki paruh baya tersebut langsung menjawab dengan santai, "Semua lancar Pa. Awalnya ada beberapa orang yang menghalangi, tapi semua sudah disingkirkan.""Hemm," gumam Tuan Howards menanggapi keterangan anak angkatnya tersebut.Kemudian wanita yang duduk di samping anak angkat Tuan Howards pun menyahut, "Siang malam
"Ehem!" Tuan Howards langsung memotong kalimat anak angkatnya tersebut dan langsung beralih menatap ke arah Keanu. "Setelah ini kamu ikut ke ruang baca.""Baik Kek," sahut Keanu dengan santai dan seolah tanpa beban.Semua anggota keluarga Tuan Stenly pun saling melirik ketika mendengar ucapan orang yang paling dihormati di keluarga tersebut.Sedangkan Keanu yang melihat ekspresi dari orang-orang itu pun langsung tersenyum tipis. 'Ini bahkan belum dimulai,' batinnya lalu memberi tanda pada pelayan yang sedari tadi sudah memegangi piring untuknya tapi belum berani mendekat karena tak berani menyela adegan drama yang baru saja terjadi itu.\* Setengah jam pun berlalu, kini semua orang pun sudah meninggalkan meja makan, termasuk Keanu yang saat ini sedang berjalan ke ruang baca untuk menemui laki-laki tua yang selalu bertentangan dengannya itu
Setelah berjalan beberapa saat, kini Keanu pun sampai di dekat gadis yang dijodohkan dengannya tersebut. "Ehem," dehemnya.Sontak saja gadis itu pun terkejut dan langsung menatap ke arah Keanu."Kok kamu ada disini?" tanya gadis itu heran, sambil menatap Keanu dari ujung kepala hingga ujung kaki."Kenapa, memangnya ada masalah?" tanya Keanu balik dengan santai, kemudian melangkahkan kakinya dan duduk di hadapan gadis tersebut.Namun gadis itu tak menyahut, tapi malah terus menatap ke arah Keanu sambil mengernyitkan dahinya.'THEK!' Keanu yang sadar dengan tatapan gadis yang sedang setengah melamun itu pun dengan santai menjentikkan jarinya tepat di depan wajah gadis itu.Dan tentu saja, gadis itu pun langsung terkejut dan terlihat gelagapan dibuatnya.Di sisi lain, pemuda yang sedari tadi duduk di sana bersama den
Setelah beberapa saat menahan, rasa sakit di perut Eve meningkat. Ia pun segera melambaikan tangannya pada salah seorang pelayan di pesta itu dan menyuruhnya untuk memanggil Keanu."Tuan," panggil Pelayan tersebut pada Keanu yang saat ini sedang berbincang dengan beberapa kliennya."Ya?" sahut Keanu sambil berbalik menatap ke arah Pelayan tersebut."Tuan, Nyonya Eve mencari Anda," ucap Pelayan tersebut dengan cepat.Mata Keanu terbelalak mendengar hal itu. Ia tanpa berpikir panjang langsung meninggalkan para rekan bisnisnya begitu saja dan melangkah ke tempat Eve."Kamu kenapa?" tanya Keanu sambil melihat Eve yang saat ini sedang meringis manahan sakit dengan keringat dingin mengucur membasahi tubuhnya."Sakit Key," jawab Eve lalu menghela napas panjang mencoba meringankan rasa sakitnya.Keanu pun dengan cepat menggendong tubuh istrinya, membawanya melewati para tamu undangan yang langsung saja heboh melihat hal itu."Tuan, saya akan memanggilkan ambulans," ujar satpam hote
Setelah beberapa saat mendengarkan pembicaraan Keanu, pengacara dan Polisi dengan wajah tercengang, kemudian Gustafo mundur beberapa langkah ketika Keanu berjalan mendekati sel tempatnya ditahan sementara ini."Kamu yang menjebakku!" teriak Gustafo menunjukkan sisi lain dirinya."Ya, aku memang menjebakmu Paman," sahut Keanu dengan tenang. "Terima kasih selama ini sudah memberiku banyak pelajaran, aku tidak akan melupakan kebaikan Anda," ujarnya sambil membungkukkan badannya di depan Gustafo."Kamu, dasar manusia tidak tahu balas budi!" maki Gustafo dengan mata membulat karena tak terima jika dirinya saat ini sudah benar-benar kalah. "Aku pasti akan membalasmu dan seluruh keluargamu."Keanu yang saat ini kembali berdiri tegap di depan Gustafo pun menghela napas panjang. "Sudahlah Paman, berhenti bicara konyol," tukas Keanu. "Aku sudah membekukan semua anak buahmu, bahkan rekeningmu sudah berada dalam pengawasan. Aku harap setelah ini kamu bisa merenungkan semua perbuatanm
Setelah itu Keanu pun dengan cepat memanggil beberapa orang yang sudah membawa penawar racun untuk Tuan Howgins. Awalnya Tuan Howgins terkejut karena mendegar banyak orang di sekitarnya tanpa ia bisa melihat orang-orang tersebut. Ia pun langsung menolak untuk diobati karena waspada."Kakek, mereka akan memberikan kamu penawar racun," ucap Keanu sambil menatap Tuan Howgins dari samping."Racun, racun apa?" tanya Tuan Howgins yang terkejut mendengar hal itu."Sudahlah biarkan saja jika dia tidak ingin dibantu. Jika dia terus seperti itu, tentu saja akan lebih baik," sahut Tuan Alex yang saat ini berdiri dengan santai di dekat Keanu."Diam kamu!" sergah Tuan Howgins tanpa tahu di mana Tuan Alex berada."Baiklah Key, lakukan saja seperti yang kamu inginkan. Tapi di mana Gustafo dan apa yang terjadi tadi?" tanyanya yang juga penasaran karena mendengar suara ribut di luar ruangannya tadi."Setelah ini, saya akan menceritakan semuanya pada Anda," jawab Keanu dengan tenang.Tuan Gus
Seperti yang sudah direncanakan, siang ini Keanu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Tuan Howgins. Seperti kemarin, ia masih bersama anak buahnya yang selalu menemaninya.Ia berjalan dengan tenang, hingga akhirnya membuka pintu kamar tempat Kakeknya dirawat."Sedang makan?" tanya Keanu ketika baru saja masuk ke sana.Mendengar suara Keanu, Tuan Howgins pun langsung memberi tanda pada Gustafo agar berhenti menyuapinya. "Kamu Keanu?" tanya Tuan Howgins sambil menatap ke arah lain.Keanu berpura-pura terkejut melihat hal itu, ia dengan cepat menatap ke arah Gustafo dengan penuh tanda tanya. Gustafo yang melihat tatapan dari Keanu pun segera berdiri dari kursinya dan kemudian melangkah ke arah Keanu setelah meletakkan makanan Tuan Howgins di atas nakas. "Kondisi Tuan Besar makin memburuk, sepertinya penglihatannya mulai terganggu," bisik Gustafo pada Keanu.Keanu pun langsung mengepalkan tangannya, lalu menghembus panjang dan kemudian mengangguk tanda mengerti apa yang Gus
Tiga jam lebih berlalu, saat ini Keanu sedang berada di depan sebuah rumah sakit yang berada cukup jauh dari perusahaan. Tak lama kemudian munculah wanita istimewa yang sudah lebih dari lima belas menit ditunggunya."Key," panggil wanita tersebut bersama seorang laki-laki di belakangnya.Dan ketika mereka berdua sudah sampai di depan Keanu, Keanu pun langsung menatap ke arah laki-laki di belakang wanita yang berstatus sebagai istrinya itu sambil berkomentar, "Jadi dia orang yang kamu pilih?""Key, jangan mulai," protes Eve. Keanu pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Eve. "Aku itu penasaran sekali, kenapa kamu tidak mau menerima orangku dan malah memilih orang-orang Papa?""Itu karena ... pertama, dia sudah terbukti bisa diandalkan. Kedua, orang-orang kamu membuatku malu.""Malu?""Mereka itu mengawalku seperti seorang tahanan," Eve menunjuk wajah Keanu. "Jangan bilang kalau kamu memang menyamakan aku dengan tahanan?" Eve mendebat. Ia sengaja tak mau kalah. Jika t
"Kenapa tidak?" tanya Keanu sembari mengerutkan dahinya menatap Gustavo yang saat ini terus berekspresi tenang."Kondisi tuan tidak memungkinkan untuk membawanya ke luar negeri, lebih baik dia dirawat di sini, seperti itu yang saya dengar dari dokter," jawab Gustafo.Keanu menghela napas panjang mendengar keterangan Gustavo. "Setelah ini aku harus kembali ke tempat proyek untuk membantu mencari Leon," ucap Keanu yang berpura-pura resah memikirkan masalah Leon dan juga kakeknya secara bersamaan.Lalu sebuah tepukan di pundak Keanu membuatnya mengangkat wajahnya dan menatap kembali ke arah Gustafo. "Tenang saja, saya yakin Tuan Howgins tidak akan kenapa-napa. Saya akan membantu menjaganya di sini," ucapnya seolah sedang menenangkan Keanu.Lalu sesaat kemudian Keanu pun menyungging senyum di wajahnya. "Terima kasih Paman, aku berhutang banyak pada kamu," ujarnya.Setelah membicarakan beberapa hal tentang kegelisahan Keanu terhadap —karangannya— masalah hilangnya Leon pada Gustafo, dan Gu
Eve pun langsung mengganti ekspresi terkejutnya dengan sebuah senyum. "Aku terkejut karena tidak sadar sejak kapan Paman ada di belakangku," jawab Eve dengan lebih santai."Maaf jika mengejutkan Anda, Nona," jawab Gustafo sambil memberikan senyuman yang selalu ditunjukkannya.Eve pun mengangguk mendengar ucapan Gustafo. "Oh iya Paman, Kakek sedang apa sekarang?" tanya Eve berpura-pura tetap santai walaupun sebenarnya ia sedang sangat berhati-hati."Dokter baru memeriksanya.""Hem," gumam Eve untuk menanggapi keterangan Gustafo sambil melangkah kembali."Ah iya Paman, apa Paman tahu kabar terbaru Dokter Leon? Soalnya Keanu tak mau menjawab saat kutanyai."Gustafo yang saat ini sedang berjalan beriringan dengan Eve pun menyahut dengan tenang, "Maaf Nona saya tidak begitu tahu, tapi kabar terakhir yang saya dengar, tim yang dikirim masih terus melakukan pencarian."Eve pun mengangguk-ngangguk mendengar hal itu. "Kasian Yualit, aku berharap Dokter Leon bisa segera ditemukan," ujarnya."Be
Keesokan paginya. Saat ini Eve dan Keanu sedang berada di ruang makan, menunggu beberapa pelayan menyiapkan makanan untuk mereka."Harusnya kamu bilang saja," gerutu Eve sambil mengusap-usap pipinya yang masih memerah, bekas cubitan Keanu semalam."Siapa yang menyuruh kamu berpikir sekonyol itu," sahut Keanu sambil tersenyum hangat menatap Eve yang masih bermuka masam."Ya ... tadi malam aku kan memang tidak melihat seorang pun saat kamu membawa aku ke sana," ucap Eve yang merujuk pada kamar di rooftop semalam."Itu karena aku memang menyuruh mereka untuk pergi," terang Keanu. "Aku pikir kamu tidak akan nyaman kalau ada orang di rumah ini saat kita me—""Key," potong Eve. "Kamu semakin lama semakin tidak tahu malu," komentarnya."Terima kasih pujiannya, ini semua juga berkat ajaran kamu," sahut Keanu dengan ringan."Tidak, aku ini bukan orang yang mes—" Eve memutus kalimatnya karena merasa apa yang ingin ia katakan ini salah."Jangan malu untuk mengakui," ledek Keanu yan
Setelah beberapa saat berbicara dengan kedua orang tua Mac, akhirnya Keanu dan Eve pun berpamitan untuk meninggalkan restoran tersebut."Kamu sangat sopan pada mereka?" tanya Eve yang saat ini sedang berjalan pelan di samping Keanu."Kita baru bertemu dan kamu menanyakan hal lain," sahut Keanu dengan ketus.Eve pun mengangkat sisi kanan bibirnya menanggapi kalimat suaminya tersebut."Kenapa hanya diam?" tanya Keanu.Sebuah pertanyaan yang sebenarnya merupakan sebuah tuntutan itu pun langsung membuat Eve menghela napas berat. "Baik. Bagaimana kabar kamu, lama tidak bertemu. Apa kamu sudah melupakan aku?" Pertanyaan itu membuat Keanu langsung menarik tangan Eve dan membuat mereka berdua berhenti setelahnya. "Aku sangat merindukan kamu," jawabnya lalu mengecup kening Eve.Mata Eve membulat ketika mendapat kecupan di tempat umum seperti itu. Wajahnya pun langsung memerah karenanya. "Ini tempat umum Key," ucap Eve sambil mencubit lengan suaminya itu dan kemudian melangkah mening