Keanu dan laki-laki yang sudah berumur itu pun saling menatap beberapa saat. Ada rasa familiar di pikiran Keanu saat menatap laki-laki berkacamata tersebut, tapi ia tidak tahu itu dari mana.
“Tuan Muda,” panggil laki-laki tersebut sekali lagi sambil mengernyitkan keningnya, menatap heran ke arah Keanu.
“Kamu siapa?” tanya Keanu pada laki-laki berusia lanjut tersebut.
Laki-laki penuh uban itu pun langsung mengarahkan pandangannya pada dokter yang sedang berdiri di samping ranjang Keanu.
Dokter itu mengangguk pelan, lalu bertanya pada Keanu, “Tuan Muda, apa Anda kehilangan ingatan sebelumnya?”
Keanu pun terdiam.
"Tolong Anda menjawab pertanyaan ini agar saya bisa melakukan perawatan yang tepat,” imbuh Dokter tersebut.
“Hufff …." Keanu menghela napas dalam. “Iya benar. Sekitar satu tahunan yang lalu saya memang mengalami amnesia," terangnya.
Lalu laki-laki berumur 60 tahunan itu pun berkata kembali, "Tuan Muda, saya Gustavo.”
“Gustavo,” gumam Keanu sambil terus memperhatikan wajah laki-laki beruban tersebut.
Cukup lama Keanu menatap laki-laki tadi, hingga akhirnya ada beberapa gambaran terlintas di kepalanya.
"Akhh," pekik Keanu ketika merasakan kepalanya berdenyut keras seiring gambaran-gambaran yang makin banyak muncul di kepalanya.
Orang-orang di dalam ruangan itu pun terkejut melihat Keanu berteriak kesakitan.
"Apa yang terjadi?" tanya Gustavo sambil menatap bingung ke arah Dokter yang saat ini sedang memegangi tangan Keanu.
Dokter itu pun tak menjawab dan langsung saja menyuntikkan sebuah cairan yang sempat dibawanya tadi.
Gustavo langsung menatap tajam ke arah dokter tersebut. "Apa yang kamu berikan?"
Dokter itu pun menghela napas panjang. "Tenanglah Tuan, ini hanya obat penenang tidak akan ada masalah untuk Tuan Muda," jawab Dokter tersebut sambil menunjukkan botol obat yang ia gunakan tadi.
Gustavo pun langsung mengambil botol obat tersebut dari tangan dokter itu dan memberikan benda tersebut pada orang yang ada di belakangnya. "Keluarga kamu akan menjadi taruhannya, jika kamu berbuat macam-macam," ancamnya dengan tatapan tajam mematikan.
Dokter itu pun menelan ludahnya kemudian mengangguk dengan cepat.
*
Sore harinya.
Di dalam ruangan tersebut terlihat Gustavo yang tengah duduk di dekat ranjang Keanu, menungguinya. Sedangkan orang-orang berjas hitam yang merupakan bawahan Gustavo kini berjaga di luar ruangan tersebut.
“Akhhh,” keluh Keanu ketika sadar sambil memegangi kepalanya.
“Anda sudah sadar Tuan?" tanya Gustavo yang masih terjaga duduk di samping Keanu.
'Dia menjagaku,' batin Keanu saat melihat Gustavo yang saat ini dengan sigap membantunya untuk duduk.
"Kenapa, apa ada yang terasa sakit lagi?" tanya Gustavo ketika Keanu terus memandanginya.
"Tidak. Ini hanya efek dari semuanya," ujar Keanu yang berubah dingin.
"Efek?" tanya Gustavo yang sedikit banyak bisa menebak apa yang terjadi.
"Iya, aku sudah ingat tentang kamu dan kecelakaan itu," jawab Keanu lalu mengepalkan tangannya menahan amarah yang pernah hilang ketika ia hilang ingatan.
Mendengar hal itu, Gustavo pun bertanya beberapa hal dan memperjelas semua yang terjadi. Keanu pun menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tersebut dan kemudian mulai menanyakan keadaan ibu angkatnya.
"Tenang saja Tuan, Nyonya Reina sudah aman," jawab Gustavo dengan jelas.
"Baguslah. Lalu, apa dia sudah tahu keadaanku?"
"Saya sudah memberitahunya," jawab Gustavo dengan cepat.
Keanu pun menghela napas dalam. "Setidaknya dia tidak akan mengkhawatirkanku saat ini," ujarnya sambil menatap ke arah langit-langit kamar tersebut.
Suasana di ruangan itu pun kembali sunyi, tak ada percakapan yang terjadi selama beberapa saat. Hingga akhirnya terlintas sebuah pertanyaan di hati Keanu.
“Paman, apa kamu diperintahkan kakek untuk mencariku?” tanyanya sambil mengarahkan pandangannya kembali pada Gustavo.Gustavo terdiam cukup lama ketika mendengar pertanyaan dari Keanu tersebut.
"Katakan saja Paman, aku hanya ingin mendengar semuanya dengan jelas," ucap Keanu dengan santai.
“Tuan Besar sangat menyayangi Anda. Selama satu tahun ini, beliau terus mencari Anda, hingga akhirnya kemarin saya bisa menemukan Anda.”
“Sudahlah jangan melebih-lebihkan, aku ini mengingat semuanya.”
“Itu semua adalah kesalahpahaman. Anda harus menjelaskan semuanya pada tuan besar. Saya yakin jika Anda menjelaskannya, tuan besar akan mengerti,” ujar Gustavo mencoba membujuk Keanu dengan lembut.Keanu pun tersenyum kecut, “Kenapa harus aku yang menjelaskannya? Aku tidak sepenuhnya salah dalam hal ini. Paman, wanita sialan dan anak-anaknya itu yang merencanakan semua ini. Pastinya kakek sadar tentang semuanya, hanya saja dia memilih untuk menutup mata.”“Tapi Tuan Muda, jika Anda tidak kembali … maka mereka akan semakin merasa menang.”Keanu pun berkeras hati. “Biarkan saja mereka menang, aku tidak peduli pada benda mati itu.”
Gustavo pun menghela napas dalam. “Begini saja, bagaimana kalau Anda kembali ke rumah besar. Tu—”
Keanu langsung menatap ke arah Gustavo dengan tajam. “Aku tidak akan pernah kembali ke rumah itu.”“Tolong ... hanya untuk menengok tuan besar saja. Beliau sedang—” Kalimat Gustavo terhenti ketika ponsel yang ada di dalam jasnya berbunyi cukup nyaring.
Ekspresi wajah Gustavo pun langsung berubah seketika, saat menatap layar ponsel yang baru saja ia ambil dari saku jasnya.
Keanu yang melihat perubahan tersebut pun langsung bertanya, “Siapa?” “Itu …” Gustavo terlihat ragu-ragu ketika akan menjawab pertanyaan Keanu tersebut.Keanu pun menengadahkan tangannya di hadapan Gustavo, memberi isyarat agar laki-laki beruban itu memberikan ponselnya.“Hufff,” Gustavo menghela napas, lalu memberikan ponselnya tersebut."Tuan Besar," gumam Keanu.Ia pun langsung mengangkat panggilan tersebut, lalu mengaktifkan loud speaker dan memberikan ponsel tersebut pada Gustavo kembali.Dan pada akhirnya Gustavo pun mengambil kembali ponselnya dan mulai berbicara, “Halo, selamat siang Tuan,” sapa Gustavo.“Ya. Bagaimana dengan anak itu?” tanya Tuan Howards, kakek Keanu.Gustavo lalu melirik ke arah Keanu. “Itu Tuan, e …,” ucap Gustavo yang terdengar ragu.“Kenapa dengan dia?” tanya Tuan Howards dengan nada cemas.“Tuan muda selamat dari bahaya," jawab Gustavo dengan tenang.“Bagus kalau dia masih hidup. Lalu bagaimana, apa kamu sudah menawarinya?”“Sudah Tuan,” jawab Gustavo dengan cepat.“Lalu?” “Tuan muda menolaknya,” jawab Gustavo lirih.“Dasar cucu sialan! Sulit sekali menaklukkan anak itu. Apa hidupnya begitu enak setelah meninggalkan rumah ini, sampai-sampai tidak mau kembali ke sini.” geram Tuan Howards.Keanu yang mendengar ucapan kakeknya pun langsung menengadahkan tangannya kembali.
“Kakek,” panggil Keanu setelah Gustavo memberikan ponselnya.Suasana pun menjadi hening seketika di dalam panggilan tersebut.
“Apa kakek mendengarku?” tanya Keanu.
“Ya,” sahut Tuan Howards dengan nada dingin.“Aku sudah mendengar perkataan Kakek. Keputusanku tidak akan berubah, aku tidak akan kembali ke rumah itu jika kakek terus memaksaku,'' tegas Keanu. ''Kamu nikahkan saja wanita itu dengan Jordan atau Andro. Dan berikan saja perusahaan itu pada siapa pun yang Kakek mau, aku tidak peduli.”“Dasar cucu tidak tahu diuntung!” maki Tuan Howards.“Dan satu lagi, kamu masih berhutang satu penjelasan padaku,” ujar Keanu yang terdengar menuntut sesuatu pada kakeknya.“Oh, jadi kamu masih penasaran dengan ayah sialanmu itu,” ujar Tuan Howards dengan nada mengejek.Keanu pun mengepalkan tangannya kuat-kuat ketika mendengar kalimat hinaan dari kakeknya. “Jangan pernah menghina orang tuaku!”“Aku merasa benar-benar sial karena harus memiliki menantu seperti dia. Dan cucuku satu-satunya harus mempunyai gen dari laki-laki itu,” imbuh Tuan Howards.
“Kakek, kamu itu sangat menyedihkan. Aku rasa tidak ada kakek di dunia ini yang lebih menyedihkan dari pada kamu,” ujar Keanu berbalik menghina.“Sudah pintar ya kamu, Berani menghina Kakekmu ini, kamu pikir siapa yang membesarkan kamu dari kecil sampai sekarang?”“Huh! Apa Kakek lupa, aku sejak kecil berada di panti asuhan. Lalu tiba-tiba saja muncul Anda di depan mataku, dan dalam sekejap menjadi kakekku,” Keanu mengatakan semua hal itu dengan sinis. “Satu tahun lalu kamu yang mengusirku dari rumah itu dan sekarang kamu juga yang menginginkan aku kembali ke sana. Apa Kamu pikir aku ini sebuah benda yang bisa kamu lempar dan pungut kembali?”“Ck, ck, ck,” Tuan Howards berdecak meremehkan. “Kamu pikir kamu itu siapa? Kamu itu hanya seekor ayam sekarang,” hina Tuan Howards.Tuan Howards pun langsung mematikan panggilan tersebut.Lalu Keanu mengembalikan ponsel itu pada Gustavo sambil berkata, "Apa seperti itu yang kamu sebut dengan menyayangi?"
"Dasar, kakek dan cucu sama saja," gumam Gustavo sambil menyimpan ponselnya kembali.
Setelah itu Gustavo pun kembali membujuk Keanu dan mencoba memberi pengertian pada pemuda yang sama-sama keras kepala seperti Tuan Besarnya itu. Dan di tengah-tengah perbincangan mereka, tiba-tiba ...
“Brakkk!!”
Keanu dan Gustavo pun langsung menatap ke arah pintu yang baru saja terbuka dengan kasar itu.
Keanu pun tersenyum sinis. "Paman, apa seperti itu contoh yang kamu katakan?"
Gustavo pun hanya menggeleng lemah melihat hal tersebut. Kemudian masuklah lima orang laki-laki dengan memakai setelan jas seperti yang digunakan oleh Gustavo dan para bawahannya tadi.Kelima laki-laki tersebut segera berdiri tegap dan berjejer di dekat ranjang Keanu.“Hufff.” Keanu menghela napas dalam. “Jadi kalian orang suruhan kakek?” tanyanya sambil tersenyum sinis.“Benar Tuan Muda, kami diberi perintah oleh Tuan Besar untuk membawa Anda kembali ke mansion.”Keanu yang tersenyum sinis pun langsung mengambil sebuah gelas yang ada di samping ranjangnya. Kemudian …PYARRR! Suara gelas itu kini pecah berantakan di lantai setelah menghantam salah satu orang dari ke lima la
"Gadis sialan," gumam Keanu yang dengan cepat membungkam mulut gadis tersebut dan segera mendorongnya ke dinding pembatas balkon yang tak begitu tersorot lampu.Tentu saja, setelah mendengar teriakan gadis tadi, anak buah Tuan Howard pun dengan cepat menatap ke arah balkon tempat di mana Keanu dan gadis tersebut berada. Mereka pun segera mengarahkan senter ke arah balkon tersebut."Ck, aku pikir apa, ternyata kucing kawin," ujar salah satu anak buah Tuan Howard ketika menyorotkan lampu senter tepat ke punggung Keanu.Sesaat kemudian orang tersebut mematikan lampu tersebut, dan kembali mencari bersama yang lain.\*Sedangkan yang sebenarnya terjadi di sana."Awas kalau kamu berani berteriak lagi," ucap Keanu sembari mencengkeram leher gadis di hadapannya itu.Gadis itu pun berusaha keras melepaskan cengkeraman tangan Keanu dari lehernya, namun
Anak buah tuan Howards pun satu persatu membuka masker para pegawai yang sedang berjejer itu sembari menodongkan pistol yang ada di tangan mereka. Dengan cepat satu persatu orang tersebut meninggalkan tempat tersebut, hingga tiba digiliran Keanu dan …"Maaf Tuan, saya mempunyai penyakit menular," ucap Keanu dengan menyamarkan suaranya, sebelum melepaskan maskernya.Sebuah alasan konyol itu sukses membuat anak buah kakeknya berpikir beberapa saat dan saling menatap. Dan pada akhirnya mereka pun melewati Keanu dan berganti pada orang setelah dirinya.Melihat hal itu Keanu pun tersenyum tipis. 'Dasar konyol, bagaimana mereka bisa percaya kalau ada pegawai rumah sakit yang punya penyakit menular dan diizinkan berkeliaran,' batinnya merasa senang.Kemudian ia pun segera berbalik dan melangkah pergi.Namun saat baru selangkah
Keesokan paginya. Pagi itu, seluruh anggota keluarga penghuni mansion keluarga Howgins sudah berkumpul di ruang makan. Mereka semua sudah duduk di tempatnya masing-masing, termasuk tuan Howards yang kini duduk di kursi utama di ruangan tersebut.Suasana di ruangan itu pun terlihat sangat tenang seperti biasanya, hingga para pelayan datang ke ruang makan tersebut sembari membawa menu sarapan pagi hari itu."Bagaimana kerjasama dengan HM?" tanya Tuan Howards pada laki-laki paruh baya yang kini duduk di dekatnya.Laki-laki paruh baya tersebut langsung menjawab dengan santai, "Semua lancar Pa. Awalnya ada beberapa orang yang menghalangi, tapi semua sudah disingkirkan.""Hemm," gumam Tuan Howards menanggapi keterangan anak angkatnya tersebut.Kemudian wanita yang duduk di samping anak angkat Tuan Howards pun menyahut, "Siang malam
"Ehem!" Tuan Howards langsung memotong kalimat anak angkatnya tersebut dan langsung beralih menatap ke arah Keanu. "Setelah ini kamu ikut ke ruang baca.""Baik Kek," sahut Keanu dengan santai dan seolah tanpa beban.Semua anggota keluarga Tuan Stenly pun saling melirik ketika mendengar ucapan orang yang paling dihormati di keluarga tersebut.Sedangkan Keanu yang melihat ekspresi dari orang-orang itu pun langsung tersenyum tipis. 'Ini bahkan belum dimulai,' batinnya lalu memberi tanda pada pelayan yang sedari tadi sudah memegangi piring untuknya tapi belum berani mendekat karena tak berani menyela adegan drama yang baru saja terjadi itu.\* Setengah jam pun berlalu, kini semua orang pun sudah meninggalkan meja makan, termasuk Keanu yang saat ini sedang berjalan ke ruang baca untuk menemui laki-laki tua yang selalu bertentangan dengannya itu
Setelah berjalan beberapa saat, kini Keanu pun sampai di dekat gadis yang dijodohkan dengannya tersebut. "Ehem," dehemnya.Sontak saja gadis itu pun terkejut dan langsung menatap ke arah Keanu."Kok kamu ada disini?" tanya gadis itu heran, sambil menatap Keanu dari ujung kepala hingga ujung kaki."Kenapa, memangnya ada masalah?" tanya Keanu balik dengan santai, kemudian melangkahkan kakinya dan duduk di hadapan gadis tersebut.Namun gadis itu tak menyahut, tapi malah terus menatap ke arah Keanu sambil mengernyitkan dahinya.'THEK!' Keanu yang sadar dengan tatapan gadis yang sedang setengah melamun itu pun dengan santai menjentikkan jarinya tepat di depan wajah gadis itu.Dan tentu saja, gadis itu pun langsung terkejut dan terlihat gelagapan dibuatnya.Di sisi lain, pemuda yang sedari tadi duduk di sana bersama den
"Apa?" tanya Nick yang penasaran dengan ekspresi kaget Eve tersebut.Eve pun dengan cepat menoleh ke arah sahabatnya dan menunjukkan isi pesan yang baru masuk tersebut.Seketika, Nick pun ikut membulatkan matanya ketika melihat foto yang ada di dalam pesan tersebut. Kemudian ia dengan cepat menatap ke arah laki-laki yang saat ini sedang berbicara dengan santai pada seorang pelayan yang tengah menurunkan makanannya di meja itu.Dan sama seperti yang dilakukan oleh Nick, Eve pun menatap ke arah laki-laki tampan itu dan bertanya, "Jadi kamu Keanu?"Mendengar pertanyaan tersebut, Keanu yang sedang memesan beberapa hal pada pelayan itu pun langsung menoleh, menatap ke arah Eve. "Tentu saja, memangnya siapa lagi," jawabnya dengan santai lalu kembali menatap pelayan tersebut dan menyuruhnya pergi.
BRAKK!Sontak saja semua pengunjung restoran tersebut menatap ke arah pintu masuk restoran yang baru saja dibuka dengan kasar tersebut, termasuk Keanu dan Eve yang ikut menatap ke arah pintu tersebut seperti yang lain."Apa-apaan orang itu," gerutu Eve sambil kembali menatap ke arah laki-laki yang ada di depannya itu.Namun ketika Eve berbalik, ia langsung mengernyitkan keningnya ketika melihat Keanu yang terus menatap ke arah pintu masuk tempat itu.Dan sesaat kemudian terdengar decakan kesal dari bibir Keanu ketika melihat beberapa laki-laki masuk ke dalam restoran tersebut.Eve pun kembali menatap ke arah apa yang sedang ditatap oleh laki-laki di dekatnya itu. "Apa kamu mengenal mereka?" tanya Eve sambil terus menatap ke arah orang-orang yang baru saja memasuki restoran tersebut.Namun Keanu bukannya menjawab pertanyaan tersebut tapi malah bertanya, "Apa kam
Setelah beberapa saat menahan, rasa sakit di perut Eve meningkat. Ia pun segera melambaikan tangannya pada salah seorang pelayan di pesta itu dan menyuruhnya untuk memanggil Keanu."Tuan," panggil Pelayan tersebut pada Keanu yang saat ini sedang berbincang dengan beberapa kliennya."Ya?" sahut Keanu sambil berbalik menatap ke arah Pelayan tersebut."Tuan, Nyonya Eve mencari Anda," ucap Pelayan tersebut dengan cepat.Mata Keanu terbelalak mendengar hal itu. Ia tanpa berpikir panjang langsung meninggalkan para rekan bisnisnya begitu saja dan melangkah ke tempat Eve."Kamu kenapa?" tanya Keanu sambil melihat Eve yang saat ini sedang meringis manahan sakit dengan keringat dingin mengucur membasahi tubuhnya."Sakit Key," jawab Eve lalu menghela napas panjang mencoba meringankan rasa sakitnya.Keanu pun dengan cepat menggendong tubuh istrinya, membawanya melewati para tamu undangan yang langsung saja heboh melihat hal itu."Tuan, saya akan memanggilkan ambulans," ujar satpam hote
Setelah beberapa saat mendengarkan pembicaraan Keanu, pengacara dan Polisi dengan wajah tercengang, kemudian Gustafo mundur beberapa langkah ketika Keanu berjalan mendekati sel tempatnya ditahan sementara ini."Kamu yang menjebakku!" teriak Gustafo menunjukkan sisi lain dirinya."Ya, aku memang menjebakmu Paman," sahut Keanu dengan tenang. "Terima kasih selama ini sudah memberiku banyak pelajaran, aku tidak akan melupakan kebaikan Anda," ujarnya sambil membungkukkan badannya di depan Gustafo."Kamu, dasar manusia tidak tahu balas budi!" maki Gustafo dengan mata membulat karena tak terima jika dirinya saat ini sudah benar-benar kalah. "Aku pasti akan membalasmu dan seluruh keluargamu."Keanu yang saat ini kembali berdiri tegap di depan Gustafo pun menghela napas panjang. "Sudahlah Paman, berhenti bicara konyol," tukas Keanu. "Aku sudah membekukan semua anak buahmu, bahkan rekeningmu sudah berada dalam pengawasan. Aku harap setelah ini kamu bisa merenungkan semua perbuatanm
Setelah itu Keanu pun dengan cepat memanggil beberapa orang yang sudah membawa penawar racun untuk Tuan Howgins. Awalnya Tuan Howgins terkejut karena mendegar banyak orang di sekitarnya tanpa ia bisa melihat orang-orang tersebut. Ia pun langsung menolak untuk diobati karena waspada."Kakek, mereka akan memberikan kamu penawar racun," ucap Keanu sambil menatap Tuan Howgins dari samping."Racun, racun apa?" tanya Tuan Howgins yang terkejut mendengar hal itu."Sudahlah biarkan saja jika dia tidak ingin dibantu. Jika dia terus seperti itu, tentu saja akan lebih baik," sahut Tuan Alex yang saat ini berdiri dengan santai di dekat Keanu."Diam kamu!" sergah Tuan Howgins tanpa tahu di mana Tuan Alex berada."Baiklah Key, lakukan saja seperti yang kamu inginkan. Tapi di mana Gustafo dan apa yang terjadi tadi?" tanyanya yang juga penasaran karena mendengar suara ribut di luar ruangannya tadi."Setelah ini, saya akan menceritakan semuanya pada Anda," jawab Keanu dengan tenang.Tuan Gus
Seperti yang sudah direncanakan, siang ini Keanu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Tuan Howgins. Seperti kemarin, ia masih bersama anak buahnya yang selalu menemaninya.Ia berjalan dengan tenang, hingga akhirnya membuka pintu kamar tempat Kakeknya dirawat."Sedang makan?" tanya Keanu ketika baru saja masuk ke sana.Mendengar suara Keanu, Tuan Howgins pun langsung memberi tanda pada Gustafo agar berhenti menyuapinya. "Kamu Keanu?" tanya Tuan Howgins sambil menatap ke arah lain.Keanu berpura-pura terkejut melihat hal itu, ia dengan cepat menatap ke arah Gustafo dengan penuh tanda tanya. Gustafo yang melihat tatapan dari Keanu pun segera berdiri dari kursinya dan kemudian melangkah ke arah Keanu setelah meletakkan makanan Tuan Howgins di atas nakas. "Kondisi Tuan Besar makin memburuk, sepertinya penglihatannya mulai terganggu," bisik Gustafo pada Keanu.Keanu pun langsung mengepalkan tangannya, lalu menghembus panjang dan kemudian mengangguk tanda mengerti apa yang Gus
Tiga jam lebih berlalu, saat ini Keanu sedang berada di depan sebuah rumah sakit yang berada cukup jauh dari perusahaan. Tak lama kemudian munculah wanita istimewa yang sudah lebih dari lima belas menit ditunggunya."Key," panggil wanita tersebut bersama seorang laki-laki di belakangnya.Dan ketika mereka berdua sudah sampai di depan Keanu, Keanu pun langsung menatap ke arah laki-laki di belakang wanita yang berstatus sebagai istrinya itu sambil berkomentar, "Jadi dia orang yang kamu pilih?""Key, jangan mulai," protes Eve. Keanu pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Eve. "Aku itu penasaran sekali, kenapa kamu tidak mau menerima orangku dan malah memilih orang-orang Papa?""Itu karena ... pertama, dia sudah terbukti bisa diandalkan. Kedua, orang-orang kamu membuatku malu.""Malu?""Mereka itu mengawalku seperti seorang tahanan," Eve menunjuk wajah Keanu. "Jangan bilang kalau kamu memang menyamakan aku dengan tahanan?" Eve mendebat. Ia sengaja tak mau kalah. Jika t
"Kenapa tidak?" tanya Keanu sembari mengerutkan dahinya menatap Gustavo yang saat ini terus berekspresi tenang."Kondisi tuan tidak memungkinkan untuk membawanya ke luar negeri, lebih baik dia dirawat di sini, seperti itu yang saya dengar dari dokter," jawab Gustafo.Keanu menghela napas panjang mendengar keterangan Gustavo. "Setelah ini aku harus kembali ke tempat proyek untuk membantu mencari Leon," ucap Keanu yang berpura-pura resah memikirkan masalah Leon dan juga kakeknya secara bersamaan.Lalu sebuah tepukan di pundak Keanu membuatnya mengangkat wajahnya dan menatap kembali ke arah Gustafo. "Tenang saja, saya yakin Tuan Howgins tidak akan kenapa-napa. Saya akan membantu menjaganya di sini," ucapnya seolah sedang menenangkan Keanu.Lalu sesaat kemudian Keanu pun menyungging senyum di wajahnya. "Terima kasih Paman, aku berhutang banyak pada kamu," ujarnya.Setelah membicarakan beberapa hal tentang kegelisahan Keanu terhadap —karangannya— masalah hilangnya Leon pada Gustafo, dan Gu
Eve pun langsung mengganti ekspresi terkejutnya dengan sebuah senyum. "Aku terkejut karena tidak sadar sejak kapan Paman ada di belakangku," jawab Eve dengan lebih santai."Maaf jika mengejutkan Anda, Nona," jawab Gustafo sambil memberikan senyuman yang selalu ditunjukkannya.Eve pun mengangguk mendengar ucapan Gustafo. "Oh iya Paman, Kakek sedang apa sekarang?" tanya Eve berpura-pura tetap santai walaupun sebenarnya ia sedang sangat berhati-hati."Dokter baru memeriksanya.""Hem," gumam Eve untuk menanggapi keterangan Gustafo sambil melangkah kembali."Ah iya Paman, apa Paman tahu kabar terbaru Dokter Leon? Soalnya Keanu tak mau menjawab saat kutanyai."Gustafo yang saat ini sedang berjalan beriringan dengan Eve pun menyahut dengan tenang, "Maaf Nona saya tidak begitu tahu, tapi kabar terakhir yang saya dengar, tim yang dikirim masih terus melakukan pencarian."Eve pun mengangguk-ngangguk mendengar hal itu. "Kasian Yualit, aku berharap Dokter Leon bisa segera ditemukan," ujarnya."Be
Keesokan paginya. Saat ini Eve dan Keanu sedang berada di ruang makan, menunggu beberapa pelayan menyiapkan makanan untuk mereka."Harusnya kamu bilang saja," gerutu Eve sambil mengusap-usap pipinya yang masih memerah, bekas cubitan Keanu semalam."Siapa yang menyuruh kamu berpikir sekonyol itu," sahut Keanu sambil tersenyum hangat menatap Eve yang masih bermuka masam."Ya ... tadi malam aku kan memang tidak melihat seorang pun saat kamu membawa aku ke sana," ucap Eve yang merujuk pada kamar di rooftop semalam."Itu karena aku memang menyuruh mereka untuk pergi," terang Keanu. "Aku pikir kamu tidak akan nyaman kalau ada orang di rumah ini saat kita me—""Key," potong Eve. "Kamu semakin lama semakin tidak tahu malu," komentarnya."Terima kasih pujiannya, ini semua juga berkat ajaran kamu," sahut Keanu dengan ringan."Tidak, aku ini bukan orang yang mes—" Eve memutus kalimatnya karena merasa apa yang ingin ia katakan ini salah."Jangan malu untuk mengakui," ledek Keanu yan
Setelah beberapa saat berbicara dengan kedua orang tua Mac, akhirnya Keanu dan Eve pun berpamitan untuk meninggalkan restoran tersebut."Kamu sangat sopan pada mereka?" tanya Eve yang saat ini sedang berjalan pelan di samping Keanu."Kita baru bertemu dan kamu menanyakan hal lain," sahut Keanu dengan ketus.Eve pun mengangkat sisi kanan bibirnya menanggapi kalimat suaminya tersebut."Kenapa hanya diam?" tanya Keanu.Sebuah pertanyaan yang sebenarnya merupakan sebuah tuntutan itu pun langsung membuat Eve menghela napas berat. "Baik. Bagaimana kabar kamu, lama tidak bertemu. Apa kamu sudah melupakan aku?" Pertanyaan itu membuat Keanu langsung menarik tangan Eve dan membuat mereka berdua berhenti setelahnya. "Aku sangat merindukan kamu," jawabnya lalu mengecup kening Eve.Mata Eve membulat ketika mendapat kecupan di tempat umum seperti itu. Wajahnya pun langsung memerah karenanya. "Ini tempat umum Key," ucap Eve sambil mencubit lengan suaminya itu dan kemudian melangkah mening