Share

2

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-16 00:36:37

Aku meninggalkan manusia-manusia tak berhati nurani itu. Aku benar-benar tak menyangka mereka membiarkan aku pergi. Mereka benar-benar berubah 180 derajat.Terutama Bang Farhan, orang kepercayaan ayahku.

Entah kenapa firasatku mengatakan kalau ada seseorang yang sengaja membuat skenario yang disusun begitu apik ini.

"Ya, Allah, apapun yang terjadi ketika keluar dari rumah ini aku pasrahkan kepadaMu, ya, Allah!" ucapku di dalam hati seraya melangkahkan kaki keluar.

"Hati-hati, Nak. Jaga dirimu baik-baik," ucap Bik Misnah dengan isakan tangisnya. Sejak tadi ia dan suaminya tak henti-hentinya menangis. Ia tak tega melihatku dicecar habis-habisan oleh Bang Farhan dan juga Bang Arkan.

Aku berlalu meninggalkan mereka begitu saja. Setibanya di lantai satu aku mendengar pekikan dan hardikan warga kampung semakin jelas. Suara mereka begitu berisik seperti suara lebah yang sarangnya tengah dihancurkan. Aku memberanikan diri untuk membuka pintu rumah. Tangan dan kaki ini bergetar ketika melihat begitu banyaknya manusia meneriaki namaku.

"Akhirnya si wanita penzina keluar juga!" murka seorang wanita paruh baya. Raut wajahnya terlihat begitu emosi. Ia menatapku tajam.

Ku beranikan diri untuk berjalan di antara ratusan warga kampung yang sudah memadati halaman depan rumah. Ketika aku berjalan di antara mereka aku menerima cacian dan makian dari mulut warga. Cacian dan makian itu begitu menyayat hati ini. Beberapa di antara  mereka bahkan ada yang meludahi wajahku. Mereka benar-benar sudah menganggap aku makhluk paling terhina di muka bumi ini. Warga kampung benar-benar sudah termakan hasutan. Aku yakin ada orang yang menghasut warga desa.

"Dasar perempuan murahan!"

"Dasar Pelacur!"

"Aku sumpahin kemaluanmu membusuk!

"Puih!" Seorang wanita paruh baya meludahi wajahku.

"Puih!" Wanita lain juga ikut meludahi wajahku yang sudah bermandikan peluh.

Aku benar-benar tak tahan dengan cacian mereka. Karena aku merasa tak pernah melakukan hal yang sangat dibenci Tuhan Sang pencipta langit dan bumi ini.

"Aku bukan pelacur! Aku berani bersumpah atas nama Tuhan dan Rasulku kalau aku tak pernah melakukan perbuatan zina!" berondongku seraya menyeka air mata yang telah membasahi wajah dan kerudungku. Dada ini sesak.

"Jadi, yang ada di dalam perutmu itu apa? Tumor?!" cecar salah seorang warga.

Aku tidak bisa menjawabnya. Sebab, warga kampung pernah mendatangkan seorang Bidan dan memeriksa perutku yang sudah membesar. Dan di hadapan seluruh warga Bidan tersebut mengatakan kalau aku tengah mengandung seorang bayi yang telah menginjak empat bulan.

"Jangan bilang kau itu wanita suci seperti Ibundanya Nabi Isa yang bisa mengandung dan melahirkan anak tanpa seorang Bapak!" sembur wanita paruh baya lain.

Sontak semua orang tertawa terbahak-bahak ketika wanita paruh baya itu mengucapkan hal itu. Sorakan dan cacian kembali terdengar.

"Kamu itu bukan wanita suci, tetapi kamu itu wanita penzina!" seru seorang pria.

Semua orang kembali tertawa terbahak-bahak ketika pria tersebut mengatakan kalau aku adalah wanita penzina.

"Iya! Dia benar-benar wanita penzina!" Bang Arkan tiba-tiba keluar dari rumah.

"Dulu aku pernah melihatnya dibawa pergi seorang pria!" sambungnya seraya melipat kedua tanganya, "mereka masuk ke dalam hotel!"

Sontak semua orang yang ada di sana semakin geram. Cacian dan makian dari mulut warga semakin parah. Orang-orang yang ada di dekatku dengan penuh emosi meludahi wajahku. Sekarang di wajahku bukan air mata saja yang membanjiri, tetapi ludah dari warga  kampung juga ikut membanjiri wajah ini.

Astagfirullah! Kenapa Bang Arkan tega berkata seperti  itu, padahal aku tak pernah melakukan itu. Aku berani bersumpah atas nama Tuhan dan Rasulku kalau aku tak pernah melakukan itu.

Bang Arkan benar-benar berubah menjadi sesosok iblis. Ia tega memfitnahku. Setan apa yang merasukinya. Ingin rasanya mengungkit tentang masa lalunya, tetapi aku tak mau, sebab ayah dan ibu selalu mengajarkan untuk  menjadi manusia yang ikhlas, tetapi lelaki berusia 30 tahun ini tidak tahu diri. Orang tuaku telah mengadopsinya dengan penuh kasih sayang sampai ia tumbuh dewasa, tetapi ia tega melakukan hal ini kepadaku, bahkan sebelum orang tuaku meninggal ayah dan ibu menghadiahkannya sebuah rumah dan juga mobil untuknya sebagai hadiah pernikahannya beberapa bulan yang lalu.

Aku tak akan diam. Aku akan membalas ini semua. Aku akan menguak siapa orang yang menyusun skenario  yang sangat rapih ini. Aku berjanji akan memenjarakan orang yang telah memfitnahku!

"Aku bersumpah atas nama Allah dan Rasulullah kalau aku tak melakukan perbuatan zina! Akan kubuktikan kepada kalian semua kalau aku bukan perempuan zina!" Kutatap satu-satu wajah mereka. Terutama wajah Bang Farhan si Bujang lapuk dan Bang Arkan si manusia tak tahu balas Budi. Dengan wajah bengis aku menatap wajah mereka.

Sambil menyeka wajah yang sudah penuh dengan ludah dan air mata aku pergi meninggalkan rumahku yang megah ini. Aku berjalan lunglai di antara warga kampung. Air mataku terus membasahi pipi.

"Lebih baik kau buka saja kerudungmu! Tak ada gunanya kau memakai kerudung wahai perempuan penzina!" Dengan penuh emosi seorang wanita paruh baya menarik kerudungku yang aku pakai. 

Dengan sigap aku menutupi kepalaku dengan jaket hoodie yang aku pakai. Aku tak mau ada satupun lelaki yang melihat auratku, meskipun orang-orang sudah menganggap aku sebagai wanita zina.

"Aku akan kembali dan aku akan membuktikan kepada kalian semua kalau ini semua adalah fitnah!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   3

    "Ini semua adalah ujian dari Sang Pencipta. Mungkin ini cara Tuhan untuk menghapus dosa-dosaku. Aku harus menjalaninya dan harus kuat walaupun sekarang tak ada seorang pun yang perduli denganku. Aku yakin Tuhan akan ikut tangan dalam masalah ini. Tuhan tidak tidur! Tuhan Maha segalanya! Ia Tahu ini semua! Aku yakin Tuhan akan membantuku!" "Kemana aku harus pergi?" tanyaku di dalam hati dengan berjalan lunglai. Aku tak tahu mau kemana. Dari kejauhan aku masih mendengar suara warga meneriakiku. Segala sampah serapah mereka lontarkan.Aku terus berjalan meninggalkan kampung halamanku. Kampung halaman yang dulunya adalah sebuah hutan rimba yang kini berubah menjadi perkampungan dan juga perkebunan sawit."Abah lah dulu pendatang yang pertama kali datang ke kampung ini," cerita Ayahku kala itu.Kampung yang bernama Desa Madinah yang terletak di Provinsi Riau ini dulunya adalah hutan belantara. Dulu hanya segelintir orang yang tinggal di kampung ini. Mereka adalah orang-orang Melayu yang s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   4

    "Terimakasih banyak, A', semoga jualannya laris manis," ucapku kepada pria berkulit putih itu."Iya, sama-sama, Neng," sahutnya seraya menyerahkan bungkusan kacang rebus tersebut kepadaku, "semoga didengar Gusti Allah. Niat baik pasti didapatnya juga baik," ucapnya."Suaminya kemana, Neng? Kok sendirian wae?" tanyanya seraya memperhatikanku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Ia tampak iba dengan kondisiku yang seperti orang lunglai."Sudah cerai, A'," jawabku memberi alasan. Aku tak tahu harus menjelaskannya bagaimana. Terpaksa aku berbohong."Ya, ampun Gusti! Jadi ini mau kemana? Kasian banget kamu, Neng. Lagi hamil di cerai sama Suaminya!" Lelaki berkulit putih ini kemudian mengambil sesuatu dari tas kecilnya."Ini buat beli susu, Neng." Ia menyerahkan tiga lembar uang kertas berwarna merah."Nggak usah, A'. Kacang rebus ini sudah cukup!" jawabku."Udah nggak apa-apa. Rezki nggak boleh ditolak!" ucapnya.Dengan terpaksa aku menerima uang tiga ratus ribu itu."Masya Allah. Terimak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   5

    "Tolong! Tolong!" Aku mendengar pria tersebut berteriak seraya menghentikan mobilnya. Kelopak mataku masih belum bisa terbuka, tetapi indera pendengaranku masih bisa merasakan apa yang terjadi di sekelilingku. Badanku masih terasa lemas. Aku mendengar lelaki itu membuka pintu mobilnya, kemudian ia berjalan tergesa-gesa untuk membuka pintu mobil belakang. Lelaki yang belum kutahu wajahnya itu dengan penuh hati-hati mengangkat tubuhku. Tangannya begitu kekar. "Bismillah," ucapnya, "semoga kamu dan bayimu baik-baik saja." "Ada apa, Nak?" Terdengar seorang wanita keluar dari rumah. Langkahnya tergesa-gesa. Ia berjalan menghampiri pria itu. Ia begitu khawatir. "Astaghfirullah, ini siapa?" tanyanya dengan suara seperti orang panik, "kenapa dengan perempuan ini, Nak?" Wanita yang aku yakini sudah berumur itu memeriksa keadaanku. Berkali-kali ia memeriksa suhu tubuhku. Ia meletakkan tangannya di kening dan leherku. "Perempuan ini hampir saja tertabrak mobil di daerah perkebun

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   6

    Wanita berambut pirang dan berpakaian seksi itu masih tetap mematung di depan pintu. Ia sudah seperti patung manekin di toko-toko baju saja. Matanya bahkan tak berkedip sedikit pun. Ia menatapku dengan mulut yang ternganga. Ada apa dengan dia? "Sayang," seru lelaki berbadan atletis itu. Wanita berambut pirang itu tak menjawab. Ia masih tetap mematung."Sayang, kamu kenapa?" tanya pria berwajah tampan itu seraya menghampirinya.Karena wanita tersebut masih saja mematung ia mencoba mengguncang tubuh wanita itu sambil berkata, "Hei, kamu kenapa, Sayang?!""Eh, ti--tidak apa-apa sayang," serunya. Barulah wanita berpakaian seksi itu bereaksi. Mungkin ada sekitar lima menit ia berdiri seperti orang tak bernyawa."Kamu kenal dengan perempuan ini, Sayang?" tanyanya.Dengan suara terbata-bata ia menjawab pertanyaan dari suaminya itu. Sambil menghela nafasnya panjang ia berkata, "Ti--tidak, aku tidak mengenal perempuan ini!""Jadi, kenapa kamu seperti orang yang shock? Sampai-sampai barang-ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   7

    "Ibu lihat apa?" tanyaku seraya melepaskan pelukan darinya."Ada uang berserakan di lantai," jawabnya seraya bangkit, "itu kertas apa, ya,?"Baru saja Ibu Syarah bangkit kami mendengar suara langkah kaki menuju kamar. Aku melihat Kak Vina masuk ke dalam kamar. Ia seperti tengah mencari sesuatu. Bola matanya berputar-putar mengitari setiap sudut kamar ini. Entah apa yang ia cari. "Dia sedang cari apa ya, Bu?" tanyaku kepada Ibu Syarah dengan suara berbisik."Pastinya barang yang berharga," bisik Bu Syarah, "duit yang ada di lantai itu mungkin!""Ya, ampun ternyata kamu ada di sini." Wanita berambut pirang dan berbaju seksi itu tampak begitu lega ketika mendapatkan sebuah kwitansi yang ternyata ia injak. Kwitansi itu tercecer bersamaan dengan beberapa lembar uang kertas seratus ribuan. "Untung belum ada yang mengambil dan melihat," gumamnya sambil memungut uang dan kertas kwitansi tersebut."Apa kalian lihat-lihat!" ketus Kak Vina. Ia membesarkan kedua bola matanya sambil memasukan kw

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   8

    Aku melihat Kak Vina kembali masuk ke dalam rumah. Benar saja, ia kembali mencari kwitansi tersebut. Sepertinya kwitansi tersebut sangat berharga."Aduh! Kemana lagi kwitansi itu," gumam Kak Vina. Ia mencari keberadaan kwitansi tersebut. Ia uring-uringan seperti babi hutan yang terjerat."Kalian lihat ada kertas jatuh?" tanya Kak Vina kepada kami yang masih berdiri di ruang tamu."Tidak ada," jawab Ibu Syarah dengan percaya dirinya. Padahal ia sudah menyimpan kwitansi tersebut ke dalam saku bajunya."Beneran kalian tidak melihatnya?" tanyanya lagi."Iy-Iya, beneran. Kami tidak ada melihatnya," jawab Ibu Syarah."Kertas apa, sih! Kok kayaknya penting sekali!" tanya Ibu Syarah. Ia mencoba berakting. Ia sudah seperti pemain FTV saja. Aku melihat Ibu Syarah memasukkan kertas tersebut lebih dalam ke saku roknya."Nggak perlu tahu kertas apa!" ketus Kak Vina. Ia terus mencari-cari kertas tersebut."Aneh," gerutu Ibu Syarah."Sial!" geram Kak Vina. Ia kemudian keluar meninggalkan kami. Ia ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   9

    Malamnya sekitar pukul 8 Malam setelah bada Isya Ibu syarah memutuskan untuk kembali lagi ke rumah Kak Vina. Ia ingin memberi tahu perihal tersebut kepada Bang Fadlan menantunya yang baik hati itu. Ia ingin memberi tahu kalau Kak Vina baru saja membeli obat untuk menggugurkan kandungan. Ibu Syarah curiga kalau selama ini Kak Vina memakai obat-obatan tersebut agar tak mengandung. Ibu Syarah beranggapan mungkin itu yang membuat Kak Vina menjadi kaya Raya. Ia yakin Kak Vina melakukan ilmu pesugihan agar bisa kaya Raya."Dari mana coba uang dia? Masak baru berapa bulan menjalani bisnis skincare sudah bisa beli rumah mewah, mobil mewah, dan bergaya hedon!" gerutu Ibu Syarah."Bukannya Ibu suuzaon atau syirik! Ibu yakin si Vina memelihara tuyul. Ibu sempat beberapa kali kehilangan uang!" ujarnya."Bisnis skincare nya juga nggak banyak yang beli. Bisnis skincare hanya untuk menutupi saja agar orang-orang tidak curiga. Ibu bahkan tidak pernah melihatnya mengirim paketan skincare ke pelangga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   10

    "Kamu memang tidak kenal dengan anak Ibu?" tanya Ibu Syarah. Sekarang kami berada di rumah Ibu Syarah. Jam menunjukkan pukul 12 malam, tetapi kami belum juga tidur. Kami begitu gelisah. Terutama aku."Benar, Ma, Hana tidak kenal dengan Kak Vina," jawabku seraya mendekap kedua tangan Ibu Syarah. Hatiku sekarang campur aduk. Aku takut tiba-tiba ada orang yang datang ke rumah ini dan membunuhku."Jadi, kenapa Vina mau membunuhmu? Mama yakin orang yang ia perbincangkan melalui sambungan telfon tadi adalah kamu," jelas Ibu Syarah."Iya, Ma, Firasat Hana juga seperti itu, Hana yakin orang yang dia maksud adalah Hana, tetapi kenapa dia ingin menghabisi nyawaku, sedangkan Hana tidak pernah mengenal Kak Vina," terangku."Sebenarnya kamu ini siapa, Nak?" tanya Ibu Syarah dengan penuh penasaran."A--aku," Dari mana aku harus memulainya. Aku takut Ibu Syarah tidak percaya kalau aku anak Pak Abdullah."Aku Hana, seorang gadis yang diusir dari kampungku, Ma," ucapku dengan ragu-ragu."Kenapa kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12

Bab terbaru

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   31

    Hari ini adalah hari yang sangat spesial bagi aku dan Bang Fadlan. Seminggu setelah keluar dari rumah sakit kami memutuskan untuk melakukan ijab kabul. Kami tak melakukan acara apapun. Hanya ijab kabul saja yang dihadiri beberapa orang penting di kampungku dan juga beberapa para petinggi di perusahaan almarhum ayahku.Acara ijab kabul dilaksanakan di masjid tak jauh dari rumahku. Kini kami tinggal menunggu penghulu dan juga wali hakim datang. Penghulu yang akan menikahkan ku mengatakan kalau acara ijab kabul akan dilaksanakan sekitar pukul sepuluh pagi. Dan sekarang masih pukul delapan.Aku menikah dengan menggunakan wali hakim. Sebab aku tak pernah mengenal saudara-saudara dari pihak ayah maupun ibuku. Semenjak ayahku menginjakan kaki di kampung ini ia tak pernah kembali lagi ke kampung halamannya. Aku bahkan tak tahu di mana kampung halaman ayahku. Begitu juga dengan kampung halaman Ibuku.Walaupun aku aku tak mengadakan pesta pernikahan, tetapi orang-orang di kampungku berbondong

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   30

    Tiga minggu kemudian...Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba. Pagi ini aku, Ibu Syarah, Kak Aisyah, dan juga Bang Fadlan akan berangkat ke rumah sakit yang ada di Pekan Baru. Siang ini rencananya aku akan melakukan persalinan. Jantungku berdetak tak karuan. Sebentar lagi aku akan melahirkan seorang bayi. Dan sebentar lagi aku resmi menjadi seorang ibu."Semuanya sudah dibawa?" tanya Bang Fadlan sambil beranjak masuk ke dalam mobil. Bang Fadlan tampak gelisah. Sebab setelah bayi ini lahir ia akan melakukan tes DNA. Kami semua ingin tahu apakah bayi yang aku lahirkan adalah darah daging Bang Fadlan atau bukan. Kalau ternyata bukan aku tak tahu bagaimana mana menemukan ayah dari anakku ini. Karena orang yang tahu dari mana benih ini berasal hanyalah Kak Vina. Kalau pun bayi ini darah daging Bang Fadlan apakah dia mau menikahi aku? Jujur dari dalam lubuk hati yang terdalam aku sangat berharap ia menjadi suami ku. Siapa yang tak mau memiliki suami gagah, tampan, dan soleh, tetapi sayangnya

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   29

    Tiga bulan kemudian...Tiga bulan telah berlalu. Bayi yang aku kandung sudah memasuki bulan ke-sembilan. Beberapa minggu ke depan aku akan melahirkan seorang bayi. Aku sudah tidak sabar melihat darah dagingku meskipun aku belum tahu siapa ayah dari bayi yang aku kandung ini."Bayi Ibu laki-laki," kata dokter yang memeriksaku beberapa hari yang lalu. Sudah lebih dari tiga kali aku melakukan USG. Dan hasilnya sama."Kira-kira apa nama bayi ini yang cocok, Ma?" tanyaku kepada Ibu Syarah. Wanita paruh baya ini sekarang tinggal bersamaku di rumah peninggalan kedua orang tuaku.Begitu juga dengan Bang Fadlan. Ia juga tinggal di kampung ku, tetapi ia tidak tinggal di rumahku. Ia tinggal di rumah Bang Arkan seorang diri. Semenjak Bang Arkan dipenjara isterinya memutuskan untuk meninggalkan kampung ini. Ia tidak tahan mendengar gunjingan orang-orang kampung. Salah seorang warga sempat melihat kak Anggi di Pekan Baru. Ia melihat Kak Anggi berdiri di depan rumah karoke dengan berpakaian seksi.

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   28

    Tetapi Polisi-polisi itu tak bisa menyelamatkan Kak Vina. Wanita yang selalu berpakaian seksi itu jatuh ke jurang."Vinaaaaaa!!!!" teriak Ibu Syarah seraya mendekati pagar pembatas. Semua orang ikut berlari mendekati pagar pembatas untuk melihat Kak Vina. "Vinaaaaaa!!" lirihnya. Ia terduduk lemas seraya memegang besi pembatas. Ia menangis sesunggukan meratapi anaknya yang telah jatuh ke jurang yang terjal itu. Hati siapa yang tak hancur melihat anak satu-satunya terjatuh ke jurang.Walaupun anaknya durhaka, tetapi dia tetaplah darah dagingnya. Yang ia kandung sembilan bulan lamanya."Sabar, Ma," Aku mencoba menenangkan Ibu angkatku itu seraya memeluk erat tubuhnya.Pak Kapolda kemudian meraih telfon genggamnya. Segera ia menghubungi tim SAR."Lebih baik kita kembali ke kantor polisi!" ajak Pak Kapolda. Kami pun meninggalkan tempat ini.***Jam menunjukkan pukul 12 malam. Kami tengah menunggu kabar dari tim SAR apakah mereka berhasil menemukan Kak Vina."Selamat malam," seorang pria p

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   27

    Ketika orang tersebut membuka kaca mata dan jaket hitamnya aku dan Ibu Syarah begitu terperanjat. Ternyata apa yang kami sangka-sangka selama ini benar. Orang tersebut adalah Kak Vina anak Ibu Syarah. Wanita berambut pirang itu mengibas-ngibaskan rambutnya yang tergerai panjang. Ia tak gentar walaupun ada lima orang polisi di hadapannya. Kak Vina kemudian menatap aku dan Ibu Syarah. Ia bertanya-tanya di dalam hati siapa dua wanita bercadar ini."Astaghfirullah, ternyata dugaan kami selama ini benar, ternyata anakku ikut dalam masalah ini," ucap Ibu Syarah sambil terus beristighfar. Tangannya bergetar. Matanya berkaca-kaca."Anda jangan sembarangan menuduh saya! Mana buktinya kalau saya melakukan tindakan kejahatan, ha!" ucap Kak Vina dengan meninggikan suaranya."Sudah, kamu mengaku saja Vina, anakku!" ucap Ibu Syarah. Ia kemudian membuka cadarnya.Kak Vina terlihat shock. Ia tak menyangka ternyata orang yang memakai cadar itu adalah ibunya."Ma--ma," seru Kak Vina dengan suara terbat

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   26

    "Bagaimana, Pak? Kapan kita bertemu dengan orang tersebut?" tanyaku kepada Pak Kapolda. Aku dan Ibu Syarah sekarang berada di kantor polisi. Tadi pagi sekitar pukul sepuluh kami berangkat dari rumah. Salah seorang warga mengantarkan kami ke kantor polisi."Hari ini kita akan bertemu dengan orang tersebut," jawab pak Kapolda."Kira-kira siapa orang tersebut?" Aku bertanya-tanya di dalam hati."Dimana bertemunya, Pak?" tanyaku lagi."Seperti biasa di tempat-tempat nongkrong, tetapi bukan tempat yang kemarin," jawabnya."Ayo bersiap-siap semuanya kita berangkat sekarang!" seru Pak Kapolda seraya bangkit.Bang Arkan kembali ikut karena dialah orang yang tahu siapa pemilik benih yang tertanam di dalam rahimku ini. Sebelum kami pergi aku menyempatkan diri untuk bertemu dengan Bik Misnah. Aku ingin melihat bagaimana kondisi perempuan yang tak memiliki hati nurani itu."Hai manusia berhati iblis," sapa ku ketika bertemu Bik Misnah yang mendekap di dalam sell. Aku tersenyum sinis kepada wani

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   25

    "Kenapa kau tega melakukan ini kepada ku?!" pekikku seraya melepaskan cadarku, "Apa salah ku!?".Seluruh tubuhku seketika menjadi panas dingin. Buliran air mata terus membasahi pipi ini. Aku menangis sesenggukan di hadapan warga kampung."Hana?" seru warga kampung. Mereka begitu terperanjat. Mereka baru menyadari kalau orang yang memakai cadar itu adalah aku. Hana binti Abdullah. Gadis yang mereka caci maki dan mereka fitnah. Beberapa warga desa terlihat menundukkan kepala mereka. Mereka merasa malu karena pernah memfitnahku."Kenapa kau tega melakukan ini kepadaku? pekikku lagi dengan suara bergetar."Kurang baik apa ayah dan ibuku kepada kau!" tanyaku seraya mendekatinya."Kenapa kau menunduk!" geram ku. Aku kemudian meramas wajah orang tersebut dengan kedua tanganku. Ya, kali ini aku menjadi anak yang tak sopan. Meramas wajah orang yang puluhan tahun lebih tua dariku. Sambil mendekatkan wajahku ke wajahnya aku berkata, "lihat aku!" "Bik Misnah!" tatapku dengan penuh emosi. Suaraku

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   24

    Dan benar saja sesuatu terjadi di keluarga kami. Bang Arkan mengeluarkan memory card dari CCTV kamera yang berukuran sangat kecil itu. CCTV kamera itu harganya sangat mahal. Biasanya dipakai orang-orang untuk menjebak seseorang yang melakukan tindak kejahatan. Setelah mengeluarkan memory card dari CCTV kamera tersebut Bang Arkan memasukannya ke dalam card reader. Kemudian menghubungkannya ke sebuah laptop. Dan bukti pertama pun akan segera terlihat. Kamera tersebut memperlihatkan ada tiga orang berdiri di depan rumahku. Dua orang pria dan satu orang wanita. Mereka seperti tengah berdiskusi. Entah apa yang mereka diskusikan. Tak jauh dari mereka ada sebuah mobil mewah terparkir di sana. Mobil tersebut adalah mobil milik almarhum ayahku. Dan mobil itulah yang menghilangkan nyawa Ayah dan ibuku. Buliran air mata kembali membasahi pipi ini setiap mengingat sesuatu hal yang berhubungan dengan kedua orang tuaku. Sebenarnya aku tak sanggup melihat rekaman itu, tetapi aku ingin men

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   23

    "Check...,Check," Terdengar suara seseorang dari 'walkie talkie' yang tersimpan di saku celana sopir kami. Lelaki paruh baya yang juga seorang polisi itu mengeluarkan 'walkie talkie' dari saku celananya."Siap, Komandan!" ujarnya."Ayo, semuanya keluar!" pinta Pak Kapolda."Sebentar lagi akan dimulai!" ucap Pak Kapolda lagi dengan suara berbisik.Kampi pun bergegas keluar dari mobil. Sebelum keluar dari mobil, tadi Pak Kapolda berpesan kepadaku untuk memakai cadar. Aku pun menuruti perintah dari pak Kapolda. Ibu Syarah membantuku memasangkan cadar berwarna hitam yang sepadan dengan baju kaftan yang aku pakai. Ia juga memakai baju yang selaras denganku, tetapi ia tidak memakai cadar sepertiku. dr. Syarif juga ikut keluar. Dia akan menjadi saksi nanti. Suasana di balai desa sangat ramai. Semua kursi penuh."Ada apa sebenarnya ini?" ucap warga kampung. Mereka terheran-heran ketika melihat ada sepuluh orang polisi masuk ke balai desa. Sepuluh orang polisi itu kemudian berpencar dan berdir

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status