Share

4

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-17 15:46:22

"Terimakasih banyak, A', semoga jualannya laris manis," ucapku kepada pria berkulit putih itu.

"Iya, sama-sama, Neng," sahutnya seraya menyerahkan bungkusan kacang rebus tersebut kepadaku, "semoga didengar Gusti Allah. Niat baik pasti didapatnya juga baik," ucapnya.

"Suaminya kemana, Neng? Kok sendirian wae?" tanyanya seraya memperhatikanku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Ia tampak iba dengan kondisiku yang seperti orang lunglai.

"Sudah cerai, A'," jawabku memberi alasan. Aku tak tahu harus menjelaskannya bagaimana. Terpaksa aku berbohong.

"Ya, ampun Gusti! Jadi ini mau kemana? Kasian banget kamu, Neng. Lagi hamil di cerai sama Suaminya!"

Lelaki berkulit putih ini kemudian mengambil sesuatu dari tas kecilnya.

"Ini buat beli susu, Neng." Ia menyerahkan tiga lembar uang kertas berwarna merah.

"Nggak usah, A'. Kacang rebus ini sudah cukup!" jawabku.

"Udah nggak apa-apa. Rezki nggak boleh ditolak!" ucapnya.

Dengan terpaksa aku menerima uang tiga ratus ribu itu.

"Masya Allah. Terimakasih banyak, A'," ulangku lagi dengan wajah sumringah.

"Biasa wae atuh, Neng." Lelaki sunda ini tampak heran kenapa aku begitu bahagia ketika diberi kacang rebus dan juga uang tiga ratus ribu. Padahal uang tiga ratus ribu di Provinsi Riau bukanlah nominal yang besar. Aku bahkan sampai meneteskan air mata.

Bukan karena kacang rebus dan uang pemberiannya yang membuatku begitu bahagia, melainkan kertas yang membungkus kacang itu.

Tukang kacang rebus itu meninggalkanku seraya menyunggingkan senyuman yang penuh tanya. Ia sampai menggeleng-gelengkan kepala karena aku tampak begitu berbahagia ketika menerima kacang rebus dan uang pemberiannya.

Kugenggam erat kacang rebus tersebut. Kemudian aku duduk di tepi jalan. Aku tak perduli walaupun tak ada peneduh di jalan ini. Aku duduk bersila di atas bebatuan kerikil jalan yang begitu panas karena teriknya sinar matahari. Sesekali aku mengernyit kesakitan karena batu kerikil yang aku duduki sangat panas.

Aku menumpahkan kacang-kacang rebus itu ke baju. Kemudian membuka lebar  kertas tersebut. Aku benar-benar penasaran dengan secarik kertas itu.

'Rumah Sakit...'

Aduhl! Aku tak bisa membaca tulisan selanjutnya. Aku tak tahu nama Rumah Sakitnya. Tulisannya memudar akibat air rebusan kacang ini. Nama jalan Rumah Sakit yang tertera di bawahnya juga tak bisa aku baca.

'.... PROGRAM'

Lagi dan lagi tulisannya memudar akibat rebusan air kacang ini.

Aku menelaah isi tulisan tersebut. '.....PROGRAM?'

"Progam hamil?" gumamku menerka-nerka. Aku mendekatkan kertas itu ke wajahku. Aku mencoba membaca tulisan yang telah memudar, tetapi tulisan itu benar-benar sudah tak bisa dibaca lagi. Hanya kata ' In' di awal dan 'ion' di akhir kalimatnya. Aku yakin di belakang kata 'Program' itu adalah kalimat berbahasa inggris.

Aku terus membaca dengan seksama seluruh tulisan-tulisan yang ada di kertas itu, tetapi sayangnya tulisan-tulisan yang ada di kertas tersebut hampir semuanya memudar akibat air rebusan kacang.

"Aduh! Bagaimana ini?" Aku sedikit kecewa karena tidak bisa membaca tulisan yang ada di kertas itu sepenuhnya.

Tetapi untungnya aku bisa membaca nama orang yang ada di secarik kertas itu. Nama tersebut tertera di bawah foto 3*4 yang membuatku semakin yakin kalau foto tersebut adalah aku.

Suami. : Muhamad Syarif.

Isteri.    : Hana Binti Abdullah.

Di bawah secarik kertas itu juga membubuhkan identitas mereka.

Nama : Hana Binti Abdullah.

TTL.     : Desa Madinah,.....'

Tulisan berikutnya lagi-lagi tak bisa aku baca karena memudar.

'Nama : Muhammad...'

Selanjutnya aku tidak bisa membacanya karena tulisannya memudar.

"Ya, Allah, sebenarnya apa maksud dari secarik kertas ini?" gumamku seraya menyeka peluh yang membasahi wajah akibat pancaran sinar matahari yang begitu terik.

"Kenapa di kertas ini aku sudah memiliki seorang suami? Apa yang sebenarnya terjadi?" Pikiranku terus bertanya-tanya.

Kulipat kertas ini dengan rapih, kemudian memasukannya kedalam saku baju. Aku yakin dari kertas ini aku bisa menguak permasalahanku.

"Ya, Allah, terima kasih banyak engkau memberikan sedikit petunjuk untuk masalahku ini," ucapku seraya bangkit dari duduk. Aku ingin kembali melanjutkan perjalanan walaupun aku tak tahu mau kemana.

Baru saja aku melangkahkan kaki tiba-tiba sebuah mobil dari kejauhan melaju begitu cepat. Mobil itu seperti sengaja ingin menabrakku. Aku tak bisa mengelak karena mobil tersebut melaju begitu cepat.

"Awasssss ada mobil!" pekik seorang pria seraya berlari ke arahku. Tadi aku sempat melihat ada seorang pria tengah memancing di tepi sungai tak jauh dari aku duduk, tetapi aku mengabaikan lelaki itu. Jarak antara sungai dan tepi jalan hanya berjarak satu langkah saja.

Pria yang tak kukenal itu kemudian menarik tubuhku. Ia memeluk erat tubuhku dari belakang seraya menjauhkanku dari jalan. Ketika pria tersebut menarikku selang beberapa detik mobil berwarna hitam melintas tepat di hadapan kami. Mobil tersebut berlalu begitu saja dengan kecepatan tinggi.

Lelaki yang tak kukenal itu tak sanggup menyangga tubuhku yang lumayan berat karena ada janin yang semakin membesar. Aku dan lelaki yang tak ku kenal itu terjerumus masuk ke dalam sungai. Untungnya tak ada batu di sungai tersebut. Sungai-sungai di desaku kebanyakan sungai-sungai rawa.

"Byurrr!" Aku dan lelaki yang tak ku kenal itu terjerembab ke dalam sungai. Setelah itu aku tak sadarkan diri. Hanya percikan air yang kurasakan.

"Astaghfirullah, wanita ini ternyata sedang hamil!" ucap pria tersebut seraya memapahku dan membawaku ke tepi jalan. Mataku tak bisa lagi terbuka, tetapi aku masih bisa mendengar dan merasakan apa yang terjadi denganku. Aku setengah sadar.

"Perempuan ini harus segera diselamatkan!" serunya.

Setelah beberapa saat memapahku pria itu memasukanku kedalam mobil. Ia membaringkanku di belakang mobilnya, kemudian ia masuk ke dalam dan menjalankan mobil tersebut.

"Sabar ya... Sabar, aku yakin kamu dan bayi kamu baik-baik saja." Lelaki tersebut tampak begitu panik.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   5

    "Tolong! Tolong!" Aku mendengar pria tersebut berteriak seraya menghentikan mobilnya. Kelopak mataku masih belum bisa terbuka, tetapi indera pendengaranku masih bisa merasakan apa yang terjadi di sekelilingku. Badanku masih terasa lemas. Aku mendengar lelaki itu membuka pintu mobilnya, kemudian ia berjalan tergesa-gesa untuk membuka pintu mobil belakang. Lelaki yang belum kutahu wajahnya itu dengan penuh hati-hati mengangkat tubuhku. Tangannya begitu kekar. "Bismillah," ucapnya, "semoga kamu dan bayimu baik-baik saja." "Ada apa, Nak?" Terdengar seorang wanita keluar dari rumah. Langkahnya tergesa-gesa. Ia berjalan menghampiri pria itu. Ia begitu khawatir. "Astaghfirullah, ini siapa?" tanyanya dengan suara seperti orang panik, "kenapa dengan perempuan ini, Nak?" Wanita yang aku yakini sudah berumur itu memeriksa keadaanku. Berkali-kali ia memeriksa suhu tubuhku. Ia meletakkan tangannya di kening dan leherku. "Perempuan ini hampir saja tertabrak mobil di daerah perkebun

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   6

    Wanita berambut pirang dan berpakaian seksi itu masih tetap mematung di depan pintu. Ia sudah seperti patung manekin di toko-toko baju saja. Matanya bahkan tak berkedip sedikit pun. Ia menatapku dengan mulut yang ternganga. Ada apa dengan dia? "Sayang," seru lelaki berbadan atletis itu. Wanita berambut pirang itu tak menjawab. Ia masih tetap mematung."Sayang, kamu kenapa?" tanya pria berwajah tampan itu seraya menghampirinya.Karena wanita tersebut masih saja mematung ia mencoba mengguncang tubuh wanita itu sambil berkata, "Hei, kamu kenapa, Sayang?!""Eh, ti--tidak apa-apa sayang," serunya. Barulah wanita berpakaian seksi itu bereaksi. Mungkin ada sekitar lima menit ia berdiri seperti orang tak bernyawa."Kamu kenal dengan perempuan ini, Sayang?" tanyanya.Dengan suara terbata-bata ia menjawab pertanyaan dari suaminya itu. Sambil menghela nafasnya panjang ia berkata, "Ti--tidak, aku tidak mengenal perempuan ini!""Jadi, kenapa kamu seperti orang yang shock? Sampai-sampai barang-ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   7

    "Ibu lihat apa?" tanyaku seraya melepaskan pelukan darinya."Ada uang berserakan di lantai," jawabnya seraya bangkit, "itu kertas apa, ya,?"Baru saja Ibu Syarah bangkit kami mendengar suara langkah kaki menuju kamar. Aku melihat Kak Vina masuk ke dalam kamar. Ia seperti tengah mencari sesuatu. Bola matanya berputar-putar mengitari setiap sudut kamar ini. Entah apa yang ia cari. "Dia sedang cari apa ya, Bu?" tanyaku kepada Ibu Syarah dengan suara berbisik."Pastinya barang yang berharga," bisik Bu Syarah, "duit yang ada di lantai itu mungkin!""Ya, ampun ternyata kamu ada di sini." Wanita berambut pirang dan berbaju seksi itu tampak begitu lega ketika mendapatkan sebuah kwitansi yang ternyata ia injak. Kwitansi itu tercecer bersamaan dengan beberapa lembar uang kertas seratus ribuan. "Untung belum ada yang mengambil dan melihat," gumamnya sambil memungut uang dan kertas kwitansi tersebut."Apa kalian lihat-lihat!" ketus Kak Vina. Ia membesarkan kedua bola matanya sambil memasukan kw

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   8

    Aku melihat Kak Vina kembali masuk ke dalam rumah. Benar saja, ia kembali mencari kwitansi tersebut. Sepertinya kwitansi tersebut sangat berharga."Aduh! Kemana lagi kwitansi itu," gumam Kak Vina. Ia mencari keberadaan kwitansi tersebut. Ia uring-uringan seperti babi hutan yang terjerat."Kalian lihat ada kertas jatuh?" tanya Kak Vina kepada kami yang masih berdiri di ruang tamu."Tidak ada," jawab Ibu Syarah dengan percaya dirinya. Padahal ia sudah menyimpan kwitansi tersebut ke dalam saku bajunya."Beneran kalian tidak melihatnya?" tanyanya lagi."Iy-Iya, beneran. Kami tidak ada melihatnya," jawab Ibu Syarah."Kertas apa, sih! Kok kayaknya penting sekali!" tanya Ibu Syarah. Ia mencoba berakting. Ia sudah seperti pemain FTV saja. Aku melihat Ibu Syarah memasukkan kertas tersebut lebih dalam ke saku roknya."Nggak perlu tahu kertas apa!" ketus Kak Vina. Ia terus mencari-cari kertas tersebut."Aneh," gerutu Ibu Syarah."Sial!" geram Kak Vina. Ia kemudian keluar meninggalkan kami. Ia ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   9

    Malamnya sekitar pukul 8 Malam setelah bada Isya Ibu syarah memutuskan untuk kembali lagi ke rumah Kak Vina. Ia ingin memberi tahu perihal tersebut kepada Bang Fadlan menantunya yang baik hati itu. Ia ingin memberi tahu kalau Kak Vina baru saja membeli obat untuk menggugurkan kandungan. Ibu Syarah curiga kalau selama ini Kak Vina memakai obat-obatan tersebut agar tak mengandung. Ibu Syarah beranggapan mungkin itu yang membuat Kak Vina menjadi kaya Raya. Ia yakin Kak Vina melakukan ilmu pesugihan agar bisa kaya Raya."Dari mana coba uang dia? Masak baru berapa bulan menjalani bisnis skincare sudah bisa beli rumah mewah, mobil mewah, dan bergaya hedon!" gerutu Ibu Syarah."Bukannya Ibu suuzaon atau syirik! Ibu yakin si Vina memelihara tuyul. Ibu sempat beberapa kali kehilangan uang!" ujarnya."Bisnis skincare nya juga nggak banyak yang beli. Bisnis skincare hanya untuk menutupi saja agar orang-orang tidak curiga. Ibu bahkan tidak pernah melihatnya mengirim paketan skincare ke pelangga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   10

    "Kamu memang tidak kenal dengan anak Ibu?" tanya Ibu Syarah. Sekarang kami berada di rumah Ibu Syarah. Jam menunjukkan pukul 12 malam, tetapi kami belum juga tidur. Kami begitu gelisah. Terutama aku."Benar, Ma, Hana tidak kenal dengan Kak Vina," jawabku seraya mendekap kedua tangan Ibu Syarah. Hatiku sekarang campur aduk. Aku takut tiba-tiba ada orang yang datang ke rumah ini dan membunuhku."Jadi, kenapa Vina mau membunuhmu? Mama yakin orang yang ia perbincangkan melalui sambungan telfon tadi adalah kamu," jelas Ibu Syarah."Iya, Ma, Firasat Hana juga seperti itu, Hana yakin orang yang dia maksud adalah Hana, tetapi kenapa dia ingin menghabisi nyawaku, sedangkan Hana tidak pernah mengenal Kak Vina," terangku."Sebenarnya kamu ini siapa, Nak?" tanya Ibu Syarah dengan penuh penasaran."A--aku," Dari mana aku harus memulainya. Aku takut Ibu Syarah tidak percaya kalau aku anak Pak Abdullah."Aku Hana, seorang gadis yang diusir dari kampungku, Ma," ucapku dengan ragu-ragu."Kenapa kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   11

    Jam menunjukkan pukul dua Malam. Suasana begitu mencekam. Lampu di rumah sudah redup. Di luaran sana terdengar suara burung gagak yang membuat situasi menjadi semakin mencekam saja. Di tambah suasana yang hening. Dan angin malam yang masuk dari sela-sela ventilasi jendela. Tak banyak orang yang tinggal di sekitaran sini. Hampir semua toko-toko yang ada di sini pemilik dan juga pegawai-pegawainya tinggal di rumah mereka masing-masing. Di malam hari tempat keramaian ini sudah seperti kota mati saja. Kendaraan umum pun jarang yang berlalu lalang.Suara langkah kaki itu semakin dekat. Aku dan Ibu Syarah saling berpelukan seraya mendengarkan suara langkah kaki orang misterius itu. Suara langkah kaki itu berhenti tepat di depan rumah."Ma, Hana takut!" bisikku seraya memeluk Ibu angkatku itu. Aku memeluk erat tubuh wanita berusia 60 tahun itu. Badanku panas dingin. Peluh di wajahku mengalir deras. Bajuku basah kuyup sangkin takutnya diri ini."Tenang, ada Mama di sini," bisik Ibu Syarah.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   12

    "Alhamdulillah," ucapku di dalam hati. Sekarang aku dan ibu syarah bersembunyi di sebuah lubang."Sandarkan badanmu ke tepi, Nak," pinta Ibu Syarah lagi."Baik, Ma," jawabku seraya menyenderkan tubuhku ke tepi dinding lubang ini. Begitu juga dengan Ibu Syarah, ia ikut menyenderkan tubuhnya.Kami mendengar orang misterius itu terus berusaha membuka pintu rumah ini. Tangannya berkali-kali mengguncang-guncang gagang pintu.Sementara itu, Ibu Syarah kembali menutupi lubang ini dengan sebuah papan triplek, tetapi sebelumnya Ibu Syarah sudah menutupi tubuh kami dengan kain-kain bekas."Sret!" Papan triplek menutupi lubang dengan sempurna."Jangan banyak bergerak dan banyak bersuara!" pinta Ibu Syarah dengan suara berbisik.lubang tempat mesin sanyo ini sangat sempit. Benar-benar pas-pasan untuk tubuh dua orang manusia. Aku yang tengah mengandung empat bulan benar-benar sesak. Aku berharap bayi yang ada di kandungan ku baik-baik saja."Klek!" Terdengar suara pintu terbuka. Dan rumah tiba-t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12

Bab terbaru

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   31

    Hari ini adalah hari yang sangat spesial bagi aku dan Bang Fadlan. Seminggu setelah keluar dari rumah sakit kami memutuskan untuk melakukan ijab kabul. Kami tak melakukan acara apapun. Hanya ijab kabul saja yang dihadiri beberapa orang penting di kampungku dan juga beberapa para petinggi di perusahaan almarhum ayahku.Acara ijab kabul dilaksanakan di masjid tak jauh dari rumahku. Kini kami tinggal menunggu penghulu dan juga wali hakim datang. Penghulu yang akan menikahkan ku mengatakan kalau acara ijab kabul akan dilaksanakan sekitar pukul sepuluh pagi. Dan sekarang masih pukul delapan.Aku menikah dengan menggunakan wali hakim. Sebab aku tak pernah mengenal saudara-saudara dari pihak ayah maupun ibuku. Semenjak ayahku menginjakan kaki di kampung ini ia tak pernah kembali lagi ke kampung halamannya. Aku bahkan tak tahu di mana kampung halaman ayahku. Begitu juga dengan kampung halaman Ibuku.Walaupun aku aku tak mengadakan pesta pernikahan, tetapi orang-orang di kampungku berbondong

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   30

    Tiga minggu kemudian...Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba. Pagi ini aku, Ibu Syarah, Kak Aisyah, dan juga Bang Fadlan akan berangkat ke rumah sakit yang ada di Pekan Baru. Siang ini rencananya aku akan melakukan persalinan. Jantungku berdetak tak karuan. Sebentar lagi aku akan melahirkan seorang bayi. Dan sebentar lagi aku resmi menjadi seorang ibu."Semuanya sudah dibawa?" tanya Bang Fadlan sambil beranjak masuk ke dalam mobil. Bang Fadlan tampak gelisah. Sebab setelah bayi ini lahir ia akan melakukan tes DNA. Kami semua ingin tahu apakah bayi yang aku lahirkan adalah darah daging Bang Fadlan atau bukan. Kalau ternyata bukan aku tak tahu bagaimana mana menemukan ayah dari anakku ini. Karena orang yang tahu dari mana benih ini berasal hanyalah Kak Vina. Kalau pun bayi ini darah daging Bang Fadlan apakah dia mau menikahi aku? Jujur dari dalam lubuk hati yang terdalam aku sangat berharap ia menjadi suami ku. Siapa yang tak mau memiliki suami gagah, tampan, dan soleh, tetapi sayangnya

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   29

    Tiga bulan kemudian...Tiga bulan telah berlalu. Bayi yang aku kandung sudah memasuki bulan ke-sembilan. Beberapa minggu ke depan aku akan melahirkan seorang bayi. Aku sudah tidak sabar melihat darah dagingku meskipun aku belum tahu siapa ayah dari bayi yang aku kandung ini."Bayi Ibu laki-laki," kata dokter yang memeriksaku beberapa hari yang lalu. Sudah lebih dari tiga kali aku melakukan USG. Dan hasilnya sama."Kira-kira apa nama bayi ini yang cocok, Ma?" tanyaku kepada Ibu Syarah. Wanita paruh baya ini sekarang tinggal bersamaku di rumah peninggalan kedua orang tuaku.Begitu juga dengan Bang Fadlan. Ia juga tinggal di kampung ku, tetapi ia tidak tinggal di rumahku. Ia tinggal di rumah Bang Arkan seorang diri. Semenjak Bang Arkan dipenjara isterinya memutuskan untuk meninggalkan kampung ini. Ia tidak tahan mendengar gunjingan orang-orang kampung. Salah seorang warga sempat melihat kak Anggi di Pekan Baru. Ia melihat Kak Anggi berdiri di depan rumah karoke dengan berpakaian seksi.

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   28

    Tetapi Polisi-polisi itu tak bisa menyelamatkan Kak Vina. Wanita yang selalu berpakaian seksi itu jatuh ke jurang."Vinaaaaaa!!!!" teriak Ibu Syarah seraya mendekati pagar pembatas. Semua orang ikut berlari mendekati pagar pembatas untuk melihat Kak Vina. "Vinaaaaaa!!" lirihnya. Ia terduduk lemas seraya memegang besi pembatas. Ia menangis sesunggukan meratapi anaknya yang telah jatuh ke jurang yang terjal itu. Hati siapa yang tak hancur melihat anak satu-satunya terjatuh ke jurang.Walaupun anaknya durhaka, tetapi dia tetaplah darah dagingnya. Yang ia kandung sembilan bulan lamanya."Sabar, Ma," Aku mencoba menenangkan Ibu angkatku itu seraya memeluk erat tubuhnya.Pak Kapolda kemudian meraih telfon genggamnya. Segera ia menghubungi tim SAR."Lebih baik kita kembali ke kantor polisi!" ajak Pak Kapolda. Kami pun meninggalkan tempat ini.***Jam menunjukkan pukul 12 malam. Kami tengah menunggu kabar dari tim SAR apakah mereka berhasil menemukan Kak Vina."Selamat malam," seorang pria p

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   27

    Ketika orang tersebut membuka kaca mata dan jaket hitamnya aku dan Ibu Syarah begitu terperanjat. Ternyata apa yang kami sangka-sangka selama ini benar. Orang tersebut adalah Kak Vina anak Ibu Syarah. Wanita berambut pirang itu mengibas-ngibaskan rambutnya yang tergerai panjang. Ia tak gentar walaupun ada lima orang polisi di hadapannya. Kak Vina kemudian menatap aku dan Ibu Syarah. Ia bertanya-tanya di dalam hati siapa dua wanita bercadar ini."Astaghfirullah, ternyata dugaan kami selama ini benar, ternyata anakku ikut dalam masalah ini," ucap Ibu Syarah sambil terus beristighfar. Tangannya bergetar. Matanya berkaca-kaca."Anda jangan sembarangan menuduh saya! Mana buktinya kalau saya melakukan tindakan kejahatan, ha!" ucap Kak Vina dengan meninggikan suaranya."Sudah, kamu mengaku saja Vina, anakku!" ucap Ibu Syarah. Ia kemudian membuka cadarnya.Kak Vina terlihat shock. Ia tak menyangka ternyata orang yang memakai cadar itu adalah ibunya."Ma--ma," seru Kak Vina dengan suara terbat

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   26

    "Bagaimana, Pak? Kapan kita bertemu dengan orang tersebut?" tanyaku kepada Pak Kapolda. Aku dan Ibu Syarah sekarang berada di kantor polisi. Tadi pagi sekitar pukul sepuluh kami berangkat dari rumah. Salah seorang warga mengantarkan kami ke kantor polisi."Hari ini kita akan bertemu dengan orang tersebut," jawab pak Kapolda."Kira-kira siapa orang tersebut?" Aku bertanya-tanya di dalam hati."Dimana bertemunya, Pak?" tanyaku lagi."Seperti biasa di tempat-tempat nongkrong, tetapi bukan tempat yang kemarin," jawabnya."Ayo bersiap-siap semuanya kita berangkat sekarang!" seru Pak Kapolda seraya bangkit.Bang Arkan kembali ikut karena dialah orang yang tahu siapa pemilik benih yang tertanam di dalam rahimku ini. Sebelum kami pergi aku menyempatkan diri untuk bertemu dengan Bik Misnah. Aku ingin melihat bagaimana kondisi perempuan yang tak memiliki hati nurani itu."Hai manusia berhati iblis," sapa ku ketika bertemu Bik Misnah yang mendekap di dalam sell. Aku tersenyum sinis kepada wani

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   25

    "Kenapa kau tega melakukan ini kepada ku?!" pekikku seraya melepaskan cadarku, "Apa salah ku!?".Seluruh tubuhku seketika menjadi panas dingin. Buliran air mata terus membasahi pipi ini. Aku menangis sesenggukan di hadapan warga kampung."Hana?" seru warga kampung. Mereka begitu terperanjat. Mereka baru menyadari kalau orang yang memakai cadar itu adalah aku. Hana binti Abdullah. Gadis yang mereka caci maki dan mereka fitnah. Beberapa warga desa terlihat menundukkan kepala mereka. Mereka merasa malu karena pernah memfitnahku."Kenapa kau tega melakukan ini kepadaku? pekikku lagi dengan suara bergetar."Kurang baik apa ayah dan ibuku kepada kau!" tanyaku seraya mendekatinya."Kenapa kau menunduk!" geram ku. Aku kemudian meramas wajah orang tersebut dengan kedua tanganku. Ya, kali ini aku menjadi anak yang tak sopan. Meramas wajah orang yang puluhan tahun lebih tua dariku. Sambil mendekatkan wajahku ke wajahnya aku berkata, "lihat aku!" "Bik Misnah!" tatapku dengan penuh emosi. Suaraku

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   24

    Dan benar saja sesuatu terjadi di keluarga kami. Bang Arkan mengeluarkan memory card dari CCTV kamera yang berukuran sangat kecil itu. CCTV kamera itu harganya sangat mahal. Biasanya dipakai orang-orang untuk menjebak seseorang yang melakukan tindak kejahatan. Setelah mengeluarkan memory card dari CCTV kamera tersebut Bang Arkan memasukannya ke dalam card reader. Kemudian menghubungkannya ke sebuah laptop. Dan bukti pertama pun akan segera terlihat. Kamera tersebut memperlihatkan ada tiga orang berdiri di depan rumahku. Dua orang pria dan satu orang wanita. Mereka seperti tengah berdiskusi. Entah apa yang mereka diskusikan. Tak jauh dari mereka ada sebuah mobil mewah terparkir di sana. Mobil tersebut adalah mobil milik almarhum ayahku. Dan mobil itulah yang menghilangkan nyawa Ayah dan ibuku. Buliran air mata kembali membasahi pipi ini setiap mengingat sesuatu hal yang berhubungan dengan kedua orang tuaku. Sebenarnya aku tak sanggup melihat rekaman itu, tetapi aku ingin men

  • Misteri Janin di Rahim Gadis Perawan.   23

    "Check...,Check," Terdengar suara seseorang dari 'walkie talkie' yang tersimpan di saku celana sopir kami. Lelaki paruh baya yang juga seorang polisi itu mengeluarkan 'walkie talkie' dari saku celananya."Siap, Komandan!" ujarnya."Ayo, semuanya keluar!" pinta Pak Kapolda."Sebentar lagi akan dimulai!" ucap Pak Kapolda lagi dengan suara berbisik.Kampi pun bergegas keluar dari mobil. Sebelum keluar dari mobil, tadi Pak Kapolda berpesan kepadaku untuk memakai cadar. Aku pun menuruti perintah dari pak Kapolda. Ibu Syarah membantuku memasangkan cadar berwarna hitam yang sepadan dengan baju kaftan yang aku pakai. Ia juga memakai baju yang selaras denganku, tetapi ia tidak memakai cadar sepertiku. dr. Syarif juga ikut keluar. Dia akan menjadi saksi nanti. Suasana di balai desa sangat ramai. Semua kursi penuh."Ada apa sebenarnya ini?" ucap warga kampung. Mereka terheran-heran ketika melihat ada sepuluh orang polisi masuk ke balai desa. Sepuluh orang polisi itu kemudian berpencar dan berdir

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status