kemudian Agnes meninggalkan tempat tersebut dengan kesal.
Gie menepuk lengan Ryan. Matanya melotot menatap Ryan, namun bagi Ryan Gie terlihat sangat menggemaskan."Kenapa kamu melotot seperti itu?" Tanya Ryan menahan senyumnya.Gie melengos tanpa menghiraukan pertanyaan pemuda tampan tersebut.Ryan menarik ujung bibirnya. Lantas ia melihat isi undangan reuni tersebut.Pada undangan tersebut tertera waktu, tanggal, dan tempat pesta reuni."Malam ini" Ucapnya lirih.Hari telah menjelang sore. Mereka berdua membereskan toko dan segera menutupnya. Gie memberikan catatan kepada Ryan.'Cepatlah pulang. berhati-hatilah dalam perjalanan' Tulis Gie."Kamu akan pergi?" Tanya Ryan pada Gie.Gie menganggukan kepalanya. Ia tersenyum dan pergi meninggalkan Ryan.Malamnya setelah menemani ibunya makan malam dan menidurkan ibunya. Gie bersiap-siap untuk menghadiri acara pesta reuni SMA-nya.Gie memilih pakaian yang menurutnya bagus. Ia mengenakan gaun berwarna peach. Rambutnya di kuncir tinggi dengan menyisakan sedikit poni. Wajahnya sedikit dipoles sehingga ia nampak lebih segar dan anggun.Gie menaiki taksi untuk sampai di pesta.Namun saat ia sampai. Bukannya restoran atau kafe. Pesta malah di adakan di club malam.Saat ia memasuki club, aroma alkohol menyengat memenuhi indra penciumannya.Agnes melihat Gie nampak bingung di tengah pesta. Ia menghampiri Gie dengan temannya Lidya."Hai Gie, kamu sudah sampai" Ucap Agnes menyapa GieGie mengangguk dengan senyuman."Hey sudah lama sejak kita terakhir bertemu ya?" Ucap Lidya.Lantas Gie mengangguk ramah pada Lidya.Agnes mengambil segelas minuman berwarna ungu. lalu menyerah kannya pada Gie."Ayo bersulang!" Ucap Agnes sambil mengangkat gelas minuman miliknya.Cting...Suara dentingan gelas. Agnes dan Lidya meminum minuman berwarna ungu itu yang tak lain adalah minuman beralkohol. Namun Gie tidak meminumnya, ia menatap ragu kearah gelas berisi minuman yang berbau tajam tersebut."Hei Gie apa yang kamu lakukan. Ayo minumlah, tidak sopan menolak minuman dari teman mu" Ucap Lidya.Gie tersenyum sejenak pada Lidya dan Agnes sampai akhirnya ia meminum air dalam gelas tersebut."Bagaimana nikmat bukan?" Ucap Agnes sambil tertawa.Setelah meminum minuman tersebut, kepala Gie menjadi pusing. Rasanya kepala miliknya berputar-putar, Gie pun terhuyung jatuh ke lantai hingga membuat meja yang berada di sebelahnya ikut terguling."Astaga gadis bisu ini merepotkan sekali" Ucap Agnes kesal."Hey apa yang sedang kalian lakukan?" Tanya seorang pria tampan dan tinggi kepada Agnes dan Lidya."Oh halo Daniel. Emm sepertinya gadis ini kehilangan kesadarannya karena mabuk" Jawab Agnes menatap cemas ke arah Gie.Pria bernama Daniel itu mendekat dan menyilakan ribut Gie yang tengah tertunduk."Gie!" Ucap Daniel."Ah rupanya Gie, dia memang sejak dulu selalu merepotkan ya?" Ucap Agnes.Daniel segera membopong tubuh mungil Gie pergi ke luar."Daniel, Ingin pergi kemana kamu!" Panggil Agnes yang tidak di hiraukan oleh Daniel.Agnes menghentakkan kakinya karena kesal orang yang ia suka masih belum bisa melupakan gadis bisu itu. Daniel Devan, adalah anak dari seorang pengusaha terkenal. Namun saat SMA, rasa suka pada Gie Tumbuh dalam hatinya.Daniel membopong Gie ke arah mobilnya. Ponsel Gie beberapa kali berdering, namun Daniel mematikan ponsel Gie.Rupanya panggilan itu dari Ryan yang sudah berada di area parkir club malam tersebut."Dimana Gie berada" Ucapnya sambil berusaha untuk kembali menghubungi ponsel Gie.Saat hendak menghubungi kembali. Ia melihat seorang membopong tubuh mungil wanita yang sangat ia cintai masuk kedalam mobilnya. Mobil melaju keluar dari area parkir menuju jalan raya.Tanpa berpikir panjang Ryan menghidupkan motor sportnya dan segera mengikuti mobil mewah milik Daniel.Mobil melaju dengan cepat, Ryan pun menambah kecepatan motornya.Mobil hitam mewah itu masuk ke area parkir VIP sebuah hotel yang nampak mewah.Karena tidak bisa masuk dalam area parkir khusus VIP, Ryan memutuskan untuk menerobos masuk kedalam hotel tersebut.Tindakannya sempat dihadang oleh beberapa staf. Namun Ryan tak memperdulikannya ia memukul masing-masing staf dengan satu pukulan mengakibatkan para staf tumbang tak berkutik. Bahkan senjata yang dibawa oleh para staf hancur ditangan Ryan yang begitu kuat.Sedangkan staf wanita menekan tombol darurat dan tampak menghubungi seseorang.Ryan menuju lift dan naik ke lantai paling atas. Ia berfikir bahwa tamu VIP pasti ada di kamar paling atas.Sedangkan di kamar Daniel. Daniel menidurkan Gie di atas kasur miliknya, ia melepas kaus kaki dan sepatu yang di pakai oleh gadis polos nan cantik tersebut."Cantik" Ucapnya lirih sembari tersenyum melihat wajah Gie yang tengah terpejam.Tak lama mata Gie terbuka, ia bangun dan memegang kepalanya. Ia nampak bingung dan merasa asing dengan tempat tersebut."Gie, kamu sudah sadar, mau ku jelaskan apa yang telah terjadi" Ucap Daniel membawa secangkir teh hangat untuk Gie.Gie menatap lekat wajah Daniel. Sesok pria yang ia sukai sejak SMA berdiri tepat di hadapannya."Minumlah ini untuk menghangatkan tubuh mu" Daniel memberikan secangkir teh hangat kepada Gie.Gie mengambil teh tersebut dan menyeruputnya."Sepertinya Agnes dan Lidya masih tidak menyukaimu. Sama seperti saat kita masih duduk di bangku SMA dulu" Ucapnya sambil mengambil kotak p3k diatas meja samping ranjangnya."Mereka memberimu minuman alkohol berat. Dan tadi kamu pingsan, jadi aku membawa mu kemari karena aku tidak tau harus membawa mu kemana lagi" Imbuh Daniel.Gie menggunakan bahasa isyarat nya.'Terima kasih atas bantuan mu. Boleh kah aku pulang sekarang?'."Kemari" Daniel menarik tangan Gie. Gie kaget dengan hal yang dilakukan Daniel."Lihat tanganmu terluka, setelah ku obati nanti akan aku antar pulang, oke?" Ucapnya sambil mengoleskan obat ketangan Gie yang terluka.Luka itu terjadi saat Gie terjatuh di club ia tidak sengaja menyenggol meja yang terdapat gelas-gelas kaca di atasnya, sehingga gelas-gelas tersebut jatuh dan pecah di lantai dan tidak sengaja tangan Gie terkena serpihan kaca tersebut.Sementara itu Ryan menekan bel masing-masing kamar VIP untuk memastikan bahwa Gie ada di dalamnya.Daniel selesai memperban tangan Gie yang terluka."Selesai!" Ucap Daniel sambil tersenyum ke arah Gie.Gie kembali tersenyum ke arah Daniel.Gie Hendak mengambil sepatu yang ia pakai tadi. Namun tangannya ditarik oleh Daniel."Aku suka padamu, Gie" dengan sangat tiba-tiba Daniel mengatakan hal tersebut pada Gie. Jantung Gie berdetak tak karuan.Daniel mencondongkan kepalanya ke arah Gie dan hendak mengikis jarak diantara mereka. Kini perasaan Gie bercampur aduk ada rasa takut namun ada rasa bahagia mengingat pria yang ia sukai juga menyukai dirinya. Gie hendak mendorong tubuh Daniel menjauh dari wajahnya.Ryan menekan tombol bel pintu kamar Daniel berulang kali. Karena dirasa terlalu lama Ryan mendobrak pintu tersebut dengan sangat mudah.Daniel terkejut dan seketika mengurungkan niatnya untuk mencium Gie.Ia menarik wajahnya menjauh dari wajah Gie.Ryan menarik kerah baju Daniel dan melayangkan pukulannya tepat di pipi kanan milik Daniel cairan merah dimutah kan Daniel keluar dari mulutnya.Gie yang melihat hal tersebut langsung menghadang Ryan agar tidak memukul Daniel lagi. Sebab Daniel bisa mati di tangan Ryan."Beraninya kamu menyentuh gadisku!!!" Teriak Ryan.Mata Gie melebar.Plakkk...Tamparan mendarat dipipi Ryan.Ryan menatap wajah Gie nyalang. Ia membopong tubuh Gie keluar dari kamar Daniel dan keluar dari hotel.Daniel membuntuti dari belakang sambil terhuyung-huyung. Akhirnya ia pingsan di depan kamar salah satu tamu.Gie di bawa melaju membelah jalan dengan motor sport milik Ryan. Hingga mereka sampai di markas milik Ryan.Ryan membopong tubuh Gie masuk ke dalam ruangan miliknya. Kaki dan tangan Gie terus bergerak memberontak.Ryan kembali mendudukkan Gie di kursi pribadi miliknya.Air mata Gie kembali tumpah."Dasar murahan!!!" Ucap Ryan membentak Gie.Gie menggelengkan kepalanya sembari bercucuran air mata."Tidak aku sangka ternyata kamu gadis murahan!" Ucap Ryan sambil menarik ujung bibirnya mencemooh Gie.Plakkk...Gie mendaratkan tangannya kembali di pipi Ryan."Hhh, beraninya tangan murahan itu memukulku" Ucap Ryan sambil tersenyum sinis.Ryan meraih tangan Gie dan mencengkramnya erat."Tangan lancang ini! Dan senyum brengsek ini! Sangat tidak ada har
SrukkkRyan berusaha memukul kepala Wito dengan tangannya. Gerakan tinjunya tak berteknik, semua pukulannya meleset tidak ada satupun pukulan yang mengenai tubuh Wito.Ryan bersiap untuk menendang tubuh Wito dengan kakinya. Namun. Kaki Ryan ditangkap oleh Wito.BrukkkRyan di banting ke lantai sekeras mungkin oleh Wito.'Setelah sekian lama, baru kali ini pukulan seseorang terasa menyakitkan' Ucap Ryan dalam hatinya.Ryan kembali bangun dengan posisi kepala yang masih terasa sakit akibat benturan keras saat Wito membanting dirinya di lantai keras tersebut. Ia bangkit terhuyung-huyung."Kita belum selesai brengsek!!!" Ryan berancang-ancang memberikan pukulannya kepada Wito.Wito kembali menghindari pukulan Ryan yang semakin membabi buta. Karena lengah.BugggSatu pukulan Ryan mendarat tepat di sudut bibir kanan milik Wito."Heh begitu rupanya" Wito meregangkan pergelangan tangan dan lehernya. Ia melepas jam tangan miliknya dan meletakkannya di lantai."Ayo majulah" Wito mempersilahkan
Ryan berlari antusias sambil membawa kue kecil di tangannya, Terlihat raut wajahnya yang begitu bahagia dengan senyuman sumringah. Hari ini adalah ulang tahun Gira, teman sekaligus keluarga satu satunya yang ia miliki. Ia begitu bahagia sebab dihari ulang tahun sahabat sekaligus kakaknya itu ia bisa memberikan sepotong kue yang ia dapatkan dari hasil keringatnya sendiri. "Kak Gira!, kak Gira!" Teriak Ryan memanggil Gira yang sudah terlihat dari jauh, "Jangan berlarian!, nanti kamu jatuh" Ucap Gira khawatir pada adik kecilnya itu. "kak lihat aku membawa kue untuk kakak, selamat ulang tahun kak" Senyuman terukir di wajah Ryan,"wah terimakasih banyak" Ucap Gira penuh haru terhadap adik kecilnya itu.Di tempat kecil itulah sebuah perumahan kumuh, tempat Ryan dan anak-anak lainnya tumbuh tanpa orang tua, mereka di besarkan oleh seorang pemimpin gangster kelas teri bernama Wito. Disana mereka di tuntut untuk bekerja di sepanjang jalan sambil meminta-minta kepada para pengendara yang mel
Sudah 6 tahun sejak kejadian itu, namun Ryan selalu di bayangi kejadian di saat ia mendapatkan sebuah keanehan dalam tubuhnya yang menjadikannya sangat kuat dan tak terlampaui, bisa di bilang Ryan mendapat kehidupan kedua nya.Sekarang usia Ryan sudah menginjak 18 tahun, tak terasa tubuh nya sudah semakin tinggi wajahnya sangat tampan tubuhnya ideal dengan tindik di telinganya mata elang yang tajam dapat membuat siapapun terbius melihatnya, setelah kejadian itu ia hidup dengan cara yang salah.Ia menjadi seorang ketua geng yang paling di takuti di daerah tersebut.Mereka mendapatkan uang dengan cara menindas para pedagang toko."Mana uangnya!!!" Ucap Jeky salah satu anak buah Ryan sekaligus teman Ryan."Kalian tidak akan menerima uang dari ku!" Ucap seorang wanita paruh baya penjual kue sambil membawa sebuah sapu pel mengarahkannya pada anak buah Ryan. "Jangan bodoh serahkan saja uangnya pada kami!!!"Ryan yang sedari tadi hanya duduk santai sembari menjapit putug rokok ditangannya i
Perlahan air mata Ryan menetes terngiang-ngiang kejadian 6 tahun lalu."Kak...!!!" telinganya terasa ingin putus, dadanya perih terbayang-bayang wajah Gira yang sangat menyayangi dirinya.Gie terus berusaha memapah Ibunya dan hendak membawanya ke rumah sakit, namun selalu terhuyung jatuh, ia berusaha mati-matian mengangkat tubuh wanita yang sangat ia cintai.Ryan perlahan bangkit sambil meringis kesakitan ia menghampiri Gie dan menggendong ibu Gie.'aku tidak ingin pergi terlebih dahulu, sebelum aku temukan bajingan itu' Ucap Ryan dalam hatinya.Di rumah sakit segera ibu Gie di bawa ke ICU dan di tangani oleh beberapa dokter.Gie nampak gelisah, bulir keringat jatuh di dahinya."Aghhhhhhhh.." tiba-tiba Ryan berlutut sambil memegang telinganya.Hal itu menambah kepanikan Gie, ia hendak pergi mencari dokter namun niat itu di tahan oleh Ryan yang menarik tangan Gie."Jangan tinggalkan aku" ucapnya dengan air mata yang mengalir.Gie berlutut di depan Ryan, ia mengangkat tangannya dan menu
Seseorang telah tergantung kaku tepat di tengah-tengah ruangan tersebut, terlihat mayatnya sudah hampir membusuk dan matanya melotot hampir keluar.Seketika Ryan menutup hidungnya Karena bau yang menyengat."Sial, siapa yang melakukan hal ini" ucap Ryan sambil memalingkan wajahnya.Ryan mengambil handphonenya dan menelfon seseorang.Beberapa menit kemudian tim kepolisian dan ambulance mulai mengevakuasi mayat tersebut.Ryan terlihat mengenakan helm dan memperhatikan dari jarak yang sangat jauh."Jadi apakah ada laporan warga tentang korban?" Tanya kepala kepolisian."Tidak pak, kami mendengar informasi dari seseorang yang entah siapa namanya, namun saat kami datang tidak ada siapapun di lokasi" Tegas anggotanya.Ryan memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut Sambil menaiki motor sportnyaDi suatu gedung apartemen yang mewah, terlihat seorang pria sedang santai dengan segelas anggur di tangannya "Hahahahhaha.....! Tidak sia-sia usaha ku selama ini, kini aku tinggal menikmatinya,
Terulang saat air mata Gira menetes kala dadanya di tusuk oleh tongkat besi runcing, begitu perih hati Ryan mengingat hal itu."Aghhhhhhhh...!" Hati Ryan perih dan terasa sesakTak terbayang sakit yang di rasakan Gira kala itu saat melindunginya.BrukkkIa jatuh pingsan di pelukan Gie, Entah berapa lama ia tak sadarkan diri akhirnya matanya terbuka wajahnya pucat menatap datar ke langit-langit kamar miliknya."Bos sudah sadar" Ucap JekyTanpa bertanya panjang lebar kepada Jeky, Ryan bangkit dari tempat tidurnya."Pergilah" Ucap Ryan dingin"Ba-baik bos" Jawab Jeky gelagapanSetelah Jeky pergi, Ryan membuka jendela kaca di kamarnya, terlihat pemandangan malam yang indah dari lantai 5 tempat tinggalnya.Matanya menatap nyalang ke arah gedung-gedung yang dibangun tepat di tempat meninggal nya Gira."Aghhhhhhhh..."Prakkkkk!!!Kaca itu pecah di hantam pukulan olehnya, matanya mengalirkan buliran air mata."Dasar bajingan!!! Aku janji akan menghukumnya dengan tangan ku sendiri" Ucap Ryan b
Gie memegang kedua pipi Ryan dan menatap matanya yang sendu, Ryan spontan memeluk erat tubuh Gie."Jangan pernah pergi" Ucap Ryan sambil mengalirkan air mata, Gie mengusap-usap punggung tegap Ryan.Ryan mengantar Gie ke rumah sakit tempat ibunya di rawat, sekaligus Ryan ingin meminta maaf kepada ibu Gie atas kesalahan yang ia perbuat.Mereka masuk dalam ruang tempat ibu Gie dirawat, ibu Gie sangat kaget dengan kedatangan Ryan."Pergi! Pergi kamu! Pergilah!!!" Ucap ibu Gie sambil menunjuk-nunjuk ke arah Ryan dengan tatapan ketakutan.Gie segera menghampiri ibunya dan memeluknya, Ryan sangat menyesal dengan perbuatannya ia berlutut di depan Gie dan ibunya."Tolong maafkan aku... maaf kan kesalahanku, aku menyesal" Ryan mengucapkannya sambil menundukMalam telah tiba Ryan telah menceritakan segalanya pada ibu Gie, walau tanpa respon setidaknya Ryan puas telah meminta maaf pada Gie dan ibunya.Setelah ibunya terlelap Gie mengajak Ryan mencari makan malam sambil berjalan-jalan, dibawah sin
SrukkkRyan berusaha memukul kepala Wito dengan tangannya. Gerakan tinjunya tak berteknik, semua pukulannya meleset tidak ada satupun pukulan yang mengenai tubuh Wito.Ryan bersiap untuk menendang tubuh Wito dengan kakinya. Namun. Kaki Ryan ditangkap oleh Wito.BrukkkRyan di banting ke lantai sekeras mungkin oleh Wito.'Setelah sekian lama, baru kali ini pukulan seseorang terasa menyakitkan' Ucap Ryan dalam hatinya.Ryan kembali bangun dengan posisi kepala yang masih terasa sakit akibat benturan keras saat Wito membanting dirinya di lantai keras tersebut. Ia bangkit terhuyung-huyung."Kita belum selesai brengsek!!!" Ryan berancang-ancang memberikan pukulannya kepada Wito.Wito kembali menghindari pukulan Ryan yang semakin membabi buta. Karena lengah.BugggSatu pukulan Ryan mendarat tepat di sudut bibir kanan milik Wito."Heh begitu rupanya" Wito meregangkan pergelangan tangan dan lehernya. Ia melepas jam tangan miliknya dan meletakkannya di lantai."Ayo majulah" Wito mempersilahkan
Tamparan mendarat dipipi Ryan.Ryan menatap wajah Gie nyalang. Ia membopong tubuh Gie keluar dari kamar Daniel dan keluar dari hotel.Daniel membuntuti dari belakang sambil terhuyung-huyung. Akhirnya ia pingsan di depan kamar salah satu tamu.Gie di bawa melaju membelah jalan dengan motor sport milik Ryan. Hingga mereka sampai di markas milik Ryan.Ryan membopong tubuh Gie masuk ke dalam ruangan miliknya. Kaki dan tangan Gie terus bergerak memberontak.Ryan kembali mendudukkan Gie di kursi pribadi miliknya.Air mata Gie kembali tumpah."Dasar murahan!!!" Ucap Ryan membentak Gie.Gie menggelengkan kepalanya sembari bercucuran air mata."Tidak aku sangka ternyata kamu gadis murahan!" Ucap Ryan sambil menarik ujung bibirnya mencemooh Gie.Plakkk...Gie mendaratkan tangannya kembali di pipi Ryan."Hhh, beraninya tangan murahan itu memukulku" Ucap Ryan sambil tersenyum sinis.Ryan meraih tangan Gie dan mencengkramnya erat."Tangan lancang ini! Dan senyum brengsek ini! Sangat tidak ada har
kemudian Agnes meninggalkan tempat tersebut dengan kesal.Gie menepuk lengan Ryan. Matanya melotot menatap Ryan, namun bagi Ryan Gie terlihat sangat menggemaskan."Kenapa kamu melotot seperti itu?" Tanya Ryan menahan senyumnya.Gie melengos tanpa menghiraukan pertanyaan pemuda tampan tersebut.Ryan menarik ujung bibirnya. Lantas ia melihat isi undangan reuni tersebut.Pada undangan tersebut tertera waktu, tanggal, dan tempat pesta reuni."Malam ini" Ucapnya lirih.Hari telah menjelang sore. Mereka berdua membereskan toko dan segera menutupnya. Gie memberikan catatan kepada Ryan.'Cepatlah pulang. berhati-hatilah dalam perjalanan' Tulis Gie."Kamu akan pergi?" Tanya Ryan pada Gie.Gie menganggukan kepalanya. Ia tersenyum dan pergi meninggalkan Ryan.Malamnya setelah menemani ibunya makan malam dan menidurkan ibunya. Gie bersiap-siap untuk menghadiri acara pesta reuni SMA-nya.Gie memilih pakaian yang menurutnya bagus. Ia mengenakan gaun berwarna peach. Rambutnya di kuncir tinggi dengan
Gie memegang kedua pipi Ryan dan menatap matanya yang sendu, Ryan spontan memeluk erat tubuh Gie."Jangan pernah pergi" Ucap Ryan sambil mengalirkan air mata, Gie mengusap-usap punggung tegap Ryan.Ryan mengantar Gie ke rumah sakit tempat ibunya di rawat, sekaligus Ryan ingin meminta maaf kepada ibu Gie atas kesalahan yang ia perbuat.Mereka masuk dalam ruang tempat ibu Gie dirawat, ibu Gie sangat kaget dengan kedatangan Ryan."Pergi! Pergi kamu! Pergilah!!!" Ucap ibu Gie sambil menunjuk-nunjuk ke arah Ryan dengan tatapan ketakutan.Gie segera menghampiri ibunya dan memeluknya, Ryan sangat menyesal dengan perbuatannya ia berlutut di depan Gie dan ibunya."Tolong maafkan aku... maaf kan kesalahanku, aku menyesal" Ryan mengucapkannya sambil menundukMalam telah tiba Ryan telah menceritakan segalanya pada ibu Gie, walau tanpa respon setidaknya Ryan puas telah meminta maaf pada Gie dan ibunya.Setelah ibunya terlelap Gie mengajak Ryan mencari makan malam sambil berjalan-jalan, dibawah sin
Terulang saat air mata Gira menetes kala dadanya di tusuk oleh tongkat besi runcing, begitu perih hati Ryan mengingat hal itu."Aghhhhhhhh...!" Hati Ryan perih dan terasa sesakTak terbayang sakit yang di rasakan Gira kala itu saat melindunginya.BrukkkIa jatuh pingsan di pelukan Gie, Entah berapa lama ia tak sadarkan diri akhirnya matanya terbuka wajahnya pucat menatap datar ke langit-langit kamar miliknya."Bos sudah sadar" Ucap JekyTanpa bertanya panjang lebar kepada Jeky, Ryan bangkit dari tempat tidurnya."Pergilah" Ucap Ryan dingin"Ba-baik bos" Jawab Jeky gelagapanSetelah Jeky pergi, Ryan membuka jendela kaca di kamarnya, terlihat pemandangan malam yang indah dari lantai 5 tempat tinggalnya.Matanya menatap nyalang ke arah gedung-gedung yang dibangun tepat di tempat meninggal nya Gira."Aghhhhhhhh..."Prakkkkk!!!Kaca itu pecah di hantam pukulan olehnya, matanya mengalirkan buliran air mata."Dasar bajingan!!! Aku janji akan menghukumnya dengan tangan ku sendiri" Ucap Ryan b
Seseorang telah tergantung kaku tepat di tengah-tengah ruangan tersebut, terlihat mayatnya sudah hampir membusuk dan matanya melotot hampir keluar.Seketika Ryan menutup hidungnya Karena bau yang menyengat."Sial, siapa yang melakukan hal ini" ucap Ryan sambil memalingkan wajahnya.Ryan mengambil handphonenya dan menelfon seseorang.Beberapa menit kemudian tim kepolisian dan ambulance mulai mengevakuasi mayat tersebut.Ryan terlihat mengenakan helm dan memperhatikan dari jarak yang sangat jauh."Jadi apakah ada laporan warga tentang korban?" Tanya kepala kepolisian."Tidak pak, kami mendengar informasi dari seseorang yang entah siapa namanya, namun saat kami datang tidak ada siapapun di lokasi" Tegas anggotanya.Ryan memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut Sambil menaiki motor sportnyaDi suatu gedung apartemen yang mewah, terlihat seorang pria sedang santai dengan segelas anggur di tangannya "Hahahahhaha.....! Tidak sia-sia usaha ku selama ini, kini aku tinggal menikmatinya,
Perlahan air mata Ryan menetes terngiang-ngiang kejadian 6 tahun lalu."Kak...!!!" telinganya terasa ingin putus, dadanya perih terbayang-bayang wajah Gira yang sangat menyayangi dirinya.Gie terus berusaha memapah Ibunya dan hendak membawanya ke rumah sakit, namun selalu terhuyung jatuh, ia berusaha mati-matian mengangkat tubuh wanita yang sangat ia cintai.Ryan perlahan bangkit sambil meringis kesakitan ia menghampiri Gie dan menggendong ibu Gie.'aku tidak ingin pergi terlebih dahulu, sebelum aku temukan bajingan itu' Ucap Ryan dalam hatinya.Di rumah sakit segera ibu Gie di bawa ke ICU dan di tangani oleh beberapa dokter.Gie nampak gelisah, bulir keringat jatuh di dahinya."Aghhhhhhhh.." tiba-tiba Ryan berlutut sambil memegang telinganya.Hal itu menambah kepanikan Gie, ia hendak pergi mencari dokter namun niat itu di tahan oleh Ryan yang menarik tangan Gie."Jangan tinggalkan aku" ucapnya dengan air mata yang mengalir.Gie berlutut di depan Ryan, ia mengangkat tangannya dan menu
Sudah 6 tahun sejak kejadian itu, namun Ryan selalu di bayangi kejadian di saat ia mendapatkan sebuah keanehan dalam tubuhnya yang menjadikannya sangat kuat dan tak terlampaui, bisa di bilang Ryan mendapat kehidupan kedua nya.Sekarang usia Ryan sudah menginjak 18 tahun, tak terasa tubuh nya sudah semakin tinggi wajahnya sangat tampan tubuhnya ideal dengan tindik di telinganya mata elang yang tajam dapat membuat siapapun terbius melihatnya, setelah kejadian itu ia hidup dengan cara yang salah.Ia menjadi seorang ketua geng yang paling di takuti di daerah tersebut.Mereka mendapatkan uang dengan cara menindas para pedagang toko."Mana uangnya!!!" Ucap Jeky salah satu anak buah Ryan sekaligus teman Ryan."Kalian tidak akan menerima uang dari ku!" Ucap seorang wanita paruh baya penjual kue sambil membawa sebuah sapu pel mengarahkannya pada anak buah Ryan. "Jangan bodoh serahkan saja uangnya pada kami!!!"Ryan yang sedari tadi hanya duduk santai sembari menjapit putug rokok ditangannya i
Ryan berlari antusias sambil membawa kue kecil di tangannya, Terlihat raut wajahnya yang begitu bahagia dengan senyuman sumringah. Hari ini adalah ulang tahun Gira, teman sekaligus keluarga satu satunya yang ia miliki. Ia begitu bahagia sebab dihari ulang tahun sahabat sekaligus kakaknya itu ia bisa memberikan sepotong kue yang ia dapatkan dari hasil keringatnya sendiri. "Kak Gira!, kak Gira!" Teriak Ryan memanggil Gira yang sudah terlihat dari jauh, "Jangan berlarian!, nanti kamu jatuh" Ucap Gira khawatir pada adik kecilnya itu. "kak lihat aku membawa kue untuk kakak, selamat ulang tahun kak" Senyuman terukir di wajah Ryan,"wah terimakasih banyak" Ucap Gira penuh haru terhadap adik kecilnya itu.Di tempat kecil itulah sebuah perumahan kumuh, tempat Ryan dan anak-anak lainnya tumbuh tanpa orang tua, mereka di besarkan oleh seorang pemimpin gangster kelas teri bernama Wito. Disana mereka di tuntut untuk bekerja di sepanjang jalan sambil meminta-minta kepada para pengendara yang mel