Share

Sebuah Tisue

Author: Lesta Vi
last update Last Updated: 2024-12-19 11:51:16

"Randa, tolong kamu cuci baju-baju anakmu itu. Apa kamu tidak tau ini sudah siang?" ucap Mila kepada Randa.

"Suruh saja Hartika yang mencuci. Aku mau keluar, mau kerumah anakku," jawab Randa.

"Gila kamu ya? dia baru 4 hari lahiran sudah kamu suruh nyuci. Kamu itu percuma sudah dua kali menikah, tapi tidak mengerti sama istri," omel Mila kesal.

"Mbak ini, kenapa ya? bawel terus. Kalau Mbak nggak terima, Mbak saja yang nyuci sana. Lagian aku males nyuci pakaian Mila yang banyak d4r4hnya," ketus Randa.

"Astaghfirullah. Itukan tugasmu, berdosa kamu kalau menyuruh kami untuk yang mencucinya. Itu kewajibanmu kalau istrimu lahiran." 

"Ahhh, bawel sekali. Hartika! bilangin sama Mbakmu ini, nggak usah bawel. Aku lama-lama nggak betah tinggal disini!" ketus Randa ngomel.

"Kamu itu harus tegas sama suamimu. Lihat itu, mencuci baju anakmu, dan bajumu saja dia nggak mau. Keterlaluan!" pekik Mila.

"Sudahlah, Mbak. Biarkan saja, mungkin Mas Randa tidak terbiasa, kalau Mbak nggak keberatan, Mbak tolong cucikan ya? Ibu kan lagi nggak dirumah," ujar Hartika meminta tolong.

Paska lepas lahiran kemarin, Retno lah yang mencuci seluruh kotoran bekas Hartika melahirkan. Seharusnya itu sudah menjadi tugas Randa suaminya, tapi karena ia menolak, dan beralasan j1jik, maka Retnolah yang turun tangan.

"Sudahlah, biarkan Mbak yang mencucinya. Sebaiknya kamu makan dulu, itu sarapanmu sudah Mbak taruh dimeja," tukas Mila lalu segera mengambil seluruh pakaian kotor yang berserakan dilantai kamar Hartika.

Saat ia tengah mengutipi pakaian kotor dilantai, tidak sengaja matanya tertuju kesebuah benda seperti kertas putih, namun basah, dan ada cairan berwarna merah jambu menempel di benda itu. "Apa ini? kayak tisue?" batinnya.

"Astaga. Apa ini? tisue magic. Untuk apa ini? apa ini milik Hartika?" batinnya lagi bertanya-tanya.

Biasanya tisue magic itu digunakan suaminya juga sebelum mereka melakukan suami, istri. Wajar kalau ia sedikit paham, walau tidak tau apa kegunaannya.

"Ini sama seperti yang di gunakan suamiku. Apa Hartika sudah melakukan itu dengan suaminya?" gumamnya lagi. 

"Kenapa, Mbak?" tanya Hartika saat Mila menatap aneh kearahnya.

"Kamu lagi menyembunyikan sesuatu kan? jangan bohong sama Mbak. Kalau kamu bohong, kamu yang rugi sendiri," ucap Mila.

"Bohong apa, Mbak? Mbak bicara apa sih? aku mau kekamar dulu lah. Aku nggak selera makan," jawabnya menghindar.

"Lihat saja nanti malam, aku yang bakal menemani dia tidur. Kalau perlu, kuajak dia tidur di kamarku!" gerutu Mila.

Sore itu Mila, dan suaminya tengah bersantai di teras depan rumah mereka. "Mas, tisue magic gunanya untuk apa sih?" tanya Mila ingin tau.

"Apa, sih, Dek? kok pertanyaannya aneh begitu?" jawab Karim sembari tertawa kecil. Ia merasa lucu dengan pertanyaan istrinya itu.

"Serius, Mas. Untuk apa?" tanya Mila mendesak Karim.

"Ya, buat membersihkan itu biar tidak ada kuman saat melakukan suami istri," jawab Karim.

"Emang kenapa? ini masih siang loh," tambah Karim bercanda.

"Is, apa sih, Mas. Itu tadi aku." tiba-tiba Mila menghentikan kata-katanya, ia berfikir, tidak mungkin membuka aib adiknya sendiri kepada suaminya.

"Kenapa?" tanya Karim lagi saat Mila terdiam.

"Nggak apa-apa kok. Yasudahlah, aku buatkan kopi dulu buat Mas," tukasnya lalu bergegas kedapur untuk membuatkan kopi untuk suaminya.

"Nanti malam kamu tidur sama Mbak saja. Biarkan suamimu tidur sendirian," ucap Mila kepada Hartika.

"Tidur sama, Mbak?" Hartika segera menghentikan kegiatan melipat bajunya.

"Iya, Mbak tidak perduli apa kata suamimu, mau dia marah, mau ngereong, bodohamat. Kamu itu harus dijaga betul-betul, jangan sampai nanti kamu masih kecil anakmu sudah kebobolan lagi. Iya kalau suamimu beres, kalau seperti itu," tukas Mila.

"Nggak bisa gitu dong!" tiba-tiba Randa menyahut.

Entah darimana datangnya, tiba-tiba ia sudah berada di belakang Mila. Bau alkohol juga sangat menyengat keseluruh ruangan, bahkan Mila yang menciumnya juga ingin munt4h.

"Kamu minum? kamu itu ada anak bayi. Yang benar saja kamu pulang bau minuman gitu, sebaiknya kamu bersihkan dulu badanmu yang bau itu!" celetuk Mila.

"Bawel sekali! Hartika, buatkan aku air panas!" pekik Randa.

Hartika yang mendengar perintah suaminya, segera memasakkan air panas untuk Randa. Ia memang tidak pernah menolak apapun yang diperintah suaminya.

Sementara Mila yang melihat tingkah, dan perlakuan Randa ke Hartika adiknya, merasa sangat kesal dan tidak nyaman sekali.

Bersambung

Related chapters

  • Misteri Diamnya Adikku   Mengendap-Ngendap

    "Buk, malam ini kita tidur bareng Hartika ya?" ucap Mila kepada Retno Ibunya."Kamu kayak nggak tau Randa saja. Kemarin saja dia marah-marah-marah begitu. Padahal Ibu hanya takut, kalau Adikmu itu nanti lasak tidurnya, apalagi Hana itu anak pertamanya," jawab Retno."Selain aku khawatir soal Hana, aku juga ada khawatir yang lain Buk. Bukanya apa, Hartika itu masih baru lahiran, takutnya suaminya nggak bisa nahan. Bagaimana kalau sampai belum nifas mereka sudah begituan lagi?" ujar Mila lagi."Cobak kamu bilangin saja dia. Kamu kayak tidak tau gimana Adik iparmu itu, sudah tua tapi keras kepalanya minta ampun."Sore itu Mila sengaja masuk kedalam kamar Hartika, karena memang pintu kamarnya juga tidak tertutup. Dilihatnya Randa malah merokok didalam, sementara Hartika tengah menyusui Hana bayi mereka."Apa tidak bisa kamu merokok diluar? ada anak bayi, kamu merokok dikamar. Aku saja yang tidak punya bayi, suamiku merokok diluar!" celetuk Mila.Bukan bermaksud hati untuk mencampuri, akan

    Last Updated : 2024-12-19
  • Misteri Diamnya Adikku   Salah Pegang

    Hari itu Randa sudah mulai bekerja seperti biasa, karena masa cutinya juga sudah habis."Mas, sakit sekali Mas. Bawakan aku berobat Mas," lirih Hartika merengek, sembari masih meringkuk ditepat tidurnya.Sementara Hana bayinya menangis terus menerus sejak subuh mulai tadi. Bahkan untuk bangkit, dan menggeser kepalanya saja ia begitu berat sekali. Belum lagi menahan sesak yang begitu tidak mengenakan di bagian belakangnya."Berobat apa sih? kamu mau bikin aku malu ya?" sahut Randa sembari memakai kemejanya."Punyaku sakit sekali Mas. Tadi pagi waktu aku buang air kecil, ada tetesan d4r4h keluar dari sana. Mungkin luka dalam," lirih Hartika lagi."Alah! nanti juga bakal sembuh kok, nggak usah di manjakan, bawa jalan." Sama sekali Randa tidak menghiraukan rintihan, dan rengekan Hartika. Padahal ia bisa melihat sendiri keadaan Hartika. Wajahnya pucat Pasih, seperti tidak ada aliran d4r4h yang menjalar keseluruh tubuhnya."Aku mau berangkat kerja. Jangan kamu buat aku menjadi tambah pusi

    Last Updated : 2024-12-19
  • Misteri Diamnya Adikku   Hal Mengejutkan

    "Apa-apaan kamu? ngapain pegang-pegang aku?" pekik Mila terkejut.Bahkan sendok goreng yang ia pegang sempat ia lemp4r saat ia sadar Randa meny3ntuh bagian yang tidak wajar miliknya."A-aku. Aku tidak sengaja, Mbak. Aku kira tadi Hartika," jawab Randa gugup. Wajahnya begitu pucat, akibat menahan rasa malu, dan takut sekaligus."Gil4 kamu ya? bisa-bisanya kamu!" tangan Mila hampir saja melayang kearah Randa, namun ia hentikan saat ia sadar Hartika datang."Kenapa, Mbak? Mas? ada apa ribut-ribut," tanya Hartika dengan langkahnya yang kesusahan, akibat sebelah kakinya yang tidak norm4l.Randa, dan Mila saling tatap. Ingin sekali Mila mengadu kepada Hartika, tapi ia masih mikir kalau kejadian itu adalah sebuah kesalahpahaman saja."Tidak apa-apa, Dek. Ini, Mas hanya nanya sama Mbak Mila." elak Randa."Tanya apa, Mas? tumben?" ujar Hartika lagi."Eh, ini, Mas hanya menanyakan Mas Karim," tukasnya beralasan."Oh, gitu. Yasudah aku mau kedepan angkat jemuran dulu." Hartika dengan langkah yan

    Last Updated : 2024-12-19
  • Misteri Diamnya Adikku   Trauma Setelah Tau

    "Oo, ternyata malam itu dia kemanarnya lagi. Awas kamu ya, jangan panggil aku Mila kalau aku nggak bisa membongkar kebusukanmu!" batin Mila dalam Hati sembari menatap tajam kearah Randa."Kenapa, sih, Mas? Mbak Mila hanya ingin pinjam ponsel saja," Hartika."Kamu mau tersamb4r petir? kalau kamu mau m4ti, m4ti saja sendiri, jangan didalam sini main ponsel!" bent4k Randa."Assalamualaikum." tiba-tiba suara Retno terdengar dari luar."Astaga, Ibu basah sekali?" Mila segera memberikan sebuah handuk kepada Retno Ibunya, dan segera membawanya kekamarnya."Iya, Ibu kehujanan saat perjalanan pulang. Tadi Ibu sudah sampai masjid, tapi malah hujan tidak kunjung reda. Bagaimana keadaan Adikmu?" ucap Retno menanyakan keadaan Hartika."Aku heran sama Anak Ibu itu, suaminya memperlakukan dia seenaknya saja, tapi dia diam saja. Aku lama-lama geram Buk, ingin sekali rasanya aku menyuruhnya untuk berpisah dengan laki-laki gil4 itu!" ujar Mila kesal."Kamu jangan bicara begitu lah. Bagaimanapun Randa i

    Last Updated : 2024-12-19
  • Misteri Diamnya Adikku   Suara Rintihan

    "Kenapa jalanmu begitu Har?" tanya Retno Ibu dari Hartika. "Tidak apa-apa, Buk. Ini, bekas jahitanku agak ngilu," jawabnya lalu segera menuang teh hangat kedalam gelas. Hartika baru saja 3 hari lahiran anak pertamamya. Diusianya yang masih sangat muda ia sudah menikah dengan seorang lelaki yang usianya jauh lebih tua, bahkan lebih tua dari Ibunya. "Suamimu mana? sudah tidur? kok nggak kelihatan dari tadi?" tanya Retno heran. Belakangan semenjak Hartika lahiran, setiap mau mangrib pasti suaminya mengurung dikamar, entah kalau ia tengah memomong anaknya didalam kamarnya. "Mas, Randa sudah tidur Buk. Aku masuk dulu ya. Hana sudah bengun, mau nyusu," tukas Hartika lalu segera kembali kedalam kamarnya. "Kalau jahitanmu ngilu, sebaiknya besok kamu cek kebidan. Suruh Randa atau Mbakmu manggil bidan, lagian kamu juga belum boleh keluarrumah," ucap Retno menyarankan. "Emang dia makan apa, Bu? bukannya tadi hanya makan pakai tempe goreng saja? kenapa jahitannya bermasalah." tiba-tiba Mil

    Last Updated : 2024-12-19
  • Misteri Diamnya Adikku   Malu Mengakui

    "Sebaiknya kamu mandi dulu, Mbak sudah masakkan air hangat buatmu. Nanti setelah mandi, Mbak mau antar Mas, mu kerja sekalian mau manggil bidan untuk mandikan Hana, dan mengecek jahitanmu," ucap Mila.Hartika lalu berdiri dengan susah payah, sembari menahan sakit dibagian jalan lahirnya. Entah itu sakit dijalan lahirnya, atau yang lain, hanya dialah yang tau."Sudah 3 hari, apa belum kering? kamu makan apa sih, semalam?" tanya Mila memastikan."Aku hanya makan tempe yang Mbak goreng sama kecap kok. Aku mana ada makan lain," jawab Hartika sembari menyiram kepalanya dengan air."Duduklah, Mbak akan keramasin kamu. Sudah 3 hari kamu nggak keramas, biar d4r4h kotornya tidak naik." Mila segera membantu Hartika untuk duduk, namun Hartika malah kesakitan saat ia ingin duduk dikursi kayu yang telah di sediakan oleh Mila."Ahhhhhh!" teriaknya kesakitan."Kamu kenapa? apanya yang sakit?" tanya Mila heran."Sebaiknya aku nggak usah duduk, Mbak. Aku berdiri saja," lirihnya mencoba berdiri kembali

    Last Updated : 2024-12-19

Latest chapter

  • Misteri Diamnya Adikku   Trauma Setelah Tau

    "Oo, ternyata malam itu dia kemanarnya lagi. Awas kamu ya, jangan panggil aku Mila kalau aku nggak bisa membongkar kebusukanmu!" batin Mila dalam Hati sembari menatap tajam kearah Randa."Kenapa, sih, Mas? Mbak Mila hanya ingin pinjam ponsel saja," Hartika."Kamu mau tersamb4r petir? kalau kamu mau m4ti, m4ti saja sendiri, jangan didalam sini main ponsel!" bent4k Randa."Assalamualaikum." tiba-tiba suara Retno terdengar dari luar."Astaga, Ibu basah sekali?" Mila segera memberikan sebuah handuk kepada Retno Ibunya, dan segera membawanya kekamarnya."Iya, Ibu kehujanan saat perjalanan pulang. Tadi Ibu sudah sampai masjid, tapi malah hujan tidak kunjung reda. Bagaimana keadaan Adikmu?" ucap Retno menanyakan keadaan Hartika."Aku heran sama Anak Ibu itu, suaminya memperlakukan dia seenaknya saja, tapi dia diam saja. Aku lama-lama geram Buk, ingin sekali rasanya aku menyuruhnya untuk berpisah dengan laki-laki gil4 itu!" ujar Mila kesal."Kamu jangan bicara begitu lah. Bagaimanapun Randa i

  • Misteri Diamnya Adikku   Hal Mengejutkan

    "Apa-apaan kamu? ngapain pegang-pegang aku?" pekik Mila terkejut.Bahkan sendok goreng yang ia pegang sempat ia lemp4r saat ia sadar Randa meny3ntuh bagian yang tidak wajar miliknya."A-aku. Aku tidak sengaja, Mbak. Aku kira tadi Hartika," jawab Randa gugup. Wajahnya begitu pucat, akibat menahan rasa malu, dan takut sekaligus."Gil4 kamu ya? bisa-bisanya kamu!" tangan Mila hampir saja melayang kearah Randa, namun ia hentikan saat ia sadar Hartika datang."Kenapa, Mbak? Mas? ada apa ribut-ribut," tanya Hartika dengan langkahnya yang kesusahan, akibat sebelah kakinya yang tidak norm4l.Randa, dan Mila saling tatap. Ingin sekali Mila mengadu kepada Hartika, tapi ia masih mikir kalau kejadian itu adalah sebuah kesalahpahaman saja."Tidak apa-apa, Dek. Ini, Mas hanya nanya sama Mbak Mila." elak Randa."Tanya apa, Mas? tumben?" ujar Hartika lagi."Eh, ini, Mas hanya menanyakan Mas Karim," tukasnya beralasan."Oh, gitu. Yasudah aku mau kedepan angkat jemuran dulu." Hartika dengan langkah yan

  • Misteri Diamnya Adikku   Salah Pegang

    Hari itu Randa sudah mulai bekerja seperti biasa, karena masa cutinya juga sudah habis."Mas, sakit sekali Mas. Bawakan aku berobat Mas," lirih Hartika merengek, sembari masih meringkuk ditepat tidurnya.Sementara Hana bayinya menangis terus menerus sejak subuh mulai tadi. Bahkan untuk bangkit, dan menggeser kepalanya saja ia begitu berat sekali. Belum lagi menahan sesak yang begitu tidak mengenakan di bagian belakangnya."Berobat apa sih? kamu mau bikin aku malu ya?" sahut Randa sembari memakai kemejanya."Punyaku sakit sekali Mas. Tadi pagi waktu aku buang air kecil, ada tetesan d4r4h keluar dari sana. Mungkin luka dalam," lirih Hartika lagi."Alah! nanti juga bakal sembuh kok, nggak usah di manjakan, bawa jalan." Sama sekali Randa tidak menghiraukan rintihan, dan rengekan Hartika. Padahal ia bisa melihat sendiri keadaan Hartika. Wajahnya pucat Pasih, seperti tidak ada aliran d4r4h yang menjalar keseluruh tubuhnya."Aku mau berangkat kerja. Jangan kamu buat aku menjadi tambah pusi

  • Misteri Diamnya Adikku   Mengendap-Ngendap

    "Buk, malam ini kita tidur bareng Hartika ya?" ucap Mila kepada Retno Ibunya."Kamu kayak nggak tau Randa saja. Kemarin saja dia marah-marah-marah begitu. Padahal Ibu hanya takut, kalau Adikmu itu nanti lasak tidurnya, apalagi Hana itu anak pertamanya," jawab Retno."Selain aku khawatir soal Hana, aku juga ada khawatir yang lain Buk. Bukanya apa, Hartika itu masih baru lahiran, takutnya suaminya nggak bisa nahan. Bagaimana kalau sampai belum nifas mereka sudah begituan lagi?" ujar Mila lagi."Cobak kamu bilangin saja dia. Kamu kayak tidak tau gimana Adik iparmu itu, sudah tua tapi keras kepalanya minta ampun."Sore itu Mila sengaja masuk kedalam kamar Hartika, karena memang pintu kamarnya juga tidak tertutup. Dilihatnya Randa malah merokok didalam, sementara Hartika tengah menyusui Hana bayi mereka."Apa tidak bisa kamu merokok diluar? ada anak bayi, kamu merokok dikamar. Aku saja yang tidak punya bayi, suamiku merokok diluar!" celetuk Mila.Bukan bermaksud hati untuk mencampuri, akan

  • Misteri Diamnya Adikku   Sebuah Tisue

    "Randa, tolong kamu cuci baju-baju anakmu itu. Apa kamu tidak tau ini sudah siang?" ucap Mila kepada Randa."Suruh saja Hartika yang mencuci. Aku mau keluar, mau kerumah anakku," jawab Randa."Gila kamu ya? dia baru 4 hari lahiran sudah kamu suruh nyuci. Kamu itu percuma sudah dua kali menikah, tapi tidak mengerti sama istri," omel Mila kesal."Mbak ini, kenapa ya? bawel terus. Kalau Mbak nggak terima, Mbak saja yang nyuci sana. Lagian aku males nyuci pakaian Mila yang banyak d4r4hnya," ketus Randa."Astaghfirullah. Itukan tugasmu, berdosa kamu kalau menyuruh kami untuk yang mencucinya. Itu kewajibanmu kalau istrimu lahiran." "Ahhh, bawel sekali. Hartika! bilangin sama Mbakmu ini, nggak usah bawel. Aku lama-lama nggak betah tinggal disini!" ketus Randa ngomel."Kamu itu harus tegas sama suamimu. Lihat itu, mencuci baju anakmu, dan bajumu saja dia nggak mau. Keterlaluan!" pekik Mila."Sudahlah, Mbak. Biarkan saja, mungkin Mas Randa tidak terbiasa, kalau Mbak nggak keberatan, Mbak tolo

  • Misteri Diamnya Adikku   Malu Mengakui

    "Sebaiknya kamu mandi dulu, Mbak sudah masakkan air hangat buatmu. Nanti setelah mandi, Mbak mau antar Mas, mu kerja sekalian mau manggil bidan untuk mandikan Hana, dan mengecek jahitanmu," ucap Mila.Hartika lalu berdiri dengan susah payah, sembari menahan sakit dibagian jalan lahirnya. Entah itu sakit dijalan lahirnya, atau yang lain, hanya dialah yang tau."Sudah 3 hari, apa belum kering? kamu makan apa sih, semalam?" tanya Mila memastikan."Aku hanya makan tempe yang Mbak goreng sama kecap kok. Aku mana ada makan lain," jawab Hartika sembari menyiram kepalanya dengan air."Duduklah, Mbak akan keramasin kamu. Sudah 3 hari kamu nggak keramas, biar d4r4h kotornya tidak naik." Mila segera membantu Hartika untuk duduk, namun Hartika malah kesakitan saat ia ingin duduk dikursi kayu yang telah di sediakan oleh Mila."Ahhhhhh!" teriaknya kesakitan."Kamu kenapa? apanya yang sakit?" tanya Mila heran."Sebaiknya aku nggak usah duduk, Mbak. Aku berdiri saja," lirihnya mencoba berdiri kembali

  • Misteri Diamnya Adikku   Suara Rintihan

    "Kenapa jalanmu begitu Har?" tanya Retno Ibu dari Hartika. "Tidak apa-apa, Buk. Ini, bekas jahitanku agak ngilu," jawabnya lalu segera menuang teh hangat kedalam gelas. Hartika baru saja 3 hari lahiran anak pertamamya. Diusianya yang masih sangat muda ia sudah menikah dengan seorang lelaki yang usianya jauh lebih tua, bahkan lebih tua dari Ibunya. "Suamimu mana? sudah tidur? kok nggak kelihatan dari tadi?" tanya Retno heran. Belakangan semenjak Hartika lahiran, setiap mau mangrib pasti suaminya mengurung dikamar, entah kalau ia tengah memomong anaknya didalam kamarnya. "Mas, Randa sudah tidur Buk. Aku masuk dulu ya. Hana sudah bengun, mau nyusu," tukas Hartika lalu segera kembali kedalam kamarnya. "Kalau jahitanmu ngilu, sebaiknya besok kamu cek kebidan. Suruh Randa atau Mbakmu manggil bidan, lagian kamu juga belum boleh keluarrumah," ucap Retno menyarankan. "Emang dia makan apa, Bu? bukannya tadi hanya makan pakai tempe goreng saja? kenapa jahitannya bermasalah." tiba-tiba Mil

DMCA.com Protection Status