Share

Jeritan di Kegelapan

"Farhan, kau dengar itu?" suara Suci bergetar di antara kegelapan yang pekat, hanya terpecah oleh jeritan panjang nan mengerikan yang bergema di sepanjang lorong sempit.

"Ya, Suci... Aku mendengarnya. Ini tidak wajar," balas Farhan, suaranya penuh kewaspadaan. Tangan mereka semakin erat menggenggam, seakan berusaha menahan dingin yang merambat hingga ke tulang.

Kegelapan di sekitar mereka terasa hidup, memancarkan hawa yang menekan. Jeritan yang baru saja terdengar membawa lebih dari sekadar rasa takut; ada kemarahan yang mendalam, nyeri yang tak terungkap, seolah suara itu datang dari makhluk yang telah lama terkurung dalam penderitaan.

Langkah mereka perlahan tapi pasti, menelusuri lorong yang seperti tak berujung. Masing-masing napas mereka semakin terdengar jelas di antara sunyi yang mencengkeram. Lorong itu terasa semakin menyempit, seolah kegelapan itu sendiri mulai menelan ruang dan waktu di sekitar mereka.

Suci meraba dinding dengan jari-j
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status