Share

Waktu yang Membeku

“Farhan, kau melihat ini juga, kan?” Suci bergumam dengan suara tertahan, matanya terfokus pada jarum jam di dinding yang tampaknya tak bergerak.

Farhan mengangguk pelan, dahinya berkerut. “Waktu... sepertinya berhenti. Tapi kenapa kita masih bisa berbicara?”

Keduanya berdiri terpaku di ruang sempit yang mereka masuki beberapa saat lalu, darah di atas meja masih tampak segar, menetes perlahan-lahan ke lantai, tetapi di sekitar mereka, segalanya terasa beku. Hening. Diam. Rasanya seperti dunia di sekeliling mereka terhenti, tetapi mereka tetap sadar, seolah terjebak dalam ilusi waktu yang berhenti.

Suci menggigil, bukan karena suhu ruangan yang dingin, tetapi oleh kenyataan bahwa setiap detik terasa seperti selamanya. Perasaan tercekik waktu yang tak bergerak ini menekan batinnya. Mereka terjebak dalam dimensi waktu yang melengkung, seolah-olah ruang dan waktu itu sendiri telah diikat oleh kekuatan bayangan yang tidak mereka pahami sepenuhnya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status