Danish tidak tahu jika halaman belakang rumahnya akan sedikit berubah jadi pemakaman keluarga dan bukan hanya taman bunga biasa. Setelah janin Sayna dikubur di sana, Bolu—Chinchilla lucu berbulu miliknya juga bersemayam di tempat itu. Dia mengalami dehidrasi dan masalah pencernaan hingga tak bisa diselamatkan lagi, Bolu ditemukan oleh Dya, malam hari sebelum gadis itu pulang ke rumah keluarganya di Jakarta. Saat Danish sudah tidur lebih dulu.
Awalnya dia tidak merasa apa-apa, kehilangan Bolu yang hanya hewan peliharaan tidak begitu melukainya. Danish tahu rasanya kehilangan lebih parah dari itu. Dia tidak menangis saat menguburkan Bolu di belakang rumah, Danish meyakini kalau Sayna pun pasti akan bersikap sama. Gadis itu bahkan mengeluarkan anaknya dari dalam perut setelah dibuat mati lebih dulu. Dan dengan tanpa pikir panjang membuang jasadnya ke lubang pembuangan.
Danish tidak bersedih untuk kepergian Bolu dari hidupnya.
Tidak sama sekali.
Tapi ke
“Irya, turun.”“Iya.”“Den Irya... turun, ya?”“Iya.”“Iya, ayo turun!”“Iya.”“Iryaaaaa....”“Iya....”“Den, cah lanangku yang paling guanteng se-Jakarta sampai Surabaya. Dengerin Om-nya, turun ya, Sayang?”“Nggih...”“Sek, turun.”“Nggih...”“Irya...”“Iya...”“Den...”“Nggih...”“Nggih-nggih mboten kepanggih.”Anya menaruh kentang goreng dan saus sambal yang dibawanya di dekat Danish, sementara itu dia menyongsong Irya—keponakannya dari Arya dan Dinara—yang tengah memanjat palang jendela lalu menurunkan bocah itu agar dia berdiri dengan benar. Irya berusia hampir dua tahun dan sedang aktif-aktifnya, dia punya karakter manis, suaranya halus dan e
“Pekerjaan seberat apa pun akan terasa ringan kalau yang mengerjakannya adalah orang lain dan kita cuma lihat-lihat aja di Instagram.” Hamam dan petuahnya yang menyesatkan tidak ingin Danish gubris sama sekali.Mereka berdua berboncengan dengan sepeda motor dari rumah Danish menuju ke laundry. Danish mulai bekerja lagi, dia mulai bosan dengan kegiatan tidak bermanfaatnya di rumah. Terlebih Anya dan Dya tidak sesering itu berkunjung. Melihat Danish sudah lebih ceria, mereka pun mengurangi intensitas untuk datang, dan Danish terpaksa mencari kesibukan. Apa lagi selain bekerja?Meski tidak sesemangat dulu, tapi ini lebih baik dibanding tidak melakukan apa-apa.“Lo tuh bisa nggak sih? Kalau ada apa-apa, ada masalah sama Sayna, sedihnya biasa aja. Nggak usah bawa-bawa Dya sama Anya. Mereka jadi nggak pernah ke sini sejak kejadian lo depresi kemarin, Nish.”“Gue nggak depresi,” sangkal Danish tak terima.“Yah, po
Who are you? Cause you’re not the girl, i falling love with... BabyWho are you?Cause nothing has changed, you’re not the sameI hate it...I... i’m sick of waiting for love.... lo...ve...I... i know that you’re the one... one...Song by: Lauv feat BTS – Who?Suara petikan melodi, serta alunan nada yang keluar dari bibir tipis Danish membuat dua gadis itu terpesona. Bahkan seorang pemuda jomblo yang ada di sana pun, ikut terpana. Mereka sama-sama takjub mendengar lantunan lagu menyayat hati yang dinyanyikan Danish siang itu. Diiringi desiran ombak dan angin yang mendayu-dayu.“Dalem banget lagunya.” Pradnya berkomentar paling dulu saat Danish menghentikan petikan di gitarnya. “Sini ghue sawer dulu.”Cup!Danish menyengir geli sampai hidungnya berkerut saat Anya mencium seluruh bag
“Sayna...”“Hm?”“Lo nggak dicariin sama Ibu?”Sayna menoleh dan menatap wajah tampan pemuda itu. “Nggak. Memang kenapa?”“Soalnya tiap malem lo selalu hadir di mimpi gue. Hehehe.”Sampai hari ini Sayna bahkan masih mendecih pelan jika pikirannya sedang melayang dan terkenang kembali momen indahnya dengan Danish. Terlebih ini sudah malam, dia berjalan sendirian setelah menyelesaikan banyak kegiatan di kampusnya, melamun sepanjang jalan. Melelahkan sekali jadi mahasiswa kedokteran yang teladan. Dia bahkan tidak bisa tenang untuk sekadar mengambil napas.Blok urologi memiliki praktikum hingga 6 lab, padahal blok reproduksi yang 5 lab saja sudah membuat Sayna sesak napas. Dia menjalani kehidupan ekstrem di masa perkuliahan, di mana kemarin sore baru saja melakukan asistensi, hari ini praktikum dan besok mengumpulkan laporan untuk lusanya jadwal responsi. Setiap hari Sayna memulai kegia
Perempuan bukan permen karet yang jika sudah lelah dikunyah, tidak manis lagi, lantas disepah, dibuang begitu saja. Mereka juga bukan panti rehab yang bisa mengobati luka-luka batin para pria patah hati. Mereka begitu mulia, itu kenapa surga berada di telapak kakinya. Dan untuk semua pemikiran itu, Danish akhirnya berhenti menghakimi pilihan Sayna.Gadis itu pun manusia biasa, dia bisa melakukan kesalahan, entah disengaja atau di luar kesadarannya.“Yang itu cantik, namanya Swastamita.” Sayna memandang takjub pada box-box bayi di dalam ruangan berdinding kaca transparan yang tengah mereka kunjungi.Dia meminta izin pada Giovanni untuk bertandang ke kamar inap bayi di rumah sakit universitas karena kebetulan minggu ini Gio kembali berjaga di stase pediatric. Setelah diperbolehkan—meski jam besuk rumah sakit sudah habis, Danish dan Sayna bisa berada di sana, berdiri di luar ruangan para bayi yang baru dilahirkan. Menganggap seolah-olah tengah men
“Deep banget, njir. Yuk, Vin, ganti nama jadi Arvin Teguh aja.”Arvin tidak menggubrisnya ketika kelompok itu sampai di dekat Grand Caravan yang akan mengantar mereka ke kediaman Ranajaya. Dan hanya beberapa menit menempuh perjalanan darat setelah turun dari pesawat, Danish dan teman-teman tiba di rumah Pradnya dan Pramudya yang terkenal kaya raya, maka dari itu reaksi serta decak kagum yang bergaung dari anak-anak itu terdengar tidak aneh lagi.“Hai semua! Selamat datang!”“Haaaiiii!”Herdian, Hamam, Arvin dan Rafid menyongsong gadis berambut panjang lurus yang menyambut kedatangan mereka dengan wajah riang. Bahkan tampak tidak canggung saat gadis itu memberikan pelukan selamat datang pada tiap orang.“Apa kabar?” tanya Arvin memulai basa-basi. “Makin cantik aja.”Dikomentari seperti itu, sebelah alis Anya terangkat, kemudian dia melirik Danish dan mereka berdua t
Objective structured clinical examination atau OSCE merupakan salah satu ujian paling mengerikan bagi mahasiswa yang menjalani perkuliahan di bidang kesehatan. OSCE adalah metode untuk menguji kompentensi klinik secara objektif dan terstruktur dalam bentuk putaran station dengan waktu tertentu. Dan hari ini Sayna bersama teman-temannya baru saja selesai menjalani tes paling mengerikan itu.Mereka berkumpul di ruang kosong yang biasanya dipakai sebagai tempat penyimpanan barang atau logistik fakultas, beberapa di antaranya ada yang duduk lesehan, berbaring, beberapa masih menunggu giliran masuk, menghafal teori, berdoa, makan camilan hingga kelompok yang sudah selesai ujian di ujung sana tengah melakukan sandiwara akikah bayi karena menemukan boneka peraga di sudut ruangan.Erwin yang berperan sebagai si ayah bayi menggendong anaknya hati-hati dan berkeliling untuk minta didoakan agar anak tersebut selalu sehat, tumbuh jadi anak yang berguna, berbakti
Crumbshot Medjol Dates Sourdough adalah apa yang Danish kerjakan di kelas memasaknya akhir-akhir ini. Dia dan Athifah dalam sekejap menjadi teman baik, wanita muda itu hanya 1 tahun di atas Danish, masih kuliah tapi sudah menikah. Kelihatan seperti anak sultan melihat merek pakaian dan mobil yang datang dan pergi dikemudikan oleh sopir pribadi.“Gimana?”“Aku punya 90% hydration pakai campuran wheat flour, 20 menit each stretch and fold. Buat kejar bulking-nya nggak lama, coach bilang nggak usah autolyse tanpa levain.”Athifah mengangguk setelah mendengar penjelasannya. “Kamu mau ke Bandung, kan? Katanya mau suruh pacar kamu cicip roti buatan sendiri.” Danish menyengir malu. “Aku bawain punyaku, tapi aku minta satu buat suami di rumah, ya. Sisanya boleh kamu bawa.”“Serius?” Danish berbinar melihat penampakan Rustic Bread