Share

Bab 52

Penulis: BELLA
Saat Mark berdiri di hadapanku, Sandra tiba-tiba terdiam dan orang-orang itu dengan hormat mundur beberapa langkah. Kemudian sebelum dia mengatakan apa-apa, dia memberi isyarat agar bartender datang. Bocah kurus yang sedang menjalani sif-nya itu terbelalak dan langsung berlari ke arah Mark.

"Selamat datang, Pak," dia menundukkan kepalanya sebagai salam dengan kedua tangan berada di sisi tubuhnya. Sepertinya dia berusaha keras untuk tidak melihat ke arahku.

Aku tidak menyalahkannya. Dia baru saja melihatku memukul kepala seorang pria dengan botol.

"Pergilah temui bosmu dan suruh semua orang, selain kami, keluar dari bar ini. Aku akan membayar semua tagihannya."

Dia menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat, "Ya Pak! Saya akan segera melakukannya!" Kemudian dia berbalik dan berlari.

Aku bertanya-tanya mengapa Mark melakukan ini, tetapi aku menyimpulkan bahwa dia ada benarnya. Kami semua memang berasal dari keluarga terkenal di kalangan elite, tetapi aku tidak peduli. Walaupun keribut
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 53

    "Dia 'kan memang wanita jalang!" balasku, menantang Joel dan Mark untuk melakukan apa pun yang ingin mereka lakukan."Jangan memanggilnya jalang lagi. Sandra adalah pacarku. Mungkin temanmu yang pantas mendapatkan sebutan itu."Aku mundur dan menatapnya dengan tidak percaya. Aku tidak percaya Grace bisa jatuh cinta pada pria seperti ini. "Kamu bajingan! Pacarmu yang bodoh ini yang jalang. Kamu pikir aku akan tinggal diam ketika temanku dihajar olehnya?"Joel berseru geram, "Nggak ada seorang pun yang menghajarnya. Selain itu, kamu bahkan nggak ada di sana dan nggak melihat apa yang Grace lakukan pada pacarku."Aku menatap Sandra dari atas ke bawah. Aku menatap gaunnya yang sempurna dan tanpa sobekan sedikitpun. Rambutnya lurus seperti baru saja keluar dari salon. Juga tidak ada memar di wajahnya selain memar kuberikan padanya."Aku nggak lihat bekas gigitan ataupun goresan parah di wajah si jalang ini. Bahkan dia juga nggak terbaring di ranjang rumah sakit. Jadi, apa persisnya yang dil

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 54

    Joel tampak menarik diri tanpa sadar saat dia menoleh ke Mark. Alisnya berkerut menampakkan kebingungan. "Bung, kukira kita sahabat? Kupikir kamu akan selalu mendukungku," katanya dengan ekspresi tidak percaya."Kita sahabat dan aku akan selalu mendukungmu," jawab Mark acuh tak acuh sambil mengangkat bahu dan memasukkan tangannya ke dalam saku. "Tapi dia istriku, dan percayalah, aku nggak mendukung siapa pun.""Jadi, kamu hanya akan diam saja dan membiarkan istrimu menindas kita seperti itu?" gumam Joel dengan kekecewaan di matanya."Apa kamu akan membiarkan istriku menindasmu seperti itu?" balas Mark dengan tenang, lalu mengangkat alisnya, membuat Joel terdiam dan ternganga mendengarnya. Mark mengangkat bahu dan melanjutkan, "Apa? Kamu mau aku jadi pengawalmu, begitu?"Kata-kata Joel keluar dengan frustrasi saat dia mengumpat, "Aku menahan diri karenamu!" "Tolonglah." Aku menghadapinya dengan jijik. "Jangan jadi pengecut sekarang. Perlakukan aku seperti perlakuanmu kepada Grace. Biar

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 55

    "Nanti kujelaskan di rumah. Jangan rebut lagi. Ayo pergi," kata Mark dengan frustrasi. Aku bisa melihat dia berjuang untuk tetap tenang seperti sebelumnya. Namun, suaranya sedikit lebih keras daripada suaraku."Rumah? Itu rumahmu, oke? Itu rumahmu, bukan rumahku." Aku menunjuk pintu dengan jariku. "Aku nggak akan pergi ke mana pun denganmu. Aku juga nggak ingin mendengar penjelasan palsumu!""Sydney." Mark mengerutkan kening."Apa bedanya kamu dan Joel?" Aku mencibir kepada mereka berdua. "Kalian berdua egois, suka menipu, dan suka berkhianat! Pantas saja kalian berteman!"Wajah Mark makin gelap. "Sudah kubilang, Sydney, aku nggak tidur dengan Bella. Aku nggak mengkhianati pernikahan kita!""Tuh, 'kan? Kamu bahkan pembohong juga," tuduhku.Tangannya menyisir rambutnya dengan gerakan frustrasi sementara tangan lainnya bertumpu di pinggulnya. Dia mulai berbicara, tetapi dia tergagap, suaranya tercekat di tenggorokannya seperti sedang berusaha menemukan kata-kata yang tepat."Aku nggak ti

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 56

    Aku keluar dari kafe itu dengan marah, bersiap untuk kembali ke rumah sakit, menjauh dari semua manusia terkutuk ini dan kembali ke Grace.Sekitar empat meter dari mobil, aku mendengar langkah kaki berat yang dengan cepat mengejarku. Orang itu berhasil mengejarku dan meletakkan tangannya di bahuku."Sydney, tunggu. Tenanglah."Aku memutar mataku. Tentu saja itu dia. Tidak ada orang lain di sana yang searogan itu untuk melarangku pergi dari hadapannya atau cukup keras kepala untuk tetap mengikuti dan menyuruhku tenang!Aku menepis tangannya di bahuku dan terus melangkah maju. Dia mengejarku dan meraih bahuku lagi. "Ayolah!" Dia menggertakkan giginya. "Baiklah kalau begitu, biar aku antarkan. Kamu terlalu emosional untuk menyetir."Emosional! Aku mendengus dan dengan kasar menepis tangannya lagi. Aku menatap mobil itu dengan penuh tekad. Hanya beberapa langkah lagi, aku akan berada di dalam mobil itu dan melaju pergi dari bajingan ini."Sydney, kamu nggak boleh menyetir dalam kondisi sem

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 57

    "Ke rumah sakit!" teriakku. Suaraku meninggi di antara desiran angin dan klakson mobil saat Luigi dengan kasar melewati mobil-mobil itu."Siap!" teriaknya.Kemudian, dia melambat dan aku tidak merasa perlu mencengkeram perutnya lagi."Kamu bisa melepaskannya sekarang," ucapnya sambil terkekeh. "Kamu nggak akan jatuh.""Hahaha," balasku dengan sinis.Aku merasakan getaran tubuhnya saat dia terkekeh. "Tenang saja, aku bukan Mark," katanya saat aku melepaskannya.Aku tidak mengatakan apa pun kepadanya. Aku hanya mengeluarkan ponselku dan segera menelepon pengacaraku. Saat menekan nomor itu, aku merasakan kemarahanku kembali membara. Orang-orang berengsek itu! Mereka akan tahu rasa.Pengacaraku mengangkat telepon dan aku segera memerintahkan dengan keras, "Aku ingin menuntut Joel dan Sandra, dua bajingan itu! Bersiaplah."Ada keheningan di ujung sana dan aku bertanya-tanya apakah dia menutup telepon atau semacamnya. Aku menarik ponsel dari telingaku untuk memeriksa, tetapi panggilan itu ma

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 58

    Ketika aku tiba di bangsal Grace, dia masih tidur dengan wajah pucat pasi dan bibir kering seperti saat aku meninggalkannya! Aku bertanya kepada seorang perawat yang datang untuk mencatat suhu dan kondisinya."Apa dia menanyakanku saat aku nggak ada?" tanyaku, berharap mendapat jawaban yang meyakinkan. Namun, gelengan kepalanya memastikan kecurigaanku."Nggak, dia terus tidur sejak Ibu pergi," jawabnya.Dengan tenggorokan tercekat karena panik, aku mencari dokter. Aku menemukannya melangkah keluar dari bangsal lain dan segera berlari ke arahnya."Kenapa dia masih tidur? Aku sudah pergi cukup lama!" Tanpa basa-basi, aku langsung ke alasan utama menghadapnya.Dokter mengangkat alis. "Pasien di Kamar 7?" Aku mengangguk, lalu dia tersenyum tenang dan melanjutkan, "Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja."Aku sedikit tenang. Senyum dokter itu meyakinkanku. Namun, ketika aku duduk di samping Grace dan mendengarkan napasnya yang tidak teratur, aku tidak bisa melepaskan kekhawatiranku. Apa d

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 59

    Saat itu, aku tiba-tiba tersadar bahwa belum menerima pemberitahuan debit. Mengapa? Aku segera memeriksa saldoku di rekening itu dan masih sama, tidak ada potongan.Mengapa dia belum menariknya? Aku tidak mau hal itu menggangguku. Kartu itu ada padanya, dia bisa menariknya kapan saja dia mau.Sekitar setengah jam kemudian, taksi berhenti di depan kantor pendaftaran perceraian. Bahkan saat aku mentransfer pembayaran kepada sopir taksi, aku tidak bisa menahan pandanganku menjelajahi area itu untuk mencari Mark.Aku berjalan ke pintu masuk dan melangkah ke area resepsionis. Mungkin Mark lelah menunggu di luar dan memutuskan untuk menunggu di dalam. Namun, dia juga tidak ada di sana.Menelan kemarahanku yang semakin memuncak, aku menarik napas dalam-dalam dan menenangkan diri sebelum duduk di salah satu kursi di area resepsionis. Aku mendapati diriku duduk di samping pasangan yang begitu manis sampai membuatku bertanya-tanya mengapa mereka bisa sampai di tempat ini.Aku mengetuk-ngetukkan

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 60

    Dengan desahan pasrah, aku menaiki taksi lain dan menuju ke rumah Keluarga Torres. Aku tahu Nenek Doris pasti berada di sana.Nenek Doris lebih berhak atas rumah besar itu daripada Rose. Namun, sifat Nenek Doris yang periang membuatnya tidak bisa berdiam diri di satu tempat.Dia tidak membiarkan usia atau tanggung jawab membatasi kebebasannya. Jarangnya Nenek Doris berada di rumah membuat rumah besar itu sepenuhnya berada dalam perawatan Rose.Mark juga tidak tinggal di rumah besar itu sehingga Rose berkesempatan untuk berkeliaran di tempat itu sambil menunjukkan kelebihannya—menindas dan memerintah orang lain.Saat aku memasuki kompleks rumah besar Torres, tepat di garasi rumah besar itu ada mobil yang kutinggalkan di Bar Milli kemarin. Mobil itu mungkin dikemudikan oleh Mark. Bagus, kalau begitu, aku bisa membawa mobil itu saat pergi dari sini.Pikiranku masih dipenuhi dengan kemungkinan bertemu Nenek dan apa yang mungkin akan dikatakannya saat suara melengking Nenek membuyarkan lamu

Bab terbaru

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 178

    Aku menggeleng melihat dramanya. Aku menatap mereka berdua, Aiden dengan mata tertutup dan Grace yang sepenuhnya fokus padanya. Hatiku menghangat melihat mereka bersama. Aku sudah bisa merasakan bahwa Aiden akan memiliki begitu banyak dukungan dan cinta dalam hidupnya. Dia akan dikelilingi oleh itu semua, aku akan memastikannya.Senyumku perlahan memudar. Aku menggigit bibirku saat dia terlintas dalam pikiranku. Aku berkata kepada Grace, "Aku berpikir untuk pergi ke Idelia." Grace terdiam sesaat, lalu menghela napas dan terus mengayun Aiden dalam pelukannya. "Untuk apa, Sydney?" tanyanya dengan nada lelah. Aku tahu Grace sudah tahu alasanku ingin ke sana, tetapi karena dia bertanya, aku akan menjawabnya juga. "Untuk mencari Lucas." Aku merasa kecewa dan terkejut ketika setelah sebulan, Lucas tidak kembali atau bahkan menghubungiku. Berminggu penantianku berubah menjadi berbulan-bulan, dan tetap tidak ada kabar dari bajingan itu. "Kamu bercanda, 'kan?" Grace berbalik ke arahku

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 177

    Beberapa bulan kemudian. Sudut pandang Sydney:"Selamat datang ke dunia ini, Aiden. Mama sangat menyayangimu," bisikku ke telinga kecilnya. Dia menyipitkan matanya padaku sebelum kembali menutupnya. Aku bertanya-tanya apakah dia mendengarku, apakah dia bisa merasakan dan mengetahui bahwa dia berada dalam pelukan ibunya. Mataku mulai berkaca-kaca, dipenuhi air mata kebahagiaan saat aku membelai pipi putraku. Hanya dengan berpikir bahwa dia adalah milikku, hatiku langsung dipenuhi dengan begitu banyak cinta dan kebahagiaan. Astaga, dia terlihat begitu polos. Terlalu suci untuk dunia ini. Tanpa kesulitan apa pun, aku berhasil melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat di rumah sakit yang sama saat aku pertama kali mengetahui bahwa aku hamil. Aku tersenyum. Beberapa bulan terakhir ini benar-benar penuh dengan banyak hal. Bulan-bulan yang dipenuhi dengan gejolak emosi, bulan-bulan di mana aku menerima dukungan dan cinta, bahkan dari orang-orang yang tidak aku duga. Sebenarnya, beb

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 176

    Aku berbalik dan melihat bangku yang selalu ada di sana, di ujung kedai kopi di sebelah gedung GT Group. Syukurlah, tidak ada orang di sana. Aku langsung berjalan mendekat dan perlahan duduk di kursi itu. Mataku terfokus ke kejauhan, tetapi pikiranku ke mana-mana, dipenuhi dengan keraguan dan ketakutan. Tak lama kemudian, mobil Grace muncul. Syukurlah, aku tidak perlu berteriak memanggil namanya atau berjalan kembali ke depan gedung GT Group karena dia sudah melihatku duduk di sana. Dia mengangguk dan menghentikan mobilnya. Aku berdiri dengan lemas, membuka pintu yang sudah setengah terbuka oleh Grace, lalu naik ke dalam mobil dan duduk di sebelahnya. Tak ada satu kata pun yang terucap saat Grace mengarahkan mobilnya ke tempat parkir GT Group dan berbalik arah. Saat dia mengemudi menuju apartemen, aku tetap menatap jendela di sampingku. Tetapi aku bisa merasakan tatapan Grace yang terus mengarah padaku. Akhirnya, dia memecah keheningan dengan suara lembut, "Kamu mau bicara te

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 175

    Sudut pandang Sydney:Mark tampak membeku di tempat. Tangannya yang memegang korek api tetap berada di ujung rokok yang masih terselip di antara bibirnya saat dia menatapku, atau lebih tepatnya, saat dia ternganga menatapku.Tangannya terkulai ke samping. Ucapannya dipenuhi oleh ketidakpercayaan. "Kamu nggak bercanda."Aku menatapnya kosong. Sejak kapan kami menjadi sahabat karib sampai-sampai aku harus membuat lelucon seperti itu? Pikirku. Dia pasti berpikiran sama karena dia menggelengkan kepala dan kami hanya saling menatap seperti itu selama beberapa saat.Tiba-tiba, Mark tampaknya memahamiku saat dia dengan cepat menyimpan rokok dan korek api ke sakunya.Dia tampak khawatir, sedikit panik saat melangkah mendekat. Tatapannya beralih dari lorong ke wajahku. Aku penasaran, sedikit geli di tengah semua kekacauan emosional ini, apakah dia akan lari. Apakah pembicaraan tentang bayi atau pemandangan wanita hamil membuatnya begitu takut?Sebaliknya, Mark melangkah maju dan bertanya dengan

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 174

    Apa maksudnya ini? Apakah aku dicampakkan lagi? Setelah akhirnya aku menemukan pria impianku, sekarang harus begini? Setelah begitu banyak ucapan "aku nggak akan pernah melepaskanmu lagi" darinya?Lucas memasukkan tangannya ke saku. Meskipun dia berdiri tidak jauh dariku, aku bisa melihatnya menjauh dariku.Lucas mengangguk dan menatap mataku sambil menjawab, "Ya, aku akan kembali sendiri. Kalau aku berhasil, aku akan menghubungimu.""Kalau!" kataku tidak percaya. "Apa-apaan ini, Lucas?" Suaraku bergetar. "Semacam kesepakatan bisnis?"Dia membuang muka dan aku ingin memegang wajahnya, menatap matanya dan melihat bahwa dia bercanda. Dia akan tertawa terbahak-bahak dan aku juga. Kemudian, dia akan menciumku dan kami akan pulang. Namun, aku tidak bisa memegang wajahnya dan menatap matanya karena semua itu tidak akan terjadi kecuali dalam khayalanku.Aku menelan ludah dan melangkah maju. Meskipun hatiku hancur dan yang ingin kulakukan hanyalah berlari menyusuri lorong, mencari toilet, dan

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 173

    Sudut pandang Sydney:Aku mengerutkan kening saat melihat jam. Aku tidak menyangka Lucas akan terlibat dalam diskusi masalah keluarga sampai aku melihat punggungnya menghilang di balik pintu yang menutup rapat.Aku memutuskan untuk menunggu di pintu ruang konferensi. Aku mondar-mandir di lorong, berkeliaran di pintu, tetapi Lucas masih belum keluar.Tiba-tiba, pintu didorong terbuka dengan paksa dan Lucas keluar dengan langkah lebar. Dia tampak marah karena dia berjalan dengan entakan yang sangat kuat."Lucas," panggilku, tetapi dia tidak berhenti.Aku mengejarnya. Ketika aku berada sejauh satu lengan di belakangnya, aku mengulurkan tangan dan meraih bahunya. "Berhentilah."Lucas berhenti berjalan dan aku segera berjalan ke hadapannya. Sorot matanya acuh tak acuh saat dia menatapku dan jantungku berdebar sedikit karena takut. Takut apa?"Maaf, aku nggak memilih untuk mendukungmu.""Aku sudah bilang agar kamu tetap diam dan kita sepakat bahwa kamu akan melakukannya," ucapnya dengan suar

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 172

    Seiring berjalannya waktu, detektif swastaku menemukan informasi lebih lanjut. Rupanya, Lucas telah merencanakan untuk memicu kecelakaan mobil pada hari pertunanganku, kecelakaan yang pasti akan merenggut nyawaku dan menyingkirkanku sepenuhnya.Kami menemukan bahwa Lucas berencana memanfaatkan kematianku untuk menggantikan posisiku sebagai tunangan Sandra, lalu dia akan menguasai GT Group.Sejujurnya, aku terkejut. Aku bertanya-tanya mengapa Lucas bersama Sydney, terus mengikuti Sydney, padahal dia bermaksud menikahi orang lain. Meskipun belum mendengar bahwa Lucas telah menikah dengan Sandra, aku merasa puas bahwa wanita jalang itu telah keluar dari hidupku.Sebenarnya, rencanaku seperti sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.Aku juga membantu ibuku menghilangkan kecanduannya pada perjudian. Kemudian, ini menjadi permainan untuk mengungkap Lucas. Namun, sebagian dari diriku masih merasa bahwa ibuku mungkin masih kecanduan pada perjudian.Selain itu, ibuku sangat marah ket

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 171

    Sudut pandang Mark:Aku menahan keinginan untuk menyeringai saat Sydney memutuskan untuk menggabungkan sahamnya dengan sahamku.Andai saja Sydney tahu.Aku tersenyum saat mengukur simpati di mata Sydney, kerutan alisnya saat dia menatap Lucas dan aku.Aku menoleh ke arah pemegang saham lain dengan wajah serius dan mengumumkan kedaulatanku. Jika mereka pikir bisa menyingkirkanku dengan mudah, mereka telah salah, salah besar.Semua itu berkat sedikit kesabaran. Lucas tidak akan mengungkapkan niatnya yang sebenarnya kepada semua orang jika aku tidak tetap sabar, duduk santai, dan melihatnya mempermainkan kami semua.Sejak Lucas kembali, aku terus mengawasinya. Aku tidak akan peduli sama sekali dengan pria acak yang jatuh dari langit dan mulai mengaku sebagai pamanku yang menyebalkan, tetapi ternyata kedua wanita dalam hidupku memujanya.Nenek Doris, aku bisa mengatasinya, tetapi Sydney? Tidak. Sungguh menyebalkan bagaimana Sydney berada di dekat Lucas malam itu, lalu menganggapku hilang d

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 170

    Keheningan menyelimuti ruangan itu, menyelimuti seluruh ruangan seperti selimut tebal. Orang-orang saling berpandangan sebelum akhirnya menatap Lucas.Aku menatap ekspresi Lucas yang tidak terduga dan bertanya-tanya alasannya melakukan semua ini. Apa perlunya kekuasaan yang ingin dia dapatkan itu? Mengapa dia harus membalas dendam setelah memaafkan mereka? Apakah dia sudah menunggu selama ini sampai Nenek Doris tidak ada sebelum dia bertindak?Aku mendesah. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari pria yang berbicara kepada semua orang ini. Matanya menunjukkan keinginannya agar semua orang mengangkat tangan dan memilih untuk mendukungnya. Dia tampak terlalu asing, terlalu kejam. Di mana Lucas yang berhati lembut? Orang yang mengangkat bahu dan mengatakan "semuanya sudah menjadi masa lalu" itu.Sebuah tangan perlahan terangkat ke udara dan semua kepala menoleh ke pria yang mengangkat tangan itu. Hampir sedetik kemudian, satu orang lain mengangkat tangannya, memberikan suara dukungan.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status